LOGINKedua bola mata Sabia akhirnya harus melirik bergantian saat mendengar Naura berbicara dan saat Gilbert pun ikut bersuara, situasi saat ini antara Gilbert dengan Naura sudah seperti debat calon presiden.
Keduanya sibuk saling memberikan penjelasan pada Sabia yang hanya dia mematung melihat laki-laki tua yang tak lain adalah ayah kandungnya sendiri, berada diatas tubuh gadis muda yang tak lain adalah anak dari atasannya sekaligus sahabat putrinya sendiri. Apalagi posisi Gilbert benar-benar terngiang-ngiang dalam pikiran Sabia saat melihat bagaimana melon import sahabatnya, tengah di hi sap oleh ayahnya yang sudah tua itu. Mendengar Gilbert dan Naura sibuk klarifikasi, kesadaran Sabia pun berhasil dipulihkan. "Stop!" teriak Sabia. Naura pun menghampiri Sabia lalu meraih kedua tangan Sabia, dengan tatapan memelas Naura akan meminta maaf secara tulus pada Sabia. "Bi, aku minta maaf tidak apa-apa kau akan membenciku tapi tolong maafkan aku!" Sabia mengangkat telunjuk tangannya lalu menunjuk wajah Naura dengan jari telunjuknya. "Kau mencintai ayahku?" "Iya Bi aku mencintainya!" "Dan kau Dad?" jari telunjuk biru kini berpindah menunjuk wajah Gilbert. "Iya Dady sangat mencintai Nola,.entah kenapa sangat sulit mengendalikan ini Bi tolong mengertilah, Dady ini masih dalam usia produktif dan Dady masih membutuhkan wanita dihidup Dady," "Tapi kenapa harus Naura, Dad?" "Entahlah Dady mengagumi seluruh yang ada didalam diri Nola," "Dan kau Nau, cepat jelaskan diantara banyaknya laki-laki muda, tampan dan kaya yang mengincarmu kenapa harus laki-laki tua yang mungkin sudah turun mesin itu?" Naura tercengang mendengar perkataan Sabia, begitu juga dengan Gilbert. "Apa katamu, turun mesin, bahkan Dady lebih perkasa dibandingkan laki-laki muda diluar sana!" kata Gilbert. Ckckckck.. Mereka bertiga tertawa bersama-sama pada akhirnya, rupanya Sabia sama sekali tidak marah ataupun keberatan dengan hubungan antara sahabat dan ayahnya itu, tetapi Sabia merasa aneh saja. Dipeluknya Sabia oleh Gilbert dan Naura. "Dady kira kau akan marah pada Dady Bi," "Untuk apa aku marah, aku sangat senang jika memang Dady bisa bahagia dengan siapapun itu apalagi ini dengan wanita yang sudah dekat denganku tentu saja aku senang!" "Dan kau Nau, aku justru prihatin padamu kau cantik, kau seksi, kau putri orang kaya kenapa mau dengan ayahku!" "Sudahlah Bi, kau belum bertemu cinta sejati mu nanti jika kau sudah bertemu dengan cinta sejati mu semua yang menurutmu aneh menjadi tidak aneh," "Bi, aku takut sekali kau marah padaku!" Naura dan Gilbert melepaskan pelukan dari Sabia. "Tidak Nau, tapi sekarang aku bingung harus memanggilmu apa little momy? Atau momy cantik? Atau," "Hei stop itu menggelikan kau tau," Naura bahkan tidak sanggup mendengar nama panggilan seperti itu dari bibir Sabia. Ckckckck.. "Oh ya Bi, orangtua Naura belum mengetahui hubungan kami ini jadi Dady mohon jangan sampai kau keceplosan nanti," "Oh my God, itu masalah besar dad! Aku yakin Dady Nick akan marah besar putri cantiknya malah kau nikmati seperti tadi," Gilbert pun tertunduk mendengar ucapan Sabia, benar juga apa yang dikatakan oleh Sabia, Domanick pasti akan marah besar. Akhirnya ketiganya sarapan bersama kemudian berangkat ke kampus, Gilbert yang sudah mengantarkan Naura dan Sabia sampai di kampusnya bergegas menuju perusahaan iklan milik group Limson karena pekerjaan yang begitu banyak sudah menantikan dirinya. Setibanya di perusahaan iklan Gilbert menuju meja kerjanya, saat sedang memeriksa beberapa berkas Dady Domanick baru saja tiba. "Bert, ke ruangan ku sekarang!" "Baik Tuan!" Keduanya duduk disofa untuk sekedar minum teh bersama dan mengobrol terlebih dahulu. "Bert, mungkin ini saatnya aku melepas mu dan menjadikan mu seorang CEO dimana kau akan memimpin perusahaan sendiri semua keputusan apapun itu, terserah padamu!" Membuat Gilbert mengerjapkan kedua matanya. "Apa Nick? CEO? Tapi nanti siapa yang akan menjadi asisten pribadimu?" "Aku bisa cari nanti, yang jelas tidak bisa seperti ini terus! Minggu depan perusahaan GL.shirt kau yang ambil alih sepenuhnya!" Gilbert pun sejenak terdiam lagi-lagi kebaikan dan kepercayaan Domanick terhadapnya selalu tidak main-main, Gilbert sangat takut akan mengecewakan Domanick akibat hubungannya dengan Naura, sementara Domanick sudah begitu baik dan begitu percaya sampai perusahaan group Limson dalam bidang fashion dipercayakan sepenuhnya pada Gilbert. Tok. Tok. Tok. Seorang office girl masuk membawakan dua cangkir teh dan biskuit untuk Gilbert dan Domanick, diletakannya diatas meja lalu setelahnya office girl itupun pergi meninggalkan ruangan. Domanick dan Gilbert sama-sama bersantai terlebih dahulu sebelum memulai aktivitas pekerjaan. Sambil minum teh, Domanick membaca berita pagi hari ini melalui telepon selulernya. "Bre ng sek, kalau aku jadi ayahnya sudah aku masukkan laki-laki seperti ini ke kandang singa!" "Ada apa Nick?" "Ini kau baca!" (Seorang pasangan suami istri melaporkan seorang supir pribadi mereka yang sudah berusia 40 tahun karena ketahuan memper kosa anak gadis sang majikan! Hingga sang anak gadis pun hamil anak si supir). Glek. Gilbert langsung menelan salivanya membaca berita yang ternyata menyulut api kemarahan bagi Domanick. "Sudah dipercaya tapi bisa-bisanya supir ini menghamili anak gadis majikannya sendiri, aku tidak akan pernah mau bertemu laki-laki tua tidak tau diri seperti itu!" Umpat Domanick. "Itu kan hanya berita Nick,, sudah jangan baca berita-berita seperti ini tidak sesuai dengan gayamu!" "Ya, memang tidak sesuai gayaku tapi semenjak menikah dengan Lindsey hanya berita kriminal lah yang aku baca setiap pagi, daripada aku membaca berita tentang model-model cantik, yang ada Lindsey akan mengunci pintu kamar kami dan tidak mengizinkan aku untuk masuk," "Ya sudah tinggal tidur di kamar tamu," "Sit, lalu bagaimana nasib milikku, dia tidak bisa jika satu hari saja tidak mendapatkan bagian favoritnya," Domanick tertawa cengengesan. "Kau masih melakukannya setiap hari?" "Tentu saja, tidak boleh terlewatkan karena itulah yang membuat cinta kami awet hingga saat ini!" Gilbert pun geleng-geleng kepala, tapi sekaligus salut sudah memiliki 3 anak tapi masih rutin melakukannya setiap hari. Belum tentu pasangan suami istri di luar sana ada yang konsisten seperti Lindsey dan Domanick. "Jangan sampai Stanley dan Steiner memiliki adik lagi, repot nanti!" "Tenang, sejuah ini KB telah melindungi kami dari tangisan bayi," Ckckckck.. Sementara itu di kampus, Sabia sedang bergosip dengan teman-temannya. Mereka membicarakan Mr Zie yang terkenal masih suci dan sulit untuk disentuh. "Kau benar, dia laki-laki yang sulit disentuh tapi bukan berarti tidak bisa disentuh kan?" tanya Sabia. "Kau berani taruhan mahal untuk ini Bi?" "Iya siapa diantara kita yang berhasil meniduri Mr Zie, maka akan memenangkan taruhannya dan akan dianggap wanita paling hebat di kampus!!" ujar salah satu teman Sabia. "Oke, siapa takut! Jika dia hanya pura-pura polos maka aku akan membuat dia menunjukkan jati dirinya, tapi jika dia memang polos maka aku akan merebut perjakanya!" Uuuhhhh... Ini si Sabia jangan-jangan ketularan maak othor ya gendengnya ga ketulungan, dimana-mana cewek yang dinodai tapi ini dia kayanya yang mau menodai🤦Dengan penuh keceriaan Naura langsung beringsut berpamitan secara terburu-buru pada kedua orangtuanya dan pada kedua adiknya, kemudian Naura pun berlarian kecil untuk menghampiri Gilbert.Rupanya Gilbert sudah menunggu diluar mobil dan tersenyum pada Naura, rasanya seperti satu tahun tidak bertemu padahal hanya satu malam tadi keduanya tidak bertemu.Naura begitu merindukan Gilbert sampai-sampai dia terus berlari dan mendarat sempurna dalam pelukan Gilbert."Wow, Nola,""Aku merindukanmu Dad,""Iya sayang Dady juga sangat merindukanmu, padahal hanya satu malam kita tidak bertemu!" Gilbert merekatkan pelukannya pada tubuh Naura.Saat sedang saling memeluk dengan erat, momy Lindsey berlarian mengejar Naura karena handphone Naura tertinggal dimeja makan."Nola!" keluar pintu rumah.Mendengar suara momy Lindsey yang sangat dekat Naura replex mendorong Gilbert hingga Gilbert pun terjungkal dan jatuh ke bawah."Ya Tuhan, Bert kau sedang apa dibawah sana?" tanya Momy Lindsey."Am hanya menge
Jika ada laki-laki yang begitu menginginkan tubuhnya dengan tidak sabaran seperti Dosen satu ini, entah kenapa Sabia merasa sangat tertantang dan merasakan hasrattnya berkali-kali lipat lebih tinggi lagi.Dilepaskannya kedua tangan Dosen tersebut yang melingkar ditubuhnya itu, lalu didorongnya tubuh Dosen itu hingga terjatuh di atas ranjang, seperti serigala wanita yang sedang lapar, Sabia langsung melompat keatas tubuh Dosen berusia 30 tahu itu."Kau sangat tidak sabaran mangsaku," Sabia me lu mat bibir Dosen tersebut.Kedua tangan Sabia menarik kemeja pakaian Dosen tersebut hingga kancing-kancing kemeja itu terlepas semua, kemudian setelah puas melu mat bibir Dosen yang sejak tadi hanya pasrah terlentang.Sabia menjulurkan lidahnya, terus menyusuri dada hingga turun ke perut dan area pusar Dosen tersebut, kedua tangan Sabia langsung menurunkan celana yang dikenakan oleh Dosen tersebut, kemudian merobek kain penutup lobaknya hingga lobak itupun kini sudah tak mengenakan apapun lagi.
Sore harinya jam perkuliahan Sabia selesai lebih cepat, dia berpikir untuk mengerjai Naura yang saat ini masih berada didalam kelasnya. Sabia pun menunggu didepan kelas Naura.Hingga Dosen dikelas Naura pun sudah mengakhiri kelas hari ini dan keluar dari dalam kelas, Naura dan teman-teman dikelasnya langsung buru-buru keluar dari dalam kelas karena sudah ingin menghirup udara segara setelah tadi didalam kelas dicekoki oleh mata kuliah yang cukup menguras otak dan energi."Hai little momy ku!" teriak Sabia sambil memeluk Naura sengaja dengan suara kencang."Ha little momy?" serempak teman-teman sekelas Naura."Ya, Naura adalah momy baru untukku karena sebentar lagi dia akan menikah dengan my dad, dan emtththhh!!!"Belum selesai Sabia berbicara didepan teman-teman Naura, mulut Sabia sudah dibekap lebih dulu oleh satu tangan Naura."Bia sedang mabuk jadi bicaranya ngawur, jangan dengarkan!" Naura langsung membawa Sabia menjauh dari teman-temannya.Barulah setelah berada ditempat sepi Nau
Kedua bola mata Sabia akhirnya harus melirik bergantian saat mendengar Naura berbicara dan saat Gilbert pun ikut bersuara, situasi saat ini antara Gilbert dengan Naura sudah seperti debat calon presiden.Keduanya sibuk saling memberikan penjelasan pada Sabia yang hanya dia mematung melihat laki-laki tua yang tak lain adalah ayah kandungnya sendiri, berada diatas tubuh gadis muda yang tak lain adalah anak dari atasannya sekaligus sahabat putrinya sendiri.Apalagi posisi Gilbert benar-benar terngiang-ngiang dalam pikiran Sabia saat melihat bagaimana melon import sahabatnya, tengah di hi sap oleh ayahnya yang sudah tua itu.Mendengar Gilbert dan Naura sibuk klarifikasi, kesadaran Sabia pun berhasil dipulihkan."Stop!" teriak Sabia.Naura pun menghampiri Sabia lalu meraih kedua tangan Sabia, dengan tatapan memelas Naura akan meminta maaf secara tulus pada Sabia."Bi, aku minta maaf tidak apa-apa kau akan membenciku tapi tolong maafkan aku!"Sabia mengangkat telunjuk tangannya lalu menunju
Karena hari sudah larut, Naura pun pulang ke rumah Gilbert lagipula orangtuanya pasti mengetahui jika Naura tidak pulang ke rumah dia pasti menginap di rumah Gilbert.Keduanya baru saja tiba di rumah lalu berjalan masuk, Gilbert berpikir malam begini Sabia pasti sudah tidur sehingga dia tidak akan memergokinya tengah malam begini baru sampai di rumah apalagi bersama dengan Naura."Dad!"Naura dan Gilbert pun menengok kearah sumber suara, rupanya Sabia belum tidur dan dia baru saja selesai berenang! Setelah memakai handuk kimono Sabia pun menghampiri Gilbert dan Naura yang sama-sama terlihat tegang."Dady tau saja kalau aku kesepian, apa Dady sengaja baru pulang bekerja dan langsung menjemput Nola di rumahnya untuk menemani ku?""Emm iya mungkin Nola akan sering menginap disini karena Dady sangat menyayangi mu dan tidak ingin kau sampai kesepian!""Asik Nau, harusnya memang kau disini saja kita kan jadi bisa sama-sama terus, ayo ke kamarku!" ditariknya tangan Naura oleh Sabia untuk iku
Untuk beberapa saat keduanya bersandar pada kontainer besar dibelakangnya, sambil memakai kembali apa yang keduanya lepaskan tadi!"Nola, kau tunggu disini Dady harus segera mengecek barang-barang dulu!""Iya Dad, memangnya Dady tidak mau menambah lagi?" Naura malah kembali menggoda Gilbert.Dirabanya dada bidang Gilbert oleh satu tangan Naura, tapi segera Gilbert raih satu tangan Naura yang bisa memancing ronde berikutnya itu terjadi."Jika kau terus seperti ini, maka pekerjaan Dady tidak akan selsai sayang!""Hmm, iya iya aku tidak akan menggangu Dady lagi,"Mencoba mengerti karena Gilbert memang harus menyelesaikan pekerjaannya, Naura pun mendampingi Gilbert menemani apa yang sedang Gilbert kerjakan.Sembari menemani Gilbert mengecek barang, Naura pun menanyakan hal yang ingin dia ketahui pada Gilbert."Dad, jika nanti Dady Nick mengetahui tentang hubungan kita dan dia marah besar apa yang akan Dady lakukan?"Mendengar pertanyaan Naura, Gilbert pun menghembuskan nafas panjangnya se







