Share

Istri Hadiah Taruhan
Istri Hadiah Taruhan
Author: Rheyzda Syahrah

Kesepakatan Barra dan Alvin

"Kalau kamu bisa mendekati dan menjadikan Rena pacarmu, aku akan menaikkan gajimu dua kali lipat."

Alvin sukses membuat Barra ternganga.

"Kenapa?"

"Kamu tidak percaya padaku? Bukankah barusan kamu minta naik gaji?" kata Alvin pada sahabatnya, Barra Hendra Prayoga.

Perusahaan ini adalah milik keluarga Alvin. Tapi sekarang dia yang dipercaya memegang kendali untuk memimpinnya. Jadi segala keputusan ada di tangan Alvin. Termasuk menaikkan gaji dan jabatan Barra.

Barra hanya seorang supervisor saja. Tapi karena mereka berteman sejak sekolah, mereka terlihat sangat akrab. Meskipun sekarang mereka adalah atasan dan bawahan.

"Kamu pasti bercanda kan, Bos?" Barra menatap manik mata Alvin.

Tapi Barra tidak menemukan satupun keraguan disana. Apalagi Barra sangat tahu, sahabatnya itu tidak pernah main-main dengan omongannya.

"Aku beri waktu untukmu selama tiga bulan. Bila kamu berhasil, dengan segera akan kutepati janjiku." Kembali Alvin menyampaikan tawarannya.

"Bagaimana bila sebelum tiga bulan, aku malah bisa menikahinya?" tawar Barra.

"Pilih jabatan manager mana yang kamu mau," kata Alvin tegas.

Kali ini sepertinya Alvin benar-benar serius.

"Baiklah. Aku akan membuktikan padamu. Akan kunikahi Rena Puspitasari dalam waktu kurang dari tiga bulan. Dan setelah itu, aku menginginkanmu mengangkat aku menjadi manager keuangan," kata Barra penuh percaya diri.

Dengan latar belakang pendidikan yang dimiliki Barra, Alvin pun menyetujui perjanjian itu karena yakin akan potensi yang dimiliki lelaki ini. Barra pasti bisa menjalankan tugasnya sebanyak manager keuangan nantinya bila dia berhasil memenuhi tantangan yang di berikan Alvin.

Tak lama pintu diketuk dari luar.

Masuk seorang wanita, sekretaris pribadi Alvin. Berwajah cantik, bertubuh mungil. Senyumnya sangat menawan hati siapa pun yang melihatnya.

Walaupun beberapa hari ini, senyuman itu seperti memudar dari wajah indahnya.

Dia adalah Rena Puspitasari, wanita yang sedang jadi topik pembicaraan dua lelaki ini. Dan juga orang yang di jadikan taruhan oleh dua lelaki tampan ini.

Alvin pernah menaruh hati padanya. Lima tahun lalu dia mengungkapkan isi hatinya pertama kali pada gadis itu.

Tapi siapa sangka, Alvin lelaki yang bisa dikatakan sempurna itu, ditolak mentah-mentah oleh Rena sang sekretaris.

Apa sih yang Alvin tidak punya. Mungkin bagi gadis lain, Alvin adalah idaman kaum hawa. Tapi tidak bagi Rena. Waktu itu Bram adalah lelaki satu-satunya yang ada dihatinya. Alvin pun tahu apa yang jadi alasan Rena menolaknya.

Tidak sekali dua kali Alvin mencoba agar Rena menerimanya. Baik dengan cara halus maupun kasar. Tapi tetap saja hati gadis itu tidak tergoyahkan.

Tapi penolakan Rena itu tidak ada hubungannya dengan pekerjaannya. Kinerjanya sangat baik. Bahkan Alvin tidak ada apa-apanya bila tanpa bantuan dari Rena. Jadi tidak ada alasan untuk Alvin memecatnya, karena ditolak cintanya oleh gadis itu.

Sampai akhirnya Alvin harus menerima perjodohan dari orang tuanya, demi kemajuan bisnisnya. Tapi Alvin adalah lelaki setia. Dia tidak menduakan istrinya. Walaupun wanita yang bertahta dihatinya tetaplah Rena.

Seminggu ini dia kehilangan senyum Rena. Wanita itu berubah semenjak ayahnya jatuh sakit. Alvin pikir itu yang membuat Rena jarang tersenyum, walaupun Alvin selalu membuat guyonan agar Rena mau sedikit saja menyunggingkan senyum untuknya. Tapi sepertinya hal itu mustahil terjadi.

Tak lama gosip yang berkembang, adalah Rena ditinggal menikah oleh sang pacar, Bram. Yang selama ini menjadi satu-satunya lelaki yang menjadi pacar Rena.

Tentu saja hati Alvin marah. Bagaimana bisa laki-laki yang selama ini dibela mati-matian oleh Rena malah mencampakkannya.

Alvin ingin membahagiakan Rena. Karena tidak mungkin dia menghancurkan rumah tangganya, Alvin mencoba cara lain.

Tapi Alvin mempunyai ide yang menurutnya sangat masuk akal. Alvin ingin Rena melupakan masa lalunya yang buruk dengan lelaki yang tepat. Dan dia adalah Barra.

Sahabatnya ini masih jomblo. Dia pekerja keras, hingga kadang melupakan kebutuhan asmaranya. Alvin tahu, Barra lelaki yang tepat untuk Rena. Disamping mereka sudah kenal, Barra juga sangat baik dan menghormati wanita. Itu sepengetahuan Alvin.

Tapi apakah Barra bisa menaklukkan hati seorang Rena yang sedang terluka..

⭐⭐

Ditunggu saran dan komentarnya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status