Share

Ciuman pertama (14)

"Cie ... Cie, cie, cie. Lo lihatin gue!" ujar Zia lalu tertawa.

"Udah napa! Enggak cape apa ketawa mulu," rengek Fabio.

"Enggak," balas Zia tersenyum.

"Tugas lo itu ngerjain pr gue, bukannya ngetawain gie," keluh Fabio.

"Iya-iya ..."

"Cuma ngomong itu aja, mukanya kaya yang pengen nangis," gumam Zia pelan sembari tersenyum lalu kembali mengejarkan tugas Fabio.

Fabio melihat Lazia kembali mengerjakan tugasnya. Menghembuskan nafas kuat, sembari melap keringatnya. Tiga puluh menit Lazia mengejarkan tugasnya, tiba-tiba Fabio memanggilnya.

"Zia tolong ambilin minum dong," ujar Fabio sembari menonton televisi.

"Ayo pukul, pukul lagi," kata Fabio lalu loncat pelan di sofa sembari menonton televisi.

"Apa lo bilang? Ambilin minum?"

"Lo pikir gue pembantu lo apa?!" bentak Zia sembari melemparkan pulpennya ke meja.

"Lo lupa gue ini tamu ..." tersenyum.

"Yang namanya tamu itu raja" melihat ke arah Zia.

"Cepat ambilin gue minum, kalau bisa kopi ya. Atau enggak gue hapus lo dari kartu keluarga," ujar Fabio lalu kembali menonton televisi.

"Ee ..." geram sembari membuat raut wajahnya seperti meledek Fabio, "Kalau aja bukan gara-gara tantangan itu, gue ogah nurutin perintahnya," batin Zia.

"Loh ... Kok masih berdiri, si? Ayo dong, gue udah haus ni," ujar Fabio tersenyum.

Lazia senyum kecut dan berkata. "Baik baginda. Raja!" lalu berjalan pergi kedapur.

. . .

"Ini minumannya" meletakan secangkir kopi di meja.

"Silahkan diminum raja ..." tersenyum.

"Tunggu sampai lo rasain kopi itu," batin Zia sembari tersenyum dan melihat kearah cangkir kopi.

"Lo dulu yang minum," ucap Fabio yang masih menonton televisi. Lazia benar-benar kaget saat Fabio berkata seperti itu.

"Gue?" tanya Zia dengan senyum miring

"Iya," jawab Fabio lalu menoleh kearahnya.

"Masa gue si, Fabio ... Itu kan gue bikin buat lo. Terus asal lo tau, itu kopi spesial gue bikin buat lo," ujar Zia tersenyum.

"Jadi lo aja yang minum"

Fabio terkekeh dan berkata. "Gue tau kok lo bikin kopi spesial buat gue. Maka dari itu, lo cobain dulu kopi buatan lo"

"Atau jangan-jangan, lo kasih racun di kopi itu. Biar gue is dead, iya, kan!"

"Ngaku loh ..." tersenyum.

"En-enggak. Lo jangan nuduh gue yang enggak-enggak mana mungkin gue mau ngeracunin lo," cela Zia tersenyum.

"Ya udah kalau gitu lo duluan yang minum," saran Fabio.

"Gu-gue enggak bisa," balas Zia sembari memegang perutnya.

"Gue ada penyakit asam lambung"

"Tapi enggak mungkin dong, satu tegukan bisa bikin lambung lo itu kambu," kata Fabio tersenyum.

"Ayo minum"

"Ayo"

"Zia"

"Zia"

"Zia"

"Iya-iya!" bentak Zia lalu mengambil kopi itu dengan tangannya yang gemetar. Dengan terpaksa satu tegukan kopi masuk ke dalam mulut Zia.

Brush!

Tiba-tiba Zia menyeburkan kopi yang telah masuk tadi keluar dari mulutnya. Sontak Fabio langsung tertawa terbahak-bahak melihatnya.

Fabio tertawa. "Lo kenapa?"

"Asin banget! Padahal gue cuma kasih tiga sendok," batin Zia lalu melihat ke arah Fabio yang masih tertawa.

"Udah puasa ketawanya?" desah Zia lalu meletakan kopi tadi ke meja dengan kasar.

"Satu sama ... Lo tadi 'kan ngetawin gue juga" tersenyum.

"Sebenarnya gue tau lo pasti ngerjain gue," ledek Fabio tersenyum lalu memajukan lidahnya kedepan.

"Ee ... Lo nyebalin banget si jadi cowo!" sahut Zia dengan nada tinggi lalu berlari kearah Fabio. Sontak Fabio kaget melihatnya lalu berlari menghindari Zia.

"Sini lo!" geram Zia.

"Enggak " sahut Fabio sembari meledek Zia dengan memajukan lidahnya.

Lazia yang di ledek seperti itu tidak tinggal diam. Dan langsung berlari mengejar Fabio. Kejar-kejaran pun terjadi, layaknya tom and jerry. Mereka kejar-kejaran mengelilingi televisi itu.

"Ayo kejar gue kalau bisa," ucap Fabio tersenyu.m

"Aaa!" teriak Zia lalu kembali mengejar Fabio.

Dunk!

Suara kaki Fabio saat tersandung mengenai kaki meja televisi. Fabio membalikan badannya dan berniat ingin bangkit berdiri. Namun sia-sia saat Lazia terjatuh juga dan langsung menimpanya.  Seketika bibir kecil Lazia menyentuh bibir Fabio. Membuat raut wajah mereka berdua menjadi merah tomat.


Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status