Share

Bagian 22

"Dasar cowo nyebelin!" geram Zia lalu melempar bantal sofa.

"Awas aja kalau lo sampai ngelamar gue besok!" mengepalkan tangan kepada Fabio.

"Gue serius Zia!" berjalan kearah pintu.

"Besok, gue akan bawa kedua orang tua gue. Jadi, besok lo dandan yang cantik-ya!" ujar Fabio tersenyum dan keluar dari rumah Zia

"Eee ... dasar cowo aneh."

"Tapi lihat aja besok. Siapa yang menjadi pemenangnya." gumam Zia dengan senyum miring.

Keesokan harinya. Saat Lazia sedang menali sepatunya di kamar, tiba-tiba Sopandi memanggilnya dengan nada lembut.

"Iya bentar." selesai menali sepatunya Lazia langsung berjalan menemui ayahnya.

Tiba disana. Lazia melihat ayahnya sedang tersenyum manis kearahnya, membuat Lazia sedikit kebingungan.

"Ayah kenapa ngelihatin Zia kaya gitu?" tanya Zia lalu duduk di sofa.

"Ayah seneng aja, karena bentar lagi. Kamu akan di lamar sama na, Fabio," jawab Sopandi tersenyum.

"Barusan, ayahnya Fabio nelpon ayah. Ka

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status