Share

Bab 7 Jelaga

"Aku ingin bicara dengan kalian." Ibu mendorong tubuh Rahma dengan pelan, kemudian duduk di kursi.

Ibu sama sekali tidak menanyakan kabar kami. Aku melihat Ibu seperti nyonya kelas atas yang angkuh.

Aku tetap berdiri, begitu pun dengan Randu, yang sedari tadi hanya berdiri di ambang pintu kamar. Hanya Rahma yang ikut duduk.

"Ini untuk kalian," ucap Ibu, meletakkan amplop cokelat di atas meja. "Uang dua puluh juta. Cukup, kan?"

"Cukup untuk melunasi hutang Ibu," sahutku.

"Baguslah kalau begitu." Ibu menatapku tajam. "Sinar, jangan pernah datang ke rumah dan mengaku sebagai anakku. Aku bukan Yunita yang dulu."

"Ibu datang hanya untuk mengatakan itu?" Aku mengusap air mata yang jatuh di pipi.

"Ya. Karena aku sudah punya kehidupan baru." Ibu beranjak dari kursi. "Aku pergi dulu."

"Pergi dan jangan pernah kembali, Bu!" Aku beteriak keras, menggema di ruangan sempit.

Ibu keluar rumah seolah tanpa beban dan rasa bersalah. Rahma berlari menyusul Ibu.

"Rahma!" panggilku, tetapi Rahma tidak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status