/ Rumah Tangga / IBUKU MERENGGUT RAHIM ISTRIKU / Part 7. Sumpah Seorang Ibu

공유

Part 7. Sumpah Seorang Ibu

작가: Ananda Zhia
last update 최신 업데이트: 2022-09-03 08:46:38

Baru saja aku dan ibu pulang dari  makan malam di kantin rumah sakit, saat di koridor kami bertemu dengan bapak Yana yang tiba-tiba merengsek maju ke arahku, mencengkeram krah baju lalu meninju wajahku.

Buaaaaghhhh!

Aku terpental dan terjatuh di ubin rumah sakit. Beberapa keluarga pasien yang sedang duduk di kursi tunggu serentak berdiri dan mengelilingi kami.

 

Aku merasakan pipiku ngilu dan darah mengalir di ujung bibir. Dengan perlahan aku berusaha bangkit. 

 

Tapi sebelum sempat benar-benar berdiri, sebuah tangan sudah terkepal dan meninju wajah sebelah kiriku. 

"Aargggh!"

 

Ibu menjerit. Sedangkan kedua pipiku memanas. Hendak membalas tapi tidak mungkin karena yang memukulku adalah mertuaku sendiri. 

 

"Apa salah Slamet Pak? Saya tidak terima kalau anak saya dipukuli oleh mertuanya sendiri!" Seru ibu sambil membantuku berdiri. 

 

"Saya cuma memukul pipi Slamet dan ibu berteriak-teriak seperti kesetanan? Terus gimana perasaan saya saat melihat anak saya terkapar tak berdaya di dalam ruang ICU sana? Dia sedang berjuang antara hidup dan mati gara-gara kalian!" 

 

Bapak mertua mengacungkan telunjuknya padaku dan ibu.

 

Aku terkejut. Bagaimana bapak Yana bisa tahu? 

 

Belum sempat menjawab, ibu berseru terlebih dahulu, "Jangan fitnah ya, Bapak ngarang darimana kalau Yana di ICU gara-gara kami?"

 

Bapak Yana mendelik mendekati kami. Nyaliku menciut. Sementara beberapa orang semakin antusias mengerumuni kami.

 

"Nggak usah mengelak lagi. Saya sudah paham semuanya! Asal kalian tahu saja ya, Yana dulu pernah cerita ke saya kalau dia hamil dan periksa ke bidan...,"

 

"Apa? Jadi Yana juga tukang ngadu ke bapaknya? Benar-benar mantu gak bener!"

 

Ibuku tiba-tiba memotong ucapan bapak Yana.

 

"Mantu gak bener apanya? Justru Ibu itu mertua nggak bener. Mantu disuruh USG sama bidan malah gak diperiksakan. Sampai gak ketahuan kalau panggul sempit. Dan justru kalian berikan rendaman rumput fatimah padanya. Kalian benar-benar keluarga mengerikan!"

 

"Eh, jaga kata-kata bapak ya. Yang mengerikan itu justru Yana. Gampang banget ngadu sama orangtuanya. Nyebarin aib mertua sama suami saja!" sungut ibuku.

 

"Ibu yang harus jaga kata-kata ibu. Saya belum selesai ngomong sudah dipotong. Tapi dengan hal ini saya jadi tahu siapa kalian sebenarnya. Asal kalian tahu saja, Yana tidak pernah menceritakan keburukan kalian. 

 

Saat dia telepon untuk mengatakan bahwa dia periksa ke bidan, dia cuma bilang hal-hal yang menyenangkan. Dia bilang mertua dan suaminya begitu baik. Ternyata semua palsu. Saya tahu tentang kondisi Yana justru dari bidan tempat Yana periksa."

 

Ucapan bapak Yana membuatku terkejut. "Dari bidan Indah?"

 

"Iya! Kaget kalian? Darimana saya tahu tentang bidan Indah?"

 

Aku dan ibu berpandangan tidak menyangka bahwa bu Indah akan menceritakan semuanya pada bapak Yana. Tapi, darimana bapak Yana tahu tentang bidan Indah?

 

Seolah tahu apa yang kupikirkan bapak Yana tersenyum miring. 

 

"Kalian heran darimana saya tahu soal bidan tempat Yana periksa? Yana pernah cerita kalau dia periksa hamil di bidan terdekat rumahnya. Namanya bidan Indah. Dan Ali tadi mencari alamat bidan Indah untuk memastikannya. Begitu tahu yang datang adalah keluarga Yana, bidan Indah dengan penuh penyesalan menceritakan semuanya. Tentang panggul sempit, USG, rumput fatimah dan terakhir tentang angkat rahimnya..,"

 

"Apa kalian pantas menyebut diri kalian manusia setelah apa yang terjadi pada Yana?!" Mas Ali berteriak dengan suara bergetar sambil menudingku dan ibu.

 

Sedangkan ibu Yana dan mbak Dina tampak sesenggukan. 

 

"Saya sedari kecil merawat Yana sepenuh hati, menyerahkan Yana pada kamu agar kamu menggantikan posisi saya menyayangi Yana. Tapi apa yang kamu lakukan pada anak saya?" Bapak Yana berteriak lagi kali ini sambil menunjuk dadaku.

 

"Brengs*k kamu, Met!" Mas Ali merengsek dan mengayunkan tinjunya ke arahku. Aku pasrah dan menutup wajahku dengan telapak tangan.

 

"Jangan!" teriak ibuku memelukku.

 

"Hei! Tolong jangan membuat keributan di sini!" seru seorang satpam. 

 

Tampak seorang satpam rumah sakit menuju ke arah kami dengan beberapa orang. Rupanya ada yang langsung memanggil satpam saat melihat aku dipukuli tadi. Syukurlah.

 

"Kalau ada masalah, tolong selesaikan di luar area rumah sakit. Kasihan pasien dan keluarga kalau terjadi kegaduhan seperti ini," tukas satpam.

 

Mas Ali dan bapaknya menjauh dari tubuhku.

 

"Maaf pak, kami tidak bermaksud untuk membuat kegaduhan di rumah sakit. Kami hanya meluruskan sedikit masalah di dalam keluarga," mas Ali tersenyum pada satpam rumah sakit.

 

"Dan kamu Met, saya benar-benar kecewa. Kamu punya saudara perempuan juga kan? Kamu akan merasakan hal yang sama dengan apa yang saya rasakan jika saudara perempuan kamu mengalami hal seperti Yana.

 

Setelah Yana siuman, saya akan memintanya berpikir kembali tentang kelangsungan pernikahannya. Pernikahan yang sudah tidak sehat lagi baginya. Yang nyaris merenggut nyawanya. Demi Allah yang telah menjadikan saya sebagai ibunya, saya tidak akan pernah ikhlas dengan apa yang telah kalian lakukan pada anak saya."

 

"Jadi Yana akan minta cerai dari Slamet? Kebetulan, karena Yana sudah tidak punya rahim. Slamet pasti akan dapat istri yang lebih subur daripada Yana."

 

"Yana juga pasti akan lebih bahagia kalau bisa lepas dari keluarga toksik seperti kalian. Saya menyesal pernah merestui pernikahan kalian," tukas ibu Yana. 

 

Aku tercekat. Ya Tuhan, benarkah aku akan berpisah dari Yana? Istri yang selama ini selalu menurut padaku, yang tidak pernah protes dengan berapapun nafkah yang kuberikan.

 

Lantas, bagaimana nasib anakku jika masih kecil sudah menghadapi perceraian kedua orangtuanya? 

 

Mendadak kepalaku terasa pusing dengan mata berkunang-kunang. 

 

 

 

 

 

 

 

 

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • IBUKU MERENGGUT RAHIM ISTRIKU    71. Ending

    Tita berdiri sambil menyeringai di depan restoran milik Bagas. Kondisi restoran Bagas yang menurun dari bulan ke bulan menyebabkan dia harus memberhentikan beberapa karyawan termasuk satpam yang biasanya berjaga di pintu keluar.Tita segera menyalakan korek api dan melemparkannya ke arah restoran milik Bagas. Api menjalar dengan cepat membakar bagian depan restoran Bagas. Tita dengan rasa puas pun masuk lagi ke dalam mobilnya. "Mampus kamu, Yana. Aku baru bisa mati dengan tenang kalau kalian bangkrut. Aku tidak peduli lagi jika aku harus ditangkap polisi setelah ini. Yang penting aku bisa melihatmu apes," tukas Tita sambil melaju ke arah rumah sakit. ***Bagas terjaga dari tidur saat mendengar dering ponselnya berbunyi nyaring. Tanpa melihat nama penelepon, Bagas mendekatkan benda itu ke telinga."Halo.""Halo, Pak. Restoran Bapak kebakaran!"Mata Bagas langsung terbelalak. "Hah, tidak mungkin! Kamu siapa, jangan mengajak bercanda saya!""Demi Tuhan, Pak. Saya Doni, pemilik fotoko

  • IBUKU MERENGGUT RAHIM ISTRIKU    70. Positif HIV

    Tiiin!"Aaarghhh!"Slamet menjerit saat motor itu menabraknya. Lelaki itu terjatuh dan mengerang kesakitan. Sementara itu, pengendara motor yang menabraknya juga terjatuh. "Aaargh, tolong!"Slamet berteriak kesakitan sementara pengendara motor yang ikut terjatuh, sudah tidak sadarkan diri. Darah bercucuran dari kepala pengendara motor tersebut. Beberapa orang yang mendengar suara tabrakan motor dan suara erangan Slamet mengerumuninya. "Astaga, Slamet! Tulang kamu sampai terlihat!" jerit Tita kaget seraya menuding siku Slamet. "Aduh Mbak, sakit banget! Rasanya kayak mau mati! Bawa aku ke rumah sakit atau panggil ambulance mbak!!!" seru Slamet di tengah erangan kesakitan nya. "O-oke. Baiklah. Kamu tenang dulu. Aku akan segera menelepon ambulance."Slamet dan kedua kakak nya terkejut saat mendengar dokter mengatakan vonis yang begitu meruntuhkan hatinya. "Bapak mengalami patah tulang luar. Jadi harus operasi hari ini. Masalah utamanya adalah Bapak mengalami positif HIV."Slamet me

  • IBUKU MERENGGUT RAHIM ISTRIKU    69. Rencana Slamet

    "Wah, mbak Eva berubah banyak ya sejak aku pergi!" seru Slamet sambil menenteng mobilnya. "Iya dong. Aku udah perawatan salon dan ke klub fitness. Bodiku sudah mulai oke. Aku tinggal cari mangsa," tukas Eva yakin. Tita dengan santainya memakan apel di depannya. "Aku juga semakin intens dengan pak Suryo. Tidak ada lagi keinginan ku untuk merayu Bagas lagi. Aku sudah menemukan sumber uang dan aku tidak ingin kehilangan nya.""Wah, bagus deh kalau begitu. Gimana kalau Mbak Eva juga dikenalkan pada teman-teman pak Suryo? Kali aja ada yang berminat?" usul Slamet."Nantilah. Baru dua minggu juga perawatan nya. Belum maksimal nih.""Ngomong-ngomong kamu apa kabar? Gila bener kamu udah nggak pulang dua minggu."Slamet hanya nyengir saja. Lalu menunjukkan layar ponsel nya. Kedua kakaknya mendelik. "Seratus juta? Gila, Met. Kita bisa bikin kafe mungil lalu dengan perlahan-lahan kita perluas kafenya," tukas Tita dengan mata berbinar. "Yah, itu dia. Awalnya arisan brondong nya hanya seminggu

  • IBUKU MERENGGUT RAHIM ISTRIKU    68. Arisan Brondong

    Slamet baru saja menuntaskan hasratnya pada Sasa, saat mendadak ponsel Sasa berbunyi nyaring. Dengan setengah hati, Sasa meraih ponselnya. Sesaat setelah bercakap-cakap, Sasa mengakhiri panggilan dan memeluk erat tubuh Slamet. "Ada apa nih? Kamu kok kelihatan nya seneng banget, Yang?" tanya Slamet penasaran. Dibelainya rambut Sasa dan diciumnya kening Sasa dengan lembut. "Aku berhasil, Yang. Bisnisku deal!" tukas Salsa bangga dan bahagia."Hm, syukurlah kalau begitu. Kamu itu sebenarnya kerja apa sih?" tanya Slamet akhirnya. Sasa menatap wajah Slamet dengan serius. "Bisnis ku banyak. Apa benar kamu ingin tahu? Tapi ada syaratnya."Slamet mengerutkan keningnya. "Pakai syarat segala. Emang bisnis apa sih?" tanya Slamet. Rasa penasaran kini berbalut rasa curiga.'Jangan-jangan Sasa bisnis organ manusia atau narkoba? Dia kan kayak enggak kekurangan uang?' tanya Slamet dalam hati. Sasa menyeringai. "Jadi kuberitahu pekerjaan ku, tapi jika kamu menjauh, aku akan membunuhmu. Kalau ka

  • IBUKU MERENGGUT RAHIM ISTRIKU    67. Pekerjaan Haram

    "Oke. Deal!"Tanpa berpikir panjang, Slamet mengiyakan ajakan Sasa. Sasa tersenyum penuh kemenangan. "Baiklah. Tapi aku juga ingin meminta tolong padamu."Slamet mengernyitkan dahinya. "Menolong apa? Aku nggak punya uang untuk menolong mu, Sa."Sasa tertawa. "Bukan uang yang kupinta. Tapi kesediaan kamu untuk keperkenalkan pada teman-teman ku.""Hm, oke. Tidak masalah kalau kamu butuh pencitraan, Sa. Aku bersedia diperkenalkan pada teman-teman kamu."Sasa pun mengangguk dan menggenggam telapak tangan Slamet. Ada senyum aneh terukir di bibir Sasa. "Apa kita harus melakukannya sekarang?" tanya Slamet saat mereka sudah berada di kamar hotel. Sasa mendekat ke arah Slamet tanpa ragu. Bahkan perempuan itu mulai membuka kaos hitam yang dikenakan Slamet. "Apa kamu tidak ingin melakukan nya? Saya sudah mengamati kamu di tempat fitnes beberapa minggu. Dan sekarang baru berani mengajakmu check in," tukas Sasa sambil berbisik di telinga Slamet.Slamet menelan ludah. Hatinya penuh keraguan, ta

  • IBUKU MERENGGUT RAHIM ISTRIKU    66. Tawaran Menggiurkan

    "Ada apa, Dek?" tanya Ani panik. Takut terjadi sesuatu pada adik-adik di panti asuhan nya. Adik-adik dari panti asuhannya terengah-engah di hadapan Ani. "Ada apa, Dek? Apa ada yang terluka?" tanya Ani sekali lagi. Adik-adik pantinya menggeleng. "Justru tidak Mbak, kami membawa berita bagus. Tapi kami takut Mbak ini tidak dapat melakukan nya."Ani mengerutkan keningnya. "Ada apa sih?""Tujuh puluh lima bungkus keripik debog pisang abis, Mbak!"Mata Ani berbinar mendengarnya. "Wah benarkah? Alhamdulillah dong!""Bahkan ada yang pesan lagi. Ini sudah ada yang pesan sekitar 200 bungkus. Dan minta selesai dalam waktu dua hari."Ani mendelik tapi senyumnya terkembang. Bahagia walau kaget."Wah, kalau begitu kalian harus membantu Mbak dong!""Tentu saja, Mbak. Apapun akan kami lakukan demi kemajuan panti asuhan kita. Apalagi kalau nanti kita punya toko sendiri. Kita bisa memperkerjakan anak-anak yang sudah lulus SMA. Seperti aku, misalnya," sahut salah seorang adik panti asuhan Ani. Ani

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status