LOGINRuby sudah kembali ke kamarnya, tapi alih-alih tidur dan merelakan semuanya, Maia yang bersemayam di tubuh Ruby malah semakin pusing memikirkan hidup keduanya itu.
Kematian Ruby memang bukan urusan Maia. Bos gangster itu bisa saja meninggalkan semua hal tentang Ruby Moon dan kembali menghidupkan organisasi Blood Lotus lagi hingga kembali berjaya, tapi sayangnya Maia merasa berat.
Wajah Juan dan Joe dalam ingatan Ruby terus saja membayangi wanita itu hingga satu kesimpulan muncul, menguatkan alasan Maia bertahan menjadi Ruby.
‘Jika Ruby Moon tidak menginginkan hidup bersama keluarga O’Neil dan berulang kali ingin bunuh diri, kenapa kematiannya malah direnggut oleh orang lain?’ pikir Maia.
‘Bukankah pernikahan yang seperti neraka itu hanya orang-orang terdekat saja. Orang di rumah ini bahkan tidak dibenarkan membawa berita apapun keluar rumah,’
Sesuai pemikiran Maia, ada yang menginginkan kematian Ruby dan orang itu tahu bagaimana kondisi keluarga O’Neil. Tapi siapa orangnya?
“Sekalipun Ruby tidak peduli, tapi dari ingatannya ia tahu kalau suami dan putranya ingin mendekatinya. Perhatian ayah dan anak itu pun seolah mengharapkan Ruby membuka hatinya untuk mereka,”
“Jadi, jika Juan dan Leo saja mencintai Ruby, lalu ketika Ruby meninggal nanti, mereka pasti akan sedih, kan? Ah, itu sangat disayangkan,”
Ruby terlihat mencoret-coret kertas berisi nama-nama orang yang muncul di ingatan.
“Jadi, kira-kira siapa yang menginginkan kematian Ruby?” Gumamnya sambil mencoba mengulik lebih dalam ingatan Ruby.
Nama Juan dan Leon sudah dicoret. Selanjutnya nama Mariana juga dicoret, karena Ruby tahu wanita pengasuh Juan itu tulus dan baik merawatnya.
Nama Madam Brenda, Tamara Conrad, dan Rose White muncul tiba-tiba di benaknya.
“Madam Brenda. Hmm, dia memang mencurigakan karena tidak pernah bersikap lembut pada Ruby. Tapi karena posisinya, dia tidak mengusik Ruby sama sekali. Nenek itu pintar membawa dirinya di situasi aman. Tapi dia juga tidak bisa diremehkan mengingat setiap sudut rumah ini adalah wewenangnya.”
“Itu artinya dia yang paling tahu akses keluar masuk rumah ini beserta semua kamar,”
“Apa dia yang masuk malam itu untuk membunuh Ruby? Bisa jadi, tapi… sepertinya orang berpakaian hitam itu lebih tinggi dari Madam Brenda. Nenek tua ini bahkan berjalan setengah bungkuk,”
“Sepertinya bukan dia. Tapi aku tetap akan memasukkannya ke daftar hitam. Lalu, selanjutnya ada Tamara dan Rose. Hmm, sebentar. Aku akan berpikir lagi,”
Sambil menggigit tutup pena lalu mengayun-ayunkan penanya dan mencoba mengingat semua hal, Ruby seolah sedang memikirkan pelajaran sejarah terbangunnya daratan Mine City yang rumit.
“Tamara Conrad. Ruby mengingat nama ini sebagai teman kecil Juan. Tapi, sepertinya wanita itu tidak lagi menunjukkan batang hidungnya di depan Ruby setelah pernikahan. Juan memperjelas hubungan mereka pada Tamara agar menghindari masalah untuk Ruby di keluarga O’Neil,”
“Hmm, Juan memang pria hot. Dia begitu memperhatikan perasaan istri yang sama sekali tidak mencintainya ini. Baiklah, meskipun wanita ini tidak cukup membuatku curiga, tapi namanya akan tetap kuperhitungkan. Next…”
“Rose White… wanita ini mencurigakan sekali,” gumamnya saat mencerna serpihan ingatan Ruby tentang Rose.
Rose White, sahabat Ruby sejak lama dan mengikuti jejak Ruby sebagai artis. Kariernya di dunia entertainment juga banyak disumbang dari Ruby dan Juan. Saking dekatnya, Rose seringkali menggantikan sosok Ruby di rumah dengan memberi perhatian lebih pada Juan dan Leon.
Tapi itu cerita lama. Kini, meskipun Ruby tidak mencurigai siapa sahabatnya itu, tapi jiwa kewaspadaan Maia tentu tidak bisa dibohongi. Seringai tajam di bibir cantik itu menggambarkan apa yang sedang dipikirkan Maia saat ini.
“Munafik sepertimu tidak cukup lincah mengelabui Maia. Tunggu saja sebentar lagi. Sahabat bodohmu ini akan menjadi sosok yang berbeda jauh dari yang kau kenal,” gumamnya sambil melingkarkan nama ‘Rose White’ di catatannya.
Buku catatan ditutup dengan mantap. Rencana mulai disusun Maia menggantikan serpihan kesedihan hidup Ruby, “First Step. Menolak Bercerai dengan Juan. Meskipun harus berguling-guling di lantai, aku tidak sudi bercerai dari suami sempurna sepertinya!” gumamnya mantap.
Di waktu bersamaan, Juan yang saat ini di ruang kerjanya sedang uring-uringan setelah mendengar penuturan unik dari Mariana tentang sang istri. Bagaimana tidak pusing saat mendengar tingkah aneh Ruby yang sama sekali tidak pernah terjadi sejak pernikahan mereka.
“Bangun dari overdosis obat tidur lalu ingin ke sekolah Leon dan memasak untuk kami berdua? Yang benar saja?” gumamnya sambil tersenyum miris.
Meskipun di lubuk hati yang terdalamnya ingin percaya jika bisa saja Ruby melakukan itu semua demi mereka, tapi fakta rumah tangganya selalu menang dan menamparnya untuk sadar ke realita bahwa Ruby Moon bukanlah wanita yang selembut itu.
“Apa sekarang dia terkena karma? Setelah kesekian kalinya mencoba bunuh diri dan gagal mati, kini dia bosan bertingkah dan menyesali semua kesalahannya pada kami?”
“Astaga… aku terlalu naif. Tentu saja itu tidak mungkin,” sahutnya lagi setelah baru saja berandai-andai hal yang mustahil.
Seperti namanya, Juan seperti tidak mampu menyentuh secuil cinta Ruby yang setinggi bulan. Mungkin saja pernikahan ini adalah kesalahannya dengan membebani Ruby dengan cinta sepihak, tapi nyatanya segala hal yang diberikannya masih belum cukup menembus tembok kebencian sang selebriti padanya.
Setelah pemotongan kue selesai dan para tamu mulai larut dalam musik serta jamuan malam, Ruby menyelinap keluar dari kerumunan. Di balkon samping aula, ia menemukan Maia berdiri seorang diri, memandang lampu-lampu kota yang berkilauan di bawah langit malam.Ruby melangkah pelan mendekat, ujung gaunnya bergemerisik lembut, “Aku tahu kau akan sembunyi sebentar,” katanya pelan, menyandarkan diri di pagar balkon, “Pasti kurang nyaman ketika kau berada di tengah banyak orang yang bukan musuh yang harus dibunuh, melainkan tamu undangan pernikahanmu sendiri.”“Itu pujian atau ejekan?” Maia menoleh dan tersenyum kecil, “Kau hafal kebiasaanku dari ingatanku sendiri. Itu curang namanya.”“Bukan curang. Anggap saja aku mantan ‘rekan kerja’ sekaligus sahabat setengah gilamu, haha. Tentu saja aku akan tahu,” Ruby menimpali sambil tertawa ringan.Untuk sesaat keduanya terdiam, menikmati semilir angin malam. Suasana terasa hangat meski kata-kata tak banyak terucap.“Ruby,” Maia membuka suara lagi, na
Setelah tepuk tangan mereda, MC kembali maju dan mengangkat mikrofon.“Baiklah, sebelum kita memotong kue, mari kita dengarkan ucapan dari orang-orang terdekat kedua mempelai. Keluarga, sahabat, atau siapa pun yang merasa punya pesan khusus, silakan maju ke depan!”Seketika suasana menjadi riuh. Semua mata tertuju pada deretan meja tempat para sahabat dan keluarga inti duduk.Ruby, yang sejak tadi duduk tenang dengan senyum menawan, berdiri pertama kali. Gaun anggunnya berkilau di bawah lampu kristal.Ruby melangkah ke panggung dengan langkah pasti, mengambil mikrofon dari MC.“Pertama-tama, selamat untuk kalian berdua,” ucapnya, menatap Maia dengan tatapan yang hanya bisa dimengerti oleh dua wanita yang pernah berbagi rahasia besar.“Maia, aku tahu betapa sulit perjalananmu sampai di sini. Dan Juan…” Ruby menoleh pada Juan, bibirnya melengkung nakal, “…terima kasih sudah mendenga
Hari ini di Aurum Royale Hotel sedang diadakan sebuah acara yang begitu meriah. Pasalnya, hari ini merupakan hari pernikahan putra sulung keluarga O’Neil dengan seorang wanita yang kisah hidupnya telah mengguncang dunia.Tentu saja, itu adalah Juan O’Neil dan Maia Queen.Sejak pagi, aula megah hotel telah dipenuhi tamu undangan yang datang dari berbagai kalangan. Bukan hanya para pebisnis ternama, tetapi juga tokoh-tokoh penting keamanan negara, serta beberapa kolega Blood Lotus yang secara mengejutkan hadir dengan senyum tulus.Hari bahagia ini menjadi bukti bahwa semua luka dan rahasia kelam yang pernah mengitari hidup mereka perlahan menemukan tempat untuk disembuhkan.‘Ya! Sebelum kue pernikahan kita potong, izinkan aku mengajak seluruh tamu undangan untuk bersama-sama mendengarkan doa terbaik untuk kedua mempelai yang berbahagia ini!’MC acara itu berhasil membuat suasana aula semakin riuh oleh tepuk tangan.
"Kenapa kau datang?" Maia langsung bertanya pada Juan. Kini mereka duduk berdua di tempat sebelumnya, di mana Juan mendapati Maia dan Isac tadi.Maia berbohong, ia tidak mengajak Juan ke kamarnya untuk menemui Maia, tapi mengajak Juan untuk bicara berdua."Pertanyaan apa itu? Setelah berbulan-bulan lamanya hanya kalimat itu yang kau tanyakan padaku?" Juan memprotes, "Maia, kau kenapa? Apa kau tidak merindukanku?" sambungnya berucap lembut sambil menarik tangan Maia untuk digenggam."Kenapa kau selalu menghindariku saat menelepon Leo? Salahku apa, Maia?" Juan kembali bertanya."Bukan kau yang salah, tapi aku," Maia menjawab dan membalas tatapan Juan, "Aku yang salah karena sebelumnya berharap banyak darimu." Sambungnya."Apa maksudmu?""Aku salah karena berharap banyak darimu. Aku terlalu besar kepala dan percaya diri kalau kau mengerti perasaanku.""Aku memang mencintaimu, walaupun perasaan itu kusadari lambat dan aku belum mengucapka
"Ini semua karena kau yang membuat rumit Bos. Untuk apa kau mengatakan pada Luca kalau Bos bisa didekati?” Mike menjawab sambil terkekeh, “Tunggulah kemarahan Bos. Aku tidak ikut-ikutan.” Ejeknya.“Aku juga.” Sylas menambahkan.“Apalagi aku. Aku mau pergi, ada urusan. Bye, Axel.” Icarus lebih memilih menghindar dari sana daripada ikut menjadi sasaran Maia.“Aku tamat." Axel menepuk jidadnya sendiri menyesali kebodohannya."Tuan Mike, siapa pria itu?" ayah Luca bertanya heran."Dia–," ucapan Mike terhenti, tapi kali ini bukan karena Axel, melainkan Juan sendiri."Aku Juan O'Neil, pemilik O'Neil Corporations dan The Galaxy dari MineTown. Pasti nama perusahaan kami masih asing terdengar di Semenanjung Thai, khusunya Distrik Tujuh," Juan menjawab dengan bangga, "...dan aku datang untuk membawa pulang calon istriku." sambungnya lagi.Senyuman simpul terlihat di bibir Mike dan rasa tenang terlihat sekali dari wajahnya."Tuan O’Neil, duduklah. Kau pasti lelah," Mike menyambut Juan, “Di mana
Luca mendengkus napas kasar sambil tersenyum miris, "Itu alasan kuno, Maia. Mana mungkin perempuan muda sepertimu memiliki anak yang usianya lima tahun. Kenapa tidak sekalian saja kau mengatakan kalau kau sudah memiliki suami? Kau konyol." sambungnya berucap miris."Aku–,""Dia memang sudah punya anak berusia lima tahun. Dia bahkan sudah memiliki calon suami yang akan menjemputnya kembali ke MineTown."Ucapan Maia terpotong dengan suara berat pria yang sepertinya ia kenal. Maia menoleh ke belakang, tempat di mana sumber suara berasal."J-Juan? Kau di sini?" sebutnya gagap. Luca ikut menoleh ke belakang dan mendapati ada seorang pria yang berdiri sambil menggendong seorang anak laki-laki yang tertidur di pelukannya."Sedang apa kau di situ? Bangunlah dan bawa anak kita ke dalam. Pinggangku hampir patah karena sepanjang jalan menggendong Leo yang tertidur." pria yang memang benar adalah Juan menyambung kalimatnya dengan omelan khasnya.Mendengar omelan itu membuat Maia langsung bangkit







