Share

BAB 3_ISTRI BERCADARKU BISA MENYETIR?

Yudha mengetuk pintu kamar Luna dan kali ini lebih kencang. Sedari ketukan pertama, tidak ada respon dari dalam. Laki-laki itu mengigit bibir bawahnya, berencana kembali lagi ke kamar. Gadis bercadar itu pasti sudah tidur.

Bagaimana Yudha bisa melewati malam ini dengan rasa penasaran yang mulai menjalar di hatinya?

Tiba-tiba suara pintu terbuka. Refleks Yudha membalik badan. Tampak Luna masih dengan cadar pengantin. Bedanya, pakaiannya sekarang berwarna hitam lagi. Warna yang menjadi ciri khas gadis itu.

"Anu ... aku ingin ...."

'Sial!'

Hati Yudha mengumpat dirinya sendiri. Mengapa dia harus gugup? Laki-laki berambut lurus cepak itu memangku kedua tangannya di paha. Celingak-celinguk tak jelas.

Tampak Luna mengernyitkan alis. Di mata Yudha, gadis bercadar itu sekarang terlihat menarik. Kedua manik mata biru milik gadis itu seperti menghipnotis secara perlahan.

"Ingin apa, Mas?" suara Luna mendayu.

"Makan. Yah. Aku lapar. Mbak juga kan? Sekarang kan masih jam sepuluh. Pasti Mbak lapar juga. Kita terakhir makan tadi jam enam sore," kilah Yudha mencari alasan.

"Jam segini terlalu larut buatku, Mas. Tapi kalau kamu mau, aku bisa menemanimu makan."

Yudha menyunggingkan senyum terpaksa. Lagi-lagi kalimat itu keluar, 'kalau kamu mau'. Yudha benar-benar merasa kesal mendengar Luna mengucapkan kalimat itu.

"Baiklah. Tak apa. Istirahat. Aku bisa makan sendiri," jawab Yudha dengan nada datar.

Luna hanya mengangguk lalu menutup pintu.

"Oh Tuhan. Apa dia terbuat dari es? Dingin bagai es batu," gerutu Yudha melangkah gontai.

Yudha membuka tudung saji.

"Aku harus makan banyak agar memiliki tenaga untuk menahan ujian hidup," dumel Yudha meraih hidangan yang tersaji.

Sesuap demi sesuap laki-laki itu melahap nasi dengan lauk ayam goreng teriyaki kesukaannnya. Tiba-tiba Luna muncul, berjalan dan mengambil air minum di dispenser yang tak jauh dari Yudha. Gadis itu mengangkat penutup wajahnya lalu menutup gelas itu dengan cadarnya. Telinga Yudha bisa mendengar tegukan dari mulut Luna. Rupanya wanita itu sangat kehausan. Yudha hanya melongo, tak tahu harus menyapa atau tidak. Tanpa melihat suaminya, apalagi menegur, Luna pun kembali.

"Apa aku ini makhluk astral yang kasat mata? Sebagai istri, dia tak pantas mengabaikanku! Aku harus segera mengajarinya. Kali ini tak boleh lemah. Sebagai seorang suami, aku harus punya power!" oceh Yudha bertekad dengan wajah sangat serius.

Esoknya, Yudha mengajak Luna mengunjungi mall. Mereka mendapatkan voucher belanja sebagai hadiah pernikahan.

"Kenapa Mbak tidak mengambil yang Mbak mau? Mbak tak perlu sungkan. Apa Mbak tak tahu, aku adalah pemilik sebuah perusahaan besar?" tanya Yudha berlagak sembari menyetir. Mereka sedang dalam perjalanan pulang.

"Iya, aku tahu, PT. Yudhastara tbk yang bergerak di bidang ekspor rempah-rempah kan?"

Yudha mengangguk bangga. Ia yakin, pastilah perusahaannya terkenal di mana-mana.

"Sebelumnya, apa Mbak pernah bekerja?" tanya Yudha mencoba mengulik informasi.

Gadis bercadar itu mengangguk.

"Kerja apa?" tanya Yudha penasaran.

"Hanya jual online dari rumah, produk makanan," jawab Luna datar.

Giliran Yudha yang mengangguk dengan ekspresi menahan rasa kesal.

'Apa kakek tak salah pilih? Sepertinya tua bangka itu menaruh benci padaku sebab sering mencuri uangnya dulu ketika kuliah' omel Yudha dalam hati.

"Kenapa, Mas?" tanya Luna membuyarkan pikiran suaminya.

"Tidak apa-apa," jawab Yudha dingin.

"Setelah pernikahan kita berakhir, aku janji akan tetap menafkahi Mbak Luna," lanjut Yudha yakin.

"Tak perlu, Mas."

"Jangan sungkan. Uangku tak akan habis kalau sekedar memberikan mantan istri ala kadarnya. Aku tak ingin jadi gunjingan, menelantarkan wanita yang lemah," papar Yudha.

Gadis bercadar itu hanya diam.

'Apa dia tersinggung? Ah ... aku tak peduli. Jangan-jangan kakekku memungutnya dari desa' gerutu hati Yudha mencuri pandang pada Luna.

Yudha menghela napas dan fokus menyetir. Tiba-tiba mobilnya tersentak-sentak. Seketika Yudha panik lalu berhenti di pinggir kiri jalan.

Booooom!!!

Yudha menendang ban mobilnya dengan kesal. Mengapa bisa kempes tiba-tiba? Padahal, dia rajin merawatnya.

"Bajing*n! Siapa yang merusak mobilku?!" umpat Yudha dengan wajah merah padam.

Yudha merogoh ponselnya dan makin marah. Sedari tadi, ia terus menghubungi montir yang biasa menservis mobilnya. Sayang, tak ada tanggapan. Luna turun. Yudha tahu, gadis itu sedari tadi memperhatikannya yang sedang memaki keadaan.

"Masuk lagi, Mbak. Tak ada gunanya kamu keluar!" perintah Yudha sambil mencoba berpikir solusi yang bisa dia lakukan selain terus menghubungi montir itu.

Gadis bercadar itu seolah tidak mendengarkannya.

Luna justru berkata, "Bukannya ada ban cadangan di belakang? Aku lihat, peralatan juga lengkap."

"Ya begitu. Biasanya aku menghubungi montir langgananku, tapi saat ini mungkin dia sibuk di bengkel."

"Oh," jawab Luna singkat.

Gadis bercadar itu langsung mengikat ujung gamisnya. Ia memilin kain itu sehingga betisnya yang menggunakan leging hitam terlihat jelas. Luna bergegas menuju belakang, membuka cap belakang mobil lalu menarik kencang ban mobil cadangan. Dengan lincah, gadis itu menggelindingkan ban. Meskipun masih terheran-heran, Yudha mendekat.

"Mbak! Kamu tidak sedang main-main kan?"

"Tolong nyalakan lampu tanda!" perintah Luna mengabaikan pertanyaan suaminya.

Walau tak yakin, tetap saja Yudha melakukan perintah istrinya. Luna lalu mengambil dongkrak mobil dan kunci roda. Tangannya yang terlihat putih bersih kontras dengan alat-alat itu. Perlahan ia mengendurkan baut ban mobil yang kempes lalu dengan kekuatan penuh, Luna memasang dongkrak mobil. Dengan cepat, dia melepaskan ban yang kempes itu dengan sempurna lalu memasang ban yang baru.

Yudha menganga, melongo keheranan bercampur rasa kaget yang luar biasa. Dia seperti kehilangan akal melihat aksi wanita yang baru dinikahinya itu. Bagaimana bisa Luna melakukan itu semua? Belum habis rasa kaget Yudha, istrinya itu pun menghidupkan mobil lalu bergerak maju mundur sambil memastikan ban itu terpasang dengan baik.

'Selain mengganti ban mobil, istri bercadarku bisa menyetir?!' pekik batin Yudha tak percaya.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Maya Dhamayanti
Kerennnn my angel........ Yudha kalah kuat........
goodnovel comment avatar
Sam Fisher
orang banyak duit jadi manja siyuda. ganti ban mobil aja ga bisa.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status