Share

Bab 10

 Galang yang mendengarkan cerita mitha seketika ingat akan kejadian tempo hari di apartemen.

"Mitha, sebenarnya aku pernah memergokinya tempo hari di apartemen yang sama dengan lokasi proyek, aku ingin mengatakannya kepadamu, tapi aku tak mau hanya di anggap omong kosong jadi aku mengurungkan niatku." Ucap galang lalu menyulut sebatang rokoknya.

"Aku mengerri galang, sekarang aku akan melupakan semuanya dan melupakan tentang kevin" jawab mitha.

Mitha kemudian masuk kedalam kamar meninggalkan galang. Galang kembali merenung sendirian dan terpikir  bahwa orang yang di kiranya sangat baik dan punya etika seperti kevin saja bisa berbuat licik apalagi dengan orang seperti harvey. Seketika ingatannya terbuka kembali ke masalah pekerjaannya dan mulai hari itu ia sangat sibuk dengan pekerjaan tambahan mencari asal kejanggalan dalam proyeknya.

Malam harinya mitha tiba tiba mengajak galang untuk pergi keluar untuk bersantai, iya maksud mitha juga tak lain untuk melupakan masalahnya dan memperbaiki kondisi hatinya, "galang, apakah kamu sedang sibuk ?" ,

"ngga kok, emang kenapa ?" ,

"aku berencana jalan malam ini, kalo kamu ngga sibuk apa kamu bersedia menemaniku ?" , Jelas mitha untuk meminta galang menemaninya jalan malam ini. padahal sebenarnnya galang ingin segera ber istirahat lebih awal dan bangun lebih pagi, namun ia pun tak enak jika menolak ajakan mitha.

"Oh, oke... Baik kalo begitu" jawab galang meng iyakan ajakan mitha.

"Sip, jam 8 kita otw ya!!" Tegas mitha dengan senyum di wajahnya.

Malam harinya mitha sudah bersiap menunggu galang di ruang tamu, mitha tampak istimewa malam ini dengan gaun feminim dan rambut terurai yang pastinya akan membuat semua yang melihatnya terpukau. Tak lama kemudian galang keluar kamar, ia sudah siap untuk pergi bersama mitha, penampilan galang sederhana seperti biasanya, ia mengenakan celana panjang dan kemeja yang tak terlihat terlalu mencolok atau menunjukan kemewahan. Tapi itu bukan masalah bagi mitha.

"Galang, kamu udah siap?" Sapa mitha dengan senyum.

"Sudah, maaf menunggu lama",

"No problem" mitha tersenyum ke arah galang sambil membuka pintu mobilnya.

Di tengah perjalanan galang bertanya kepada mitha kemana tujuan mereka,

"Mitha, mau kemana kita sekarang ?" 

"Terserah kamu, galang. Yang penting tempatnya nyaman hehe" wanita memang penuh misteri, ditanya ya pasti bilang terserah, begitupun dengan mitha.

"Baik, bagaimana kalo kita ke restoran sajauntuk makan. Kamu belum makan bukan? ", Ajak galang kepada mitha, karena galang bingung kemana menentukan tujuannya, maklum saja galang belum pernah dekat atau berkencan dengan wanita, jadi dia belum mengerti kode wanita. 

"Aku belum lapar, bagaimana kalo nanti saja makannya?", Namun jawaban mitha lagi lagi membingungkan galang.

"Lalu, mau kemana dulu nih?" Tanya galang lagi kepada mitha dengan wajah bingung.

"Ya terserah kamu." Jawab mitha penuh teka teki, 

 Gerald semakin di buat pusing dengan jawaban mitha, singkat cerita gerald langsung berhenti di lokasi taman yang berada di tengah tengah kota, 

 "Mitha, aku rasa ini tempat yang nyaman dengan udara yang sejuk. Bagaimana menurutmu." Galang tersenyum pasrah dengan pendapat mitha nantinya.

"Boleh juga. Aku rasa kamu banyak mengerti dengan situasi hati wanita, semoga kamu bukan pemain hati." Mitha tertawa kecil kepada galang.

"Apakah ada wanita yang ingin dekat dengan pria sepertiku hehehe....?" Tanya galang dengan nada bercanda, sedangkan mila hanya tersenyum menatap galang. Mereka semakin akrab dan sesekali terlihat mesra malam itu.

 Pria mana yang tak suka dekat dengan mitha, bahkan di mata galang mitha malam ini sangat begitu spesial. Namun di sisi lain, galang masih merasa minder jika ingin mendekati mitha, alasannya sudah pasti karena ekonomi. Mitha berasal dari keluarga kaya, sedangkan galang ia terlahir dari keluarga sederhana yang punya mimpi besar untuk merubah nasib keluarganya kelak, ya meskipun dia juga tau kalo keluarga mitha tak pernah memandang status sosial, namun ah sudahlah namanya juga novel hehehe.

 Sebelum pulang, mereka memutuskan untuk makan di restoran yang terletak tak jauh dari taman kota, restoran tersebut sangat mewah bahkan pengunjung restoran rata rata adalah orang kaya dan penting di kota itu.

 Sebenarnya galang tak terlalu suka makan di tempat ini, tapi apa boleh buat, karena ini permintaan dari mitha. Pelayan datang menghampiri meja mereka.

" Selamat malam tuan dan nona, selamat datang di restoran kami. Tuan dan nona ingin memesan hidangan apa?" Sambut pelayan dengan senyum kepada mereka, namun tak menutupi bahwa ia agak merendahkan galang karena penampilannya sangat sederhana.

" Selamat malam, saya ingin memesan steak barbeque dan potato ukuran medium, untuk minumnya jus stroberi ya." Jawab mitha kepada pelayan.

 "Galang kamu udah menentukan pilihanmu, atau aku saja yang pilihkan" tanya mitha kepada galang yang dari tadi diam saja dan nampak kebingungan.

" Aku mencari menu pecel lele dan es teh namu n aku tak menemukannya." Jawab galang dengan raut muka kebingungan.

"Galang, kamu emang lucu ya dari kecil gak pernah berubah. Mana ada menu pecel lele hahaha " , mitha hanya menanggapi galang dengan bercanda.

" Baiklah pelayan, samakan saja hidangannya dengan pesananku." Jelas mitha kepada pelayan.

"Baik, nona. Mohon di tunggu ya. Sambil menunggu anda bisa menikmati wine yang nanti akan saya antar ke meja ini." 

Mitha tersenyum kepada pelayan sebelum pelayan meninggalkan meja mereka untuk mengambil sebotol wine, sedangkan galang masih dengan raut muka kebingungan.

Tak lama pelayan tersebut kembali.

" Permisi tuan dan nona, ini wine untuk anda, wine ini di sediakan free untuk pasangan pengunjung yang datang malam ini." Sambil memegang sebotol wine yang di berikan kepada galang dan mitha, rupanya pelayan restoran itu mengira mereka adalah pasangan, mitha dan galang hanya tersenyum mendengar nya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status