Share

Nagih hutang dan belajar (13)

Selesai makan, Lazia beranjak pergi ke ruang tamu untuk menonton drama kesukaannya. Pukul 19:11, saat-saat dimana Lazia sedang menghayati drama yang berada di televisi tersebut. Tiba-tiba lamunan Lazia tentang drama itu buyar, setelah  ketukan pintu kuat terdengar jelas dari luar.

Tok, tok...

"Iya-iya tunggu"

"Siapa si malam-malam gini datang kerumah gue." gumam Zia sembari berjalan kearah pintu.

Klek!

Ternyata itu ketukan pintu dari Fabio. Dengan menggunakan sarung dan juga membawa sebuah buku sembari tersenyum lebar.

"Aaa!" teriak Zia kaget lalu menutup kembali pintu itu.

"Loh kok malah ditutup lagi? Bukain dong pintunya"

"Hello!" ucap Fabio lalu mengetuk pintu.

"Gawat ... Itu 'kan Fabio. Dia pasti mau nagih hutang sama gue," gumam Zia ketakutan sembari bersandar di pintu.

Tok, tok!

"Iya-iya," teriak Zia.

Klek!

"Hy!" sapa Fabio tersenyum sembari melambaikan tangan lalu berjalan masuk kedalam.

"Loh, gue belum izinin lo masuk!" balas Zia lalu berjalan menghadang Fabio sembari merentangkan kedua tangannya.

Fabio dengan senyum kecut. "Emangnya gue harus banget gitu minta izin dari lo?"

"Iya harus! Gu-gue 'kan yang punya rumah!" balas Zia dengan masih merentangkan tangannya sembari memajukan bibirnya.

"Dasar aneh!" ledek Fabio tersenyum sembari menepis lembut tangan Zia lalu duduk di sofa.

Lazia menutup pintu lalu berjalan dengan emosi kearah Fabio yang sedang menonton televisi.

"Sebenarnya lo ngapain kesini?" bentak Zia.

"Ada apa ini ribut-ribut," Sopandi keluar dari kamarnya.

"Oh ... Ada na, Fabio toh! Pantesan aja Lazia semangat, kedengaran sampai kedalam soalnya," kata Sopandi tersenyum.

"Iya om," sahut Fabio terkekeh.

"Ayah gimana, si?! Lazia itu lagi marah ayah ..." geram Zia. Namun Sopandi menghiraukannya.

"Om, masuk lagi, ya." kata Sopandi tersenyum kepada Fabio dan berjalan masuk ke kamarnya.

"Iya om," sambung Rangga tersenyum lalu melihat kearah Zia yang sedang kesal.

"Hy Zia"

"Gue mau jawab pertanyaan lo tadi, kenapa gue kesini. Tapi, sebenarnya lo tau maksud dan tujuan gue," lontar Rangga tersenyum lalu menaik turun 'kan alisnya.

Zia berdehem dan duduk di satu sofa dengan Fabio dengan jarak sedikit jauh "Iya gue tau."

"Lo mau apa?"

"Gue enggak minta yang aneh-aneh si sama lo. Gue cuma minta lo kerjain pr gue!" usul Fabio sembari meletakan bukunya di meja.

"Gampang, kan!"

Zia mengagukan kepala. "Ok."

Lazia pun menuruti permintaan dari Fabio. Lazia juga salah satu orang pintar di kelasnya, walaupun itu hanya masuk sepuluh besar.

Selama Lazia mengerjakan pr sekolah Fabio. Fabio terus melihatnya, melihat jari-jemarinya menulis. Sampai tak sengaja Lazia melihat kearahnya.

"Lo lihatin gue, ya!" ujar Zia tersenyum sembari menunjuknya menggunakan pulpen.

Fabio malu sembari menggelengkan kepalanya."Enggak, pede banget si lo. Gue lihatin tv dari tadi!"

"Dasar cowo," batin Zia sembari mengejarkan tugasnya lagi.

Fabio kembali menatap Lazia dengan penuh harap. Fabio juga sesekali tersenyum saat melihat Lazia. Hingga Fabio memejamkan matanya, saat Lazia melihat kearah Fabio dengan cepat.

"Tuh ... Kan! Lo lihatin gue!"  celetuk Lazia tersenyum lalu terkekeh saat melihat muka Fabio menjadi merah muda.

"Enggak, gue enggak lihatin lo!" sela Fabio dengan matanya yang masih dipejam.

"Aa, cie ... Lo lihatin gue"

"Udah jujur aja, gapapa. Gue tau kok gue cantik!" goda Lazia tersenyum.

"Enggak!" cela Fabio sembari menutup wajah dengan kedua tangannya.

"Iya"

"Enggak"

"Iya"

"Enggak"

"Iya!"

"Enggak!"

"Iya ... "

"Iya!"

"Ehk, maksud gue enggak!" teriak Fabio.

"Tuh, kan!," sahut Zia tersenyum.

Lazia berdehem. "Kalau emang lo enggak lihatin gue, coba lo lihat gue sekali lagi"

Fabio mengagukan kepalanya, menurunkan kedua tangannya dari wajahnya. Lalu kemudian membuka perlahan kedua matanya dan melihat Lazia sedang tersenyum di depan wajahnya. Sontak Fabio kaget sembari berjalan mundur menggunakan bokongnya.

"Tuh kan lo lihatin gue," kekeh Zia tersenyum.


Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status