"Udah siap Ra?"
"Udah, ayo!"
Khairana dan Rianti berangkat menggunakan mobil untuk menemui cenayang Iriana lagi untuk kedua kalinya.
Tak lupa juga Aldo ikut bersama mereka, beberapa menit berlalu mereka pun sampai di tempat cenayang Iriana.
Tok tok
"Mami ana?" Panggil Khairana dan sesaat kemudian jendela kecil di pintu itu pun terbuka memperlihatkan manik wanita paruh baya itu.
"Oh kalian... Masuk" ucap Iriana seraya membukakan pintu rumahnya.
"Duduklah, ada apa kalian kemari?" Tanya Iriana seraya menuangkan teh ke gelas untuk disuguhkan pada Khairana dan Rianti.
"Mami ana, kak Aldo sudah mendapat sedikit ingatannya kemarin. Dia bilang adiknya kak Aldi itu dirasuki oleh arwah jahat yang selama bertahun-tahun ini bersemayam ditubuh kak Aldi" jelas Khairana dibarengi oleh anggukan Rianti dan Aldo.
&nb
"Apa yang si brengsek itu rencanakan sebenarnya?!" gumam Rianti yang sangat kesal dengan perkataan Aldi."Aku punya ide Riri, sebelum kita pergi menemui kak Aldi kita harus panggil kak Aldo dulu""Kamu gak berniat untuk membuat mereka baku hantam kan?" tanya Rianti yang hanya dibalas tatapan datar oleh Khairana."Ya enggak lah! pokoknya kita harus panggil dulu sekarang""Yaudah kau yang panggil kan kau doang yang bisa manggil dia" ucap Rianti yang dibalas anggukan oleh Khairana.Khairana menutup matanya dan memanggil nama Aldo dalam hati, sesaat kemudian ia membuka mata Aldo tiba-tiba sudah ada didepannya."Kau memanggilku?" tanya Aldo tepat didepan wajah Khairana membuat sang empunya mer
"Hah? si demit itu nguping ya? gak sopan banget" sahut Rianti seraya melipat kedua tangannya."Hey! kau sudah kubantu seharusnya kau berterima kasih padaku!" balas Aldo yang malah dapat juluran lidah Rianti yang lagi-lagi menatap kearah yang berlawanan dengan Aldo."Aku disamping sahabatmu tau" ucap Aldo sweatdrop."Yaudah Ra, gelangku?" tanya Rianti seraya menjulurkan tangannya pada Khairana."Ini" Khairana memasangkan gelang itu pada tangan Rianti lagi."Idemu untuk menukar kristal milik Rianti itu berhasil, hebat juga" puji Aldo membuat Khairana tersenyum manis.Awalnya Khairana mendapat sebuah firasat tidak enak sesaat setelah Aldi mengatakan akan memberikan dirinya dan juga Rianti pelatihan khusus, dia takut Aldi akan mengincar gelang kristal milik Rianti karna hanya dialah yang tidak dianggap ancaman oleh Aldi dan juga mangsa yang sangat mudah unt
"Ri, kamu yakin mau nemuin dia juga? bukannya kalian lagi ada masalah ya?" tanya Khairana yang khawatir kalau rencana menemui Ethan hari ini akan membuat suasana hati Rianti memburuk."Tenang aja, cuma aku yang menjauh. kalau kak Ethan nggak dia gak akan bisa lepas dari aku" ucap Rianti seraya menepuk jidatnya sendiri."Aku masih gak nerima kau manggil dia kakak""Suka-suka akulah demit, bawel banget sih" omel Rianti yang merasaka jengah dengan tingkah Aldo yang selalu protes saat dia memanggil Ethan dengan sebutan 'kakak'.Selama perjalanan mereka adu mulut lagi membuat Khairana merasa kesal karna mereka berdua sangat bawel, untungnya tak lama kemudian mereka sampai di cafe yang dimana Ethan bekerja."Oke... aku harus menguatkan mentalku lag
"Kakak tadi bilang nama 'Aldo' kan? apa kakak bisa melihat arwah?" tanya Rianti yang dibalas gelengan oleh Ethan."Tidak, hanya saja aku merasa kalau dia hadir disini" ucapnya membuat Rianti dan Khairana saling menatap begitu juga Aldo."Kalau kami memberitahumu kalau kak Aldo benar-benar ada disini apa kau akan percaya?" tanya Khairana."Tentu, aku sendiri bisa merasakannya, atau mungkin itu hanya perasaanku saja?" jawab Ethan seraya memegangi dagunya sendiri.Khairana dan Rianti saling menatap dan mengangguk secara bersamaan seperti saling tau apa isi kepala mereka masing-masing dan kemudian menatap Ethan."Kak Ethan, apa besok kau sibuk?""Yah... sepertinya tidak karna besok aku libur, ada apa? kau mau mengajakku berkencan?" tanya Ethan seraya menaik turunkan alisnya pada Rianti membuat Rianti menatapnya sweatdrop."Tidak, besok aku ak
Ting Tong!Bell rumah Ethan berbunyi menandakan ada seseorang diluar rumahnya itu, waktu sudah menunjukan pukul 7 pagi dan Ethan belum juga bangun dari tidurnya.Suara bell itu terus menerus berbunyi membuat sang empu yang punya rumah pun kesal dan akhirnya bangun untuk membuka pintu rumahnya."Siapa sih pagi-pagi bikin rusuh dirumah orang?!" gumam Ethan kesal dengan rambut yang berantakan dan mata yang masih setengah menutup dia pun membuka pintu rumahnya itu."Pagi Ethan!!" ucap seorang lelaki bule berambut pirang sama dengan Ethan seraya tersenyum lebar tanpa dosa."Harusnya aku tau itu kau, Sunny!"BRAK!!Ethan menutup pintunya dengan keras seakan tidak ingin membiarkan seseorang bernama Sunny itu masuk kedalam rumahnya, tapi Sunny tetap masuk kedalam rumah Ethan karna pintunya tidak ia kunci.Aldo yang tern
"Permisi, mami ana?" sahut Khairana namun tidak ada jawaban dari sang pemilik rumah."Rianti... kau membawaku pada dukun?! kalau kau menyukaiku tinggal bilang saja tidak perlu membawaku ke dukun!" ucap Ethan asal membuat Rianti kesal dan menjitak kepala Ethan agar dia diam."Hmm? kalian lagi? dan... 2 orang baru?" tiba-tiba cenayang Iriana muncul dan mengangetkan mereka terutama Ethan yang sangat ketakutan dengan kemunculan tiba-tiba dari cenayang Iriana."Masuklah" sambung cenayang Iriana dan mereka semua pun masuk kedalam.
"Ah... akhirnya aku jadi menginap dirumah Sunny gara-gara asal bicara dimobil tadi siang" batin Aldo sweatdrop seraya duduk dikasur Sunny."Kau ingin makan malam apa Aldo? aku bisa buatkan telur omelet untukmu atau kau mau makan spagetti? aku kebetulan membeli bumbunya kemarin di supermarket, oh oh atau kita buat sushi? sudah lama aku tidak makan itu" ucap Sunny dengan senangnya sambil menawarkan berbagai menu makan malam pada Aldo."Dia benar-benar menganggapku manusia padahal aku bertemu dengan tubuhku saja belum" batin Aldo yang tersenyum kikuk pada Sunny."A-ha-ha Sunny?""Hmm?" Sunny menatap Aldo dengan senyumnya yang berkilau itu membuat Aldo bingung harus memberi penjelas dari mana.."Kau tau kan aku ini... arwah?" tanya Aldo yang dibalas anggukan oleh Sunny seraya tersenyum."Jadi aku pikir arwah tidak seharusnya makan bukan? tapi aku janji akan
Bulan POVAngin berhembus kencang, ketika ku sedang asik membaca buku di sebuah hutan yang tak jauh dari penginapan keluargaku, ada seseorang yang menyapaku dibawah hembusan angin yang mampu menyibakan rambut panjangku.Lelaki yang terlihat lebih tua dariku namun memiliki wajah yang cantik dibanding tampan menyapaku seraya menjulurkan tangannya padaku, rambut pirangnya terkibas oleh angin seraya tersenyum lembut padaku."Hey, siapa namamu?" tanya anak padaku, kukira awalnya dia akan berbicara bahasa asing padaku ternyata dia fasih berbahasa pribumi juga."Wulan, Amanda Wulandari""Nama yang bagus, aku Raderick Ethan Nugraha. Mau main dengan kami?"'Kami?' berarti masih ada yang lain selain diriniya bukan? disaat itulah aku bertemu dengan anak kembar yang menurutku sangat menggemaskan, aku tidak pernah melihat anak kembar sebelumnya jadi saat