Istri Hadiah Taruhan

Istri Hadiah Taruhan

By:  Rheyzda Syahrah  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
50Chapters
796views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Rena harus merasakan sakitnya putus cinta. Ditinggalkan kekasih hatinya disaat sudah menjalin hubungan yang lumayan lama. 7 tahun bukan waktu yang sebentar untuk mereka berpacaran. Defenisi menjaga jodoh orang, sangat sesuai dengan kenyataan yang dialaminya. Sekarang diumurnya yang sudah cukup untuk membangun rumah tangga. Tapi semua impiannya harus kandas. Karena penghianatan Bramantyo. Bukan hanya mengalami sakit putus cinta, tapi juga tuntutan dari orang tuanya yang tidak ingin anaknya menjadi perawan tua. Hingga akhirnya ada seseorang laki-laki yang tiba-tiba menyatakan cinta padanya dan ingin segera menghalalkannya. Di depan ibunya. Tidak ingin ibunya merasa kecewa seperti ayahnya, akhirnya Rena bersedia menikah dengan lelaki itu. Barra namanya, lelaki yang ternyata membuat kesepakatan dengan seorang temannya dengan menggunakan Rena sebagai taruhannya. Jabatan tinggi dan gaji besar adalah hadiah dari hasil mendapatkan Rena. Ya, Rena adalah istri hadiah taruhan yang dilakukan oleh Barra dan Alvin. Lalu bagaimana rumah tangga yang dijalani keduanya? Bagaimana pula tanggapan Rena yang akhirnya mengetahui kalau ternyata dirinya hanya istri kedua Barra? padahal saat itu dia sudah mengandung anak lelaki tersebut. Akankah karena anak, Rena akhirnya luluh dan kembali ke Barra?

View More
Istri Hadiah Taruhan Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
50 Chapters
Kesepakatan Barra dan Alvin
"Kalau kamu bisa mendekati dan menjadikan Rena pacarmu, aku akan menaikkan gajimu dua kali lipat." Alvin sukses membuat Barra ternganga."Kenapa?""Kamu tidak percaya padaku? Bukankah barusan kamu minta naik gaji?" kata Alvin pada sahabatnya, Barra Hendra Prayoga.Perusahaan ini adalah milik keluarga Alvin. Tapi sekarang dia yang dipercaya memegang kendali untuk memimpinnya. Jadi segala keputusan ada di tangan Alvin. Termasuk menaikkan gaji dan jabatan Barra. Barra hanya seorang supervisor saja. Tapi karena mereka berteman sejak sekolah, mereka terlihat sangat akrab. Meskipun sekarang mereka adalah atasan dan bawahan."Kamu pasti bercanda kan, Bos?" Barra menatap manik mata Alvin.Tapi Barra tidak menemukan satupun keraguan disana. Apalagi Barra sangat tahu, sahabatnya itu tidak pernah main-main dengan omongannya."Aku beri waktu untukmu selama tiga bulan. Bila kamu berhasil, dengan segera akan kutepati janji
Read more
Janji Manis Bram Pada Rena
Entah bagaimana Rena harus menjalani hari-harinya nanti tanpa Bram disampingnya. Sedangkan selama ini hanya Bram orang terdekat dengan dirinya, selain kedua orangtuanya. 7 tahun bukan masa yang pendek untuk Bram dan Rena menjalin hubungan asmara. Selama itu pula mereka seperti tidak pernah terpisahkan. Dimana ada Bram di situ ada Rena. Sepengetahuan Rena, Bram sangat mencintai Rena, begitu pula sebaliknya. Sifat Bram yang otoriter, malah dipikir Rena karena Bram terlalu mencintainya. Tapi dia salah. Itu hanya tipu daya Bram saja. Agar Rena tidak berpindah kelain hati.Rena mempunyai jabatan yang lumayan bagus di sebuah perusahaan. Dia adalah sekretaris pribadi Alvin Pratama, Seorang CEO di perusahaan terkenal.Sementara Bram yang berumur jauh di bawah Rena, masih seorang mahasiswa di sebuah perguruan tinggi swasta dikota ini.Bram meninggalkan kampung halamannya untuk menempuh pendidikan. Tadinya dia berniat menyambu
Read more
kehilangan Yang Menyakitkan
"Kapan Bram akan menikahi kamu, Nak?" Manik mata milik ayah Rena, menatap sayu pada anak semata wayangnya."Ayah, jangan mikir yang berat dulu. Yang penting ayah sehat dan bisa beraktivitas seperti biasa." Rena mencoba mengalihkan pembicaraan.Rena tahu, sudah lama ayahnya menginginkan dia untuk segera mengakhiri masa lajangnya. Tapi Bram masih belum siap. Sementara umur Rena terus merangkak naik.Keluarganya yang lain sudah mencoba untuk menjodohkan dia dengan pria lain. Tapi dengan tegas Rena menolak. Rena menganggap itu semua hanya ketakutan dari mereka saja. Dia tetap yakin Bram akan menikahinya, walaupun memang memerlukan waktu yang agak lama.Mimpi tinggal mimpi, janji tinggal janji.Bram pergi dengan wanita idaman dan semua penghianatannya. Dan wanita itu bukan Rena. Tinggal Rena sendiri yang memeluk mimpi dan semua janji itu dengan kesepian."Mana Bram? Kenapa dia tidak pernah datang?" lirih suara lelaki tua itu mencari keberadaan orang yang diharapkan mau menjadi calon menan
Read more
Pendekatan
"Ren, tolong ke ruanganku sebentar. Bawakan berkas untuk ditandatangani," kata Alvin pada sekretarisnya itu."Sekalian, berkas untuk seminggu kedepannya," lanjut Alvin lagi.Pintu terbuka, wangi parfum yang sangat dikenal Alvin, lebih dulu sampai di indera penciumannya. Itu tanda yang datang adalah sang sekretaris. Sudah seminggu sejak kematian ayahnya, dan Rena baru masuk kembali setelah mengambil cuti. Alvin sudah sangat merindukannya, hingga mengambil kesempatan untuk segera bertemu dengan wanita yang sebenarnya masih mempunyai tempat dihatinya itu.Tapi Rena sudah berubah penampilannya. Tidak ada lagi Rena dengan blazer dan rok pendeknya, rambut yang sering berganti model. Kadang lurus, kadang bergelombang itu, sekarang diikat rapi. Alvin takjub melihatnya, Rena sangat cantik sekali dengan balutan baju dan celana panjang yang menutup tubuhnya. -Ah, Rena. Andai saja dulu kamu tidak menolakku, mungkin saat ini, aku adalah laki-laki paling beruntung di dunia ini.- Batin Alvin. Le
Read more
Mengambil Hati Rena
Setelah berbincang sejenak dengan sopir taksi, Barra mengeluarkan dompet dari sakunya. Ternyata dia membayar ongkos taksi yang di pesan Rena tanpa harus Rena naik taksi dan pulang menggunakan kendaraan itu.Rena terpana melihat apa yang dilakukan Barra itu. Dia tidak menyangka kalau ternyata Barra melakukan hal itu, agar Rena bisa pulang naik motor dengannya."Bukankah kata Alvin kita harus bekerja sama? Dimulai hari ini, aku akan mengantar dan menjemputmu pergi dan pulang kerja," kata Barra diiringi senyuman yang jarang diberikan untuk orang lain."Kenapa harus begitu?" Protes Rena."Karena kita harus bisa beradaptasi dengan baik. Jadi didalam pekerjaan nanti, sudah tidak ada rasa canggung lagi," kata Barra sembari menyerahkan sebuah helm yang sudah dipersiapkan untuk Rena.Rena meraihnya. Dia pikir helm yang diberikan Barra untuk dipakainya itu, juga dipakai oleh orang lain. Tentu pacar Barra yang selama ini memakainya.Rena sempat mencium dalam helm itu, tapi kelihatannya helm ini
Read more
Curi Start
Lelaki yang duduk manis diatas motor itu melambaikan tangan kepada Rena. Rena yang masih belum sadar seratus persen itu, mengucek mata untuk melihat dengan jelas siapa orang yang melambaikan tangan kepadanya.Setelah dilihat dengan seksama, Rena pun mengenalinya. Dia adalah Barra rekan kerjanya, yang kemarin sore sudah membuat harinya terasa hangat dan bahagia, serta sejenak Rena bisa melupakan masa lalunya itu.Tapi mau apa Barra sepagi ini sudah datang ke sini?Rena pun langsung menyambar jaket dari belakang pintu. Karena dia hanya menggunakan celana tidur panjang dan baju tangan lengan. Tidak mungkin dia menemui Barra dalam keadaan seperti itu. Rena bergegas menemui Barra di luar. Dan menanyakan maksud tujuan Barra datang ke rumahnya, tanpa memberi kabar terlebih dahulu."Selamat pagi ..." sapa Barra.Rena hanya tersenyum sambil menunjukkan barisan giginya yang tertata rapi dan berwarna putih bersih itu."Kenapa pagi-pagi sudah ada di sini? kenapa tidak menghubungiku dulu sih?"
Read more
Bukan Untung, Malah Buntung
"Rena ... Ren ..." Lelaki itu memaksa masuk ke dalam halaman kantor. Meski langkahnya di halangi oleh satpam perusahaan."Lepaskan aku! Aku hanya ingin bertemu dengan Rena sebentar." dia terus memberontak dan ingin lepas dari cengkraman dua orang satpam yang memegang kedua tangannya.Rena ketakutan, dan kembali masuk ke dalam lobby kantor. Barra yang sudah kembali dengan motornya melihat dari jauh tingkah Rena yang lari terbirit-birit, seperti melihat hantu saja.-Kenapa dia?-Pikir Barra.Lelaki itu malah memberhentikan motornya tepat di depan pintu masuk lobby perusahaan.Barra menunggu Rena keluar lagi. Mungkin ada yang tertinggal di dalam sana, Barra masih berpikir positif.Sampai akhirnya dia melihat ke arah pos satpam, ada dan yang sedang terjadi di sana. Barra memicingkan matanya, lalu berjalan perlahan mendekat tempat dimana Bram sedang memberontak.Dia merasa saat ini bertanggung jawab atas apapun yang terjadi di perusahaan ini. Sebab seminggu ini Alvin sudah menyerahkan tangg
Read more
Terpikat Pesona Barra
"Kenapa mobilnya kamu serahkan pada Rena? Bukankah itu mobilmu, Mas?" Lila, istri Bram bertanya pada suaminya."Mas, kenapa kamu diam saja tidak menjawab pertanyaanku? Lalu sekarang kamu menatap kepergian mantan kekasihmu itu dengan pandangan seperti itu. Apa kamu cemburu melihatnya pergi dengan lelaki tampan itu?" Lila terus mendesak Bram untuk menjawab pertanyaannya."Diam lah Lila! Kamu tidak paham apa yang aku rasakan saat ini?" Bram marah karena Lila terus mendesaknya."Loh ... Kamu kok jadi marah sama aku, Mas? Pasti benar dugaanku kan, kalau kamu cemburu melihat mantanmu itu dibonceng oleh lelaki lain. Dasar munafik. Kamu sudah menikah denganku, tapi hatimu tetap pada Rena. Kalau tahu begini, aku menyesal mau jadi istrimu." Lila marah karena Bram terus memandang kepergian Rena."Aku tidak memaksamu untuk menikah denganku. Apa kamu lupa kalau kamu yang sudah menjebakku agar mau menikahimu? Coba kalau kamu tidak datang sebagai perusak hubungan kami, mungkin saat ini aku masih baha
Read more
Mengungkap Aib Masa Lalu
"Jadi bagaimana, Ren. Apa kamu mau menerimaku?" tanya Barra. Rena terkejut mendengar pernyataan lelaki yang mulai memikat hatinya itu. Rena pikir Barra ini tipe orang yang suka tembak langsung. Tentu saja hal ini membuat Rena menjawab dengan terbata-bata."M-maksudnya apa ini?" Wajah Rena merah padam karena tersipu malu. Dia tidak menyangka kalau Barra terlalu nekat. "Jadi pendampingmu? Kamu mau kan?" Barra bersemangat mengucapkannya dan sangat menunggu jawaban Rena.Wanita mana yang hatinya tidak meleleh melihat perlakuan Barra saat ini. "Jangan bercanda, dong. Aku tau kamu coba menghiburku," kata Rena. Karena dia masih ragu dengan ucapan Barra. Rena menunduk tidak berani menatap mata lelaki yang ada di hadapannya."Kok bercanda, sih? Aku serius dengan ucapanku ini. Aku ingin menggantikan posisi lelaki brengsek itu di hatimu." Barra dengan mantap meyakinkan Rena yang sedang galau."Apa tidak terlalu cepat? Kamu belum memahami aku luar dalam. Aku takut nanti kamu menyesal di kemudi
Read more
Penyesalan Bram
"Ren ... Tunggu aku ....." Barra mengejar Rena yang sudah berlalu pergi meninggalkan mereka berdua.Padahal sebenarnya Barra belum selesai memberi pelajaran pada Bram. Dia ingin membuat Bram meminta ampun karena sudah membuat Rena malu. Tapi saat ini Barra lebih memperdulikan hati Rena. Karena dia takut dampak terpukulnya wanita itu dengan ucapan mantan kekasihnya yang sudah membuka semua aib mereka di masa lalu."Pergilah kejar wanita munafik itu. Tidak salah kalau aku mencampakkannya. Karena ternyata dia lebih liar dari dugaanku. Karena sanggup membagi tubuh dan cintanya untuk orang lain." Bram ternyata masih belum puas untuk mempermalukan Rena lebih dalam lagi.Bram pikir ketika dia berbicara seperti itu Barra tidak akan peduli. Ternyata dia salah, lelaki bertubuh tegap itu berbalik arah dan kembali kepadanya dengan wajah yang terlihat sangat marah.Tanpa aba-aba Barra kembali melayangkan tinjunya berkali-kali ke wajah Bram. Dan laki-laki yang bertubuh kecil daripada Barra ini am
Read more
DMCA.com Protection Status