LOGINJika ada laki-laki yang begitu menginginkan tubuhnya dengan tidak sabaran seperti Dosen satu ini, entah kenapa Sabia merasa sangat tertantang dan merasakan hasrattnya berkali-kali lipat lebih tinggi lagi.
Dilepaskannya kedua tangan Dosen tersebut yang melingkar ditubuhnya itu, lalu didorongnya tubuh Dosen itu hingga terjatuh di atas ranjang, seperti serigala wanita yang sedang lapar, Sabia langsung melompat keatas tubuh Dosen berusia 30 tahu itu. "Kau sangat tidak sabaran mangsaku," Sabia me lu mat bibir Dosen tersebut. Kedua tangan Sabia menarik kemeja pakaian Dosen tersebut hingga kancing-kancing kemeja itu terlepas semua, kemudian setelah puas melu mat bibir Dosen yang sejak tadi hanya pasrah terlentang. Sabia menjulurkan lidahnya, terus menyusuri dada hingga turun ke perut dan area pusar Dosen tersebut, kedua tangan Sabia langsung menurunkan celana yang dikenakan oleh Dosen tersebut, kemudian merobek kain penutup lobaknya hingga lobak itupun kini sudah tak mengenakan apapun lagi. Sambil lidah Sabia meliuk-liuk disekitar pusar dan semakin turun kebawah, Sabia mencengkram lobak milik Dosennya itu. "Oh my God, ini terlalu cute sekali Mr kecil-kecil imut tapi rasanya apa akan enak?" tanya Sabia. "Jangan lihat dari ukurannya sayang, ini akan bisa memberikan kau kenikmatan! Aku ini tahan lama loh," "Kita buktikan Mr," "Ahhhhhh," Dosen itu langsung mele nguh saat Sabia melahap habis lobak import yang menurut Sabia lobak kecil nan imut, dari sekian banyak lobak yang pernah dia cicipi lobak dari Dosen inilah yang paling kecil. Tapi tidak masalah asalkan bisa mendapatkan informasi tentang Mr Zie yang sangat pendiam dan sulit didekati, Sabia rela menikmati lobak import kecil dan mini ini. Dimainkannya lobak impor itu oleh Sabia hingga lidah Sabia memutar dan meliuk-liuk disekitar lobak importnya. "Uhh aku menyukainya sayang, kau wanita liar!" Di hi sapnya oleh Sabia tanpa ampun hingga Dosen itu pun merasakan terbang melayang-layang menembus langit ke tujuh menggapai bintang-bintang, permainan mulut Sabia pada lobak import miliknya membuat Dosen itu tak bisa berkata apa-apa lagi selain, Sabia adalah gadis kecil-kecil tapi servicenya luar biasa besar. Setelah puas memainkan lobak import didalam rongga mulutnya, Sabia kembali keatas kali ini Sabia berdiri diatas kepala Dosen tersebut, kemudian secara perlahan Sabia melepaskan celana penutup bagian intinya. Hingga bagian inti miliknya kini tak dihalangi oleh apapun lagi, tubuh Sabia perlahan turun hingga posisinya berjongkok diatas kepala Dosen yang sedang pasrah terlentang itu. Ditempelkannya bagian inti Sabia kebibir Dosen itu hingga otomatis Dosen itu bisa leluasa menikmati bagian inti Sabia. "Ah iya terus ahh Fu ck," Dosen itu men ji lat bagian inti Sabia, kemudian menye sapnya sesuka hati hingga Sabia me nge rang dengan sangat kencang. "Ahhh aku sampai!" Nafasa Sabia masih terengah-engah sementara dibawah sana Dosen itu terus memainkan bagian inti Sabia, meng hi sapnya tanpa ampun hingga Sabia pun harus berkali-kali mencapai puncak kenikmatannya. Tak beristirahat terlebih dahulu, Sabia langsung mengangkat bagian intinya dari atas kepala Dosen tersebut kemudian mundur untuk memasukkan lobak import kecil itu kedalam bagian intinya yang sudah basah kuyup. Dengan mudahnya lobak import itu tertancap sempurna, Sabia bergerak lincah diatas tubuh Dosen yang sudah tidak berdaya melawan permainan Sabia yang luar biasa itu. "Ahh oughttt terus baby lebih cepat lagi!" Dosen itu terus meracau sambil kedua tangannya me re mas kedua melon import Sabia yang bergerak-gerak seiring dengan gerakan pinggul Sabia.. Gerakan cepat itu membuat sang Dosen sudah tidak bisa lagi menahan diri, dia merasakan miliknya berkedut-kedut hingga akhirnya tumpah ruah akibat permainan Sabia yang begitu spektakuler. "Permainan mu luar biasa Sabia, aku pasti akan sangat ketagihan oleh mu," "Ya, laki-laki mana yang tidak ketagihan oleh tubuhku?" Sabia turun dari atas Dosen tersebut, lalu sesuai janji dari sang Dosen, malam ini Sabia mendapatkan banyak informasi tentang Mr Zie, yang merupakan target taruhannya. Dari mulai alamat rumah, nomor handphone dan tempat biasa dia pergi jika libur mengajar. Ini akan memudahkan Sabia untuk memenangkan taruhan dengan teman-temannya yang lain, karena yang dilakukan oleh teman-temannya itu kini sekali, mereka terang-terangan meminta nomor telepon pada Mr Zie langsung, tentu saja langsung ditolak mentah-mentah bahkan ditanggapi dengan cuek oleh Mr Zie. Hanya Sabia yang memiliki akal gila seperti ini. Dengan mudah semua informasi tentang Mr Zie mudah dia dapatkan. Malam hari di kediaman Gilbert, rasanya sepi sekali biasanya ada Naura di rumah ini tapi malam ini Gilbert harus menahan rindu karena Naura pulang ke rumah orangtuanya. Dad, momy tidak izinkan aku untuk menginap terus di rumahmu, dia ingin aku menemaninya karena Dady Nick sibuk terus. Dady akan sangat merindukanmu sayang. Dad temui aku di rumah saja, Dady yang menginap disini. Tidak bisa, tapi weekend ini Dady akan ke rumahmu untuk bicara dengan orangtuamu tentang hubungan kita, bagaimana kau setuju? Oh ya?? Aku setuju sekali dad aku senang mendengarnya nanti Dady minta langsung pada orangtuaku agar kita tinggal satu rumah ya Dad! Please. Kau ingin lagi ya? Iya Dad, sekarang pun aku sedang ingin. Sama sayang, malam ini sangat dingin si lobak jadi teringat terus denganmu. Ah Dad, kesini sebentar saja Please. Tahan sayang, nanti setelah Dady berterus-terang kita bisa bebas kapan saja melakukannya. Malam ini Gilbert dan Naura hanya bisa saling berkirim pesan padahal keduanya sama-sama rindu ingin bertemu. Keesokan harinya, Naura sarapan bersama keluarganya sambil menunggu Gilbert menjemputnya ke rumah. "Akhirnya kita bisa sarapan bersama dengan formasi lengkap begini," Lindsey merasa senang karena ketiga anaknya kini berada dimeja makan untuk sarapan bersama. "Kak, sekali-kali kau yang temani kami pergi les atau latihan bertarung nanti kalau kami sudah jago bertarung kau kan kami yang melindungi!" "Cih, kalian melindungi ku? Yang ada musuh bisa membunuhku langsung," "Kau menyepelekan ku?" tanya Stanley. "Memang kau sepele," menjulurkan lidah. "Biar saja nanti kita jangan lindungi kakak Stan, kita lindungi saja momy," kata Steiner. " Ya sudah, lagipula aku ada Dady Nick dan Dady Bert kekuatan mereka jauh diatas kalian," "Mom," serempak merengek. "Anak laki-laki jangan gampang merengek, tapi buktikan kalau yang diucapkan kakak Nola itu salah, kalian jelas bisa lebih jago dari Dady Nick dan Dady Bert," Ckckckck.. Naura sangat senang sekali jika kedua adiknya itu kesal dan cemberut, rasanya tidak ingin melihat si kembar cepat dewasa Naura lebih gemas ketika si kembar kecil dulu dan keduanya sering menangis akibat berebut mainan. Pas sekali begitu selesai sarapan, mobil Gilbert sampai di halaman rumah. "Nona, Tuan Gilbert sudah didepan!" ujar pelayan. "Tuan Gilbert dan Sabia maksudmu?" "Tidak nona hanya Tuan Gilbert saja," Mendengar Sabia tidak ikut, Naura pun merasa lebih semangat karena itu artinya pagi ini dia akan berduaan dengan Gilbert, entah dimana Sabia yang terpenting sekarang bisa berduaan dulu dengan Gilbert.Saat ini Sabia sudah memasuki halaman rumah milik Mr Zie, hatinya sudah bersorak karena kemenangan dari taruhannya dengan teman-temannya yang lain sudah didepan mata.Sabia pun memotret rumah Mr Zie dari dalam mobilnya, lalu mengirimkan ke group bahwa dia sedikit lagi akan memenangkan taruhan.Ditekannya bel rumah Mr Zie itu oleh Sabia, sambil sesekali merapihkan rambutnya. Seorang pelayan pun datang membukakan pintu rumah."Malam nona, ada yang bisa saya bantu?""Tolong panggilkan Mr Zie, katakan mahasiswi ingin menyerahkan tugas padanya!""Baik, mohon tunggu!"Sebenarnya pelayan merasa aneh kenapa menyerahkan tugas malam-malam begini, dan kenapa tidak kirim by email saja? Tapi karena berpikir mungkin name Zie sendiri yang meminta mahasiswinya datang ke rumah akhirnya pelayan pun mengetuk pintu kamar Me Zie.Tok.Tok.Tok.Baru saja Mr Zie hendak tidur setelah dari sore tadi memeriksa tugas dari 0ara mahasiswa yang dikirim ke email-nya, pintunya diketuk malam-malam begini, dengan sed
Tubuh Naura melengking keatas sementara wajahnya mendongak keatas, dorongan itu sungguh membuat seluruh tubuh Naura mengalami getaran hebat yang luar biasa.Tak kuasa menahan gejolak kenikmatan yang hampir tiba, Naura memejamkan kedua matanya, menggigit bibir bagian bawahnya karena merasakan dorongan itu sedikit lagi benar-benar akan meledak dibawah sana."Aaaaaahh Dad mau,,,,"Perkataan Naura tidak sanggup dua lanjutkan, sementara Gilbert yang mengetahui bahwa gadis pujaan hatinya akan mencapai puncak nirwana justru semakin dalam memasukkan lidahnya kedalam bagian inti Naura, kemudian meny e sapnya dengan kuat.Kedua tangan Naura pun meremat rambut Gilbert dibawah sana sembari menekan lebih dalam lagi wajah Gilbert dibawah sana."Dad ahhhhhhhhh,"Nafas Naura terengah-engah dan akhirnya Naura berhasil mencapai puncaknya yang begitu indah dan menyenangkan dipagi hari ini. Tubuh Naura lemas dia tidak dapat berkata-kata lagi selain masih merasakan sisa-sisa pencapaiannya.Setelah berhasi
Dengan penuh keceriaan Naura langsung beringsut berpamitan secara terburu-buru pada kedua orangtuanya dan pada kedua adiknya, kemudian Naura pun berlarian kecil untuk menghampiri Gilbert.Rupanya Gilbert sudah menunggu diluar mobil dan tersenyum pada Naura, rasanya seperti satu tahun tidak bertemu padahal hanya satu malam tadi keduanya tidak bertemu.Naura begitu merindukan Gilbert sampai-sampai dia terus berlari dan mendarat sempurna dalam pelukan Gilbert."Wow, Nola,""Aku merindukanmu Dad,""Iya sayang Dady juga sangat merindukanmu, padahal hanya satu malam kita tidak bertemu!" Gilbert merekatkan pelukannya pada tubuh Naura.Saat sedang saling memeluk dengan erat, momy Lindsey berlarian mengejar Naura karena handphone Naura tertinggal dimeja makan."Nola!" keluar pintu rumah.Mendengar suara momy Lindsey yang sangat dekat Naura replex mendorong Gilbert hingga Gilbert pun terjungkal dan jatuh ke bawah."Ya Tuhan, Bert kau sedang apa dibawah sana?" tanya Momy Lindsey."Am hanya menge
Jika ada laki-laki yang begitu menginginkan tubuhnya dengan tidak sabaran seperti Dosen satu ini, entah kenapa Sabia merasa sangat tertantang dan merasakan hasrattnya berkali-kali lipat lebih tinggi lagi.Dilepaskannya kedua tangan Dosen tersebut yang melingkar ditubuhnya itu, lalu didorongnya tubuh Dosen itu hingga terjatuh di atas ranjang, seperti serigala wanita yang sedang lapar, Sabia langsung melompat keatas tubuh Dosen berusia 30 tahu itu."Kau sangat tidak sabaran mangsaku," Sabia me lu mat bibir Dosen tersebut.Kedua tangan Sabia menarik kemeja pakaian Dosen tersebut hingga kancing-kancing kemeja itu terlepas semua, kemudian setelah puas melu mat bibir Dosen yang sejak tadi hanya pasrah terlentang.Sabia menjulurkan lidahnya, terus menyusuri dada hingga turun ke perut dan area pusar Dosen tersebut, kedua tangan Sabia langsung menurunkan celana yang dikenakan oleh Dosen tersebut, kemudian merobek kain penutup lobaknya hingga lobak itupun kini sudah tak mengenakan apapun lagi.
Sore harinya jam perkuliahan Sabia selesai lebih cepat, dia berpikir untuk mengerjai Naura yang saat ini masih berada didalam kelasnya. Sabia pun menunggu didepan kelas Naura.Hingga Dosen dikelas Naura pun sudah mengakhiri kelas hari ini dan keluar dari dalam kelas, Naura dan teman-teman dikelasnya langsung buru-buru keluar dari dalam kelas karena sudah ingin menghirup udara segara setelah tadi didalam kelas dicekoki oleh mata kuliah yang cukup menguras otak dan energi."Hai little momy ku!" teriak Sabia sambil memeluk Naura sengaja dengan suara kencang."Ha little momy?" serempak teman-teman sekelas Naura."Ya, Naura adalah momy baru untukku karena sebentar lagi dia akan menikah dengan my dad, dan emtththhh!!!"Belum selesai Sabia berbicara didepan teman-teman Naura, mulut Sabia sudah dibekap lebih dulu oleh satu tangan Naura."Bia sedang mabuk jadi bicaranya ngawur, jangan dengarkan!" Naura langsung membawa Sabia menjauh dari teman-temannya.Barulah setelah berada ditempat sepi Nau
Kedua bola mata Sabia akhirnya harus melirik bergantian saat mendengar Naura berbicara dan saat Gilbert pun ikut bersuara, situasi saat ini antara Gilbert dengan Naura sudah seperti debat calon presiden.Keduanya sibuk saling memberikan penjelasan pada Sabia yang hanya dia mematung melihat laki-laki tua yang tak lain adalah ayah kandungnya sendiri, berada diatas tubuh gadis muda yang tak lain adalah anak dari atasannya sekaligus sahabat putrinya sendiri.Apalagi posisi Gilbert benar-benar terngiang-ngiang dalam pikiran Sabia saat melihat bagaimana melon import sahabatnya, tengah di hi sap oleh ayahnya yang sudah tua itu.Mendengar Gilbert dan Naura sibuk klarifikasi, kesadaran Sabia pun berhasil dipulihkan."Stop!" teriak Sabia.Naura pun menghampiri Sabia lalu meraih kedua tangan Sabia, dengan tatapan memelas Naura akan meminta maaf secara tulus pada Sabia."Bi, aku minta maaf tidak apa-apa kau akan membenciku tapi tolong maafkan aku!"Sabia mengangkat telunjuk tangannya lalu menunju







