Share

Bagian 2

Author: SILAN
last update Last Updated: 2024-09-21 15:18:20

Malam harinya Varka ada di rumah Saga, kedua orang tua dan adik Saga sedang tidak ada di rumah jadi hanya ada dua remaja cowok di rumah bermain game di layar yang ada dalam kamar Saga, suara mereka memenuhi ruangan itu sampai akhirnya Varka kalah main dari Saga.

Varka melemparkan stik game ke depan, "Lusa jalan yok, bosen nih."

"Ngapain?" sahut Saga.

"Liburan lah bego, lu pikir ngapain? Nyari cewek?" ketus Varka sambil merebahkan tubuhnya.

Saga mematikan PC lalu berdiri membereskan meja belajarnya, "Gak bisa, Ka. Lusa nanti aku mau join sama papa ada acara kantor, Lu ajak aja gitu temen yang lain."

Pupil mata Varka melirik Saga kemudian bibirnya menghembuskan nafas, "Temen mana yang aku percaya, kamu juga tahu kan aku gak punya banyak temen. Paling-paling temen futsal, skate sama temen motoran, mereka juga bukan dari sekolah kita."

"Kalau gitu ya cari aktivitas lain aja."

"Sayangnya mami aku lagi hamil, otomatis papi gak bakalan kasih ijin aku keluar sama mami." Varka tiba-tiba berdiri meraih jaketnya, "dahlah aku balik dulu, kapan tante Karin pulang?"

"Gak tau, besok mungkin."

Varka mengangguk singkat, "Bye, Nyet!"

"Kampret!" sahut Saga.

Varka pun pulang ke rumah, akhir-akhir ini terasa membosankan baginya setelah mendengar kabar Liora hamil, harusnya Varka senang bakalan punya adik, tapi kenapa ia malah lemas tidak berdaya seperti ini.

Beberapa saat perjalanan akhirnya remaja itu tiba di depan rumahnya, kendaraan Kevin ada di parkiran saat Varka tiba di kediaman pribadi orang tuanya.

Langkah remaja itu pun masuk ke dalam rumah yang sepi seperti tidak berpenghuni, rumah besar itu memang tidak dihuni oleh banyak orang, hanya Varka dan kedua orang tuanya serta tiga orang asisten rumah tangga.

Varka langsung membersihkan diri kemudian mencari keberadaan Liora, wanita mungil yang sudah punya anak itu ada di ruang tengah sedang menonton film, tanpa banyak bicara Varka duduk di sebelah Liora dan menjadikan paha sang ibu sebagai bantal.

"Kamu dari mana aja jam segini baru pulang." tanya Liora sembari mengusap rambut putranya.

"Dari rumahnya tante Karin, tadi aku main sama Saga. Oh, Mam. Umur adik di perut mami udah berapa bulan?" 

Liora menunduk menatap putranya, "Baru satu bulan, masih kecil kayak biji jagung."

"Memang sekecil itu bisa besar ya, mam?"

"Bisa dong sayang, dulu kamu juga segitu kok di perut mami, sekarang sudah besar kayak gini, nanti adik kamu juga bakalan besar kalau udah lahir." jawab Liora.

Bibir Varka manyun, "Nanti yang lahir cewek atau cowok."

Liora pun tertawa rendah, "Ya belum kelihatan jenis kelamin adekmu, nanti umur empat bulan baru ketahuan gendernya apa, kok kamu jadi tiba-tiba pengen tahu kayak gitu, ada apa memangnya?"

"Aneh aja gitu di umur Varka yang udah tujuh belas tahun tiba-tiba punya adek lagi."

"Kan rejeki namanya, kalau rejeki gak boleh ditolak. Mungkin karena kamu udah jarang di rumah dan mami kesepian di rumah sendirian, makannya adek kamu muncul di perut mami buat temenin mami kalau lagi kesepian di rumah." jawab Liora lagi.

Putranya terlihat tidak begitu senang kalau ia hamil lagi, mungkin belum terbiasa karena Varka sudah tujuh belas tahun menjadi anak tunggal, kemudian mendadak mendapat berita bakalan menjadi kakak pasti cukup mengejutkan buat putranya ini.

Varka memejamkan mata di pangkuan Liora, putranya sudah remaja dan sangat mirip dengan Kevin. Dari hidung, bibir, semuanya. Tinggi badannya juga setara dengan ayahnya padahal tubuh Varka masih bisa tinggi lagi.

"Bagaimana sekolah kamu, mami denger kamu bakalan ikut pertandingan renang antar kabupaten."

Varka membuka matanya kembali, "Iya, tapi masih lama kok. Awal bulan depan lomba dimulai, bulan ini Varka ada ujian sekolah. Oh ya, Mam. Itu dulu beneran ya kalau Varka di culik?"

 "Kok tanya tiba-tiba begitu."

"Soalnya cerita yang Varka denger tuh gak komplit, ceritain dong mam gimana caranya Varka kok bisa ditemuin sama orang tuanya Rania."

Liora tersenyum, "Dulu kamu itu bikin mama panik tau, tiba-tiba hilang pas lagi ada acara duka di rumah ini, jadi awal mulanya itu begini...," Liora mengatakan dengan jelas seperti apa kejadian yang ia ketahui.

Dulu saat Varka belum lama dilahirkan, tepat di hari duka kematian ibu Kevin, Varka dibawa pergi oleh seseorang, namun Liora tidak mengatakan kalau pelakunya adalah mantan pacar Kevin saat sekolah.

 Lalu entah bagaimana caranya Varka ditemukan oleh orang tua Rania yang kala itu sedang pergi kencan di dalam sebuah kardus di depan ruko tidak terpakai.

Mendengar cerita Liora, Varka hanya bisa terdiam sambil membayangkan bagaimana nasibnya kalau bukan orang tua Rania yang menemukannya waktu itu.

"Jadi mami sama papi kenal keluarganya om Gim karena itu ya?" tanya Varka.

Liora menggeleng, "Kamu belum tahu ya kalau tante Rira itu dulu mantan tunangannya papi kamu."

"Hah, Serius?!"

Liora mengangguk, "Sebelum mami nikah sama papi kamu, tante Rira itu tunangan papi kamu loh, mereka bahkan sudah merencanakan bulan pernikahan, tapi tante Rira gak suka sama papi kamu karena cintanya tante Rira itu sama om Gim."

"Wah berarti secara gak sengaja ini kebetulan luar biasa dong."

"Makannya keluarga kita tuh berhutang budi sama keluarganya om Gim, tanpa mereka pasti kami udah kehilangan kamu. Mami gak bisa bayangin stresnya kaya apa kalau kehilangan kamu."

Varka duduk menghadap Liora, "Mami jangan khawatir, mami gak bakalan kehilangan Varka lagi. Sekarang Varka udah remaja, Varka bisa kok jagain mami."

"Ka! Itu motor kenapa body pada retak!" teriak Kevin.

Varka dan Liora menoleh melihat Kevin datang membawa asinan mangga, ada juga manisan mangga dan juga buah mangga muda entah di dapat dari mana.

"Kamu habis jatuh?" tanya Kevin.

"Enggak kok, Varka baik-baik aja. Emang tadi motor Varka di pinjam sama Saga, terus gak sengaja ada kucing lewat jadi Saga belokin tajam motor ke kiri nabrak tiang listrik, hasilnya motor Varka retak itu body nya."

Liora menatap wajah Varka, "Keadaan Saga gimana?"

"Gak apa-apa kok, cuman keguling doang. Tapi ya itu motor Varka jadi retak gara-gara Saga."

"Papi kira kamu ikut balapan liar, awas aja kalau Papi liat kamu ikutan balapan liar bakalan papi sita itu motor kamu." ancam Kevin.

Varka berdecak sambil melihat makanan yang Kevin bawa semuanya dari mangga, "Kalian mau asinan mangga, atau mangga muda, aku juga tadi beli manisan mangga di luar." kata Kevin menawarkan.

"Gak doyan, mangga belum layak makan kok udah di petik dari pohonnya sih, kasian itu." sahut Varka.

Kalimat putranya barusan berhasil membuat Kevin melirik tajam, andai saja Varka tahu seperti apa susahnya Kevin ketika Liora nyidam mangga tepat di hari pernikahan sampai-sampai Kevin harus manjat pohon mangga sendiri untuk mendapat mangga yang Liora mau.

"Lebih kasihan orang ngidam mangga tapi harus metik di pohonnya langsung," ucap Liora sambil tertawa geli melihat wajah Kevin saat ini, pasti Kevin masih ingat seperti apa pengorbanan yang sudah dia lakukan saat Liora mengandung Varka.

"Varka mau belajar dulu, good night mami." Varka mencium pipi Liora baru kemudian pergi setelah bergidik ngilu melihat Kevin makan mangga muda.

Kevin asik dengan mangga yang sudah dibeli, Liora turun makan manisan mangga yang Kevin bawa pulang. Ternyata suaminya keluar untuk membeli makanan seperti ini, dua minggu belakangan Kevin memang mengalami mual dan juga ngidam, dokter bilang kalau Kevin mengalami kehamilan simpatik.

"Sebanyak ini emang bisa kamu habisi?" tanya Liora sambil menyipitkan mata karena mangga muda yang Kevin beli sangat asam.

"Ini tadi kepepet aku minta penjualnya sekalian buat kupasin, besok aku petik ajalah mangga yang di belakang rumah, itu gak asam-asam banget kalau dirujak."

Liora bergidik, tak mau lagi mencoba mangga yang Kevin beli, di belakang rumah sebenarnya juga ada pohon mangga, saat usia Varka satu tahun Kevin sengaja menanam dua pohon mangga di belakang untuk persediaan seandainya Liora hamil lagi ia tak perlu mencari keliling meminta mangga orang lain di pohonnya.

Tapi sudah empat kali berbuah, Liora tidak kunjung hamil. Lalu sekarang sudah musim ke lima buah mangga di belakang rumah berbuah, baru kabar bahagia Kevin dapatkan mengenai kehamilan istri mungilnya ini.

Kevin membersihkan tangannya sebelum mendekati Liora, memeluk pinggang istri kecilnya sambil mencium perut datar Liora yang akan membesar beberapa bulan lagi.

"Bagaimana kondisimu hari ini?"

"Sangat baik, tapi aku gak mengira loh kalau yang ngalamin morning sickness di kehamilan kedua ini kamu."

Kevin menghela nafas, "Kayaknya ini efek dulu aku ngejek Altar deh." jawabnya, Liora pun terkekeh saat sepintas ingatan masa lalu muncul di kepalanya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Imutku (Season #2)   TAMAT

    Proses prewedding sebisa mungkin selesai satu hari karena akan ada proses calon pengantin dilarang keluar rumah selama satu minggu sebelum hari pernikahan, dan sehari setelah prewedding, Varka bersama Rania menyelesaikan dokumen pernikahan secepat yang mampu mereka lakukan dalam waktu satu hari dan itu berhasil.Selesai dua hal itu di persiapkan, kini Varka dan Rania juga memilih dekorasi seperti apa yang akan mereka gunakan untuk pesta resepsi, dan beruntungnya WO yang bekerja sama adalah kenalan dekat keluarga, pemilihan juga tidak membutuhkan waktu lama, setidaknya hanya butuh waktu kurang dari dua jam.Mengenai pemilihan gedung, itu sudah diurus oleh para orang tua karena harus memesan beberapa bulan sebelumnya sementara Varka dan Rania saat itu masih di negara orang.Dan voila, dalam waktu lima hari yang bisa dimanfaatkan Varka dan Rania untuk pesta pernikahan sudah lengkap, selebihnya di urus oleh orang tua mereka diawal. Lalu hari ini, hari dimana Varka dan Rania dilarang bertem

  • Istri Imutku (Season #2)   Bagian 60

    Lima tahun berlalu.Tepat hari ini usia Rania berusia dua puluh enam tahun dan menjadi Dosen muda di negara Singapura di bidang Artificial Intelligence yang mulai ditekuni sejak lulus pendidikan S2 di Sydney. Pembawaan saat mengajarkan materi di kelas banyak dipuji oleh mahasiswa. dan semua ini sudah berlangsung sejak satu tahun terakhir.Rania melihat jam tangannya saat keluar dari kelas, beberapa mahasiswa menyapanya dengan ramah dan dibalas tak kalah ramah juga oleh Rania.Sekarang sudah pukul tiga sore dan tunangannya mengatakan akan mendarat di bandara Soetta pada pukul empat sore. Ini adalah pertemuan pertama sejak mereka berpisah lima tahun lalu.Rania merindukan Varka, lelaki itu juga pasti demikian. Ada perasaan gak sabar untuk bertemu calon suaminya karena kedatangan Varka ke Indonesia adalah untuk membahas pernikahan yang akan dilakukan dalam waktu dekat.Sayangnya Rania belum bisa bertemu dengan Varka hari ini di Indonesia karena posisinya masih di negara lain, ia baru men

  • Istri Imutku (Season #2)   Bagian 59

    Dari Bandung ke Jakarta setidaknya memakan waktu beberapa jam, dan Varka bersama Rania duduk sebelahan. Sebenarnya perjalanan mereka baru besok sore, sengaja berangkat sekarang karena ingin menghabiskan waktu berdua sebelum menjalani hubungan jarak jauh yang tidak sebentar."Kamu jangan lupa buat hubungin aku ya, setidaknya itu sekali setiap hari, tapi kalau kamu sibuk banget, hubungi aku seminggu sekali juga gak apa-apa." ucap Rania.Varka menoleh, meraih tangan Rania dan menggenggamnya, "Pasti, aku bakalan sempatkan kirim pesan atau menghubungi kamu. Saling jaga diri baik-baik ya sampai kita dipertemukan kembali suatu hari nanti."Rania mengangguk, ia menyandarkan kepalanya ke lengan Varka menantikan kereta tiba di stasiun tujuan.Beberapa jam berlalu dengan cepat, mereka tiba saat jam makan siang. Sebelum melanjutkan perjalanan ke penginapan, keduanya memilih makan lebih dulu dan Varka memperhatikan setiap kali makan bakso, Rania selalu menyisihkan daun bawang ke pinggirnya."Gak s

  • Istri Imutku (Season #2)   Bagian 58  

    Hari yang ditunggu akhirnya tiba di mana pertunangan Varka dan Rania dilakukan hari ini. Dihadiri oleh beberapa kerabat dekat untuk memeriahkan acara tersebut dengan baik. Pesta keluarga itu berlangsung dengan bahagia, terlebih ketika Rania memamerkan cincin pertunangannya yang tampak cantik di jari manisnya.Cincin tersebut sebagai lambang kalau ia telah memiliki calon pasangan hidup, saling memegang teguh komitmen hingga pernikahan itu tiba."Kalian cocok banget," puji Airin yang berdiri bersama Liora melihat anak-anak mereka dengan bangga."Jadi harapan kita buat satuin mereka gak cuman omong kosong belaka, kan." sahut Gim.Kedua wanita di depannya menoleh, Airin dan Liora terkekeh, mereka ingat kalau orang yang paling bersemangat untuk menjodohkan Rania dan Varka adalah Gim, sekarang terlihat wajah puas melihat anaknya dan Varka sudah membuat perjanjian awal pernikahan.Kevin mendadak datang merangkul Gim dengan akrab, "Semoga dilancarkan sampai hari pernikahan ya, calon besan." k

  • Istri Imutku (Season #2)   Bagian 57

    Dua hari setelahnya, kini keluarga Varka dan Rania berkumpul bersama sambil menikmati makan malam sekaligus membahas mengenai acara pertunangan yang akan dilakukan dalam waktu dekat, di kedua keluarga sudah sepakat jika pesta dilakukan sederhana karena Varka dan Rania akan melanjutkan pendidikan kembali."Jadi kesimpulannya, baik Varka maupun Rania udah sepakat untuk pertunangan dilakukan dalam waktu dekat kan?" tanya Gim.Rania dan Varka mengangguk."Baguslah, kalau begitu ini berlangsung dengan lancar. Besok kita mulai penyusunan acaranya, pesta dilakukan dalam tiga hari lagi karena jadwal cuti kalian yang sangat sedikit." tambah Kevin.Rania menoleh sekilas ke arah Varka sebelum ke ayahnya, "Sebaiknya acaranya gak perlu mewah, ini cuman pertunangan.""Aku juga setuju, nanti aja pas acara nikahan baru dibuat mewah gak apa-apa." tambah Varka.Kevin dan Gim tertawa pelan, "Ternyata anakmu gak sabar juga buat segera bikin acara nikahan." canda Gim.Rania sendiri tersenyum malu-malu mes

  • Istri Imutku (Season #2)   Bagian 56

    Keesokan harinya, Varka turun ke ruang meja makan dimana orang tua dan adiknya ada di sana. Dengan santai Varka menarik kursi di sebelah Zaline, bahkan Varka mengusap sekilas rambut adiknya."Ka, kita bahas yang semalam. Kamu beneran serius mengenai pertunangan kamu sama Rania?" tanya Kevin.Varka menoleh, "Iya.""Gak coba kamu pikirkan lagi?" tanya Liora.Varka menggeleng, "Gak, Mam. Aku udah bilang setuju sama Rania, masa aku tarik lagi ucapan itu. Memang kalian mau bahas lebih lanjut lagi mengenai kapan acaranya ke keluarga Rania?""Kalau kalian berdua udah setuju, pertunangan secepatnya dilakukan, baik itu kamu sama Rania bakalan balik untuk melanjutkan pendidikan, waktu kalian terbatas." ucap Kevin."Terserah papi aja deh." Varka meraih roti bakar dan mengolesnya dengan selai coklat.Selesai sarapan, Varka menghampiri motor hitamnya, membersihkan dari debu yang sekiranya menempel. Bagaimanapun motor ini yang menemani masa remajanya, jadi tidak akan Varka jual."Bro!"Varka menol

  • Istri Imutku (Season #2)   Bagian 55

    Mobil putih yang Varka kendarai tiba di depan rumah Rania, "Makasih ya udah bela-belain anterin sampai rumah." ucapnya.Varka mengangguk, "Lebih aman kalau aku yang anterin kamu pulang, udah sana masuk biar aku cepet balik."Rania terkekeh, "Oke, hati-hati." lalu Rania turun dari mobil Varka sebelum kendaraan itu mulai melaju pergi, dengan senyum manis terukir di bibir Rania, gadis itu berjalan masuk ke dalam rumahnya pada pukul sebelas malam.Ternyata kedua orang tuanya sudah menantikan kedatangan Rania pulang, mereka duduk di sofa ruang tamu melihat ke arah Rania dengan sorot mata yang sulit dijelaskan."Ada apa?" tanya Rania heran.Gim menarik pelan tangan putrinya untuk duduk, "Kamu udah bicara sama Varka, jawaban dia gimana?" ucapnya tanpa basa basi.Rania tiba-tiba memeluk Gim dengan erat, "Rania seneng banget, Pa. Varka setuju buat pertunangan dilakukan dalam waktu dekat." katanya antusias."Yang bener?" sahut Airin."Iya, Varka sendiri yang ngomong." jawab Rania serius."Jadi

  • Istri Imutku (Season #2)   Bagian 54

    Rania tercengang, lebih ke arah gak percaya kalau Varka bakalan ngomong kayak barusan. Seperti mendapatkan kebahagiaan melejit tinggi, Rania berbalik ke arah Varka tanpa ragu memeluknya dengan erat.Gak ada pembicaraan, Rania buru-buru melepaskan pelukan karena mereka sedang ada di tempat umum sekarang, beberapa orang bahkan melihatnya dengan pandangan aneh barusan, tapi Rania gak peduli."Kamu serius?""Iya, aku serius. Tapi seperti yang kamu tau, perasaan aku udah gak sama lagi kayak dulu, jadi kamu harus bantu untuk perbarui." jawab Varka.Rania terkekeh, "Kamu bikin orang salah paham gampang banget ya." ujarnya."Sebenarnya kamu lebih jago bikin orang salah paham," Varka meraih tangan Rania, "jadi kita sepakat untuk terima pertunangan itu kan?"Rania mengangguk, "Tapi aku masih kuliah di Aussie, aku cuman punya libur dua belas hari.""Aku juga sama, cuti cuman dua minggu sebelum balik ke Denmark. Jadi, sementara ini kita fokus dengan dengan tujuan awal, kamu jadi dosen dan aku jad

  • Istri Imutku (Season #2)   Bagian 53

    Keluarga Rania dan keluarga Varka sudah ada di tempat yang sama, beberapa tahun tidak bertemu tapi Rania masih saja mengagumi sosok Varka sampai sekarang, justru wajah cowok itu makin dewasa dan punya tubuh lebih kekar.Namun perbedaan yang sangat terasa adalah sorot matanya yang berbeda, mungkin karena terlalu lama gak ketemu, jadi Rania merasa gak nyaman dengan tatapan Varka. Padahal saat usianya dua puluh tahun dan orang tuanya mengatakan kalau cowok yang dipasangkan untuk Rania adalah Varka, gadis itu kelihatan senang sekali.Tapi sekarang ... rasanya ada yang salah."Tadinya, tahun kemarin kita kasih tau ke kamu soal perjodohan ini, tapi kamu masih ada di Eropa dan gak punya izin cuti, dan sekarang kamu ada di sini untuk mengetahui calon istri kamu di masa depan. Hubungan kalian udah cukup baik, jadi kita para orang tua sepakat untuk mengadakan pertunangan dalam waktu dekat sebelum Varka kembali ke Eropa." ucap Kevin.Sementara sekarang ini Varka menatap Rania, gadis itu punya ra

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status