Share

Bab 5

  Jam menunjukkan pukul setengah 8, dan galang bersiap untuk acara malam ini, tiba tiba ponselnya berdering ada panggilan dari mitha,

"Hallo, galang!!" Terdengar suara mitha dari seberang saluran telepon.

"Iya hallo, mitha?" Tanya galang.

"Aku sekarang udah di restoran dekat kampus sama kawan kawanku juga, kamu cepat kesini ya, aku share location sekarang." 

Belum sempat galang menjawab, mitha sudah menutup sambungan telepon. Ternyata mitha sudah berada di sana bersama para gadis teman sekelas mitha. Kemudian galang berangkat naik taksi menuju restoran green ordon untuk menyusul mitha. Sesampainya di restoran, galang melihat mitha duduk di meja yang terletak di balkon restoran tersebut bersama 4 wanita dan 2 pria.

Akhirnya galang pun memberanikan diri untuk mendatangi tempat mitha.

"Galang, kamu baru sampai?,  kita udah nunggu" sapa mitha.

"Oh iya aku minta maaf" jawab galang singkat tersenyum menyapa teman mitha. Namun hanya mitha dan satu teman perempuannya yang merespon galang. Iya, teman teman mitha yang lain masih menatap galang dengan sedikit terheran, melihat tampilan galang yang biasa saja tak bisa di pungkiri bahwa merak sedikit merendahkan galang, namun tidak dengan Zivina, ia berbeda dari teman-teman mitha yang lain.

Zivina adalah sahabat yang dekat sekali dengan mitha, sifatnya juga baik dan rendah hati. Kalau soal penampilan yah sebelas duabelas dengan mitha. Telinga galang pun mendengar teman mitha yang lain saling berbisik merendahkan galang tak terkecuali kedua pria di samping wanita wanita itu, Alexandra dan viona adalah teman sekelas mitha dan mereka satu geng di kampus Rivendhale University, dan kedua pria tersebut andre dan harvey, andre merupakan pacar viona dan harvey adalah pacar alexandra.

Seperti biasa, galang tak banyak bicara kali ini, memang kerika bertemu orang baru ia akan lebih banyak diam, meskipun mitha dan zivina sesekali membuka obrolan, galang hanya menjawab singkat.

Secara tak sengaja tiba tiba kaki galang menendang meja makan dan membuat salah satu gelas minuman tumpah dan membasahi kemeja harvey.

"Ah, apa apaan ini??" Harvey kaget dan sedikit kesal.

"Lihat, apa yang di lakukan pria patung ini!!" Andre mencibir.

" Aku minta maaf, aku benar benar tidak sengaja, tolong maafkan aku" jawab galang dengan perasaan bersalah.

" Dasar pria kampung" alexandra menimpali cibiran terhadap galang.

Sedangkan mitha yang duduk di sebelah zivina memperhatikan kejadian yang baru saja terjadi, zivina melakukan pembelaan terhadap galang.

"Sudah, galang kan tidak sengaja, lagipula kan dia sudah minta maaf" kata zivana kepada yang lain.

"Iya, kita kan disini untuk bersenang senang jadi ngga ada gunanya juga kita ribut." Sambung mitha yang bingung akan membela siapa. Seketika suasana menjadi hening dan galang masih merasa bersalah akan hal barusan. Kedua pasangan tersebut juga masih merasa kesal terhadap galang, tampak ingin sekali mereka memaki galang.

 "Mohon maaf tuan dan nona, apakah ada yang mau menambah pesanan lagi?", Tanya seorang pelayan memecah keheningan.

"Tidak, ini sudah cukup. Lagi pula kami akan segera pergi." Jawab alexandra dan viona dengan kompak muka datar dan melirik ke arah galang. Tak lama kemudian mereka ber empat berpamitan.

" Sepertinya kami akan segera pulang lebih dulu, kalian silakan lanjutkan." Pamit harvey kepada mitha,

"Iya, kami minta maaf mitha. Tapi ini cukup membuat mood kami berantakan" timpal viona.

"Iya gapapa, sekali lagi aku juga minta maaf. Mungkin lain waktu kita bisa ngumpul lagi." Jawab mitha dengan raut muka kecewa, sedangkan galang hanya diam dan lagi lagi merasa bersalah dan tak enak hati kepada mitha.

Tak lama kemudian zivina pun ikut menyusul yang lain untuk pulang,

"Sepertinya aku juga harus pulang dulu, maaf ya mitha, dan galang, terima kasih untuk acaranya, senang bertemu denganmu." Pamit zivina sambil tersenyum kepada mereka berdua.

 Dan sekarang sudah hampir tengah malam dan mitha pulang bersama galang,

"Mitha, aku minta maaf, tidak seharusnya aku melakukannya." Galang membuka obrolan di dalam mobil.

"Hahaha.... Galang, kamu ngga sepenuhnya salah kok, itu memang sifat mereka" jawab mitha sambil tertawa geli. Memang viona dan alexandra juga dari keluarga yang kaya , sejak kecil mereka tidak pernah mengalami kehidupan keras. Begitu juga denga masing masing kekasihnya, keluarga andre dan harvey masing masing punya perusahaan di kota Rivendhale.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status