Share

Dimejo group

"Pada siapa, Ma?" tanya Frans penasaran.

"Ah sudahlah lupakan. Selesaikan makanmu dan istirahatlah! Mama kembali ke kamar dulu ya, Nak." ucap Nyonya Dimejo sembari beranjak berdiri dari tempat duduknya. Ia sebenarnya ingin mengutarakan keinginannya untuk mengenalkan Frans pada Shiya anak teman suaminya itu. Namun, ia khawatir akan memancing perdebatan antara mereka yang sering sekali terjadi. Lagipula waktu sudah sangat larut dan mereka juga sedang dalam kondisi yang lelah.

Frans pun hanya menganggukan kepalanya, kemudian melanjutkan makannya tanpa ambil pusing perkataan mamanya tadi.

Setelah selesai menghabiskan semua makanannya, ia beranjak berdiri dan berlalu meninggalkan meja makan menuju kamarnya yang berada di lantai 2.

***

Pagi harinya keluarga Dimejo terlihat sedang sarapan bersama di meja makan yang cukup besar dengan anggota yang lengkap, tidak seperti malam sebelumnya yang hanya diisi oleh Frans Sang Anak seorang diri.

"Apa hari ini kau sibuk dan akan pulang larut lagi, Nak?" tanya Nyonya Dimejo memecahkan keheningan.

"Sepertinya tidak, Ma. Kemarin aku sudah menyelesaikan beberapa deadline pekerjaanku. Jadi hari ini tidak terlalu sibuk." jawab Frans yang sedang sibuk memasukkan makanan ke dalam mulutnya.

"Apa yang akan kau lakukan sepulang kerja, Nak?" timpal Tuan Dimejo.

"Sepertinya aku akan menemui Lucy, Pa. Karena sudah beberapa hari ini aku terlalu sibuk dan tidak ada waktu untuknya." jawab Frans dengan nada pelan.

"Hmmm, Mama lebih suka kau sibuk daripada harus menemui gadis itu." sahut Nyonya Dimejo. Ia terlihat membuang napas kasar.

Frans hanya terdiam tak berani menimpali perkataan Mamanya. Ia tahu betul kalau Mamanya sangat tidak suka dengan Lucy. Ia juga takut jika emosi Mamanya akan terpancing di waktu sepagi ini.

"Apa kau ada rencana untuk menikah? menurut Papa umurmu sudah cukup matang untuk menikah. Lagipula, Papa dan Mama juga ingin segera memiliki cucu agar rumah ini ramai dan terasa hidup dengan adanya suara anak kecil." ucap Tuan Dimejo.

"Tentu saja Frans akan segera menikah jika sudah mendapat restu dari kalian, Pa, Ma." jawab Frans tanpa rasa bersalah.

"Tentu saja kami akan merestui pernikahanmu jika kau benar memilih pasanganmu. Tidak seperti gadis itu!" ucap Nyonya Dimejo geram.

"Apa kau sangat yakin dengan Lucy? Tidak adakah wanita lain yang lebih baik, Nak?" tanya Tuan Dimejo pelan.

"Apa salahnya dengan Lucy? selama ini dia baik, Pa, Ma. Frans hanya mencintainya dan tak bisa mencintai gadis lain selain dirinya." jawab Frans.

"Sepertinya kau tak tahu apa-apa Frans. Bahkan yang terbaik untuk dirimu sendiri pun kau juga tidak tahu." ucap Nyonya Dimejo prihatin.

"Pikirkanlah lagi, Nak! Kami hanya ingin yang terbaik untukmu. Jangan sampai kau hanya dibutakan cinta oleh gadis itu. Perlu kau ketahui, bahwa pernikahan itu akan berjalan seumur hidup bukan hanya sehari dua hari saja. Maka dari itu, kau harus benar-benar dalam memilih pasanganmu." nasihat Tuan Dimejo membuat Frans terdiam.

Tak lama kemudian, setelah menyelesaikan sarapannya. Mereka beranjak meninggalkan rumah mereka menuju tempat tujuan masing-masing.

***

DIMEJO GROUP

Terlihat 2 pria tampan tengah melakukan perbincangan dengan serius. Mereka berdua tak lain adalah Frans dan tangan kanannya Ben. Mereka membicarakan tentang beberapa meeting yang akan dilakukan Frans selama seminggu ini.

Ben adalah tangan kanan Frans yang telah setia dan dipercaya mendampingi pekerjaan Frans dari awal Frans merintis karirnya hingga sekarang.

"Setelah pertemuan anda dengan Pemilik BARO CORP dan berhasil mendapatkan proyek besar ini, anda harus melakukan beberapa meeting dengan para karyawan di setiap divisi agar mereka tidak melakukan kesalahan sedikit pun dalam menangani proyek besar ini, Tuan." tutur Ben pada Frans.

"Baiklah, Ben. Kau siapkan jadwalnya dan semua persiapan yang diperlukan!" titah Frans pada Ben.

Ben menjawab perintah atasannya dengan anggukan kepala dan segera berlalu meninggalkan ruangan atasannya yang cukup besar itu.

***

LULA CITY MALL

Nyonya Dimejo terlihat hendak berjalan memperhatikan area mall dengan diikuti beberapa orang management mall di belakangnya. Sesekali ia mengucapkan beberapa hal pada orang yang ada di belakangnya lalu kemudian mereka catat pada lembaran kertas yang mereka bawa.

Drrrrt.

Drrrrt.

Drrrrt.

Terdengar ada panggilan yang masuk dalam ponselnya di tengah perjalanannya. Sontak ia menghentikan langkah kakinya dan meminta izin pada beberapa orang yang ada di belakangnya untuk menerima panggilan tersebut. Ia kemudian menyuruh Assistantnya untuk menggantikannya memimpin dan melanjutkan pekerjaan mereka tanpa dirinya.

"Hallo selamat siang, Jeng. Maaf Jeng saya mengganggu waktunya. Jeng pasti sedang sibuk bekerja kan?" sapa seorang wanita dari sebrang panggilan sana.

"Ah sama sekali tidak mengganggu. Kebetulan ini sudah jam makan siang. Saya sama sekali tidak sibuk. Gimana, Jeng. Ada yang bisa saya bantu?" tanyanya dengan nada yang sangat ramah dan kegirangan.

"Wah, syukurlah kalau begitu, Jeng. Ini saya dan anak saya Shiya sedang berada di Lula City Mall. Kami hendak makan siang, tapi tiba-tiba saya ingat kalau Jeng bekerja di sini." jelasnya.

"Benarkah Jeng ada di sini? Wah kebetulan sekali. Mari kita bertemu, Jeng!" ajaknya antusias.

"Saya dan Shiya ada di Ground Floor, Jeng. Kami baru saja sampai di The Beef King. Apa Jeng keberatan jika menyusul kami kemari?" tanyanya sungkan.

"Ah tentu saja tidak, Jeng. Tunggu sebentar saya akan segera turun ke situ." ucapnya dengan cepat.

Nyonya Dimejo yang saat itu sedang berada di Lantai 2 mall tersebut, segera turun menuju GF menggunakan lift untuk menemui Nyonya Shalim yang sudah menunggunya dengan perasaan bahagia.

Tak lama kemudian lift yang ia naiki tiba di lantai GF. Tak membutuhkan waktu lama, wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik dan modis itu berjalan menuju The Beef King. Salah satu Restaurant mewah yang ada di dalam mall tersebut dengan langkah yang lumayan cepat.

Setelah sampai di depan Restaurant, ia mulai memasuki tempat itu dan terlihat seperti sedang mencari seseorang. Semua pelayan segera menundukkan kepala mereka dan menyambutnya dengan ramah mengetahui Sang GM mengunjungi tempat mereka.

"Ah itu mereka." Ia bergumam pelan sambil membalas senyuman para karyawan yang ada di dalam dan berlalu menuju meja Nyonya Shalim dan Shiya.

"Jeeeeng!" Ia berjalan menuju meja Nyonya Shalim seraya memanggilnya dengan setengah berteriak.

Shiya dan Nyonya Shalim yang tengah asyik melihat buku menu sontak terkejut akan kedatangan Nyonya Dimejo. Mereka segera berdiri dari tempat duduknya bermaksud menyambut kedatangan Nyonya Dimejo yang tengah melapangkan kedua tangannya untuk memeluk Nyonya Shalim.

"Maaf ya, Jeng. Terlalu lama menunggu." ucapnya sembari melepaskan pelukannya.

Shiya segera mencium punggung tangan Nyonya Dimejo sambil memberikan senyuman manis ke arahnya, membuat wanita itu gemas melihatnya. Ia pun mengusap kedua pipi Shiya dengan lembut.

Mereka kembali duduk di kursi masing-masing dan melanjutkan kegiatannya untuk memilih makanan yang akan mereka pesan.

"Shiya, Sayang. Apa kamu sudah punya kekasih?" tanyanya memecahkan keheningan.

Shiya sontak terkejut dan membulatkan kedua matanya dengan sempurna ke arah Nyonya Dimejo.

Deg.

Deg...

Deg...

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status