Share

MALAM PERTAMA

Penulis: ARY
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-09 21:11:24

“Aeeee, ituuu ....”

“Tuh kan, Mas memang ndak bisa mutusin berarti Mas masih punya perasaan ke Mbak Angel!”

“Bukan begitu maksud Mas dek! Ckckk, ya sudah besok kamu bakalan tahu jawaban pastinya!” tegasnya, Malikh nampaknya sedang menghadapi dilema.

***

“Kalian mau  ke mana?” tanya Surti-ibu Angel dan Tasya. Ia bingung melihat Tasya dan Malikh sudah kemas.

“Saya mau ngajak Tasya ke acara sekolah Rafa buk, hari ini ada pertunjukkan seni di sekolahnya dan orang tua murid diminta menghadiri acara,” jelasnya.

“Kamu ndak bisa sendiri ya?” tanyanya kembali.

“Ndak bisa bu, Malikh sudah janji mau ngajak Tasya ke sekolah kasian anak-anak!” tegasnya.

            Sementara itu Tasya hanya berdiam diri.

“Ya sudah, kalian berdua jangan sampai macam-macam lagi di luar! Jangan hancurkan kepercayaan ibu ke kalian seperti sebelumnya,” pesannya penuh harap.

“I-iya bu,” jawabnya ragu. “Malikh berangkat dulu.”

“Memangnya ada acara apa Mas? Kok tumben aku ndak dikasi tahu sama Rafa?” Tasya kebingungan karena ia tak tahu menahu soal ini.

“A-e, nanti juga kamu tahu sendiri!” jawabnya. Malikh seakan menyembunyikan sesuatu.

            Mobil mereka pun mendarat di depan sebuah bangunan mewah “CLARION”.

Tasya terbelalak, “Mas kita ngapaian ke sini?!!”

“A-eee, Mas ke sini cuma mau buktiin sayang Mas ke kamu! Kemarin kamu sendiri to yang minta kepastian?” jawabnya kikuk.

“Maksud Mas Malikh apa? I-ini kan hotel Mas!” Ia kebingungan.

“Ya ini pembuktian rasa sayang Mas ke kamu, karena kamu kan selama ini nuntut kepastian dari Mas ... tapi sebelum itu Mas minta maaf kalau harus dengan cara ini, jadi bagaimana dek mau kan?” tawarnya penuh harap.

            Tasya berpikir keras. Ia pun mengangguk, mereka berdua menuruni mobil. Keduanya jalan dengan tergesa, mengenakan masker hitam harap-harap tidak ada yang mengenali wajah mereka.

“Mas sudah yakin?” Tasya masih ragu.

“Kamu percaya sama Mas, jangan takut! Mas janji bakalan tanggung jawab apa pun yang terjadi, kamu tunggu di sini dulu sebentar,” tegasnya meyakinkan. Ia menyuruh Tasya untuk menunggunya di pintu depan.

*

“Ini kunci kamarnya pak, silahkan dan terima kasih!”

“Makasi mbak!”

“Ayok dek.” Malikh tergesa-gesa, pandangannya liar, ia takut jika ada orang yang dikenal melihatnya, lelaki itu mencekal tangan Tasya segera menuju kamar.

“Sementara kita istirahat di sini ya dek, besok pagi kita pulang!” jelasnya.

“Mas, kalau Ibu curiga bagaimana? Ibu pasti bakalan nyariin kita dan memastikan semuanya ke Rafa ... jangan sampai hal ini sampai ke telinga Mbak Angel secepat ini! Aku ndak mau keadaannya semakin buruk Mas!” Rasa takut Tasya selalu menghantuinya, namun meskipun demikian ia tetap saja mengiyakan kemauan bejat Malikh untuk memenuhi nafsunya.

“Dek-dek! Kamu ini apa-apa takut, ini takut itu takut kalau kamu mau takut sekarang sudah ndak ada gunanya! Sudahlah kita jalani saja yang sudah terlanjur kita lakukan toh kamu juga suka kan? Mas begini karena terdesak, itu semua karena kemauan kamu meminta kepastian ya ini Mas berani mengambil jalan seperti ini itu tandanya rasa tanggung jawab Mas besar ke kamu ... Mas ndak mungkin ngecewain kamu!” Malikh terus mengeluarkan bujuk rayunya berharap semua kemauannya berjalan mulus.

Tasya tertunduk lesu, “I-iya Mas.”

            Malikh menatap Tasya dalam, memerhatikan tubuh wanita itu dari ujung rambut hingga ujung kaki, ia menenggak udara kosong. Malikh berjalan menyusuri kasur, ia mendekap tubuh Tasya.

“Mas!” Sejenak suasana menjadi hening.

            Tangan Malikh gegas menarik pakaian Tasya dan menanggalkannya.

“Kamu ndak usah takut, Mas ndak bakalan ninggalin kamu!” bisiknya pelan.

“Tunggu Mas!” hentinya.

“Kenapa?”

“Mas aku takut! Ini pertama kali kita ... eee hati-hati ya Mas!”

            Malikh mengangguk sembari mengedipkan kedua matanya pelan. Malikh mulai merebahkan tubuhnya.

DRRTT! DRRRT! [Bunyi dering gawai]

“Si-siapa Mas?” tanyanya.

“Sudah kamu diam saja, ini Mas lagi fokus!”

DRRTT! DRRRT! [gawainya kembali berdering]

“Ckckk!” Malikh berdecak. “Siapa sih!” Malikh meradang karena kemesraannya tengah diganggu.

“Siapa sih Mas?” Tasya penasaran. Ia juga ikut tersulut emosi karena terganggu.

“Sialan! Angel vidio call!”

Sontak Tasya terbangun, “Duh, bagaimana ini Mas? Nanti kalau Mas ndak angkat telepon pasti Mbak Angel bakalan nelponin aku dan dia curiga!”

“Stsss! Kamu jangan panik begitu, tenang!” Ia gegas mengenakan pakaiannya dan merapikan penampilannya.

[Halo, sayang! Kamu apa kabar?] tanya Angel tersenyum lebar.

[Aku baik!] jawabnya datar.

[Mas, kamu lagi di mana?] tanya Angel penasaran, karena melihat sekeliling Malikh tampak asing. [“Kamu lagi ndak di rumah ya Mas?]

[Iya, aku lagi di hotel!] jawabnya tanpa rasa takut.

[Hotel? Ngapain Mas? Sama siapa?] tanyanya bertubi-tubi.

[Sama anak-anak dan keluarga, kenapa kamu tanya begitu kamu curiga sama Mas?]

[Aee, endak kok Mas. Aku kan cuma tanya saja, Mas kok begitu nanyanya?]

            Malikh hanya melempar senyum kecut.

[Maafin aku Mas, aku ndak ada maksud nuduh kamu macem-macem ... ee kalau begitu anak-anak mana Mas? Aku mau lihat anak-anak, kangen banget sama mereka sudah lama ndak vidio call-an,] pintanya.

[Anak-anak lagi main sama Ibu dan Tasya, Mas lagi sendiri istirahat di kamar capek!] kilahnya.

[Ya sudah kalau begitu tolong bawain hp nya ke mereka sebentar, ya Mas.]

[Kamu ndak denger ya tadi Mas bilang apa? Mas capek!] tekannya dengan nada tinggi.

[Astagfirullahalazim Mas, aku kan cuma mau ngomong sama anak-anak aku kangen Mas, kalau misalnya Mas ndak bisa bawain ya sudah ndak papa ndak usah bentak-bentak begitu!]

[Ya siapa suruh ngeyel, sudah ya Mas mau lanjut istirahat lagi!]

[Tapi Mas, aku masih mau lama lihat kamu ... memangnya Mas ndak kangen sama istri Mas ini?]

Malikh terdiam, [Ka-kangen,] ucapnya kembali datar.

[Kok kayak biasa saja si Mas?] Angel merasa kecewa mendapatkan respon demikian.

“Ekhmmm.” Tasya berdeham, ia kesal karena menunggu terlalu lama.

[Suara siapa itu Mas?]

[Aeee, i-itu suaraku! Ekhmm-ekhmmm....]

[Kok suaranya beda begitu?]

[Apaan sih kamu, ya beda lah namanya juga orang lagi sakit tenggorokan!]

[Astaga kamu sakit Mas? Mas sudah periksa ke dokter?]

[Sudah-sudah, makanya kamu jangan banyakan nanyak ... Mas perlu istirahat lebih banyak lagi kata dokter, sudah ya kalau begitu, toh ndak ada yang penting-penting amat yang mau kita bahaskan?”]

[Hmm, ya sudah kalau begitu Mas, padahal aku masih kangen banget sama kamu apalagi sama anak-anak, cepet sembuh ya Mas. Assalamualaikum.]

[Ya, walaikumsalam ... eh sebentar....]

[Kenapa Mas?] tanyanya sumringah, ia mengira Malikh berubah pikiran untuk menemaninya.

[Transferan bulan ini jangan telat lagi ya! Kasian anak-anak kalau harus telat bayar uang sekolahnya lagi!] ucapnya tanpa rasa bersalah.

[Oh itu, i-iya Mas.] Angel menarik senyumnya yang tadi.

[Bagus!] Malikh langsung mengakhiri telepon tanpa mengucapkan sepatah kata lagi.

“Lama banget sih Mas, aku capek tau nungguin!” protesnya.

“Maaf sayang, ayo kita lanjut!” Seketika nada suara Malikh berubah lembut kembali setelah tadi berbicara ditelpon dengan nada kaku dan datar.

“Aku harap setelah malam ini Mas ndak lupa dengan janji Mas ya!” tegas Tasya mengingatkan kembali.

“Iya Mas janji. Bagaimana dek kamu suka malam ini kan?” tangan kanan Malikh meraih pipi Tasya.

“Suka Mas, makasi!” Tasya tersenyum lebar.

“Makasi juga sayang, muachh.” Malikh mengecup kening Tasya dan kembali melanjutkan aktivitas mereka yang tertunda.

***

“Kalian habis dari mana?” 

Bersambung ...

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Ipar Pengusir Sepi   AKAD NIKAH

    “Bagaimana para saksi? Sah?”“Sah!!!” jawab mereka serentak. Malikh dan Tasya melangsungkan pernikahan mereka secara terang-terangan, lelaki bejat itu berhasil mengelabuhi masyarakat dan pengurus desanya hingga acara pun berlangsung lancar.“Selamat Malikh, nanti kamu jangan lupa segera mengurus surat cerai dengan Angel supaya pernikahanmu sekarang bisa sah secara hukum karena saya cuma bisa bantu sampai di sini saja, semoga ini menjadi pilihan terbaik buat kamu saya juga turut prihatin dengan musibah yang menimpa rumah tanggamu!”“Terima kasih pak Kades! Saya pasti segera cari cara untuk menghubungi Angel kembali karena dia sudah hilang kontak dengan saya cukup lama, dia pasti sudah bahagia dengan pasangannya yang baru di sana makanya dia sudah ndak peduli lagi dengan anak-anaknya di sini!” jelasnya berbohong.“Ya, saya mengerti sekarang saya harap kamu bisa ikhlaskan semuanya dan berserah pada-Nya jaga anak-anakmu dengan baik dan untuk Tasya bapak harap kamu tidak mengiku

  • Ipar Pengusir Sepi   ANGEL SELINGKUH???

    “Dek, kamu jangan nyusahin Mas begini! Kita ndak mungkin bisa menikah sekarang yo masa iya Mas tiba-tiba ngabarin Angel kalau kita mau nikah karena kamu hamil anak aku?!”“Mas! Memangnya ndak ada cara lain? Aku ndak mau dosa dua kali karena gugurin anak aku sendiri!”“Sejak kapan kamu mikirin dosa dek? Dari awal juga kamu sudah buat dosa tapi tetap mau-mau saja.”“Mas! Sekarang bukan saatnya kamu ngurusin dosa aku, kamu tu sama dosanya. Pokoknya harus tanggung jawab aku ndak mau tahu ... kalau Mas ndak mau cari cara buat nikahin aku jangan salahin aku pakek cara kotor supaya kita tetap nikah!”“Maksud kamu apa to dek?” Malikh linglung, ia sedang tak fokus dengan situasinya yang semakin keruh.“Aku ndak akan segan-segan ngaduin kelakuanmu ke Mbak Angel, kalau kamu selama ini sudah nodain aku! Setelah Mbak Angel mendengar semua penjelasan aku pasti Mbak Angel bakalan lebih percaya sama adiknya dan ngusir kamu dari rumah!” ancamnya.Malikh terperangah, keningnya mengkerut.“Kamu ini mema

  • Ipar Pengusir Sepi   ABORSI

    “Iyo aborsi, itu jalan satu-satunya yang bisa mengamankan status kita berdua dari Angel, Ibuk bahkan dari warga sekitar dek!”“GILA KAMU MAS! Pikiranmu bener-bener sudah kerasukan setan, aborsi itu resikonya besar bisa mencelakakan nyawa aku juga! Apa jangan-jangan karena Mas ndakk mau tanggung jawab ini rencana kamu buat nyingkirin aku juga? Iya kan!” tuduhnya penuh amarah.“Tasya! Dengerin Mas dulu, Mas itu saaayangg banget sama kamu buktinya sampai sekarang Mas masih mau sama kamu dan tetap memilih kamu ketimbang Angel. Mas tau kondisi kita lagi rumit, makanya ini solusi terdesak demi kebaikan kita masing-masing ... memangnya kamu mau digunjing sama tetangga karena hamil di luar nikah? Mas sih ndak mau ya mengambil risiko besar begitu, mau ya dek Mas mohon!” Malikh sudah benar-benar kehilangan akal sehatnya, ia bahkan tak merasa takut sedikit pun membicarakan rencana pembunuhan darah dagingnya sendiri.GUBRAKK! Dari arah dapur terdengar suara benda terjatuh.Mata Tasya

  • Ipar Pengusir Sepi   AKU HAMIL MAS!!!

    “Dari hotel!” jawab Malikh datar.Surti sontak mengelus dada, “Hotel? Kalian ngapain ke hotel berdua hah?! Astaga kalian ini benar-benar keterlaluan ya, pantas saja Rafa bilang ndak ada acara apa pun dari sekolah dan kalian hilang kabar seharian ini!” bentaknya, ia benar-benar meradang kali ini.“Ibuk ndak perlu tahu, ini urusan saya dengan Tasya ndak ada hubungannya sama Ibuk! Sudah saya capek mau istirahat!” keluhnya.“Bajingan kamu Malikh! Kamu, Tasya kenapa diam saja? Jawab Ibuk, kalian ngapain ke hotel?”“Udahlah Bu, ndak usah diperpanjang Tasya juga capek sekarang malah harus denger Ibuk ngomel-ngomel!” keluhnya.“Nak, Ibuk ndak pernah ngajarin kamu hal seperti ini. Tolong hentikan perbuatan kamu dengan Malikh, dia itu suami Kakakmu sendiri, sadar!”“Apaan sih Bu! Ibukk tu ndak jelas tahu ndak, orang ndak ada apa-apa juga!” bantahnya.“Kalau sampai ada apa-apa antara kamu dan Malikh lagi, awas kamu Tasya Ibuk ndak akan pernah maafin kalian berdua!” tekannya sembari mengacungkan

  • Ipar Pengusir Sepi   MALAM PERTAMA

    “Aeeee, ituuu ....”“Tuh kan, Mas memang ndak bisa mutusin berarti Mas masih punya perasaan ke Mbak Angel!”“Bukan begitu maksud Mas dek! Ckckk, ya sudah besok kamu bakalan tahu jawaban pastinya!” tegasnya, Malikh nampaknya sedang menghadapi dilema.***“Kalian mau ke mana?” tanya Surti-ibu Angel dan Tasya. Ia bingung melihat Tasya dan Malikh sudah kemas.“Saya mau ngajak Tasya ke acara sekolah Rafa buk, hari ini ada pertunjukkan seni di sekolahnya dan orang tua murid diminta menghadiri acara,” jelasnya.“Kamu ndak bisa sendiri ya?” tanyanya kembali.“Ndak bisa bu, Malikh sudah janji mau ngajak Tasya ke sekolah kasian anak-anak!” tegasnya. Sementara itu Tasya hanya berdiam diri.“Ya sudah, kalian berdua jangan sampai macam-macam lagi di luar! Jangan hancurkan kepercayaan ibu ke kalian seperti sebelumnya,” pesannya penuh harap.“I-iya bu,” jawabnya ragu. “Malikh berangkat dulu.”“Memangnya ada acara apa Mas? Kok tumben aku ndak dikasi tahu sama Rafa?” Tasya kebingungan kar

  • Ipar Pengusir Sepi   GODAAN WANITA

    “Hemhhp, ahhh ... kamu wangi banget hari ini dek!” pujinya sembari mengendus pakaian yang dikenakan Tasya.“Ya dong, ini berkat hadiah parfum dari Mas jadi aku bisa wangi terus kalau deket-deket sama Mas!”“Bagus, kalau gini kan Mas jadi makin betah berduaan sama kamu!” ucapnya, sedang tangan kanannya berusaha mengusap rambut Tasya.“Ekhmm, Mas anak-anak datang!” Malikh segera menghempaskan tangannya.“Ayo anak-anak habiskan sarapannya, nanti jangan sampai kalian kelaparan di kelas!” titah Tasya.“Siap tante, makasi ya udah nyiapin sarapan kesukaan aku,” ucap Aira senang.“Iya, sama-sama sayang! Nanti di sekolah yang pinter ya, Kakak Rafa juga,” pesannya.“Siap lapan nam!” Sementara itu pandangan Malikh terpatri dengan tingkah Tasya yang sangat keibuan, Tasya memang selalu memerhatikan lebih keponakannya itu semenjak Angel-Kakak kandungnya pergi menjadi tenaga kerja asing di negeri seberang, hampir semua pekerjaan rumah tangga Tasya yang mengurusnya, mulai dari

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status