Greesel Adelina membutuhkan uang ratusan juta untuk biaya operasi adiknya. Namun, menjadi satu-satunya tulang punggung keluarga di usia belia, membuat Greesel kelabakan mencari uang dalam jumlah besar dalam waktu singkat. Saat tengah putus asa, Gracia—seorang model papan atas—tiba-tiba menawarkan sebuah kesepakatan. Ia akan memberikan uang 3 miliar, dengan syarat Greesel harus menikah dan melahirkan seorang anak untuk kekasihnya, Adrian Brawijaya, yang tak lain adalah calon pewaris Grand Hotel tempat Greesel bekerja. Terdesak, Greesel akhirnya menerima penawaran tersebut. Akan tetapi, Adrian ternyata sangat menentang ide gila kekasihnya itu. Lalu apa yang akan dilakukan oleh Greesel? Mampukah gadis itu menghadapi Adrian yang bersikap sangat dingin padanya?
View More"Nona Greesel, kondisi adik Anda semakin memburuk. Kami harus melakukan operasi sumsum tulang belakang secepatnya."
Ucapan dokter yang baru saja keluar dari ruang UGD membuat gadis berpakaian kucel itu lemas seketika. Air mata jatuh membasahi pipinya yang tampak pucat. Sesaat yang lalu, adiknya mengalami kecelakaan hingga langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat. Masih jelas dalam benak Greesel bagaimana tubuh Vano—adiknya yang berusia 10 tahun—berlumuran darah dan tidak sadarkan diri. "O-operasi, Dokter?" sahut Greesel terbata. Pikirannya langsung kalut. "Kalau memang operasi bisa menyelamatkan nyawa adik saya, maka lakukan saja, Dokter!” Namun, pria berjubah putih itu menggeleng samar. “Anda harus menyelesaikan biayanya terlebih dahulu, Nona.” “Biaya…” ujar Greesel membeku. Matanya yang berair mengerjap beberapa kali. “Be-berapa banyak biaya yang dibutuhkan, Dokter?" tanyanya harap-harap cemas. Ia tak memiliki banyak uang dalam tabungannya saat ini. "Untuk donor sendiri kami masih harus mencari yang cocok dan pasti dengan biaya yang cukup mahal. Untuk operasi pasien membutuhkan biaya 120 juta. Tapi itu baru operasi saja, belum yang lainnya," jawab Dokter. Deg! Bagai disambar petir, tubuh Greesel seketika menjadi kaku. Kakinya gemetar kehilangan daya. Jumlah uang sebanyak itu … dari mana ia mendapatkannya? "Nona Greesel, jika kita tidak melakukan operasi secepatnya, saya khawatir kondisi adik Anda tidak bisa diselamatkan," ujar Dokter, menarik atensi gadis muda di hadapannya. "Dokter, kalau begitu cepat lakukan operasi pada adik saya. Saya berjanji akan membayar biaya pengobatan itu secepatnya!" ucap Greesel dengan bibir bergetar. Terbayang dalam benak kondisi adiknya yang sedang sekarat, berjuang untuk tetap hidup. Greesel tidak sanggup membayangkan kehilangan satu-satunya keluarga tersisa yang dia punya. "Maaf Nona, operasi akan dilanjutkan jika biayanya sudah dibayarkan dan semua prosedur sudah dijalankan," jelas Dokter. "Tolong beri saya waktu, Dokter, saya janji akan membayarnya secepatnya. Tolong selamatkan nyawa adik saya!" pinta Greesel putus asa. Wajahnya sudah basah bersimbah air mata. Dokter itu tampak bersimpati. Namun, ia tak bisa melakukan apapun. "Maaf Nona, kami tetap tidak bisa melakukannya karena itu sudah kebijakan di rumah sakit ini. Silakan urus biaya administrasi terlebih dahulu agar operasi bisa dijalankan," jelasnya sekali lagi, lalu pergi meninggalkan Greesel yang tercenung di tempatnya berdiri. "Dokter..." lirih Greesel. Hatinya benar-benar nelangsa. Dari mana ia bisa mendapatkan uang ratusan juta dalam waktu singkat?! Greesel berlutut dengan menutup wajahnya menggunakan kedua tangan. Greesel terisak-isak dalam tangisannya di tengah-tengah beberapa orang yang lewat yang memperhatikan dirinya. Greesel sudah tidak peduli yang menjadi tontonan, dia hanya memikirkan kondisi Vano. "Hotel!" gumam Greesel yang tiba-tiba kepikiran sesuatu. Greesel tidak menunggu lama, ia langsung berdiri dengan tegak dan berlari menyusuri koridor rumah sakit. Ia tahu ke mana harus pergi untuk mendapatkan bantuan! ** Grand Hotel. Greesel berdiri dengan kepala tertunduk di depan seorang pria berjas rapi yang berusia sekitar 40 tahun. Pria dengan perut yang sedikit membuncit itu menatapnya dengan ekspresi tak suka. "Kamu bilang mau meminjam uang?" tanyanya dengan alis menungkik tajam. "I-iya, Pak. Saya membutuhkan uang untuk biaya operasi adik saya.” "Memang kamu butuh berapa?" tanya pria yang merupakan manager di hotel tersebut. Ia adalah atasan Greesel. "120 juta, Pak," jawab Greesel, masih dengan kepala tertunduk segan. "120 juta?!" pekik pria itu. “Hahaha!” Suara tawanya langsung membahana, membuat Greesel bingung sekaligus merasa terhina. "Hey, Greesel! Apa saya tidak salah dengar? Kamu pikir uang segitu nilainya tidak banyak, ha?!” Pria itu menatapnya dengan tatapan merendahkan. “Kamu itu hanya karyawan yang kerjanya bersih-bersih! Kamu mau ganti pakai apa uang sebanyak itu? Kamu kerja 10 tahun saja belum tentu bisa membayar hutang itu!" Air mata jatuh membasahi pipi gadis itu. Bukannya mendapatkan bantuan, dia malah mendapatkan hinaan. “Tapi, pak, saya akan berusaha untuk mengembalikannya secepat mungkin!” ujar Greesel, masih berusaha untuk meyakinkan sang manager dan mengharap belas kasihan darinya. "Hal itu sangat mustahil! Ck, kamu sudah membuang waktu saya!" ujar pria itu kesal, lalu berbalik dan langsung pergi sambil geleng-geleng kepala. "Pak, tunggu!" Greesel mencoba untuk menahan pria itu, tetapi tidak dipedulikan. "Ya Allah, dari mana lagi aku harus mendapatkan uang?" lirihnya sedih. Kedua bahunya turun. Ia benar-benar merasa putus asa. "Kamu butuh uang?" Tiba-tiba terdengar sebuah suara lembut, membuat Greesel menoleh ke belakang. Seorang wanita dengan penampilan yang sangat elegan, berjalan mendekati Greesel dengan kedua tangan dilipat di dada. "Bu Gracia…" lirih Greesel, tak percaya dengan apa yang dilihatnya di depan mata. Dia adalah orang yang dihormati oleh semua karyawan di hotel ini karena menjalin kasih dengan pemilik hotel. Walau berita itu belum ada klarifikasi kebenarannya. "Saya tidak sengaja mendengar pembicaraan kamu dengan manager barusan,” ujar wanita cantik itu dengan ekspresi tak terbaca. “Kamu membutuhkan uang yang banyak untuk biaya operasi adik kamu, bukan begitu?" tanyanya memastikan. "Be-benar Bu," sahut Greesel dengan kepala tertunduk. "Saya akan memberikan kamu uang itu tanpa meminjam, tetapi kamu harus melakukan pekerjaan yang saya inginkan!" kata Gracia tanpa basa-basi. Kepala Greesel langsung mendongak menatap wanita di hadapannya. Dia tampak kaget mendengar pernyataan dari Gracia. "Apa yang harus saya kerjakan?" tanyanya. Secercah harap timbul dalam benaknya. Gadis yang sudah hampir putus asa ini sanggup melakukan apa saja asal bisa mendapatkan uang demi menyelamatkan adiknya. "Kamu harus menikah dengan Adrian Brawijaya!" jawab Gracia yang seketika membuat Greesel membelalak. Jantungnya berdebar begitu kencang saat mendapatkan syarat yang menurutnya sangat tidak masuk akal. "A-Adrian Brawijaya? Bukankah beliau adalah pemilik hotel ini?" tanya Greesel tampak kebingungan. “Dan bukankah beliau—” "Kamu benar,” sela Gracia. “Kamu cukup menikah dengannya selama satu tahun. Setelah melahirkan anaknya, kalian langsung bercerai," lanjutnya. "Maksud Ibu?" tanya Greesel yang masih dilanda kebingungan. "Kalian menikah kontrak dengan nilai yang bukan hanya 120 juta, tetapi 3 miliar. Saya akan berikan setengahnya di awal dan sisanya akan diberikan di akhir setelah kontrak itu berakhir." Greesel tercengang mendengarnya. "T-tapi itu tidak mungkin Bu! Saya tidak mungkin menikah dengan seorang pimpinan, apalagi beliau adalah kekasih Bu Gracia—” "Terserah kamu,” sela Gracia, ekspresi wajahnya masih sama datar. “Saya hanya memberimu penawaran, dan saya rasa itu bukan hal yang sulit. Keputusan ada padamu!" tegas wanita itu. Ia tampak tidak ingin basa-basi dan langsung berlalu dari hadapan Greesel. Gadis itu seketika panik. Ia bingung sekaligus tergiur dengan penawaran yang diberikan. Kapan lagi ia bisa mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu singkat? Tapi menikah kontrak? Greesel tidak bisa membayangkannya! Greesel menggigit bibir gelisah. Bayangan Vano yang berlumuran darah kembali terngiang dalam benaknya. Demi Vano…. Greesel berbalik dan mengejar Gracia yang sudah beberapa langkah di depan. Ia menahan tangan Gracia yang langsung menatapnya. "Sa-saya terima tawaran Ibu…” BersambungAkhirnya Dokter keluar dari ruangan oprasi. "Bagaimana keadaan istri saya dok?" tanya Adrian dengan panik. "Alhamdulillah istri Anda baik-baik saja dan begitu juga dengan bayinya. Meski lahir secara prematur, tetapi sehat. Bayi tuan lahir tanpa kekurangan apapun dan sangat cantik," jawab Dokter. "Alhamdulillah!" sahut semuanya dengan serentak yang merasa bersyukur dengan kabar baik yang diberikan Dokter. "Lalu apa saya boleh menemui istri saya?" tanya Adrian. "Kami akan memindahkan ke ruang perawatan sebentar. Jadi tuan mohon bersabar dan untuk bayinya masih dalam perawatan. Jadi untuk keluarga tidak boleh melihat secara keseluruhan, bergantian dan mengikuti prosedur," ucap Dokter. "Baik Dokter," sahut Asti. "Kalau begitu saya permisi dulu!" ucap Dokter pamit. Mereka semua menganggukkan kepala. "Alhamdulillah kondisi Greesel sekarang baik-baik saja," sahut Eyang. "Adrian selamat akhirnya bayi kalian berdua lahir juga," sahut Gracia. "Iya Adrian. Aku terus tenang den
Akhirnya Adrian ke rumah sakit juga dengan sangat buru-buru dia memasuki rumah sakit tersebut mencari di mana ruangan sang istri yang sebelumnya sudah bertanya kepada Suster. Adrian yang tidak sendiri melainkan bersama Eyang. "Adrian, bukankah itu Ibu Greesel?" tanya Eyang dari kejauhan melihat hal itu."Iya Eyang. Ayo kita ke sana!" ajak Adrian dengan sangat buru-buru dan Eyang pun menurut yang mana mereka berdua langsung berlari. "Bu," sapa Adrian dengan panik."Adrian," sahut Asti."Bagaimana Greesel?""Apa yang terjadi sebenarnya?" tanyanya dengan penuh kepanikan."Greesel tadi jatuh di kamar mandi dan Ibu juga tidak tahu kenapa bisa terjadi seperti itu dan Greesel juga mengalami pendarahan ya membuat Ibu juga panik dan sampai sekarang Dokter belum keluar dari ruangan ICu," jawab Asti dengan sangat terbata-bata dan juga penuh dengan kekhawatiran. "Semoga saja Greesel tidak apa-apa," sahut Eyang.Asti hanya mengangguk saja. Eyang mencoba untuk menenangkan dengan merangkul bahu A
"Greesel sudah! kamu dengarkan saja apa yang dikatakan Gracia dan semua yang dikatakan Gracia adalah benar. Kamu seharusnya bersyukur dengan kehadiran Gracia saat ini yang masih ingin membantu kamu. Jadi sudahlah kamu akhiri rasa marah kamu dengan Adrian walau ini tidak mudah. Aku sudah lelah menjadi kambing hitam di antara kalian," ucap Elang yang ikut menambahi memberikan masukan. "Greesel gunakan hati nurani kamu dan aku yakin kamu sangat mencintai Adrian. Jadi jangan egois atau menghukum Adrian dengan sangat berlebihan. Aku yakin hubungan kalian berdua pasti akan baik-baik saja. Jika kalian berdua sama-sama mau belajar satu sama lain," ucap Gracia yang tidak henti-hentinya memberikan saran. "Kedatangan kami hanya ingin mengatakan itu saja dan terserah kamu mau menyimpan, mendengarkan atau meresapi apa yang kami katakan. Kamu memiliki hak atas segalanya," ucap Elang."Ayo Gracia kita pulang dan biarkan saja Greesel menentukan sendiri jalan apa yang dia pilih," ucap Elang."Baikla
Greesel yang berada di kamarnya yang terlihat membersihkan kamar. Krrekkk.Suara pintu kamar yang terbuka membuat Greesel menoleh dan melihat orang tersebut yang ternyata Asti."Ada kamu yang ingin bertemu dengan kamu," ucap Asti.Greesel menghela nafas yang melanjutkan kembali pekerjaan itu. "Kenapa harus mengatakan tamu agar Greesel pergi menemuinya," ucapnya."Apa maksud kamu Greesel. Bukan Adrian yang ingin bertemu dengan kamu tetapi ada dua orang dan Ibu tidak mengenalinya siapa. Dia mengatakan adalah teman kamu," ucap Asti yang membuat Greesel menelan salivanya."Teman!" tanyanya."Kamu sebaiknya coba lihat dulu. Ibu tidak mungkin berbohong kepada kamu," ucap Asti."Sebentar lagi. Greesel akan keluar," jawabnya.Asti menganggukan kepala dan langsung keluar dari kamar putrinya itu. "Teman! siapa yang ingin bertemu denganku?" tanyanya dengan kebingungan yang memang perasaan tidak memiliki teman selain teman kerjanya waktu di hotel. Greesel yang tidak ingin berpikir panjang yan
Karena hubungan Gracia dan Elang yang akhirnya membaik yang sekarang mereka berdua berada di dalam mobil dengan Elang yang menyetir.Elang beberapa kali terus saja curi-curi pandang pada gadis di sebelahnya itu yang takut saja kalau gadis itu tiba-tiba menghilang. Sementara Gracia yang tampak cuek saja. Elang yang tiba-tiba saja sudah menggenggam tangan Gracia membuat Gracia menoleh. Elang tersenyum dan mencium punggung tangan tersebut yang meletakkan di atas pahanya. Gracia respon dengan baik yang tersenyum dengan tingkah Elang yang sepertinya sangat bucin."Kamu sebenarnya ingin membawaku ke mana?" tanya Gracia."Kerumahku," jawab Elang."Untuk apa?" tanya Gracia dengan dahi mengkerut. "Aku ingin membawa kamu kepada Eyang dan akan meminta Eyang untuk menikahkan kita berdua," jawab Elang."Secepat itu?" tanya Gracia yang cukup kaget. "Memang kenapa? apa tidak boleh melakukan hal itu dan kamu masih ragu menikah denganku?" tanya Elang."Bukan seperti itu. Aku hanya merasa kalau Eyan
"Jadi jangn lagi terus membahas masalah ini dengan Elang. Dia tidak tahu apa-apa!" tegas Gracia yang membuat Adrian yang langsung terdiam."Pergi cari istrimu dan jangan kebiasaan main tangan!" ucapnya dengan kesal yang Benar-benar sangat muak dengan Adrian.Adrian yang tidak berbicara apapun langsung pergi dari hadapan Gracia dan sebelum itu dia melihatnya Elang terlebih dahulu.Gracia yang terlihat membuang nafas perlahan ke depan dan langsung menghampiri Elang."Kamu tidak apa-apa?" tanya Gracia dengan wajahnya yang terlihat sangat panik."Pergi begitu saja dan tidak meminta maaf terlebih dahulu. Seenaknya memukulku," kesal Elang."Sudahlah! kamu jangan membahas dia lagi," ucap Gracia yang akhirnya membantu Elang berdiri.Gracia dan Elang yang akhirnya duduk di salah satu bangku yang ada di dekat hotel. Gracia yang mengobati Elang."Apa masih sakit?" tanya Gracia yang membuat Elang menggelengkan kepala."Kamu kembali?" tanya Elang."Aku ada urusan," jawab Gracia."Jadi Greesel meny
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments