Tiba saatnya kesucian cinta akan di mulai, sekarang hari yang paling membahagiakan dalam hidupku. Kini, sebentar lagi aku akan menyandang gelar sebagai seorang istri.Semuanya sudah tertata rapi di dalam gedung yang akan menjadi saksi biksu pernikahan antara aku dan Mas Tama.Para tamu agung sebentar lagi akan segera datang ke gedung ini, menyaksikan acara sakral ikatan cinta pernikahan kami.Sekarang sudah pukul 08:30 WIB, aku sudah selesai merias wajah dengan sangat cantik dan aku juga sudah memakai gaun pengantin yang sudah aku coba sebelumnya bersama Mas Tama.Semua keluarga besarku turut hadir untuk menyaksikan ijab qobul yang akan di selenggarakan pukul 09:00 WIB.Tak henti-hentinya aku mengucap syukur kepada Allah SWT yang telah mempertemukan kami, tidak di sangka-sangka ternyata sekarang aku akan bersanding di pelaminan bers
Part 43Entah siapa dia, aku sama sekali tidak bisa melihatnya lebih jelas karena ia berada di ujung sudut ruangan ini.Tapi, sepertinya ia akan menuju kehadapanku dan Mas Tama, ketika semakin dekat terlihat ternyata yang datang adalah Mas Faisal--mantan suamiku.Aku menatap kedatangan Mas Faisal yang di temani mantan ibu mertua. Ia menatap kearah ku, kami lekas bangun."Dira ... Selamat ya, akhirnya kamu menemukan suami yang lebih baik dari aku," Mas Faisal menatap senyum, ia memberi selamat sembari mengulurkan tangannya, aku meraih uluran tangannya."Terima kasih, Mas." aku tersenyum menatapnya. Ia mengangguk dan segera tangan kami terlepas. Mas Faisal segera menghampiri Mas Pratama."Saya harap, anda bisa menjaga Dira sebaik-baiknya. Jangan pernah mengecewakan apalagi menyakiti hatin
Mas Tama menatap kearahku, aku segera menundukan kepala. Aku telah selesai melepas pakaian, Dan lekas memakai lingerie pemberian Mas Tama. Dan sekarang aku telah memakai pakaian sexy ini. Aku sangat malu tak karuan, hatiku berdebar kencang..Aku masih menundukan kepala menutup bagian tubuhku menggukan kedua tangan, Mas Tama mendekat. Aku sangat refreks tidak karuan sesaat Mas Tama berhasil mendekat ke arahku.Ia mengangkat dagu ku, kami saling bertatap muka dan saling pandang memandang. Jantungku kembali ber-irama dengan cepat, aku memang sudah pernah menikah. Tapi, untuk kesekian kalinya aku merasa sangat canggung di tatap olehnya, apalagi hanya jarak lima senti."Kenapa kamu terlihat canggung? bukankah kamu pernah melakukan dengan suamimu sebelumnya?" tanya Mas Tama menatap tanpa berkedip."Aku sudah lama tidak seperti ini, aku sangat malu," sahutku pelan
POV MAS FAISAL . . . Aku terduduk lesu di atas kursi dorong ini, menatap udara malam yang menghembus ke tubuh, angin malam begitu membuat aku kedinginan. Tapi, aku sama sekali tidak mau masuk ke dalam rumah walaupun kedua orang tuaku membujukku untuk segera masuk. Begitu tega Rosa terhadapku, ia mencampakan aku, ia bilang tak mau bersama ku lagi, Rosa meminta pisah padaku. Aku sangat depresi ketika ia pergi begitu saja meninggalkan aku yang tergeletak tak berdaya. Aku pikir, bersama Rosa hidup aku akan bahagia. Tapi, nyatanya sama sekali tidak! aku sangat menyesal telah mengenal Rosa kembali. Kalau saja aku tak tergoyah bisikan syetan, aku masih tetap bersama Dira. Teringat kenangan ketika aku mencampakkan Dira istri yang selalu menemani aku dalam suka maupun duka. Kini, aku mengalaminya se
(MENINGGALKAN LUKA)SEASON 2_______Lima tahun sudah pernikahan aku dengan Mas Pratama, pernikahan yang kedua ini aku sangat lah bahagia. Mempunyai suami yang baik, pengertian dan tentunya royal.Aku dan Mas Pratama sudah mempunyai dua buah hati dari pernikahan kami, itu artinya aku sudah mempunyai anak empat. Tentunya menjadi seorang Ibu dengan empat anak sangat lah tidak mudah. Tapi, aku sangat menikmatinya.Hari-hari aku lalui dengan bermain bersama kedua buah hati, tanpa memikirkan mengurus pekerjaan rumah. Semuanya sudah di kerjakan oleh asisten rumah tangga.Sebenarnya aku risih, aku sudah terbiasa mengerjakan pekerjaan rumah sendiri. Suami ku tidak memperbolehkan aku mengerjakan tugas ibu rumah tangga, aku hanya fokus mengurus ke empat buah hati tercintaku. Padahal sudah ada satu baby sitte
Tiba-tiba, sebuah belaian mendarat di tubuhku, ada tangan kekar yang berani memelukku dari belakang. Aku segera membalikan badan, betapa kagetnya aku ternyata yang memelukku adalah Mas Faisal.Plak!Aku menampar Mas Faisal ketika aku tahu siapa lelaki yang berani memelukku. Ia meringis kesakitan."Mas, ngapain meluk aku dari belakang?" tanyaku marah menatapnya"Mas ingin mengatakan yang sejujurnya, sampai saat ini aku masih menunggumu Dira. Aku masih mencintaimu, aku mau kita rujuk kembali." ucapnya memelas. Aku sama sekali tidak menyangka mantan suamiku bisa seperti itu padaku.Aku fikir, Mas Faisal sudah berubah. Tapi, nyatanya semua itu palsu, ia malah mengatakan omongan yang sama sekali tidak mau aku dengar. Aku sudah beberapa kali menolak rujuk. Tapi, Mas Faisal sama sekali belum mengalah."Kamu sud
Aku harus mencari siapa orang yang sudah berani memotret kejadian tadi. Kalau foto ini sampai ke tangan suamiku, pasti ia akan salah paham.Pelakunya pasti sengaja dan tentu nya pelakunya ada dirumah ini. Atau jangan-jangan Bibi? Atau bisa jadi Rena? Mengingat hanya mereka saja yang berada di rumah ini sesaat Mas Faisal melakukan itu.Aku menjadi tak selera makan, menyimpan sendok dengan kasar. Aku sama sekali tidak mau terjadi sesuatu kalau seandainya Mas Pratama tahu foto ini. Lebih baik aku akan intograsi mereka berdua.Kebetulan Bibi sedang menyapu, aku segera menyuruhnya untuk menghampiriku."Bibi ... Saya mau bicara sama Bibi," ucapku menatap wajah Bibi."Ada apa, Bu?" tanya Bibi keheranan."Sebelum itu. Tolong panggilkan Rena supaya datang menghampiriku," perintahku pada Bibi. Ia mengangguka
Part 49Pagi menyapa, aku terbangun dari tidur yang nyenyak, aku menatap jam di dinding ternyata sekarang sudah pukul 07:00. Aku menatap ke samping, ternyata Mas Pratama masih tertidur dengan pulas.Aku bangun dan duduk berniat hendak ke kamar mandi, untuk mandi karena badanku sudah sangat gerah sekali. Aku masuk dan segera menutup pintu perlahan.Selang lima belas menit berlalu, akhirnya aku telah selesai mandi dan keluar dari kamar. Nampaknya suamiku sudah terbangun dari tidur, aku tersenyum menatap Mas Pratama.Aku berjalan melewatinya dan segera membuka lemari pakaian untuk mengambil pakaian yang akan aku kenakan. Selesai itu, aku segera memakai pakaianku.Mas Pratama memandang tak berkedip, aku membiarkan suamiku menatap. Lagian kami sudah menjadi suami istri, aku sama sekali tidak malu memperlihatkan auratku padanya.&nbs