Share

Chapter 3 - Menyedihkan

“Your Highness. Apakah Anda mau, … membawanya ke istana sebagai seorang selir, atau juga hal yang lainnya?”

“Duke! Kau gila!? Kenapa aku mau membawa monster sepertinya pulang ke istanaku? Kalau putrimu yang kedua sih, … tidak apa-apa. Tetapi ini? Si monster? Kau ingin aku ketularan kutukan monsternya ya?”

“Ehei, Saya kan, … hanya sekadar bertanya saja.”

“Bertanya pun, harus berotak sedikitlah.”

Atas gurauan yang diujarkan oleh sang putra mahkota kerajaan Gupenhileum, Felaise Zevaron Gupenhileum, yang berambut putih keperakan, dan juga bermata biru kedalaman laut, … semua bangsawan laki-laki yang mengerubunginya di pesta dadakan sang Duke Yoargi itu pun, secara serentak pada tertawa dengan terbahak-bahak.

Hari ini, adalah hari di mana pesta sekaligus sayembara memungut Qilistaria … yang dianggap sebagai sebuah barang oleh ayahnya, resmi dimulai. 

Qilistaria malang yang tidak tahu harus berbuat apa, dan tak tahu pula harus pergi ke mana, … hanya berdiri mematung di tepi aula, tempat berkumpulnya banyak bangsawan dan rakyat biasa, … yang mendelik tidak suka kepadanya, juga saling bisik-berbisik dalam obrolan yang membicarakannya.

Ini canggung, ini tidak nyaman. Tatapan tajam dari mereka yang seakan-akan telah menelanjanginya itu, terasa membunuhnya. 

Tidak ada yang mau berbicara dengannya, atau pula mendekatinya, … barang sedikit saja. Apalagi, untuk tujuan membawanya keluar dari Duchy ini. Dikarenakan, jika ingin membawanya, maka tentu saja harus mendekatinya terlebih dahulu, bukan?

“Apa Anda sekalian tahu, Saya … hiks, Saya, mendapatkan waktu yang tidak mudah untuk hidup secara berdampingan bersama dengannya, … yang memiliki penampilan menyeramkan itu. Saya seperti sedang diteror oleh monster mengerikan! Saya kerap kali kedapatan bermimpi buruk, jika Saya melihatnya sebelum pergi tidur.”

“Ah, Princess Yoargi. Saya turut berdukacita.”

“Benar. Anda pasti betul-betul merasa kesusahan untuk tinggal bersama dengan monster sepertinya. Saya harap, monster itu akan segera pergi meninggalkan kediaman Anda ini, agar ia tak menularkan kutukan mengerikannya … kepada Anda yang begitu cantik jelita.”

Mereka berbicara, dengan suara yang sengaja dikeraskan, agar Qilistaria dapat mendengarnya. 

Memang benar, Qilistaria mengakuinya. Bahwa adik perempuannya itu, memiliki penampilan yang jauh berbeda darinya, yang malah hampir sepenuhnya bertolak belakang dengan dirinya yang buruk rupa ini.

Mirabella La Yoargi, adalah namanya yang terdengar begitu anggun. 

Kulit putih pucatnya yang sering kali terekspos karena memakai gaun tanpa lengan itu, … terlihat sangat halus nan mulus. 

Tidak seperti kulitnya … yang memiliki warna putih pucat pun, malah tampak seperti mayat hidup. 

Pakaian yang dikenakan oleh Qilistaria pula, hanyalah sebatas setelan gaun sederhana yang serba tertutup. 

Berbahan dasarkan kain berwarna hitam arang, yang lebih gelap dari warna rambut juga matanya. Kerah yang menutupi leher. Lengan panjang yang menutupi tangan sampai ke pergelangan, untuk kemudian di lapisi oleh sarung tangan hitam panjang. Ditambah dengan kaus kaki hitam yang membalut kakinya sampai paha atas, … adalah gaya berpakaian yang dinilai sangat nyaman bagi Qilistaria.

Mirabella memiliki rambut panjang bergelombang berwarna merah muda lembut, dengan dilengkapi manik mata hijau zamrud yang sangat menenangkan, membuatnya semakin sedap dipandang oleh setiap pasang mata semua orang. 

Bukan sepertinya, yang tampak memiliki penampilan lusuh lagi kurang menarik, dengan mata dan rambut berwarna hitam pekat yang begitu gelap, … segelap takdir yang dijalani olehnya sampai saat ini.

Mirabella adalah anak yang supel, lagi gampang bergaul. 

Tidak semacam dirinya, yang jangankan mau bergaul, … menatap ke mata orang yang menjadi lawan bicaranya saja, ia mana mungkin berani.

Mirabella pula, telah lama dikenal oleh masyarakat luas … sebagai nona muda Yoargi yang begitu ceria, baik hati, penyayang, dan juga ramah, … sampai-sampai membuatnya semakin disayangi.

Berbanding terbalik dengannya, yang begitu dibenci, dikucilkan, diasingkan, dicercai, diumpati, dan di sumpah serapahi, … karena ia dinilai sebagai jelmaan iblis, ataupun monster yang begitu terkutuk, … yang diakibatkan oleh tangan mengerikannya ini.

“Hei, apa kau mau membawanya dari sini untuk dijadikan budak, lalu menjualnya ke bangsawan dari negeri lain dengan harga yang tinggi?”

“Sayang sekali, … jawabanku adalah tidak.”

“Lah, kenapa?”

“Aku takut, kalau dia bakal mencoreng nama baikku di kalangan bangsawan konsumer barang-barang yang kujual di pasar gelap, akibat dari buruknya kualitas sesuatu seperti dirinya. Bagaimana jika nanti, … para konsumenku tak mau berlangganan denganku lagi, setelah melihatku menampung gundukan kutukan semacamnya itu?”

“Wah, iya juga ya.”

Lagi-lagi, banyak orang yang sudah terang-terangan memperlakukan Qilistaria seperti sebuah barang. Qilistaria benci itu, namun, memangnya … hal apa saja yang kemungkinan bisa ia perbuat sekarang?

Dia sendirian. 

Dia benar-benar sendirian, di luang lingkup dunia sosial yang kejam ini, tanpa ada seorang pun yang mau menjadi peneman maupun pemberi semangat, … dalam upaya untuk melawan orang-orang yang telah membanting perasaannya dengan keras, sampai ke titik di mana mereka sudah menguliti habis semua rasa kepercayaan dirinya secara perlahan, namun begitu menyakitkan, … sampai-sampai membuatnya menjadi sebegitu menderitanya dalam menjalani kehidupan ini.

“Menyedihkan sekali. Kalau saja tangannya tidak seperti monster, mungkin aku akan berpikir dua kali untuk membuatnya menjadi istriku. Mungkin, seperti yang sudah pernah kau bilang Duke. Dia ini, memang terlihat dapat menggunakan otak cemerlangnya dengan baik, untuk menyelesaikan sebuah permasalahan politik. Terlebih lagi, ….”

Putra mahkota, Felaise Zevaron, yang kerap kali dijuluki sebagai si ‘Bajingan haus darah’ oleh berbagai kalangan masyarakat rakyat kerajaan Gupenhileum, … karena telah membantai semua saudaranya yang berjumlah 6 pangeran, dan 7 putri, dari 15 bersaudara, hanya untuk merebutkan kursi putra mahkota pewaris takhta raja saat ini, … kini, menarik sudut bibirnya untuk tersenyum miring, dikala dirinya melihat ke arah Qilistaria dengan segelas anggur merah di tangan.

“… Dia memiliki wajah yang cukup cantik. Bersama dengan tubuhnya yang berlekuk menarik,” ungkapnya, dengan lidah yang menjilati bibir basah akan isapan anggur merahnya, secara melintang.

Felaise, si putra mahkota yang juga sering dibicarakan sebagai orang tanpa darah, keringat, dan air mata itu, … segera meneguk habis anggur merahnya dalam sekali tegukan, … bersama dengan manik mata birunya yang ia gulirkan dari tempat di mana Qilistaria berdiam sendirian, ke tempat di mana terdapat Mirabella yang dikerumuni oleh banyak orang sekarang.

“Yah, tetapi, tentu saja kecantikannya ini masih jauh lebih rendah dari pada kecantikan luar biasa yang ada pada putri keduamu, Duke.”

“Haha, terima kasih banyak atas sanjungan Anda, Your Highness.”

“Hn. Omong-omong, berapa umurnya sekarang? Tiga belas? Empat belas?”

“Kurang lebih, dia telah berusia lima belas tahun sekarang, My Prince.”

“Ah, aku rasa, … hanya berbeda usia lima tahun saja, tidak akan menjadi masalah.”

“Eh, pa-pardon?”

Melirik si Duke Yoargi dengan mata yang menyipit seperti bulan sabit, Felaise Zevaron, … langsung menampilkan seringainya yang tampaknya kian semakin melebar.

“Biarkan dia, Princess Mirabella La Yoargi, untuk menjadi tunanganku seorang, … Your Grace.”

Senang bukan kepalang, dikarenakan si pangeran pewaris takhta yang mengatakan dengan mulutnya sendiri, … dalam meminta putri keduanya untuk menjadi tunangan, sekaligus calon ibu negara kerajaan Gupenhileum ini di masa mendatang nanti, … sang Duke Yoargi itu pun, lekas saja menundukkan kepalanya dengan hormat, yang juga memberikan sebuah tanda akan kepatuhan. 

“As your wish, Your Highness, … the Crown Prince of Gupenhileum.” 

Kalau saja Qilistaria tidak memiliki tangan yang terkutuk, maka sudah dapat dipastikan, … bahwa sang Duke Yoargi ini pasti akan menggunakannya, sebagai alat tukar politik dengan keluarga kerajaan, lewat sebuah janji suci ikatan pernikahan. 

Namun, sepertinya sekarang, … menyerahkan Mirabella sebagai gantinya juga, tampaknya tidak akan menjadi masalah. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status