Istri Cantik Tuan Dominic

Istri Cantik Tuan Dominic

Oleh:  Yuanitaaw (Ig: _Yuanitaaw)  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
4 Peringkat
33Bab
7.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

"Sedang apa kau di ranjangku?!!!" Serena membuka matanya perlahan dan menyadari jika matahari pagi menyinari tubuhnya. Ia mengucek matanya yang masih asing dengan pantulan matahari. Senyumnya mendadak hilang ketika mendengar teriakan yang begitu keras di sampingnya. "Hei. Apa yang sedang kau lakukan di atas ranjangku?!" Serena menoleh ke samping dan menyadari jika sesosok tubuh besar sedang setengah berbaring di atas tempat tidur yang sama dengannya. Hal itu membuat Serena berjingkat. "Tu... Tuan Dominic! Sedang apa anda di sini?!" tanyanya kaget. Yang ditanya hanya bisa mengepalkan tangan. "Hei, Jalang. Seharusnya aku yang bertanya sedang apa kau di sini?!!" Serena bergeser hingga ujung tempat tidur begitu menyadari jika Mr Dominic tidak memakai sehelai baju pun dalam selimut tebal itu. Buru-buru Serena mengintip tubuhnya sendiri yang terbungkus selimut tebal itu. Dan betapa kaget dirinya ketika ia mendapati fakta jika ia juga sama tidak berpakaiannya dengan pria itu. Shittt! Apa yang sudah mereka lakukan semalam?!

Lihat lebih banyak
Istri Cantik Tuan Dominic Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Dewi Suparwati
ceritanya bagus dan menarik, tapi kok sampai chapter 33 ga up lagi....? ayo thor dilanjut ceritanya..semangat..
2022-11-13 05:20:05
2
user avatar
Lin Dan
Bagus banget ceritanya.. yang semangat Thor up nya
2022-11-06 07:47:22
2
user avatar
Lin Dan
Bagus banget ceritanya.. yang semangat Thor up nya
2022-11-06 07:46:40
1
user avatar
Sesa
kayaknya seru mari kita coba baca
2022-10-08 23:35:34
3
33 Bab
1. Janji Suci dan Penolakan
Serena Williams menatap pantulan cermin. Menunjukkan wajah cantiknya yang dibalut make up cantik hasil dari penata rias terkenal. Juga rambut hitamnya yang dicepol sederhana dengan tambahan mahkota mewah membuatnya tampak anggun. Jangan lupakan betapa cantik gaun yang ia pakai. Gaun putih dengan payet berpotongan rendah pada dadanya itu sengaja dibuat agar leher jenjangnya terekspos dengan baik. Payet yang mengelilingi bagian pinggangnya terbentuk sempurna. Serena terlihat begitu menawan saat menuruni tangga yang menghubungkan tempat acara dengan kamar yang ia pesan.Dadanya berdesir ketika melihat ballroom yang ditata dengan berbagai bunga-bunga yang cantik. Ada satu kue bertingkat berukuran besar yang dihias dengan namanya berdampingan dengan nama seseorang yang hari ini akan resmi menjadi suaminya, Aarav Dominic.Ya! Hari ini ia akan menikah. Dengan sosok pria yang hanya ditemuinya beberapa hari sebelum pernikahan ini dimulai. Pernikahan yang akan ia jalani tidaklah didasarkan pada
Baca selengkapnya
2. Selamat Menempuh Luka
Serena mendapatkan begitu banyak kado, ucapan selamat, dan doa dari semua yang hadir. Bukan tanpa alasan, keluarga Dominic adalah salah satu keluarga yang memiliki banyak relasi dan kolega. Seharusnya Serena bahagia, tapi entah kenapa ia merasa amat sedih. "Selamat, Serena. Aku tidak menyangka kau akan menikah dengan keluarga kaya raya! Sekarang, hutang-hutang keluarga kita lunas. Dan rumah kita tidak akan jadi dilelang. Bagus bukan?" seru Lisa, ibu tirinya dengan senyum lebar. Wanita dengan rambut berombak berwarna perak itu terlihat sangat heboh dengan pakaiannya. Serena tersenyum lembut. "Terima kasih, Ibu..."Kini Viona, saudara tirinya ikut menyalami Serena. Gadis yang dua tahun lebih tua darinya itu bahkan melakukan cipika-cipiki padanya. "Selamat, Serena. Kau benar-benar menciptakan berita yang besar dengan menikahi putra pewaris Dominic grup. Aku tidak menyangka akan memiliki saudari tiri yang begitu tersohor saat ini..."Serena hanya bisa menganggukkan kepalanya. Setelah Vi
Baca selengkapnya
3. Simbol Cinta
Ada satu cerita yang selalu dibacakan mendiang ibunya ketika Serena kecil. Sebuah dongeng manis yang mengantarkannya pada angan-angan bahwa suatu hari ia akan menjadi puteri yang akan menemukan cinta sejatinya. Sebuah dongeng yang sering dibaca ibunya berulang-ulang tanpa bosan. "Ibu harap, suatu hari kau juga akan menemukan cinta sejatimu, Nak..." pesan ibunya, Maria, kala itu. Serena kecil hanya bisa menganggukkan kepalanya. Ia mengharapkan hal yang sama seperti yang diinginkan ibunya. "Iya, Bu... Kalau besar nanti, aku pasti akan bertemu dengan pangeranku. Seseorang yang ibu bilang akan membuatku bahagia seeelamanya..."Namun kini, harapan itu hanyalah sebuah harapan. Serena bahkan tidak pernah menemukan pangerannya. Ia malah mendapati fakta jika suami yang seharusnya menjaga dan mencintainya malah pergi bersama dengan wanita lain di hari pernikahannya. Sisa-sisa malam pesta pernikahan itu diakhiri dengan konser musik dari band ternama yang hanya disaksikan oleh Serena. Rupanya
Baca selengkapnya
4. Wine dan Pelarian
Aarav menatap Evelyn. Wanita itu baru saja mengganti bajunya. Ia sengaja mengajak wanita itu untuk beralih ke hotel yang lainnya. Ia tidak mau berada dalam satu hotel dengan keluarga ataupun Serena. Berada dalam acara tersebut membuatnya muak. Pernikahan itu juga membuatnya muak. Dan Serena... Entah berapa lama wanita itu bersembunyi dibalik kepolosannya. Aarav bahkan tidak menyangka ada manusia selicik itu hanya karena uang. "Sayang..." panggil Evelyn. Aarav yang tadinya duduk di lantai sembari menegak wine-nya, kini menatap sesosok tubuh seksi yang dibalut pakaian minim itu dengan pandangan tajam. "Malam ini... Kau tidak mau bersenang-senang denganku?" tawar Evelyn dengan suara manja. Wanita itu bergelayut di tubuh Aarav. Mengajaknya bercinta. Namun Aarav menggeleng. Ia mengibaskan tangan Evelyn. "Tidak untuk malam ini dan seterusnya..." serunya parau. Hal tersebut membuat Evelyn mendesah. "Ya ampun, kau masih marah soal hal itu?" tanya Evelyn. Aarav menarik napas panjang sebe
Baca selengkapnya
5. Flash Back On
Satu minggu yang lalu..."Kini, Ayahmu sudah meninggal, Rav. Hanya tinggal kita berdua yang harus mengurus perusahaan..." seru Tania, menatap putranya yang terlihat angkuh di luar namun begitu merasa kehilangan atas kepergian ayahnya itu. Aarav mengangguk. "Aku yang akan meneruskan semua bisnis ayah. Jadi Ibu jangan khawatir lagi..."Tania mengangguk. "Ibu selalu percaya padamu. Kecuali satu hal...""Apa?" "Soal pernikahan. Ibu tidak pernah percaya pada janji-janji manismu kalau kau akan segera menikah..." ucap Tania sembari mengibaskan tangannya. Aarav mendesah. Lagi-lagi soal pernikahan. Kenapa pula ia harus selalu ditagih-tagih soal yang satu itu? Hidupnya benar-benar tidak tenang jika harus berurusan dengan pernikahan. "Aku tidak bohong, Bu..." katanya. "Aku memang memiliki kekasih. Dan aku memang berniat mengenalkannya pada Ibu..."Tania mengangkat alisnya tidak percaya. "Ah ya? Lalu mana?!""Ada... Tapi dia sedang di LA..."Tania mengernyitkan dahinya. "Jangan bilang kalau di
Baca selengkapnya
6. Flashback 2
Di sisi lain, Serena Williams yang sedang asyik merajut sembari menatap orang-orang yang bekerja di perkebunan sesekali tampak tersenyum. Ia duduk di pekarangan rumahnya yang bersih dan melakukan hobinya itu dengan suka cita. Merajut adalah salah satu hal yang membuatnya bahagia. Teknik yang halus dan rapi itu diajarkan oleh mendiang ibunya ketika ia masih kecil, dan sekarang Serena hanya melanjutkan kebiasaan itu dengan konsisten. "Serena!" panggil Viona dari dalam rumahnya. Mendengar jika saudari tirinya itu menyebut namanya, Serena menoleh. "Aku di sini!" serunya lantang.Viona pun dengan cepat mendekati Serena. Wanita dengan tubuh tinggi itu tampak tidak sabaran. "Kau tahu di mana kemejaku? Hari ini aku ada interview untuk menjadi karyawan di perusahaan besar!"Serena membulatkan mata kaget. "Ah, benarkah? Itu kabar bagus!""Tentu saja itu kabar bagus. Kenapa? Kau iri ya? Kau kan hanya seorang dokter desa dengan upah tidak seberapa, pasti sulit bagimu menerima fakta jika aku ada
Baca selengkapnya
7. Flashback 3
Seorang pria berkacamata hitam tampak keluar dari mobil mewahnya. Sepatu mengilatnya tampak asing ketika menyentuh permukaan tanah yang kotor. Ia tidak terbiasa. Pandangannya mengedar ke seluruh perkebunan teh luas di hadapannya. Matanya kemudian menangkap tubuh mungil seorang wanita yang terlihat berjalan di jalan setapak. Matanya memincing. Wanita itu berjalan membelakanginya. Gaunnya terlihat tertiup angin. Aarav menoleh pada sopirnya. "Siapa dia?""Oh itu Serena, Tuan. Serena Williams. Dia putri dari Adams, pria yang akan kita temui hari ini..." seru sopir Aarav. Aarav mengangguk. Ia ingin segera menuntaskan pekerjaannya untuk menemui Adam Williams, namun matanya tidak bisa beralih dari wanita itu. Aarav mendesah. Ada apa dengannya? Kenapa reaksinya pada wanita itu benar-benar berbeda? Padahal melihat wajahnya saja tidak. Siapa dia?"Cari tahu soal Serena! Aku mau data lengkap tentangnya. Mulai dari latar belakang pendidikan hingga kehidupan sehari-harinya. Pastikan jangan sampai
Baca selengkapnya
8. Flashback 4
"Serena..." panggil ayahnya. Serena mendekat. Ia baru saja membuat teh untuk tamu khusus ayahnya. Yang katanya berasal dari kota. Pria itu, seperti yang Lisa katakan adalah seseorang yang akan mengambil perkebunan beserta rumah dan seisinya. Pria itu adalah pemilik perkebunan yang telah ayahnya jaminkan bertahun-tahun lalu. Serena memegang nampan berisi dua cangkir teh dan membawanya kembali ke ruang tamu. Ia sedikit gelisah ketika mendapati jika pandangan pria itu mengintimidasinya. Serena melihat jika pria itu mengikuti kemanapun Serena pergi. "Perkenalkan, ini Tuan Aarav Dominic. Dia jauh-jauh datang dari kota untuk melihat perkebunan. Kau bisa antar?"Serena mengangguk sopan. Ia meletakkan cangkir teh hangat itu dengan sopan di hadapan pria itu. "Halo, Tuan Dominic. Ini adalah teh yang dibuat dari pabrik di samping perkebunan. Anda bisa mencobanya..." ucap Serena, memperkenalkan produk teh yang dibuat oleh masyarakat desa. "Ah ya, saya Serena. Saya bersedia mengantar anda berke
Baca selengkapnya
9. Flashback 5
"Saya harus pulang, Sir!" seru Aarav sembari membungkukkan badan pada Adam, Lisa, Serena, dan Viona. Berbeda dari semua orang yang tampak tenang, Viona yang baru sampai rumah langsung histeris ketika mendapati petinggi Dominic Grup setampan Aarav sedang singgah di rumahnya. "Saya tidak akan melarang Tuan Dominic untuk pergi seandainya ini masih belum petang. Tapi ini sudah gelap. Apa tidak mau menginap dulu?" seru Adam. Pria itu melihat Aarav dan Serena pulang hampir petang karena berteduh dari hujan ketika keduanya berkeliling perkebunan teh. Serena terlihat nyaris membeku karena kedinginan, sedangkan Aarav juga tidak jauh berbeda dari kondisi putrinya. Namun pria itu bersikeras untuk tetap pulang ke kota setelah membuat kesepakatan jika dalan waktu satu minggu Adam akan mengosongkan rumah beserta dengan perkebunannya dan memberikannya pada Aarav. Aarav yang merasa jika permasalahan mengenai tanah perkebunan teh dan rumah yang sudah menjadi haknya selesai, Aarav berpikir jika ia h
Baca selengkapnya
10. Flashback 6
Aarav nyaris tertidur setelah makan malam di kamar yang sudah disiapkan oleh Serena. Ia hampir masuk ke alam mimpi ketika mendengar suara ketukan pintu yang langsung membuatnya terjaga. Dan alangkah kagetnya Aarav ketika melihat Serena sudah berdiri di depan pintu kamarnya. "Ada apa?" tanya Aarav sesaat setelah membuka pintu. Serena menyodorkan dua lipat baju yang rapi. Sebuah kaos dan celana yang diminta untuk diberikan kepada pria itu. "Ini, Ayah meminta saya untuk memberikan baju ini. Anda tidak mungkin tidur dengan jas mahal itu, kan?" tanya Serena. Aarav mengangguk. Dalam hati ia bersyukur karena Adam nyatanya lebih peka terhadapnya. Ia memang risih jika harus tidur dengan jas yang sudah ia pakai seharian. Meskipun tidak bau dan kotor, tapi tetap saja Aarav tidak terbiasa. Tadinya ia memang berniat meminjam baju apa saja pada Adam. Tapi niatnya entah mengapa urung juga. Ia tidak suka merepotkan orang lain. "Kalau begitu, saya permisi!" seru Serena ketika Aarav sudah menerima
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status