LOGINDengan penuh keceriaan Naura langsung beringsut berpamitan secara terburu-buru pada kedua orangtuanya dan pada kedua adiknya, kemudian Naura pun berlarian kecil untuk menghampiri Gilbert.
Rupanya Gilbert sudah menunggu diluar mobil dan tersenyum pada Naura, rasanya seperti satu tahun tidak bertemu padahal hanya satu malam tadi keduanya tidak bertemu. Naura begitu merindukan Gilbert sampai-sampai dia terus berlari dan mendarat sempurna dalam pelukan Gilbert. "Wow, Nola," "Aku merindukanmu Dad," "Iya sayang Dady juga sangat merindukanmu, padahal hanya satu malam kita tidak bertemu!" Gilbert merekatkan pelukannya pada tubuh Naura. Saat sedang saling memeluk dengan erat, momy Lindsey berlarian mengejar Naura karena handphone Naura tertinggal dimeja makan. "Nola!" keluar pintu rumah. Mendengar suara momy Lindsey yang sangat dekat Naura replex mendorong Gilbert hingga Gilbert pun terjungkal dan jatuh ke bawah. "Ya Tuhan, Bert kau sedang apa dibawah sana?" tanya Momy Lindsey. "Am hanya mengecek ban mobil saja sepertinya tadi agak kempes ternyata tidak," bangun kembali tapi lumayan juga pinggangnya terasa sakit karena jatuh terlalu kencang. "Aku kira kau jatuh Bert," "Momy, mana mungkin Dady jatuh ada apa momy kesini?" tanya Naura. "Nola, untung saja kau belum berangkat ini handphone mu ketinggalan!" diberikannya handphone itu pada Naura. "Oh iya, terimakasih mom!" "Ya sudah kalian hati-hati berangkatnya!" "Oke," Gilbert dan Naura langsung masuk kedalam mobil, dan keduanya lega karena tidak sampai ketahuan oleh momy Lindsey ketika saling memeluk erat seperti tadi. Mobil pun meninggalkan halaman rumah Naura. "Dad, apa sakit?" "Tentu saja, kau mendorong Dady tanpa konfirmasi terlebih dahulu!" "Maaf ya Dady sayang, habisnya momy mendadak muncul! Makanya Dad, buru-buru Dady jujur pada orangtuaku," "Iya weekend ini Dady ke rumah untuk mengatakannya, setelah Dady mengatakannya mudah-mudahan hubungan kita jadi lebih nyaman," "Ngomong-ngomong Sabia kemana Dad?" "Di apartemen depan sana, nginep di tempat temannya," Naura pun mengingat kembali memangnya Sabia memiliki teman yang tinggal di apartemen situ? Seingat Naura tidak ada, Naura pun berpikiran kearah sana. Jangan-jangan Sabia kembali memangsa perjaka atau laki-laki kampus lainya. Tapi lebih baik Naura berterimakasih pada Sabia, karena setidaknya untuk beberapa menit kedepan dia bisa berduaan dengan Dady Gilbert. Tepatnya di perempatan jalan utama, mobil pun berhenti di lampu merah. Satu tangan Naura meraba pangkal paha Gilbert, membuat Gilbert pun langsung melirik kearahnya. "Hei sayang," "Kiss me please Dad," Diraihnya ceruk leher Naura oleh Gilbert kemudian di lu matnya bibir sensual dan tebal milik Naura dengan liar oleh Gilbert, membuat satu tangan Naura meraba lobak import Gilbert yang sejak tadi sudah mengeras ketika dipeluk oleh Naura. "Ah," disela-sela berciuman dengan Naura, Gilbert sampai men de sah karena tangan Naura mengusap kencang lobak import miliknya. "Ssthhh Nola," Gilbert melepaskan ciumannya, kemudian kedua tangannya membuka resleting celana kerja yang dia kenakan. Hingga lobak import milik Gilbert pun muncul ke permukaan. Naura langsung mendekatkan wajahnya pada lobak milik Gilbert lalu membuka rongga mulutnya lebar-lebar untuk melahap habis lobak super panjang tersebut. Lampu merah pun sudah berubah hijau tapi Naura tetap bergerak masuk keluar dengan rongga mulutnya, membuat Gilbert harus membagi fokus anatara menyetir dengan menikmati sentuhan demi sentuhan bibir sensual Naura pada lobak miliknya. "Ah Fu ck sssttthh oh my God,," Dimainkannya oleh tangan Naura maju mundur selain memasukannya pada rongga mulut, membuat Gilbert merasakan miliknya sudah berkedut dan bersiap meledak dibawah permainan tangan Naura. "Nola Dady hampir sampai ahhh sitt!! Terus baby," "Ayo dad keluarkan!" "Ahh," akhirnya menembakkan lobak importnya. Nafas Gilbert terengah-engah sementara Naura buru-buru meraih tisu untuk membersihkan tangannya dari ledakan lobak import Gilbert. "Dad, kau suka?" "Tentu, sekarang kau sangat lihai sekali Nola!" Gilbert mengusap lembut wajah Naura. Mobil pun tiba di loby apartemen, tetapi Sabia belum juga turun, Naura pun diminta Gilbert untuk menelpon Sabia. Tapi sepertinya gadis itu kesiangan hari ini, sebuah pesan masuk dari Sabia. (Beri aku waktu 15 menit please aku kesiangan) "15 menit Dad," "So, apa yang bisa kita lakukan 15 menit dipagi hari ini?" "Menurut Dady?" Gilbert tersenyum nakal, kemudian membuka safety belt Naura, meminta Naura menghadap dirinya, ditariknya dengan tidak sabaran kedua pangkal paha Naura, hingga membuat kepala Naura bersandar pada kaca mobil sementara kedua pangkal pahanya terbuka lebar dihadapan Gilbert. Gilbert sangat menyukai pakaian Naura hari ini, karena jika Naura mengenakan rok mini seperti ini Gilbert hanya perlu membuka kain penutup Naura tanpa perlu menurunkan rok mininya, sudah bisa menikmati bagian inti Naura yang sangat lezat. Seperti saat ini, Gilbert langsung menurunkan kain penutup bagian intinya saja, bagian inti Naura pun terpampang nyata dihadapan Gilbert. Terlihat sangat fresh karena pagi hari Naura baru selesai mandi dan belum melakukan aktivitas apapun yang membuatnya berkeringat. "Dad, ayo lakukan aku sudah tidak tahan lagi!" rengek Naura. Gilbert pun menahan kedua pangkal paha Naura agar tetap terbuka lebar apapun yang akan dia lakukan nantinya, lalu wajah Gilbert langsung terbenam dibagian inti Naura dan langsung meng hi sapnya kuat-kuat. "Ah Dad, Dady emthhh iya Dad seperti itu ah," Keuda tangan Naura meremat jok mobil miliknya sendiri, Gilbert kemudian menjulurkan lidahnya membuat Naura merasakan tubuhnya bergetar hebat. Sapuan lidah lembut dan panjang Gilbert membuat seluruh tubuh Naura dilanda gelisah keenakan, lidah itu kini meliuk-liuk sesuka hatinya diarea inti Naura hingga Naura pun tak kuasa menahan kenikmatan yang diberikan oleh Gilbert. "Ahh Fu ck Dad, ahhh Nola tidak tahan Dad ahh pengen sampai Dad," Ditusuk-tusukmya oleh lidah Gilbert bagian inti Naura hingga kedua tangan Naura pun replex menekan kepala Gilbert agar semakin tenggelam didalam miliknya. Rasanya semakin luar biasa ketika kedua tangannya menekan kepala Gilbert semakin dalam, kemudian pinggul Naura pun tanpa sadar bergerak maju mundur membiarkan bagian intinya dinikmati oleh lidah Gilbert yang terus meliuk-liuk dan memasukkannya kedalam. "Dad, ahhhhhhh Dad Ahhhh," Gilbert pun mengangkat wajahnya sebentar untuk melihat wajah Naura yang sudah diselimuti oleh hasratt luar biasa tinggi. "Keluarkan sayang jangan ditahan," Naura mengangguk tanda setuju kemudian Gilbert kembali menenggelamkan wajahnya didalam bagian inti Naura, lidah itu kembali menjulur meliuk kemudian masuk membuat Naura semakin frustasi dibuatnya. Hingga Naura merasakan dibawah sana ada dorongan yang meminta untuk dikeluarkan. "Dad, pengen pipis!" Kalau bagi orang lain waktu adalah uang, berbeda bagi Dady Bert waktu adalah kepuasan.Saat ini Sabia sudah memasuki halaman rumah milik Mr Zie, hatinya sudah bersorak karena kemenangan dari taruhannya dengan teman-temannya yang lain sudah didepan mata.Sabia pun memotret rumah Mr Zie dari dalam mobilnya, lalu mengirimkan ke group bahwa dia sedikit lagi akan memenangkan taruhan.Ditekannya bel rumah Mr Zie itu oleh Sabia, sambil sesekali merapihkan rambutnya. Seorang pelayan pun datang membukakan pintu rumah."Malam nona, ada yang bisa saya bantu?""Tolong panggilkan Mr Zie, katakan mahasiswi ingin menyerahkan tugas padanya!""Baik, mohon tunggu!"Sebenarnya pelayan merasa aneh kenapa menyerahkan tugas malam-malam begini, dan kenapa tidak kirim by email saja? Tapi karena berpikir mungkin name Zie sendiri yang meminta mahasiswinya datang ke rumah akhirnya pelayan pun mengetuk pintu kamar Me Zie.Tok.Tok.Tok.Baru saja Mr Zie hendak tidur setelah dari sore tadi memeriksa tugas dari 0ara mahasiswa yang dikirim ke email-nya, pintunya diketuk malam-malam begini, dengan sed
Tubuh Naura melengking keatas sementara wajahnya mendongak keatas, dorongan itu sungguh membuat seluruh tubuh Naura mengalami getaran hebat yang luar biasa.Tak kuasa menahan gejolak kenikmatan yang hampir tiba, Naura memejamkan kedua matanya, menggigit bibir bagian bawahnya karena merasakan dorongan itu sedikit lagi benar-benar akan meledak dibawah sana."Aaaaaahh Dad mau,,,,"Perkataan Naura tidak sanggup dua lanjutkan, sementara Gilbert yang mengetahui bahwa gadis pujaan hatinya akan mencapai puncak nirwana justru semakin dalam memasukkan lidahnya kedalam bagian inti Naura, kemudian meny e sapnya dengan kuat.Kedua tangan Naura pun meremat rambut Gilbert dibawah sana sembari menekan lebih dalam lagi wajah Gilbert dibawah sana."Dad ahhhhhhhhh,"Nafas Naura terengah-engah dan akhirnya Naura berhasil mencapai puncaknya yang begitu indah dan menyenangkan dipagi hari ini. Tubuh Naura lemas dia tidak dapat berkata-kata lagi selain masih merasakan sisa-sisa pencapaiannya.Setelah berhasi
Dengan penuh keceriaan Naura langsung beringsut berpamitan secara terburu-buru pada kedua orangtuanya dan pada kedua adiknya, kemudian Naura pun berlarian kecil untuk menghampiri Gilbert.Rupanya Gilbert sudah menunggu diluar mobil dan tersenyum pada Naura, rasanya seperti satu tahun tidak bertemu padahal hanya satu malam tadi keduanya tidak bertemu.Naura begitu merindukan Gilbert sampai-sampai dia terus berlari dan mendarat sempurna dalam pelukan Gilbert."Wow, Nola,""Aku merindukanmu Dad,""Iya sayang Dady juga sangat merindukanmu, padahal hanya satu malam kita tidak bertemu!" Gilbert merekatkan pelukannya pada tubuh Naura.Saat sedang saling memeluk dengan erat, momy Lindsey berlarian mengejar Naura karena handphone Naura tertinggal dimeja makan."Nola!" keluar pintu rumah.Mendengar suara momy Lindsey yang sangat dekat Naura replex mendorong Gilbert hingga Gilbert pun terjungkal dan jatuh ke bawah."Ya Tuhan, Bert kau sedang apa dibawah sana?" tanya Momy Lindsey."Am hanya menge
Jika ada laki-laki yang begitu menginginkan tubuhnya dengan tidak sabaran seperti Dosen satu ini, entah kenapa Sabia merasa sangat tertantang dan merasakan hasrattnya berkali-kali lipat lebih tinggi lagi.Dilepaskannya kedua tangan Dosen tersebut yang melingkar ditubuhnya itu, lalu didorongnya tubuh Dosen itu hingga terjatuh di atas ranjang, seperti serigala wanita yang sedang lapar, Sabia langsung melompat keatas tubuh Dosen berusia 30 tahu itu."Kau sangat tidak sabaran mangsaku," Sabia me lu mat bibir Dosen tersebut.Kedua tangan Sabia menarik kemeja pakaian Dosen tersebut hingga kancing-kancing kemeja itu terlepas semua, kemudian setelah puas melu mat bibir Dosen yang sejak tadi hanya pasrah terlentang.Sabia menjulurkan lidahnya, terus menyusuri dada hingga turun ke perut dan area pusar Dosen tersebut, kedua tangan Sabia langsung menurunkan celana yang dikenakan oleh Dosen tersebut, kemudian merobek kain penutup lobaknya hingga lobak itupun kini sudah tak mengenakan apapun lagi.
Sore harinya jam perkuliahan Sabia selesai lebih cepat, dia berpikir untuk mengerjai Naura yang saat ini masih berada didalam kelasnya. Sabia pun menunggu didepan kelas Naura.Hingga Dosen dikelas Naura pun sudah mengakhiri kelas hari ini dan keluar dari dalam kelas, Naura dan teman-teman dikelasnya langsung buru-buru keluar dari dalam kelas karena sudah ingin menghirup udara segara setelah tadi didalam kelas dicekoki oleh mata kuliah yang cukup menguras otak dan energi."Hai little momy ku!" teriak Sabia sambil memeluk Naura sengaja dengan suara kencang."Ha little momy?" serempak teman-teman sekelas Naura."Ya, Naura adalah momy baru untukku karena sebentar lagi dia akan menikah dengan my dad, dan emtththhh!!!"Belum selesai Sabia berbicara didepan teman-teman Naura, mulut Sabia sudah dibekap lebih dulu oleh satu tangan Naura."Bia sedang mabuk jadi bicaranya ngawur, jangan dengarkan!" Naura langsung membawa Sabia menjauh dari teman-temannya.Barulah setelah berada ditempat sepi Nau
Kedua bola mata Sabia akhirnya harus melirik bergantian saat mendengar Naura berbicara dan saat Gilbert pun ikut bersuara, situasi saat ini antara Gilbert dengan Naura sudah seperti debat calon presiden.Keduanya sibuk saling memberikan penjelasan pada Sabia yang hanya dia mematung melihat laki-laki tua yang tak lain adalah ayah kandungnya sendiri, berada diatas tubuh gadis muda yang tak lain adalah anak dari atasannya sekaligus sahabat putrinya sendiri.Apalagi posisi Gilbert benar-benar terngiang-ngiang dalam pikiran Sabia saat melihat bagaimana melon import sahabatnya, tengah di hi sap oleh ayahnya yang sudah tua itu.Mendengar Gilbert dan Naura sibuk klarifikasi, kesadaran Sabia pun berhasil dipulihkan."Stop!" teriak Sabia.Naura pun menghampiri Sabia lalu meraih kedua tangan Sabia, dengan tatapan memelas Naura akan meminta maaf secara tulus pada Sabia."Bi, aku minta maaf tidak apa-apa kau akan membenciku tapi tolong maafkan aku!"Sabia mengangkat telunjuk tangannya lalu menunju







