Beranda / Romansa / Istri Cantik Tuan Dominic / 1. Janji Suci dan Penolakan

Share

Istri Cantik Tuan Dominic
Istri Cantik Tuan Dominic
Penulis: Yuanitaaw (Ig: _Yuanitaaw)

1. Janji Suci dan Penolakan

last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-27 23:08:20

Serena Williams menatap pantulan cermin. Menunjukkan wajah cantiknya yang dibalut make up cantik hasil dari penata rias terkenal. Juga rambut hitamnya yang dicepol sederhana dengan tambahan mahkota mewah membuatnya tampak anggun. Jangan lupakan betapa cantik gaun yang ia pakai. Gaun putih dengan payet berpotongan rendah pada dadanya itu sengaja dibuat agar leher jenjangnya terekspos dengan baik. Payet yang mengelilingi bagian pinggangnya terbentuk sempurna. Serena terlihat begitu menawan saat menuruni tangga yang menghubungkan tempat acara dengan kamar yang ia pesan.

Dadanya berdesir ketika melihat ballroom yang ditata dengan berbagai bunga-bunga yang cantik. Ada satu kue bertingkat berukuran besar yang dihias dengan namanya berdampingan dengan nama seseorang yang hari ini akan resmi menjadi suaminya, Aarav Dominic.

Ya! Hari ini ia akan menikah. Dengan sosok pria yang hanya ditemuinya beberapa hari sebelum pernikahan ini dimulai. Pernikahan yang akan ia jalani tidaklah didasarkan pada cinta. Namun kesalahpahaman yang nyatanya membuat mereka terikat dalam sebuah hubungan yang Serena sendiri tidak inginkan.

Aarav... Pria itu bahkan tidak terlihat di manapun. Bahkan saat Serena dirias tadi. Pria itu tidak menunjukkan wajahnya sedikitpun. Entah di mana pria itu berada. Hanya Tuhan yang tahu.

Masih lekang dalam ingatan Serena ketika kesalahpahaman itu terjadi, Aarav marah besar. Pria yang kabarnya irit bicara dan miskin senyum itu semakin menunjukkan kebengisannya. Ia bahkan sempat mengancam Serena.

"Kupastikan pernikahan ini tidak akan mudah bagimu!" katanya kala itu.

Dan kini, ia yakin pernikahannya memang tidak mudah. Banyak hal yang akan terjadi. Terlebih ketika ia tahu Aarav akan membencinya setelah pernikahan mereka resmi dilaksanakan.

"Nyonya?!" kata pelayan yang membantunya memasang gaun tadi.

Serena menoleh. "Ya?"

"Saya menemukan catatan ini di atas meja rias... Mungkin Tuan meninggalkannya untuk anda..."

Serena meraih catatan tersebut lalu membukanya. Dalam catatan yang dibungkus amplop berwarna biru terang itu terselip sebuah foto. Serena terbelalak ketika melihat Aarav sedang berpose memeluk seorang wanita seksi dengan pemandangan langit kota London yang indah. Wajah Serena memerah. Bagaimana bisa ia menemukan foto calon suaminya bersama wanita lain dihari pernikahannya?

Serena lantas membuka lipatan kertas yang juga berada dalam amplop tersebut. Ada catatan kecil dari kertas dan tinta yang sengaja ditulis oleh Aarav.

"Kau pasti berpikir jika aku akan menjadikanmu ratu, kan? Jangan bermimpi, Gundik. Kau hanya pelayan!!!"

Aarav

Kalimat yang ditulis dengan sangat jelas itu mau tidak mau membuat kaki Serena mendadak selemah agar-agar. Ia nyaris jatuh ke belakang, seolah kakinya tidak mampu menopang berat tubuhnya. Serena pias. Keringat dingin mengucur deras dari dahinya.

Gundik? Pelayan?

Jadi selama ini itukah anggapan Aarav terhadapnya?

"Nyonya?! Kau tidak apa?!" tanya pelayan tadi. Ia tampak khawatir melihat tubuh Serena yang berubah sekering keripik.

Serena menggeleng. "Tidak apa-apa. Aku baik-baik saja..." serunya dengan tubuh yang gemetar. Ia benar-benar ketakutan.

Pintu ballroom terbuka. Menampakkan sesosok tubuh jangkung dengan mata setajam elang dan sedalam batu onyx sedang berjalan masuk.

"Di sana Tuan Dominic sudah datang. Sebentar lagi upacara pernikahan akan dilaksanakan!" bisik pelayan tadi dengan penuh arti. "Selamat ya, Nyonya. Saya yakin, kau adalah wanita yang sangat beruntung di dunia ini karena sudah menaklukkan pria sedingin Tuan Dominic!" tambahnya girang.

Pelayan ini pasti tidak tahu jika dalam surat yang ia berikan pada Serena tadi, Aarav mengancamnya. Pria itu bahkan terang-terangan menunjukkan fotonya dengan seorang gadis cantik dan seksi yang dipeluknya. Dan apa katanya? Wanita paling beruntung? Serena yakin setelah ini hidupnya pasti akan seperti di neraka.

"Ayo, Nyonya! Upacara pernikahan akan segera berlangsung!" pelayan tadi membantu mengangkat gaun besar Serena. Di atas sana sudah ada Aarav yang berdiri untuk melakukan janji suci pernikahan. Serena disambut oleh sang ayah, Adam Williams.

"Selamat, putriku... Ayah senang kau menemukan cinta sejatimu!" seru Adam. Ia lantas meraih tangan Serena dan membawanya melangkah menuju Aarav yang sudah menunggunya.

Saat berjalan beriringan bersama sang ayah, Serena bisa melihat Aarav sedang menatapnya dengan tatapan tajam. Tidak ada pandangan lembut dan penuh cinta seperti yang biasa ditunjukkan pasangan-pasangan lain. Yang dilihat Serena hanyalah tatapan penuh kebencian yang nyata dari sosok pria di hadapannya.

"Kuberikan putriku padamu, Nak Aarav. Kuharap kau akan menjaganya, mencintainya, dan akan selalu bersamanya dalam suka maupun duka..." seru Adam Williams, lalu menyerahkan tangan Serena dalam genggaman Aarav.

Pria itu tersenyum. "Tentu, Sir. Saya akan menjaga putri anda dengan sepenuh hati dan tidak akan pernah melepaskannya sedetikpun!"

Tidak akan melapaskannya sedikitpun...

Apakah itu artinya Aarav tidak akan melepaskannya dari penderitaan walaupun hanya untuk sedetik?

Ketika Aarav mengatakan hal tersebut, Serena merasakan tangan pria itu meremas tangannya dengan begitu keras hingga Serena nyaris terpekik. Namun ia menahan diri untuk tidak bersuara. Sebagai gantinya, Serena hanya bisa tersenyum.

Sepeninggal ayahnya, ia dan Aarav berada dalam mimbar pernikahan. Aarav menatapnya sedetik, lalu menggumamkan kalimat yang hanya mampu didengar oleh Serena.

"Gaun itu sangat mahal, kau tahu? Tapi sayangnya, tubuh kotormu tidak pantas mengenakan gaun rancangan desainer terkenal!"

Kalimat itu menusuk Serena. Ada air mata yang mendadak ingin keluar dari matanya. Namun sekuat tenaga Serena berusaha menahannya dan menggantinya dengan senyum. "Aku senang kau memilihkan gaun cantik ini, Tuan Dominic. Aku sangat terkesan..." jawabnya lembut. Sejak awal ia sama sekali tidak ingin menjadikan Aarav sebagai rivalnya. Karena percuma saja. Pria itu pasti akan dengan mudah menghancurkannya. Jadi alih-alih membuatnya sebagai saingan, ia lebih memilih tunduk dalam perintah Aarav. Mungkin dengan begitu, hidupnya tidak akan terlalu sulit.

Aarav berdecih. "Maaf saja kalau kau berpikiran begitu, Tuan Puteri. Sayangnya, aku sama sekali tidak memiliki waktu untuk melakukannya. Kalau bukan karena ibuku yang memilihkan gaun itu, aku pasti sudah menyobeknya dari beberapa jam yang lalu!"

Seperti ditampar, wajah Serena berubah semerah tomat. Sejujurnya ia ingin sekali menampar pria dihadapannya ini. Namun ia tidak bisa, bagaimanapun juga ia memiliki banyak hutang budi pada keluarga pria itu. "Kalau begitu, aku akan berterima kasih pada ibu sesudah acara ini selesai..." jawabnya.

Geram karena kalimat menyakitkannya tetap tidak membuat Serena jengah, Aarav lantas melemparkan bom molotovnya di depan Serena. "Omong-omong, apa kau sudah baca dan lihat suratku tadi?"

Serena kembali pias.

"Ah, kau pasti belum tahu siapa dia, kan? Dia Evelyn Gultom. Kau pasti pernah mendengar namanya. Dia model papan atas, kalau boleh kutambahkan. Dia tidak berasal dari kelas rendahan yang bersedia memberikan tubuhnya untuk membayar hutang sepertimu. Dan kau tahu, seharusnya dia adalah wanita yang berdiri di sampingku saat ini untuk kunikahi. Bukan kau!"

Evelyn Gultom... Serena terhenyak. Pantas saja, ia seolah pernah melihat wanita itu dalam foto tadi. Tidak! Serena tidak boleh terlihat lemah di hadapan Aarav. Jika tidak, pria itu akan dengan mudah menghajar hatinya hingga babak belur. "Dia wanita yang cantik..." gumam Serena.

"Benar sekali! Dan nanti malam aku akan menghabiskan malam pertamaku dengannya."

Serena menoleh.

"Bagiku, dia adalah istriku. Bukan kau, jadi harus bagaimana?"

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri Cantik Tuan Dominic   33. Habis Kesabaran

    Serena baru saja mengecek kembali kondisi Tania dengan memeriksa suhu badannya. Mulai turun. Meskipun belum bisa dikatakan normal, ketika Aarav datang. Pria itu terlihat menghentikan mobilnya di halaman. Tadinya Serena memang sempat melihat Aarav keluar. Tapi ia tidak sempat menanyakan kemana gerangan pria itu pergi. Lagipula kalau dipikir-pikir kenapa ia harus menanyakan hal tersebut pada Aarav? Pria itu pasti akan menghujatnya dengan melabeli Serena sebagai orang yang kepo dan cerewet. Toh, ia bukanlah istri sebenarnya yang harus mengetahui kemana suaminya pergi. Ia hanyalah istri yang tidak dianggap. Lebih tepatnya, istri yang dianggap hanya sebagai pembantu. Jadi, Serena memilih tidak bertanya. Karena... Sepertinya lebih baik memang begitu...Pria itu terdengar membuka pintu dan menghampiri Serena yang sedang menyiapkan air panas untuk mengompres Tania lagi. "Apa yang sedang kau lakukan dengan air panas itu?" tanya pria itu heran ketika melihat Serena menuangkan air panas ke da

  • Istri Cantik Tuan Dominic   32. Remuk Redam

    Aarav memasuki kelab yang dipenuhi lautan manusia baik sadar maupun dalam keadaan mabuk dengan langkah panjang. Malam minggu begini memang banyak sekali muda-mudi yang menghabiskan waktu mereka dengan dunia malam. Aarav khawatir pada Evelyn yang masih di dalam. Bagaimana bisa manajer wanita itu meninggalkannya sendirian seperti itu?Aarav mulai mencari-cari Evelyn diantara banyaknya orang yang berada dalam ruangan pengap tersebut. Lampu blits menyala-nyala, menyilaukan pandangannya yang berusaha mencari-cari Evelyn. Ditengah usahanya mencari wanita itu, banyak sekali wanita yang melambai padanya. Mereka bahkan melihat kedatangan Aarav dengan pandangan memuja. Mereka mendekati pria itu sembari menawarkan segelas wine. Aarav menggeleng. Dan para wanita itu akhirnya berlalu setelah berdecih kecewa. Tujuannya datang kemari adalah untuk mencari Evelyn. Dan..Itu dia!Sosok wanita cantik terlihat sedang menyilangkan kakinya di sofa VIP. Wanita itu terlihat sedang mengobrol dengan orang la

  • Istri Cantik Tuan Dominic   31. Upaya Saling Menyakiti

    Serena menyuapi Tania dengan telaten. Ia selalu berusaha mengajak ibunya mengobrol. Dan entah bagaimana, ibunya yang sakit itu terlihat sedikit riang karena menimpali ucapan Serena dengan senyum atau tawa kecil. Aarav menyesal karena mendapati fakta jika ibunya tidak pernah seriang itu ketika mengobrol dengannya. Aarav memang mengakui jika ia adalah anak yang kaku. Kehidupannya selama ini hanya berpusat pada pekerjaan dan pekerjaan saja. Pasti sangat membosankan mengobrol dengannya. Namun Tania seolah mendapatkan teman baru saat bersama Serena. Mereka berdua membicarakan banyak hal seputar makanan. Serena lebih banyak bicara dan menceritakan apa saja. Sementara Tania hanya bisa tersenyum dan memukul menantunya itu dengan sayang sesekali. "Ibu tahu tidak. Terkadang Aarav selalu mendengkur saat tidur. Yah memang tidak setiap malam. Tapi bukankah itu lucu... Hahahha..." ucap Serena pada Tania. Aarav mencoba mengalihkan pandangannya. Mendengar dua orang membicarakan dirinya dengan tawa

  • Istri Cantik Tuan Dominic   30. Panggilan Sayang

    "Aku ikut. Aku akan mencoba membantu merawat ibumu!"Untuk sedetik, Aarav merasa ia begitu terpana. Pada kalimat yang diutarakan oleh Serena. Wanita itu terlihat panik meraih tas mungilnya yang kusam. Lalu mengambil jaket yang berada di gantungan dengan kecepatan kilat dan langsung menyusul Aarav. "Aarav, ayo!" ucap Serena ketika Aarav malah bengong sembari menatapnya. Sebenarnya Aarav terpana pada sikap Serena yang langsung berniat ikut ke rumah ibunya tanpa ragu sedikitpun. Ekspresi khawator benar-benar ditunjukkannya sepanjang wanita itu melangkah menuju mobil dan duduk di samping kemudi Aarav. Semua ekspresi dan perilakunya sama sekali tidak luput dari perhatian Aarav. Bagaimana ada seorang wanita manipulatif yang begitu khawatir pada ibunya? Aarav bertanya-tanya apakah itu hanyalah samdiwara? Tapi bagaimana bisa seseorang bisa bersandiwara sehebat itu? Rasanya tidak mungkin. Serena bahkan berulang kali menangkupkan tangannya seolah sedang berdoa untuk kesembuhan ibunya. "Sem

  • Istri Cantik Tuan Dominic   29. Drama Makan Malam

    Serena menatap Aarav dengan pandangan membulat. "Katanya kau tidak suka makanan yang kubuat?" Aarav merasa sedikit keceplosan. Ia mengangkat bahunya. "Memang!""Lalu kenapa kau bertanya soal makanan apa yang kumasak?!" Aarav hanya terdiam. Pria itu tidak mengatakan apapun. Ia mulai bingung menyusun kalimat untuk membuat alasan. "Kau mau kupesankan makanan saja?" tanya Serena. Ia bingung dengan pertanyaan Aarav. Karena biasanya pria itu selalu memesan makanan. Namun Aarav menggelengkan kepalanya. "Tidak. Aku ingin menyantap makanan buatanmu malam ini."Serena membulatkan matanya. Menyantap makanan buatannya? Tumben sekali. Biasanya pria borju pemilih ini sangatlah anti terhadap apapun yang Serena buat. Jangankan memakannya, menyentuh saja Aarav seolah haram. Jadi sangatlah beralasan kalau Serena hanya bisa mengangkat alisnya ketika pria itu mengutarakan keinginannya. "Kau yakin?!" tanya Serena lagi. Aarav mengangkat alisnya. "Menurutmu itu hal aneh? Meminta sesuatu pada istrinya

  • Istri Cantik Tuan Dominic   28. Di Rumah Saja

    Aarav masuk ke dalam rumahnya. Dan seperti biasa, Serena terlihat menyambutnya dari balik pintu rumah. Meskipun sambutan itu bukanlah sapaan seperti layaknya istri pada suaminya, melainkan hanya senyuman biasa, Aarav tetaplah tidak terbiasa. Sejak kecil ia selalu dibesarkan untuk menjadi seorang pria yang ditakdirkan sendirian. Terlahir dari seorang ibu dan ayah yang selalu sibuk membuatnya merasa kesepian. Ia tidak memiliki saudara. Aarav juga jarang berteman dengan sebayanya saat anak-anak hingga beranjak dewasa. Bukan apa-apa, mereka takut jika berada dalam lingkungan Aarav. Kalaupun ada, anak-anak itu hanya memanfaatkan Aarav untuk kepentingan mereka sendiri. Dulu Aarav pernah memiliki seorang sahabat ketika ia duduk di bangku sekolah atas. Ia temannya itu selalu bersama, bahkan Aarav yang awalnya tidak memiliki kepercayaan diri dalam pertemanan mulai percaya pada sosok sahabat yang selalu di sampingnya. Kehidupan sahabatnya yang miris dan jauh dari kata layak membuat Aarav mem

  • Istri Cantik Tuan Dominic   27. Hanya Benalu?

    Pria itu menyuruhnya tidur. Serena berbaring menyamping sembari mengamati kartu kredit yang Aarav berikan tadi padanya. Kata pria itu uang di dalam rekening ini cukup untuk membeli semua keperluan Serena, kan?Memangnya seberapa banyak? Serena jadi bertanya-tanya. Selama ini penghasilannya sebagai dokter yang mengabdi di desa terpencil tidaklah selalu menghasilkan. Ia acapkali dibayar dengan hasil kebun seperti pisang dan ketela atas jasanya pada orang lain. Namun Serena tidak pernah mengeluh. Baginya, profesi yang ia jalani adalah sebagai pelayan masyarakat dengan diagnosis yang tepat. Bukan membebani mereka dengan tarif yang banyak. Jadi bukan salahnya kalau ia tidak pernah melihat setumpuk uang yang bisa dipastikan saat ini ada dalam genggamannya. Dengan kartu ini Serena pasti bisa membeli banyak hal. Seperti sepatu, tas, make up, dan terutama baju. Eh?! Serena memukul kepalanya sendiri. Kenapa ia jadi berniat boros begini? Bukannya ia tidak memerlukan apa-apa? Ia sudah memiliki

  • Istri Cantik Tuan Dominic   26. Kecurigaan yang Beralasan

    Aarav mengyilangkan kakinya. "Aku memang ingin menyingkirkan Serena tapi bukan dengan membuatnya pergi dari rumahku dengan cara yang kotor seperti itu!" desah Aarav. "Lagipula, apa yang akan kukatan pada ayah Serena jika mengetahui putrinya pergi tanpa alasan? Dan ibuku? Aku tidak tahu bagaimana sedihnya ia jika menemukan fakta bahwa aku membiarkan Serena pergi. Kau tahu, kan dia sangat menyayangi menantunya itu!"Evelyn menghela napas. Kini sepertinya Aarav mulai menggunakan perasaannya dengan melibatkan ibu dan ayah Serena. Benar-benar tidak bisa dibiarkan. "Aku tidak tahu kalau sekarang kau berubah menjadi menantu dan anak yang sangat penurut..." sindir Evelyn. Aarav mengangkat bahunya. Sama sekali tidak merasa terintimidasi. "Aku hanya tidak mau melanggar janjiku pada dua orang tua itu.""Lalu kau akan menyuruhnya pergi dengan cara apa?" tanya Evelyn gemas. Ia tidak tahu lagi bagaimana cara Aarav berpikir. Bagaimana bisa pria itu masih mempertahankan wanita kelas rendahan seperti

  • Istri Cantik Tuan Dominic   25. Tersenyum Tanpa Alasan

    Aarav tidak tahu kenapa ia tersenyum sepanjang perjalanan menuju kantor. Ia bahkan terlihat ceria ketika menenteng tas berisi beberapa kotak makan. Ia sama sekali tidak memikirkan kejadian Mr Rudolf yang baru saja datang. Ia bahkan tidak memikirkan soal batalnya investasi besar tersebut. Semuanya seolah biasa saja. Aarav memang pebisnis yang hebat. Ia selalu berhasil mendapatkan investor yang menanamkan modal dengan jumlah yang tidak sedikit. Tapi melihat betapa angkuh dan sombong Mr Rudolf yang menghina Serena membuatnya tidak pandang bulu. Siapa saja yang mengusiknya akan ia singkirkan tanpa berpikir panjang lagi. Aarav masuk ke dalam ruangannya lalu selalu menaruh berpuluh-puluh kotak makanan itu di atas meja. Terus terang saja tangannya terasa pegal. Ia bahkan tidak tahu bagaimana caranya Serena bisa memasak makanan sebanyak itu. Padahal Aarav yang membawanya saja merasa sangat capek. Bagaimana dengan Serena?Aarav segera menelpon sekretarisnya. Ia menekan interkom dan bicara den

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status