Ibu dari Anak Kakaknya Mantan

Ibu dari Anak Kakaknya Mantan

last updateLast Updated : 2025-04-08
By:  Your GraceOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
38Chapters
355views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Naura Devi Lark telah menjalin hubungan yang penuh cinta dengan Bima Satya Wiratama sejak masa sekolah menengah. Perjalanan mereka penuh suka dan duka, hingga mereka melanjutkan kisah cinta itu ke bangku kuliah. Naura percaya bahwa cinta mereka akan bertahan selamanya, hingga suatu malam segalanya runtuh. Ia memergoki Bima, sosok yang selama ini ia cintai, tengah bercumbu mesra dengan perempuan lain. Hati Naura hancur berkeping-keping. Didorong oleh rasa sakit hati dan keinginan untuk membalas dendam, Naura mulai mendekati Arjuna Dirga Wiratama, kakak Bima yang dewasa, mapan, dan penuh wibawa. Dirga, seorang pria dengan karisma yang memikat, tidak menyangka bahwa permainan Naura akan mengubah hidupnya. Dalam kehangatan malam yang penuh gairah, mereka melampaui batas yang tak terduga. Naura menyimpan rahasia besar dari peristiwa itu. Ia menyadari bahwa ia hamil dan memutuskan untuk menjalani hidupnya sendiri, jauh dari bayang-bayang keluarga Wiratama. Dari rahasia itu lahirlah seorang anak perempuan bernama Lila Amora Lark—gadis kecil yang tumbuh menjadi sosok yang manis, lucu, dan menggemaskan. Namun, takdir memiliki caranya sendiri. Bertahun-tahun kemudian, Dirga dan Naura kembali dipertemukan. Rahasia yang selama ini tersembunyi di balik senyum Lila perlahan mulai terkuak. Bagaimana Dirga akan menerima kenyataan bahwa ia adalah ayah Lila? Akankah hubungan Naura dan Bima dapat diperbaiki, atau justru Dirga menjadi sosok yang tak tergantikan dalam hidup Naura?

View More

Chapter 1

Chapter 1

Happy Reading

Di sebuah bandara internasional yang ramai, Naura Devi Lark menggenggam erat tangan kecil putrinya, Lila Amora Lark. Wajahnya terlihat tenang, meski ada banyak perasaan yang bercampur dalam hatinya. Hari ini, mereka akan kembali ke tanah air setelah bertahun-tahun tinggal di London. Masa berlaku visanya telah habis, dan ini adalah saatnya untuk pulang.

Lila, yang baru berusia empat tahun, tampak bersemangat. Gadis kecil itu terus berceloteh dengan bahasa Inggris dan Indonesia yang bercampur, membuat beberapa orang di sekitar mereka tersenyum mendengarnya.

"Mommy, are we really going to Indonesia? Like, for real?" tanyanya dengan mata berbinar.

Naura tersenyum, mengusap lembut rambut cokelat berkilau putrinya. "Yes, sweetheart. Kita akan ke Indonesia."

Lila melompat-lompat kecil di tempat, lalu menatap koper berwarna merah muda yang ia tarik sendiri. "Do they have chocolate waffles in Indonesia, Mommy?" tanyanya dengan nada khawatir.

Naura terkekeh pelan. "Of course, baby. And maybe even better ones!"

Lila mengangguk puas, lalu melanjutkan ocehannya. "And Daddy Yafa? Apakah Daddy akan datang juga?"

Naura terdiam sejenak. Rafael Aditya Klein, sahabatnya yang selama ini tinggal bersama mereka di London, tidak ikut dalam perjalanan ini. Ada banyak hal yang masih harus ia urus di sana, dan meskipun mereka telah berjanji untuk tetap berhubungan, perpisahan tetaplah perpisahan.

"Daddy Yafa harus tinggal di sana dulu, sayang. Tapi dia berjanji akan mengunjungi kita segera," jawab Naura dengan lembut.

Lila tampak berpikir sejenak, lalu tersenyum. "Okay! But he has to bring me chocolates!"

Naura tertawa kecil, mengangguk setuju. Mereka terus berjalan menuju gerbang keberangkatan, sementara suara panggilan penerbangan terdengar di seluruh penjuru bandara. Di dalam hatinya, Naura merasa sedikit cemas tentang kepulangan mereka. Namun, melihat keceriaan Lila, ia tahu bahwa selama mereka bersama, segalanya akan baik-baik saja.

Saat mereka akhirnya duduk di ruang tunggu, Lila bersandar di bahu Naura. "Mommy, can we have an adventure in Indonesia?" tanyanya dengan mata berbinar penuh harapan.

Naura tersenyum hangat, mencium puncak kepala putrinya. "Of course, my love. A big, exciting adventure."

Dan dengan itu, perjalanan baru mereka pun dimulai.

***

Sementara itu, di sisi lain bandara, seorang pria berperawakan tegap dengan setelan kasual namun elegan baru saja melangkah keluar dari gerbang kedatangan internasional. Arjuna Dirga Wiratama baru saja tiba setelah perjalanan bisnisnya dari New York. Matanya tajam menyapu keramaian, mencari sosok yang akan menjemputnya. Meski lelah setelah penerbangan panjang, aura kewibawaan dan ketenangannya tetap terpancar.

Tanpa disadari, di tempat yang sama, hanya beberapa meter darinya, Naura dan Lila baru saja menginjakkan kaki kembali di tanah air. Takdir seakan mempertemukan mereka di bawah langit yang sama, dalam momen yang mungkin akan mengubah perjalanan hidup mereka.

Mata tajam Dirga tiba-tiba terpaku pada sosok seorang gadis di tengah keramaian. Ada sesuatu tentang wanita itu yang begitu familiar, mengguncang hatinya. Sudah hampir lima tahun dia mencari gadis itu, sejak malam panas yang tidak akan pernah bisa dia lupakan.

Seakan waktu berhenti, bayangan masa lalu kembali menghantuinya. Apakah itu benar-benar Naura? Tapi kenapa dia bersama seorang gadis cilik? Keraguan menyelusup ke dalam pikirannya, namun keinginan untuk memastikan lebih besar daripada rasa ragu yang menyelimuti.

Naura tersentak saat merasa tarikan kuat di lengannya. Dengan jantung berdebar, ia menoleh ke belakang, dan matanya langsung bertemu dengan sepasang mata tajam yang dulu begitu ia kenal. Mata yang membawa ingatan akan malam yang ingin ia lupakan.

"Dirga..." bisiknya nyaris tak terdengar, namun pria di depannya menangkap setiap nada ketakutan dalam suaranya.

Dirga menatapnya dengan ekspresi yang sulit diartikan—antara marah, terkejut, dan sesuatu yang lebih dalam dari itu. Ia menelan ludah, berusaha mengendalikan emosi yang berkecamuk di dadanya. "Jadi ini alasan kamu menghilang selama ini, Naura?" suaranya rendah, nyaris seperti bisikan yang mengandung kemarahan terpendam.

Naura menegakkan bahunya, mencoba menyusun kata-kata. "Aku tidak menghilang, Dirga. Aku hanya... pergi."

"Tanpa sepatah kata pun," potong Dirga tajam. "Dan tiba-tiba aku menemukanmu di sini, dengan seorang anak kecil..." Matanya beralih ke Lila yang memandang mereka dengan kebingungan, lalu kembali ke Naura dengan tatapan penuh selidik. "Dia... siapa?"

Naura merasakan napasnya tercekat. Ini adalah situasi yang paling ia hindari sejak memutuskan kembali ke Indonesia. Ia tahu cepat atau lambat Dirga akan mengetahui tentang Lila, tapi tidak secepat ini. Belum sekarang.

"Bukan urusanmu, Dirga," ucap Naura dingin, berusaha menarik lengannya, tapi genggaman pria itu semakin erat.

"Jawab aku, Naura." Nada suaranya lebih dalam, lebih menekan. "Dia anakku, bukan?"

Naura terdiam. Ia bisa merasakan tangan Lila yang kecil menggenggam ujung bajunya dengan erat, seakan menyadari ketegangan di antara mereka.

"Lepaskan aku, Dirga," ucapnya dengan suara gemetar. "Ini bukan tempat yang tepat untuk membahas ini."

Dirga menatapnya dalam, seolah mencoba membaca kebenaran di wajahnya. Ia ingin memaksa jawaban keluar dari bibir Naura, tapi melihat ketakutan di matanya, ia mengendurkan genggamannya.

"Baik," katanya akhirnya. "Tapi ini belum selesai, Naura. Kita akan bicara. Dan kali ini, aku tidak akan membiarkanmu menghilang lagi."

Naura menarik napas dalam-dalam, lalu menggenggam tangan Lila erat-erat sebelum melangkah pergi. Namun, ia tahu, langkahnya tidak akan bisa sejauh yang ia harapkan. Karena kini, masa lalunya telah menemukannya kembali.

***

Naura berjalan cepat, menarik Lila yang masih bingung dengan kejadian tadi. Di belakang mereka, Dirga tetap berdiri di tempat yang sama, matanya tidak lepas dari sosok Naura yang perlahan menjauh. Hatinya bergejolak. Selama bertahun-tahun, ia mencoba untuk melupakan wanita itu—wanita yang meninggalkannya tanpa kata, tanpa jejak. Tapi sekarang, di sini, di tanah air mereka, dia menemukan Naura lagi. Dan kali ini, tidak ada jalan untuk melarikan diri.

Di ruang tunggu bandara yang ramai, Naura duduk di bangku dengan tangan gemetar. Lila yang masih tampak kebingungan duduk di sampingnya, menyandarkan kepalanya di bahu ibunya. Naura menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan dirinya. Namun, bayangan wajah Dirga—wajah yang dulu sangat ia kenal—terus menghantui pikirannya.

“Mommy, what happened? Who was that man?” Lila bertanya dengan polos, menatap ibunya dengan mata besar.

Naura mengusap rambut putrinya, mencoba tersenyum. “It’s nothing, sayang. Just someone from the past.”

Lila merenung sejenak, lalu mengangguk, seolah bisa merasakan bahwa ibunya sedang mengalami sesuatu yang berat. “Are we okay, Mommy?” tanya Lila dengan suara lembut.

Naura mengangguk, meski hatinya terasa berat. “Yes, we’re okay. Always, sweetie.”

Namun, dalam dirinya, Naura tahu bahwa pertemuan tadi bukanlah kebetulan. Dirga, dengan segala ketegasannya, tidak akan membiarkannya begitu saja. Ia bisa merasakan bahwa pria itu masih menyimpan banyak pertanyaan—pertanyaan yang tidak akan bisa ia hindari selamanya.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
38 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status