Home / Historical / Istri Duke Adalah Putri Yang Terkutuk / Chapter 2 - Aku Juga Ingin ….

Share

Chapter 2 - Aku Juga Ingin ….

Author: Aerina No 7
last update Last Updated: 2022-03-24 15:02:05

Ini sangat kejam.

“Aku ingin dicintai. Aku ingin diberi banyak limpahan kasih sayang.” 

Melihat sang adik perempuan yang memiliki usia tiga tahun lebih muda darinya, disayang juga dimanja oleh ayah beserta ibunya, bahkan sampai dicintai oleh semua para pekerja di kediaman Duchy mereka pula, … membuat Qilistaria, mau tak mau terjatuh dan terperosok ke dalam sebuah kubangan kotor, yang dipenuhi oleh perasaan iri dan dengki.

“Cinta dan kasih sayang, mereka semua merasakannya, … mereka semua memilikinya. Akan tetapi … kenapa? Kenapa hanya aku saja yang tak mampu mendapatkannya?”

Menjambak rambut panjangnya kuat-kuat, dan ratap tangis yang disertai oleh derasnya aliran air mata, Qilistaria pun, … kembali meracau.

“Aku tak mau hidup sengsara, atau pun mati dalam keadaan tak bahagia.”

Sudah genap delapan belas tahun ia hidup di dunia, … sudah belasan kali pula ia mencoba mengakhiri hidupnya. 

Mulai dari menenggelamkan diri ke danau, menegak racun, membesutkan pisau untuk menggores urat nadi di pergelangan tangannya sampai memancarkan darah yang menggelontor, … dan juga hal lain sebagainya, yang tampaknya berhasil digagalkan oleh para pekerja kediaman mereka, … atas titahan dari sang Duke.

Padahal, Duke Yoargi sendiri, … tak pernah sekali pun menganggapnya hidup, juga tak akan mungkin membiarkannya untuk tidak hidup. 

Alasan kenapa sang Duke itu bersikeras untuk mencegah Qilistaria dari membunuh dirinya sendiri ialah, karena untuk memanfaatkan otak cerdasnya, … dalam membantunya menangani urusan politik dalam berbagai wilayah Dukedom yang ia kelola. 

Pada awalnya, Qilistaria mencoba berpikiran positif. Tak apa jika penampilannya buruk seperti itu, asalkan ia memiliki otak yang sangat baik, untuk bisa diakui … maupun diperhatikan oleh Duke Yoargi.

Namun, malang yang tak di sangka, … kemampuan unggul Qilistaria ini, justru hanya dimanfaatkan saja. 

Dia tak kunjung diberi perhatian atau juga kekhawatiran, yang sedikitnya dapat membuat Qilistaria merasakan sebuah perasaan yang kerap kali dikait-kaitkan dengan rasa kasih sayang, … kepada dirinya, yang benar-benar merasa sendirian di dunia terasing ini.

Lalu, apa tadi katanya …? 

Ayahnya itu, akan mengusirnya dari rumah dengan cara menikahkannya, atau bahkan sampai mau menjadikannya sebagai budak seksnya orang lain, bukan?

Apa dunia ini, betul-betul telah berlaku adil kepada semua orang? 

Kenapa, … kenapa, … dan kenapa, dunia hanya berlaku kejam kepadanya saja? 

Tidak adakah seorang pun yang mau menyelam untuknya, … demi mengangkatnya yang sedang tenggelam, di dalam lautan yang telah banyak terpenuhi oleh rasa kepedihan ini?

“Aku takut, aku cemas.”

Hidup sendirian itu sangat kesepian. Mati sendirian pun, akan terasa sangat menyedihkan.

“Aku hanya berharap, … kalau aku mati, segera setelah merasakan yang namanya kebahagiaan.”

•••

“Hei, apa kau sudah baca pamflet yang tersebar di jalanan, dengan cap stempel Duke Yoargi?”

“Hah? Pamflet apaan? Memangnya, isi dari pamflet itu apa sih?”

“Ini, katanya, … Duke secara terang-terangan akan memberikan anak gadisnya, kepada siapa pun orang yang bersedia menampungnya.”

“Anak gadisnya yang mana? Yang kedua?”

“Bukan! Yang pertama.”

“Gah! Tolol. Mana ada orang yang mau hidup bersama dengan anak gadis pertamanya, yang seperti monster itu? Orang gila pun, mana mungkin mau.”

“Namun, ini gratis loh! Tanpa perlu memberikan mahar untuk membawanya keluar dari Duchy, sebagai istri sahmu.”

“Anying! Kalau begitu, kau saja yang memperistri dia.”

“Wah, aku sih … tidak mau.”

“Terus kenapa membicarakan ini padaku? Mau memaksaku untuk menikahi monster sepertinya, hah?”

“Bruh, santai saja kali. Aku kan, hanya ingin mengobrolkan sesuatu yang tengah ramai diperbincangkan semua kalangan masyarakat kerajaan ini.”

Mendengarkan percakapan, dari dua orang yang sedang berjalan melewati pematang ladangnya, … seorang laki-laki muda yang tengah asyik mencangkul lahan untuk ia tanami dengan bibit tanaman gandum nanti, kini memberhentikan aktivitas bertaninya sejenak, … hanya karena untuk membaca selebaran pamflet yang dijatuhkan oleh satu dari dua orang yang berjalan sembari berbincang-bincang sedikit tadi, dengan raut muka yang begitu serius.

“Princess of Yoargi, Qilistaria La Yoargi … ya?”

Dituliskan di dalam pamflet sana, sebuah pengumuman sayembara terbuka yang akan diselenggarakan di kediaman Duke Yoargi. 

Pesta besar untuk khalayak ramai dari berbagai kalangan jenis tingkatan masyarakat, tengah dipersiapkan untuk acara memberikan anak sulungnya besok, … kepada siapa pun yang akan menerima putri terkutuk semacamnya itu, dengan hati yang penuh akan kesenangan, … selayaknya akan membeli sebuah barang yang dilelang.

Si laki-laki itu, yang memiliki penampilan sederhana dengan rambut dan mata berwarna merah terang menyala, dan juga memiliki latar keluarga yang bukan siapa-siapa, dengan kondisi keuangan juga yang hanya dapat berpenghasilan pas-pasan saja, … tampak menyinggungkan sebuah senyuman samar, di bawah silaunya terik sinar mentari siang.

“Sepertinya, Saya ….”

Entah karena memang kepanasan, atau karena timbul rasa tersipu dari lubuk hatinya yang terdalam, … si laki-laki itu memiliki ekspresi wajah yang begitu terlihat senang, … dengan rona merah terang, seterang warna merah pada rambut dan matanya, yang sudah merona merah menutupi seluruh bagian pipi dan cuping telinga.

“… Begitu beruntung, dapat bertemu dengan Anda kembali, ….”

Menjatuhkan cangkul ke tanah yang sedari tadi masih ia genggam di tangan kanannya, si laki-laki itu pun lekas memegangi pamflet tersebut, dengan ekstrak hati-hati menggunakan kedua telapak tangannya, … yang terasa sangat kasar akibat dipenuhi oleh kapalan.

“… My Princess.”

Mungkin, karena ia sudah gila, atau mungkin entah karena apa, … dengan malu-malu, si laki-laki itu pun mengecup pamflet tersebut, beserta diiringi oleh manisnya senyuman simpul yang terpancar dari wajahnya, yang semanis madu.

“Pesta beserta sayembaranya, akan diberlakukan pada esok hari.”

Melipat pamflet dan memasukkannya ke dalam saku celana, si laki-laki itu pun, … bergegas mengambil cangkul dan memangkunya di bahu, untuk kemudian ia bawa ke rumah kecil tempat di mana ia beristirahat … bersama dengan satu-satunya anggota keluarga, yang masih hidup bersamanya sampai saat ini. 

“Ada banyak yang harus Saya siapkan. Bahkan, itu mungkin saja akan membuat Saya menjadi terjaga selama semalaman suntuk.”

Meskipun, tidak ada orang yang akan mendengarkan semua ucapan-ucapan yang ia katakan dalam aksi berbicara sendiri, di tengah perjalanan pulangnya ini, … tetap saja, si laki-laki itu lanjut bergumam.

“Namun, tidak apa-apa. Jika Saya melakukan hal tersebut, dalam tujuan memiliki Anda, Saya rasa … itu semua bukanlah sebuah masalah. Saya justru malah merasa sangat bersenang hati, dalam melakukannya.”

Tersenyum penuh kehangatan, dikala dirinya tiba-tiba teringat sebuah kilas balik singkat di masa kecilnya, … si laki-laki itu pun kembali berkata.

“Karena itu semua demi Anda, ….”

Memori indah dalam benaknya, yang menampilkan sesosok bocah perempuan kecil sedang tertawa lebar, dengan sebagian besar mulut yang tertutup oleh telapak tangan bersarung tangan hitam sepanjang pergelangan, … membuat rona wajah yang terdapat di muka si laki-laki ini pula, dua kali lipat bertambah pekat.

Sebuah kejadian lampau, yang memang telah terjadi pada waktu sembilan tahun lalu di hidupnya itu, masih terekam begitu jelas, … di ingatan tajam milik si laki-laki muda ini.

Mungkin, karena itu adalah kejadian langka. Atau mungkin juga karena kejadian itu adalah suatu hal yang tidak dapat disangka-sangka oleh pikiran labilnya, sudah membuat si laki-laki itu, … menganggap si putri terkutuk, anaknya Duke Yoargi, yakini Qilistaria ….

“… Qilia.”

… Sebagai orang yang dinilai, … cinta pertamanya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Duke Adalah Putri Yang Terkutuk   Epilog

    -“Bagaimana? Adikmu lucu sekali bukan?”--“….”-Derian kecil melongo lebar.Manik mata merahnya yang bulat itu memandang lamat-lamat akan bayi di dekapan sang ibu, dengan sorot berkilaunya yang kini didominasi oleh rasa penasaran.-“Unggaa~!”-Bayi berambut merah serupa seperti milik Derian yang tengah menggolekkan tubuhnya di dekapan sang ibu itu, menggeliat pelan dan juga menguap membukakan mulutnya yang kecil.Sangat menggemaskan sekali, sampai-sampai itu membuat pipi Derian menghangat akibat disapu oleh semburat merah.-“Mungil~!”- tukas Derian terkagum-kagum, seraya merundukkan wajahnya supaya lebih dekat lagi dengan wajah bayi merah tersebut.-“Bu, memangnya ada ya … makhluk semungil ini? Dia sepelti boneka, bukan manusia~!”--“Hoho, tentu saja ada. Bahkan, di mata Ibu, kamu juga masih sama kecilnya … Ian.”--“Mana mungkin! Ian sudah besal tahu!”--“Pfft! Begitu ya?”-Ibu Derian terkekeh pelan mendengarnya.Dia merasa senang sekali, kalau anak pertamanya … ternyata menerima keha

  • Istri Duke Adalah Putri Yang Terkutuk   Chapter 95 - Lamaran Pernikahan

    “….”Hening mendera, membuat mereka berlima seolah-olah memeragakan patung yang membisu.Bagaimana tidak? Mereka ini tidak salah mendengarnya lo, kalau gadis itu baru saja memanggil nama lengkap dari Ryuuki di kawasan yang baru anak itu jelajahi!?Orang macam apa gadis ini? Latar belakangnya, sama misteriusnya dengan senyuman yang masih ia pamerkan.SRUK~!Gadis asing itu melepaskan genggaman tangan dari Ryuuki, tanpa sedikit pun melepaskan arah pandangnya.Akan tetapi, … tunggu sebentar.Apakah mungkin, gadis itu benar-benar orang asing?“….”Tidak.Rasanya, Qilistaria pernah melihatnya pada suatu waktu, dan suatu tempat.Namun, entah kapan dan di mana ia merasa pernah bertemu dengan gadis berpenampilan kurang lebih serupa dengan gadis di hadapan Ryuuki tersebut.Yang jelas, ingatannya membesitkan sesuatu, kalau Qilistaria sungguh pernah mengalami pertemuan itu.“Sebenarnya, siapa k—!”—QUOONG~!Suara trompet besar yang memekakkan telinga, memotong pertanyaan yang hendak Ryuuki ajuka

  • Istri Duke Adalah Putri Yang Terkutuk   Chapter 94 - Gadis Misterius

    “Ladang? Kita akan pergi ke sana? Sungguh?”“Ya.”“Ayah yakin, kau bisa mengurus ladang? Bukankah para bangsawan seperti kita tidak pernah mengurusi sesuatu semacam itu secara langsung?”“Harusnya sih begitu. Tapi kan, Ayah rindu dengan masa-masa saat menjadi petani dulu.”“Ayah pernah menjadi seorang petani?!”Perjalanan menuju ladang yang sering kali digarap oleh Derian untuk menghasilkan hasil alam, ternyata tidak terlalu membosankan akibat diisi oleh obrolan yang berpusat dari pertanyaan-pertanyaan Ryuuki.“Apa salahnya dengan menjadi petani? Kan menyenangkan bisa melihat tumbuhan tumbuh dan menghasilkan manfaat bagi kita?”“Hanya … kaget saja. Aku tak menyangka kalau Ibu mau menikah dengan orang seperti Ayah.”“Hei, kamu ini …!”Derian tertawa kecil.Dia kemudian mencubit cuping hidung Ryuuki, dan membuat anak itu tersentak sebentar karena jalur pernapasannya disabotase.Sambil mengusap-usap hidungnya yang kena cubit gemas barusan, Ryuuki kembali berceloteh.“Aku bicara apa adany

  • Istri Duke Adalah Putri Yang Terkutuk   Chapter 93 - Kencan Singkat (3)

    “…!?”Yurish memegangi pipinya heboh. Matanya terbelalak tidak percaya, dan wajahnya dipenuhi oleh keringat dingin.Meski gerakannya sangat signifikan seperti itu, kendati demikian, mulutnya tetap setia untuk terus terkatup.Jangan lupakan pula dengan kehadiran rona merah yang mulai menjalar menghiasi parasnya yang indah itu.Semua gerak-gerik aktifnya dalam merespons perbuatan Rifa barusan, telah berhasil membuat satu orang lagi di dekat mereka, yakni si penjaga lapak permainan, menghela nafasnya dengan ogah.“Duh, nasib~ nasib. Dunia hanya milik pasangan kekasih saja. Sedangkan yang jomblo, kami cuma menumpang,” gerutunya pelan.Tak menghiraukan orang yang seperti menjadi seekor nyamuk pengganggu di dekat mereka, Rifa mengulaskan senyuman paling manis yang pernah ia singgungkan.“Ayo kita pergi lagi,” ajaknya, dilanjutkan dengan membalikkan tubuh dan mulai berjalan meninggalkan Yurish di belakang, sembari asyik memeluk dan mengelus-elus boneka kucing putih itu.“T-tunggu!”Sebelum p

  • Istri Duke Adalah Putri Yang Terkutuk   Chapter 92 - Kencan Singkat (2)

    “Dibeli~! Dibeli~!”“Sotongnya kak? Sotongnya dek~!”“Suvenir cantik~! Siapa yang mau suvenir cantik~? Hanya empat keping perak saja, kalian sudah bisa membawa pulang suvenir yang cantik~!”Hiruk pikuk keramaian pasar malam ini membawa pengalaman baru bagi Yurish.Dia yang anteng berjalan sembari bersebelahan serta bergandengan tangan dengan Rifa itu, tak bisa menolong sepasang bola mata miliknya supaya berhenti jelalatan.Mulutnya pula, sesekali terlihat menganga, menunjukkan ekspresi jujurnya yang memang terkagum-kagum dengan indahnya pasar malam.“Pak, beli sosis bakarnya dua ya.”“Siap, Nona muda!”Yurish mengalihkan kekagumannya, tuk digantikan dengan tatapan penuh rasa ingin tahu.Dia menatap Rifa di sampingnya dan tukang sosis bakar yang tengah sibuk menyiapkan pesanan barusan, secara bergantian dalam beberapa kali.Si pria yang mewarnai rambutnya menjadi hitam kembali, namun, kali ini ia mewarnainya bukan secara manual melainkan menggunakan sihir hitam, merasa sangat gugup.Di

  • Istri Duke Adalah Putri Yang Terkutuk   Chapter 91 - Kencan Singkat

    “Dia sudah tidur?” Derian bertanya pelan sekali, seakan-akan ia tengah berbisik.Menghampiri kekasih tambatan hati yang tengah memandangi putra mereka dari ambang pintu kamar, Duke berambut merah menyala itu memeluk Qilistaria dari belakang, dan melabuhkan dagunya pada bahu sang istri.“Eh-hm. Begitulah,” balas Qilistaria sama pelannya, menutup rapat pintu kamar anak mereka secara hati-hati.“Bagaimana dengan Rifa?” Tanya Qilistaria balik, selagi menimpali tangan Derian yang melingkari perutnya itu dengan jari-jemarinya yang mengusap lembut.CHUP~!Derian melayangkan kecupan singkat pada pipi Qilistaria sejenak, seterusnya menjawab, “Dia pergi keluar. Katanya ingin melihat-lihat sekeliling tempat ini setelah lama tidak berkunjung ke sini.”“Begitu ya?”“Kalau sudah begini, Qilia ….”“Hm? Kenapa, Ian?”“… Pindah ke kamar, yuk?”~•••~“Woah~! Semuanya tidak banyak berubah ya?”Rifa merasa nostalgia.Dia yang sedang berjalan-jalan santai menyusuri perkampungan tempatnya menghabiskan masa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status