Ibu dari Anak Kakaknya Mantan

Ibu dari Anak Kakaknya Mantan

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-08
Oleh:  Your GraceOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
38Bab
306Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Naura Devi Lark telah menjalin hubungan yang penuh cinta dengan Bima Satya Wiratama sejak masa sekolah menengah. Perjalanan mereka penuh suka dan duka, hingga mereka melanjutkan kisah cinta itu ke bangku kuliah. Naura percaya bahwa cinta mereka akan bertahan selamanya, hingga suatu malam segalanya runtuh. Ia memergoki Bima, sosok yang selama ini ia cintai, tengah bercumbu mesra dengan perempuan lain. Hati Naura hancur berkeping-keping. Didorong oleh rasa sakit hati dan keinginan untuk membalas dendam, Naura mulai mendekati Arjuna Dirga Wiratama, kakak Bima yang dewasa, mapan, dan penuh wibawa. Dirga, seorang pria dengan karisma yang memikat, tidak menyangka bahwa permainan Naura akan mengubah hidupnya. Dalam kehangatan malam yang penuh gairah, mereka melampaui batas yang tak terduga. Naura menyimpan rahasia besar dari peristiwa itu. Ia menyadari bahwa ia hamil dan memutuskan untuk menjalani hidupnya sendiri, jauh dari bayang-bayang keluarga Wiratama. Dari rahasia itu lahirlah seorang anak perempuan bernama Lila Amora Lark—gadis kecil yang tumbuh menjadi sosok yang manis, lucu, dan menggemaskan. Namun, takdir memiliki caranya sendiri. Bertahun-tahun kemudian, Dirga dan Naura kembali dipertemukan. Rahasia yang selama ini tersembunyi di balik senyum Lila perlahan mulai terkuak. Bagaimana Dirga akan menerima kenyataan bahwa ia adalah ayah Lila? Akankah hubungan Naura dan Bima dapat diperbaiki, atau justru Dirga menjadi sosok yang tak tergantikan dalam hidup Naura?

Lihat lebih banyak

Bab 1

Chapter 1

Happy Reading

Di sebuah bandara internasional yang ramai, Naura Devi Lark menggenggam erat tangan kecil putrinya, Lila Amora Lark. Wajahnya terlihat tenang, meski ada banyak perasaan yang bercampur dalam hatinya. Hari ini, mereka akan kembali ke tanah air setelah bertahun-tahun tinggal di London. Masa berlaku visanya telah habis, dan ini adalah saatnya untuk pulang.

Lila, yang baru berusia empat tahun, tampak bersemangat. Gadis kecil itu terus berceloteh dengan bahasa Inggris dan Indonesia yang bercampur, membuat beberapa orang di sekitar mereka tersenyum mendengarnya.

"Mommy, are we really going to Indonesia? Like, for real?" tanyanya dengan mata berbinar.

Naura tersenyum, mengusap lembut rambut cokelat berkilau putrinya. "Yes, sweetheart. Kita akan ke Indonesia."

Lila melompat-lompat kecil di tempat, lalu menatap koper berwarna merah muda yang ia tarik sendiri. "Do they have chocolate waffles in Indonesia, Mommy?" tanyanya dengan nada khawatir.

Naura terkekeh pelan. "Of course, baby. And maybe even better ones!"

Lila mengangguk puas, lalu melanjutkan ocehannya. "And Daddy Yafa? Apakah Daddy akan datang juga?"

Naura terdiam sejenak. Rafael Aditya Klein, sahabatnya yang selama ini tinggal bersama mereka di London, tidak ikut dalam perjalanan ini. Ada banyak hal yang masih harus ia urus di sana, dan meskipun mereka telah berjanji untuk tetap berhubungan, perpisahan tetaplah perpisahan.

"Daddy Yafa harus tinggal di sana dulu, sayang. Tapi dia berjanji akan mengunjungi kita segera," jawab Naura dengan lembut.

Lila tampak berpikir sejenak, lalu tersenyum. "Okay! But he has to bring me chocolates!"

Naura tertawa kecil, mengangguk setuju. Mereka terus berjalan menuju gerbang keberangkatan, sementara suara panggilan penerbangan terdengar di seluruh penjuru bandara. Di dalam hatinya, Naura merasa sedikit cemas tentang kepulangan mereka. Namun, melihat keceriaan Lila, ia tahu bahwa selama mereka bersama, segalanya akan baik-baik saja.

Saat mereka akhirnya duduk di ruang tunggu, Lila bersandar di bahu Naura. "Mommy, can we have an adventure in Indonesia?" tanyanya dengan mata berbinar penuh harapan.

Naura tersenyum hangat, mencium puncak kepala putrinya. "Of course, my love. A big, exciting adventure."

Dan dengan itu, perjalanan baru mereka pun dimulai.

***

Sementara itu, di sisi lain bandara, seorang pria berperawakan tegap dengan setelan kasual namun elegan baru saja melangkah keluar dari gerbang kedatangan internasional. Arjuna Dirga Wiratama baru saja tiba setelah perjalanan bisnisnya dari New York. Matanya tajam menyapu keramaian, mencari sosok yang akan menjemputnya. Meski lelah setelah penerbangan panjang, aura kewibawaan dan ketenangannya tetap terpancar.

Tanpa disadari, di tempat yang sama, hanya beberapa meter darinya, Naura dan Lila baru saja menginjakkan kaki kembali di tanah air. Takdir seakan mempertemukan mereka di bawah langit yang sama, dalam momen yang mungkin akan mengubah perjalanan hidup mereka.

Mata tajam Dirga tiba-tiba terpaku pada sosok seorang gadis di tengah keramaian. Ada sesuatu tentang wanita itu yang begitu familiar, mengguncang hatinya. Sudah hampir lima tahun dia mencari gadis itu, sejak malam panas yang tidak akan pernah bisa dia lupakan.

Seakan waktu berhenti, bayangan masa lalu kembali menghantuinya. Apakah itu benar-benar Naura? Tapi kenapa dia bersama seorang gadis cilik? Keraguan menyelusup ke dalam pikirannya, namun keinginan untuk memastikan lebih besar daripada rasa ragu yang menyelimuti.

Naura tersentak saat merasa tarikan kuat di lengannya. Dengan jantung berdebar, ia menoleh ke belakang, dan matanya langsung bertemu dengan sepasang mata tajam yang dulu begitu ia kenal. Mata yang membawa ingatan akan malam yang ingin ia lupakan.

"Dirga..." bisiknya nyaris tak terdengar, namun pria di depannya menangkap setiap nada ketakutan dalam suaranya.

Dirga menatapnya dengan ekspresi yang sulit diartikan—antara marah, terkejut, dan sesuatu yang lebih dalam dari itu. Ia menelan ludah, berusaha mengendalikan emosi yang berkecamuk di dadanya. "Jadi ini alasan kamu menghilang selama ini, Naura?" suaranya rendah, nyaris seperti bisikan yang mengandung kemarahan terpendam.

Naura menegakkan bahunya, mencoba menyusun kata-kata. "Aku tidak menghilang, Dirga. Aku hanya... pergi."

"Tanpa sepatah kata pun," potong Dirga tajam. "Dan tiba-tiba aku menemukanmu di sini, dengan seorang anak kecil..." Matanya beralih ke Lila yang memandang mereka dengan kebingungan, lalu kembali ke Naura dengan tatapan penuh selidik. "Dia... siapa?"

Naura merasakan napasnya tercekat. Ini adalah situasi yang paling ia hindari sejak memutuskan kembali ke Indonesia. Ia tahu cepat atau lambat Dirga akan mengetahui tentang Lila, tapi tidak secepat ini. Belum sekarang.

"Bukan urusanmu, Dirga," ucap Naura dingin, berusaha menarik lengannya, tapi genggaman pria itu semakin erat.

"Jawab aku, Naura." Nada suaranya lebih dalam, lebih menekan. "Dia anakku, bukan?"

Naura terdiam. Ia bisa merasakan tangan Lila yang kecil menggenggam ujung bajunya dengan erat, seakan menyadari ketegangan di antara mereka.

"Lepaskan aku, Dirga," ucapnya dengan suara gemetar. "Ini bukan tempat yang tepat untuk membahas ini."

Dirga menatapnya dalam, seolah mencoba membaca kebenaran di wajahnya. Ia ingin memaksa jawaban keluar dari bibir Naura, tapi melihat ketakutan di matanya, ia mengendurkan genggamannya.

"Baik," katanya akhirnya. "Tapi ini belum selesai, Naura. Kita akan bicara. Dan kali ini, aku tidak akan membiarkanmu menghilang lagi."

Naura menarik napas dalam-dalam, lalu menggenggam tangan Lila erat-erat sebelum melangkah pergi. Namun, ia tahu, langkahnya tidak akan bisa sejauh yang ia harapkan. Karena kini, masa lalunya telah menemukannya kembali.

***

Naura berjalan cepat, menarik Lila yang masih bingung dengan kejadian tadi. Di belakang mereka, Dirga tetap berdiri di tempat yang sama, matanya tidak lepas dari sosok Naura yang perlahan menjauh. Hatinya bergejolak. Selama bertahun-tahun, ia mencoba untuk melupakan wanita itu—wanita yang meninggalkannya tanpa kata, tanpa jejak. Tapi sekarang, di sini, di tanah air mereka, dia menemukan Naura lagi. Dan kali ini, tidak ada jalan untuk melarikan diri.

Di ruang tunggu bandara yang ramai, Naura duduk di bangku dengan tangan gemetar. Lila yang masih tampak kebingungan duduk di sampingnya, menyandarkan kepalanya di bahu ibunya. Naura menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan dirinya. Namun, bayangan wajah Dirga—wajah yang dulu sangat ia kenal—terus menghantui pikirannya.

“Mommy, what happened? Who was that man?” Lila bertanya dengan polos, menatap ibunya dengan mata besar.

Naura mengusap rambut putrinya, mencoba tersenyum. “It’s nothing, sayang. Just someone from the past.”

Lila merenung sejenak, lalu mengangguk, seolah bisa merasakan bahwa ibunya sedang mengalami sesuatu yang berat. “Are we okay, Mommy?” tanya Lila dengan suara lembut.

Naura mengangguk, meski hatinya terasa berat. “Yes, we’re okay. Always, sweetie.”

Namun, dalam dirinya, Naura tahu bahwa pertemuan tadi bukanlah kebetulan. Dirga, dengan segala ketegasannya, tidak akan membiarkannya begitu saja. Ia bisa merasakan bahwa pria itu masih menyimpan banyak pertanyaan—pertanyaan yang tidak akan bisa ia hindari selamanya.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
38 Bab
Chapter 1
Happy Reading Di sebuah bandara internasional yang ramai, Naura Devi Lark menggenggam erat tangan kecil putrinya, Lila Amora Lark. Wajahnya terlihat tenang, meski ada banyak perasaan yang bercampur dalam hatinya. Hari ini, mereka akan kembali ke tanah air setelah bertahun-tahun tinggal di London. Masa berlaku visanya telah habis, dan ini adalah saatnya untuk pulang. Lila, yang baru berusia empat tahun, tampak bersemangat. Gadis kecil itu terus berceloteh dengan bahasa Inggris dan Indonesia yang bercampur, membuat beberapa orang di sekitar mereka tersenyum mendengarnya. "Mommy, are we really going to Indonesia? Like, for real?" tanyanya dengan mata berbinar. Naura tersenyum, mengusap lembut rambut cokelat berkilau putrinya. "Yes, sweetheart. Kita akan ke Indonesia." Lila melompat-lompat kecil di tempat, lalu menatap koper berwarna merah muda yang ia tarik sendiri. "Do they have chocolate waffles in Indonesia, Mommy?" tanyanya dengan nada khawatir. Naura terkekeh pelan. "Of course,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-21
Baca selengkapnya
Chapter 2
Di dalam mobil, Dirga duduk dengan wajah tegang, matanya tajam menatap jalanan yang semakin sepi saat malam semakin larut. Ia mengeluarkan ponselnya, menekan sebuah nomor yang sudah sangat ia kenal. Beberapa detik kemudian, suara di ujung telepon menjawab dengan nada tenang namun penuh kewaspadaan."Ya, Tuan Dirga?" suara pria itu terdengar jelas."Anthony," suara Dirga terdengar tegas dan penuh perintah. "Naura ada di bandara sekarang. Dia dan anaknya baru saja sampai. Aku ingin kau memastikan bahwa kalian mengikuti mereka. Mereka menaiki taksi sekarang, pastikan kau tahu alamat tempat tinggalnya. Jangan sampai mereka tahu ada yang mengikutinya."Anthony tidak perlu waktu lama untuk menjawab, suaranya penuh kepatuhan. "Baik, Tuan. Saya akan pastikan semua informasi tentang tempat tinggalnya terkumpul, dan mengikuti mereka dengan hati-hati. Tidak akan ada yang tahu.""Bagus," Dirga menjawab singkat, namun ada nada keras yang mengarah pada ketegasan dalam suara itu. "Aku ingin semuanya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-21
Baca selengkapnya
Chapter 3
Malam itu, di tengah keheningan yang menggantung di udara, Naura terbangun dengan perasaan tidak nyaman. Ada sesuatu yang mengusik tidurnya, sebuah suara lirih yang terdengar begitu dekat. Ia menoleh dengan cepat dan menemukan Lila meringkuk di sampingnya, tubuh kecilnya gemetar dengan keringat yang membasahi dahinya."Lila..." bisiknya penuh khawatir. Ia meletakkan telapak tangannya di dahi putrinya dan merasakan panas yang tidak biasa. Secepat kilat, Naura bangkit dari tempat tidur dan mengambil kain bersih, merendamnya dalam air dingin sebelum dengan lembut mengompres dahi anaknya.Lila merintih pelan, napasnya terdengar sedikit berat. Melihat kondisi putrinya seperti ini membuat hati Naura mencengkeram kuat rasa takut, tetapi ia tahu harus tetap tenang. Selama bertahun-tahun di London, ia sudah terbiasa menghadapi situasi seperti ini sendirian. Dengan penuh kesabaran, ia terus mengompres dan memastikan Lila tetap nyaman."Mommy..." Lila berbisik dengan suara lemah, matanya hanya s
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-21
Baca selengkapnya
Chapter 4
Anthony melangkah dengan tenang menuju gerobak bubur tempat Naura dan Lila menikmati sarapan mereka. Dengan sikap santai, ia memesan semangkuk bubur kepada penjual, matanya sesekali melirik ke arah gadis kecil yang tengah lahap menyantap makanannya.Naura tidak terlalu memperhatikan kehadiran pria itu. Baginya, Anthony hanyalah pelanggan lain yang kebetulan datang di saat yang sama. Ia lebih fokus pada Lila, memastikan putrinya menikmati sarapan pertamanya di Indonesia."Enak, kan, sayang?" tanya Naura sambil tersenyum.Lila mengangguk dengan penuh semangat. "Iya, Mommy! Aku like banget!"Anthony yang duduk tak jauh dari mereka memperhatikan interaksi ibu dan anak itu dengan saksama. Waktu yang diberikan Dirga kepadanya tidak banyak. Ia harus segera menyelesaikan tugasnya tanpa menarik perhatian.Saat Naura mengambil dompet dari dalam tasnya untuk membayar, Anthony bergerak cepat. Dengan gerakan yang terlatih, ia menjatuhkan sendoknya ke tanah. "Ah, maaf," gumamnya sambil berjongkok,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-21
Baca selengkapnya
Chapter 5
Naura melangkah masuk ke dalam rumahnya dengan perasaan yang kacau. Sepanjang perjalanan pulang, pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan yang terus berputar tanpa jawaban. Bagaimana bisa Dirga tahu? Apakah dia sudah mendapatkan bukti? Dan jika iya, apa yang akan dia lakukan selanjutnya?Ia menghela napas panjang, mencoba menenangkan diri. Lila masih terlalu kecil untuk memahami apa yang sedang terjadi. Gadis kecil itu sekarang tengah duduk di sofa, memainkan bonekanya dengan riang, seolah pertemuan di daycare tadi hanyalah kejadian biasa."Sayang, sekarang waktunya tidur siang," ujar Naura lembut, berusaha menyembunyikan kecemasannya.Lila mengerucutkan bibir. "Tapi aku belum ngantuk, Mommy."Naura tersenyum dan mengusap lembut rambut putrinya. "Kalau begitu, kita baca buku sebentar, lalu tidur, ya?"Lila akhirnya mengangguk setuju. Naura mengambil salah satu buku dongeng favorit putrinya dan mulai membacakan cerita. Tak butuh waktu lama sebelum kelopak mata Lila mulai tertutup perlahan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-21
Baca selengkapnya
Chapter 6
Lima tahun lalu.Naura menatap dua garis merah di test pack yang masih digenggamnya erat. Tangannya bergetar, matanya panas, dan jantungnya berdetak kencang. Ini tidak seharusnya terjadi. Ini seharusnya tidak pernah terjadi. Tapi kenyataannya, ia hamil. Dan ia sangat tahu siapa yang harus bertanggung jawab.Arjuna Dirga Wiratama.Kakak dari pria yang selama ini ia cintai, atau lebih tepatnya, mantan kekasihnya.Naura menggigit bibirnya, berusaha menguatkan diri. Dirga harus tahu. Seburuk apa pun situasinya, sekelam apa pun masa lalu mereka, ia tidak bisa menyembunyikan ini. Lila—bayi yang sekarang ada di dalam perutnya—berhak memiliki ayah.Dengan tekad yang bulat, ia mengambil tasnya dan pergi menuju kantor pusat Wiratama Hospitality Group. Naura tahu bahwa Dirga adalah pewaris utama, CEO yang memegang kendali penuh atas perusahaan itu. Meski baru sebulan tak bertemu, ia yakin Dirga masih seperti yang dulu—penuh percaya diri, berkuasa, dan nyaris tak tersentuh.Sesampainya di depan ge
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-03
Baca selengkapnya
Chapter 7
Masa Kini.Naura berdiri di ambang pintu, dadanya naik turun, menahan emosi yang membuncah dalam dirinya. Tangannya masih gemetar setelah membanting pintu beberapa detik yang lalu. Dari celah jendela, ia bisa melihat punggung tegap Dirga yang berjalan menjauh dari rumahnya. Pria itu tidak berbalik, tidak mencoba mengetuk kembali, hanya melangkah pergi dengan bahunya yang tetap kokoh.Seharusnya ini menjadi momen kemenangan bagi Naura. Ia telah mengusir pria yang bertahun-tahun lalu menghancurkan hidupnya, pria yang dulu membuatnya hampir kehilangan segalanya. Tapi, mengapa justru ada perasaan kosong yang menyusup ke dalam hatinya? Kini, Dirga datang kepadanya, menuntut sesuatu yang tidak bisa ia berikan.“Lila adalah anakku, Naura.” Kata-kata itu masih terngiang di kepalanya.Naura menghela napas panjang. Tangan kanannya terangkat, menekan dadanya yang terasa sesak. Ia tahu ini bukan akhir. Ini baru permulaan dari badai yang lebih besar.Dari kamar, terdengar suara kecil yang familiar
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-05
Baca selengkapnya
Chapter 8
Keesokan paginya, Naura menyiapkan segala keperluan Lila sebelum berangkat ke butik tempatnya bekerja. Sejak kejadian kemarin, ia tidak bisa berhenti memikirkan Dirga. Pria itu mungkin sudah pergi dari rumahnya, tapi Naura tahu bahwa ini belum selesai. Ia takut jika Dirga akan kembali ke daycare dan mencari kesempatan untuk mendekati Lila lagi. Tidak, Naura tidak bisa membiarkan itu terjadi.Itulah sebabnya hari ini, ia memutuskan untuk membawa Lila bersamanya ke butik. Saat wawancara kemarin, Bu Dian sudah mengatakan bahwa karena ia adalah seorang single mother, butik tempatnya bekerja memperbolehkannya membawa anak. Kebijakan ini tentu sangat membantu, dan Naura merasa beruntung bisa bekerja di tempat yang memahami kondisinya.Lila duduk manis di kursi kecil di ruang belakang butik, tempat yang memang sudah disiapkan oleh Raffa yang sudah mengenal bu Dian. Temannya itu memang luar biasa. Meskipun kini masih di London untuk menyelesaikan urusan bisnisnya, Raffa tetap memastikan agar
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-07
Baca selengkapnya
Chapter 9
Kedatangan Arjuna Dirga Wiratama ke kantor pagi itu langsung menghebohkan seisi gedung Wiratama Hospitality Group. Bukan karena jadwal rapat mendadak atau keputusan bisnis besar, melainkan karena pria itu datang dengan menggendong seorang anak kecil yang cantik dan menggemaskan.Para karyawan yang biasanya menjaga profesionalisme mereka, kali ini tak bisa menutupi keterkejutan. Bisik-bisik segera menyebar di antara mereka. Mata-mata penasaran melirik ke arah Dirga, beberapa bahkan nyaris mengeluarkan ponsel untuk mengambil gambar, tetapi segera mengurungkan niat begitu melihat tatapan tajam bos besar mereka."Siapa anak itu?""Bukannya Pak Dirga belum menikah? Kok bisa-bisanya bawa anak kecil ke kantor?""Ya ampun, lihat tuh! Lucu banget, mirip banget sama Pak Dirga!"Bisikan demi bisikan semakin menjadi-jadi, tetapi tak satu pun yang berani menanyakan langsung pada pria itu. Dirga sendiri tampaknya tak terganggu dengan kehebohan yang ia timbulkan. Ia berjalan santai menuju ruangannya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-08
Baca selengkapnya
Chapter 10
Terdengar suara tangisan yang begitu nyaring dari arah kamar Dirga. Dirga langsung beranjak dari kursinya, meninggalkan Bima yang masih syok dengan pengakuan kakaknya. Ia berjalan cepat menuju kamar, dan begitu pintu terbuka, ia menemukan Lila duduk di atas ranjang, menangis tersedu-sedu sambil memeluk boneka unicornnya erat-erat."Mommmyyy..." isaknya lirih, bahunya berguncang karena tangis.Dirga merasakan dadanya mencelos. Ia berjalan mendekat dan duduk di tepi ranjang, lalu dengan hati-hati mengusap kepala putrinya. "Lila, sayang... Papa di sini."Namun, gadis kecil itu masih terisak dan menggelengkan kepala. "Lila mau Mommy... mau pulang..." suaranya bergetar, matanya yang basah menatap Dirga dengan penuh harap.Bima yang baru tiba di ambang pintu hanya bisa terdiam, menatap adegan itu dengan ekspresi campur aduk. Ia tak pernah melihat kakaknya dalam situasi seperti ini—gugup, kebingungan, dan tidak tahu harus berbuat apa. Ini jelas bukan Dirga yang ia kenal, pria dingin yang sel
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-09
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status