Home / Rumah Tangga / ISTRI UNTUK TUAN SAKA / Saka and Arum's Wedding

Share

Saka and Arum's Wedding

Author: Ruimoraa
last update Last Updated: 2024-01-20 15:32:46

Langkah Saka berhenti sekitar 100 meter di depan Arum. Mata tajam itu kini menatap para pegawai yang sedari tadi membantu Arum mengenakan gaun pengantinnya. "Bisa tinggalkan saya berdua dengan calon istri saya?" Mengangguk paham, semua pegawai di ruangan itu keluar, meninggalkan Saka dan Arum di ruangan dalam hening.

Arum berbalik ke arah cermin, tak siap rasanya menatap mata tajam lelaki itu. Saka melangkah perlahan mendekati Arum, matanya tajam memandang gadis itu dengan sedikit senyum nakal.

“Jadi, akhirnya... Ini yang jadi pilihannya? Dress yang bikin saya semakin yakin kalau pernikahan ini bukan sekedar formalitas," bisik Saka tepat di telinga Arum, suaranya terkesan santai namun penuh makna.

Arum sedikit bergeser, tak nyaman dengan apa yang Saka lakukan barusan. Ia menatap lelaki itu melalui kaca dengan perasaan sedikit tegang. “Kenapa... Kenapa tuan ada di sini? Apa tuan ga sibuk?” Tanya Arum gugup.

Mendengar itu, Saka tersenyum simpul. "Kamu udah ngerti sendiri rupanya, harus seperti apa kamu memanggil saya," Arum menoleh, menatap wajah menyebalkan Saka.

Arum kembali menatap cermin dan memerhatikan wajah lelaki itu dari sana. Lelaki itu kini tersenyum tipis padanya. “Lagipula, pernikahan kita... Bukan cuma soal dress, kan? Bukan cuma tentang perayaan, tapi tentang peraturan yang harus saya jalani. Jadi, ya, saya harus pastikan semuanya berjalan lancar. Termasuk kamu.” Mata lelaki itu menatap Arum dengan tajam, seolah ada beban di balik kata-kata yang baru saja ia lontarkan.

Mulai merasa tak nyaman, Arum menundukkan kepalanya menatap dinginnya ubin marmer di bawahnya.

“Tuan ga perlu terlalu memerhatikan saya. Semua ini demi keluarga kita, kan? Lagian, kita kan cuma dijodohin…” Arum memainkan jemarinya, merasa benar-benar tak nyaman dengan situasi saat ini.

Saka sedikit membungkukkan tubuhnya, dengan suara sedikit lebih rendah dan tajam ia membalas perkataan calon istrinya.

"Cuma dijodohin, ya? Kalau itu yang kamu bilang, berarti kamu belum mengerti maksud saya. Jangan kamu kira ini cuma masalah orang tua kita, Arum. Saya punya alasan sendiri. Dan kamu akan tahu itu nanti,” balas Saka. Senyumnya berubah jadi lebih misterius.

Arum menghela napas panjang, lalu mencoba menjaga jarak dengan Saka yang berdiri tepat di belakangnya. "Kalau begitu, kenapa aku yang jadi pilihannya? Kenapa dari sekian banyaknya perempuan, tuan harus pilih saya? Kalau memang harus dari keluarga saya, ada Sarah yang lebih baik dan cantik dari saya!" Tanya Arum terdengar sedikit melawan.

Saka diam sejenak, menatap Arum dengan ekspresi datar. “Kamu akan mengerti... Ketika waktunya tiba.”

---

Pagi hari menjelang, Arum bangun dan termenung dengan perasaan campur aduk.

Beberapa kenangan dari masa lalu mulai muncul, bayang-bayang Sekala dan senyum manis lelaki itu mulai memenuhi kepala Arum. Bahkan hingga saat ini, lelaki itu tak mengetahui kabar pernikahannya, Kala sedang sibuk dengan pertukaran mahasiswa dan baru akan kembali beberapa Minggu lagi. Ada rasa tak ingin, namun Arum sudah terjebak dalam pernikahan ini. Tak ingin terlambat, ia turun dari kasur dengan malas lalu segera menuju kamar mandi.

Di suatu ruangan, Saka yang sedang bersiap dibantu oleh para pelayannya terkesan tenang, matanya tak bisa menyembunyikan perasaan dalam hatinya. Dia juga tahu bahwa pernikahan ini bukan sekedar tentang cinta, tetapi tentang balas dendam yang menjadi tujuan utamanya. Ia merasa terjebak dalam situasi yang penuh kebohongan, namun ia tetap harus melangkah maju demi tujuannya.

Ketika Arum berjalan menuju altar, ketegangan di udara sontak dirasakan. Saka berdiri dengan wajah dingin dan serius, menunggu Arum untuk sampai padanya. Semua orang melihat ke arah mereka, dan meskipun tidak ada senyum dari Arum atau Saka, mereka tahu hari ini adalah hari yang penuh makna, meski penuh dengan kepalsuan. Arum merasa terpojok, tetapi ia mencoba untuk menahan emosinya.

Ketika sampai di hadapan Saka, Arum sedikit menundukkan kepalanya, matanya berbinar dengan ketegangan. Melihat ekspresi Arum yang tertekan, Saka menyeringai menikmati momen itu.

"Apakah kamu, Saka, bersedia untuk menerima Arum sebagai istri yang sah, dalam suka dan duka, dengan segala kejujuran dan tanggung jawab?" Ucap pendeta.

Saka melirik pada Arum dan menatap tajam perempuan itu. "Ya, saya bersedia."

Kini, pendeta beralih pada Arum. "Dan apakah kamu, Arum, bersedia menerima Saka sebagai suami, dengan segala kebaikan dan kekurangannya?"

Arum menghela napas dalam-dalam lalu kembali menatap pendeta. "Ya, saya bersedia..."

Setelahnya, pendeta meminta keduanya untuk saling menatap satu sama lain dan mengucapkan janji suci. Saka memandang Arum dengan tatapan keras, seakan ingin menunjukkan kontrol padanya. "Saya akan menjaga pernikahan ini. Mungkin bukan dengan cinta, tapi dengan kewajiban yang harus dipenuhi."

Arum mengarahkan pandangannya pada sembarang arah, menghindari tatapan Saka. Merasa tertekan dengan kata-kata itu, namun ia tetap berusaha mengendalikan perasaannya.

Di luar upacara, perayaan pernikahan berlangsung dengan megah. Ketika sesi tarian dan pemotongan kue, Saka menarik pinggang ramping Arum dengan sedikit paksaan, seolah menuntut untuk memperlihatkan hubungan mereka yang tampak sempurna.

"Akhirnya, kita resmi menjadi sepasang suami istri sekarang. Selamat datang di dunia baru, Arum," bisik Saka seraya mengelus puncak kepala Arum. "Sudah selesai, Arum. Pesta, semuanya... Sekarang kita bisa mulai menjalani hidup ini dengan aturan yang sudah jelas. Dengan aturan yang sudah saya buat," lanjutnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • ISTRI UNTUK TUAN SAKA    Hujan yang Membasuh Luka

    Sudah tiga hari berlalu sejak malam itu, malam di mana Arum hampir pergi meninggalkan Saka. Meski berkata akan tetap berada di rumah, Arum nyaris tak berkata apa-apa pada Saka. Di tengah amarahnya yang masih menumpuk pada Saka, Arum tetap menyempatkan untuk menyiapkan sarapan serta keperluan Saka di pagi hari. Meski dengan wajah ketus, ia tetap mencium punggung tangan Saka sebelum lelaki itu berangkat ke kantor.Sore ini, Saka yang baru saja tiba di rumah berjalan cepat menuju pintu utama. Begitu menginjakkan kaki di rumahnya, ia berjalan cepat sembari menoleh ke sana kemari mencari sosok Arum. Langkahnya terhenti di dapur ketika melihat sosok yang ia cari sedang mencuci piring-piring kotor. Saka menatap punggung istrinya yang sibuk mencuci piring dengan tatapan yang perlahan melembut, ada kesedihan dari raut wajah lelaki itu. Ia kembali menegakkan tubuhnya ketika Arum mulai menyadari kehadirannya dan perlahan berbalik menatap dirinya.Saka menggaruk tengkuknya dan menyengir dengan

  • ISTRI UNTUK TUAN SAKA    Maaf yang Belum Sempurna

    Nico berdiri kaku dalam suasana hening yang tak mengenakkan itu. Tegangan antara dirinya dan Saka terasa begitu menyesakkan. "Kamu suka sama istri saya?" Pertanyaan itu terlontar tajam, suara Saka meninggi membuat Nico tersentak.Nico menghela napas perlahan, lalu menggeleng. "Engga, Sa. Jangan salah paham. Maaf, aku minta maaf karena udah lancang pegang tangan Arum.""Itu tau lancang, kenapa masih kamu lakuin? Awas ya, kalau sampai saya liat lagi kamu pegang-pegang istri saya, saya pecat kamu!" hardik Saka seraya menatap garang pada Nico, napasnya memburu menahan emosi.Berbeda dengan Nico yang menurut dan menganggukkan kepalanya, Arum kini menatap Saka dengan tatapan sangat kesal. "Kenapa sih selalu kayak gitu? Kenapa selalu seenaknya sama orang? Punya hati ga sih?!" Usah mengatakan itu dengan lantang, Arum berjalan cepat masuk ke dalam rumah. Saka memijat pelipisnya yang terasa sakit lalu berdecak kesal, pandangannya beralih menatap genangan air kolam sembari memikirkan apa yang

  • ISTRI UNTUK TUAN SAKA    Kebenaran yang Menyakitkan

    Saka diam, sesekali menatap arah lain dan memikirkan jawaban apa yang harus ia berikan pada Arum. Pandangannya kembali tertuju pada Arum ketika perempuan itu memegang lengannya dan mengulangi pertanyaan yang sama. "Tuan, jawab saya! Apa maksudnya perkataan tuan tadi?!" Saka mengembuskan napas berat, lalu dengan ragu menjawab pertanyaan Arum. ".. Semua yang kamu dengar barusan, itu benar." ".. Maksud tuan, tuan yang menyebabkan masalah yang menimpa ayah saya sampai ayah saya masuk ke rumah sakit jiwa? Dan tuan juga berencana untuk menghancurkan hidup Sarah??" Saka diam sebentar, lalu mengangguk mengiyakan dugaan Arum. Arum menggigit bibirnya, jantungnya berdegup kencang. Saka yang mulai bisa ia percayai, Saka yang mulai bisa mengambil perhatian serta hatinya, serta Saka yang ia anggap sebagai orang yang bisa melindunginya, ternyata adalah orang yang telah menghancurkan keluarganya. Rasanya seperti dunia tiba-tiba runtuh di hadapannya. "Kenapa?? Kenapa tuan ngelakuin itu sama kel

  • ISTRI UNTUK TUAN SAKA    Luka yang Lebih Dalam

    "Dokter, istri saya?? Istri saya ga papa, kan??" Saka hampir berlari mendekati dokter, bertanya dengan penuh harap. Dokter itu mengangguk pelan, lalu memberikan senyuman tipis. "Syukurlah operasi berjalan dengan lancar. Luka tusukan ibu sangat dalam, namun kami berhasil mengatasi semuanya. Ibu sekarang sudah bisa dipindahkan ke ruang rawat intensif. Namun, karena anestesi dan kondisi tubuhnya yang masih lemah, ibu mungkin akan membutuhkan waktu untuk sepenuhnya sadar." Meski rasa cemas belum sepenuhnya menghilang, Saka dan Nico menghela napas lega, merasa akhirnya semua akan baik-baik saja. "Terima kasih, Dokter. Tolong pastikan istri saya baik-baik saja." "Tenang, kami akan terus memantau kondisi pasien. Yang terpenting adalah ibu sudah melewati masa kritis. Sebentar lagi ibu akan dibawa menuju ruang rawat intensif, dan bapak sudah boleh untuk membesuk ibu," jawab dokter itu sambil memberi anggukan, lalu berjalan pergi. Setelah menunggu sebentar, Saka kembali memandang Arum yang

  • ISTRI UNTUK TUAN SAKA    Separuhku yang Tertidur

    Nico tiba di hadapan Saka, wajahnya panik menatap kondisi Arum yang tak baik-baik saja. "Kamu cari orang yang udah berani nusuk istri saya, Nic! Dia lari ke arah sana!" Titah Saka seraya menunjuk arah lari pelaku. Segera, Nico mengangguk dan berlari ke arah yang Saka tunjuk. Saka mengangkat tubuh Arum yang terhuyung lemah dan berlari menuju jalan utama. Ia berlari menuju kumpulan taksi yang menunggu pelanggan, lalu segera masuk ke dalam salah satu taksi. "Rumah sakit, cepet!" teriaknya panik. Di dalam taksi, Saka menggenggam tangan Arum yang semakin dingin dengan cemas, ia tak tahu harus berbuat apa. Semua perasaan takut, khawatir, dan panik bercampur menjadi satu ketika memandang wajah Arum yang semakin pucat. Sesampainya di rumah sakit, Saka segera membawa Arum menuju ruang gawat darurat. Dengan napasnya yang masih terengah-engah, Saka berdiri di luar ruangan dengan wajah penuh kecemasan. Lelaki itu berjalan mondar-mandir sembari sesekali melirik ke arah pintu ruangan deng

  • ISTRI UNTUK TUAN SAKA    Sebuah Tragedi

    Saka menggeleng-gelengkan kepalanya seraya tersenyum simpul, tak habis pikir dengan tingkah Sarah yang jauh berbeda dengan kakaknya, Arum. Sudah beberapa hari ini, Sarah terus-menerus mengirim pesan padanya, berharap bisa bertemu lagi, berharap bisa melanjutkan apa yang sudah mereka mulai. Senyum itu perlahan memudar, tergantikan tatapan datar yang saat ini tengah menatap layar ponsel. Perasaannya mulai lelah dengan permainan ini. Di layar itu, tertera nama Sarah yang tercatat di daftar kontaknya. Dengan mantap, jari-jarinya bergerak, dengan sekali ketukan ia memblokir nomor Sarah. Ponsel di tangannya kini terasa lebih ringan, seolah sebuah beban telah hilang begitu saja. Saka menghela napas, menatap layar ponselnya yang gelap. Tidak ada lagi pesan masuk dari Sarah yang mengganggu. Pandangan Saka kini tertuju pada Arum yang terbangun, perempuan itu mengucek matanya lalu menguap dengan tangan yang menutupi mulutnya. Matanya yang masih setengah terbuka melirik ke arah Saka dan te

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status