Home / Rumah Tangga / Istri Kontrak Tuan Felix / Bab 5 : Masuk Perangkap

Share

Bab 5 : Masuk Perangkap

Author: Milla Dwi
last update Last Updated: 2024-09-13 17:15:03

“Aku tidak mengizinkanmu pergi sebelum memastikan benihku membuahi rahimmu atau tidak!” Felix yang mengenakan kemeja formal putih berhasil mengejar Hellena dan menghampiri wanita itu.

Alasan terdengar konyol hingga membuat Hellena terkekeh dalam keadaan menangis. Tenggorokan rasanya tercekat untuk menjawab perkataan Felix. Pria itu memandang dengan wajah dingin dan abai, yah, bukankah dari awal memang sudah tidak ada kehangatan. Hellena terlalu banyak berkhayal bahagia hingga tidak sadar masuk perangkap pria tidak berperasaan sekejam iblis.

“Mari kita buat penawaran, Hellena. Aku menikahimu bukan karena alasan romantis jatuh cinta. Aku tidak menyukaimu sedikit pun kecuali saat kita berhubungan badan. Yeah, benar saat itu terasa menakjubkan.”

Mata Hellena melebar mendengar penuturan vulgar Felix, di mana lelaki itu berbicara tanpa peduli sedang berdiri di trotoar jalan.

“Aku hanya ingin membuat kakekku berhenti menjodohkan diriku dengan wanita pilihannya.”

“Mari kita bercerai dan Kau bisa mencari wanita lain Tuan Felix?”

Felix menyilangkan tangan di dada dan melangkah ke depan hingga jarak mereka tinggal beberapa inci. “Kau terlalu sombong, Hellena. Sampai lupa jika kau dalam kendaliku!”

Dada Hellena bergemuruh menahan rasa sakit, ngilunya seperti baru saja mendapat bogem mentah. Hellena mengepalkan tangan menahan emosi juga tangisan yang mulai berhenti dan sekarang Hellena sudah duduk di dalam bus yang sedang melaju kencang, menuju stasiun kereta. Tidak sendirian, tetapi Felix selalu mengekor wanita yang baru saja dia nikahi.

“Aku tidak mengizinkanmu kabur. Satu tahun! Mari jalani pernikahan ini satu tahun. Kau hanya perlu menjadi tameng agar tidak ada wanita lain yang mendekatiku!”

“Apa bayaran untukku jika aku bersedia?”

“Akan aku berikan uang kompensasi yang cukup banyak, rumah dan jabatan layak jika kau mau.”

Nasi sudah menjadi bubur, setidaknya Hellena harus bisa mengambil pilihan terbaik untuk jangka panjang hidupnya. Wanita itu menghapus linangan air mata. “Baiklah, kau dan uangmu yang berkuasa, Tuan Felix!” Hellena menerima tawaran tanpa banyak basa-basi.

Turun dari bus, wanita itu kemudian melanjutkan langkah kaki tanpa menoleh ke belakang dan sekarang Hellena sudah duduk di kursi kereta api. Dengan Felix yang selalu mengekor tanpa berkomentar.

‘Pulang, haruskah aku melakukannya?’ Hellena membatin. Setidaknya Felix masih mengikuti, dan dia berencana memanfaatkan lelaki itu untuk menghadapi keluarga dan rentenir yang sudah pasti menghadang jika Hellena kembali menginjakkan kaki ke kampungnya.

Setelah menempuh tiga jam perjalanan, akhirnya mereka telah sampai ke stasiun yang dekat dengan rumah Hellena. Hanya sepuluh menit berjalan kaki dari terminal, anehnya Felix masih mengekor tanpa mengeluh. Langkah mereka berhenti pada halaman luas yang ditumbuhi banyak bunga di sebuah rumah yang lumayan besar bercat putih.

“Hellena?” Baru saja tangan Hellena terulur, hendak mengetuk pintu. Tiba-tiba seseorang sudah lebih dahulu membuka dari dalam.

“Kak Clarissa, aku—”

“Kau kembali.” Wanita itu tersenyum smirk. “Kau pasti menyesal sudah kabur dari rumah, karena tidak bisa hidup tanpa kami. Kau terlalu sombong menolak perjodohan yang sudah dirancang oleh kami!”

“Aku tidak mau menikah dengan pria tua itu, dia sudah memiliki tiga istri, kenapa kalian tega mau menikahkan aku dengan tukang kawin itu?” tanya Hellena, dengan suaranya yang tercekat karena rasa sesak di dadanya. “Aku pulang karena ada yang—”

“Gadis bodoh! Kau lebih memilih susah daripada hidup senang bergelimang harta, dengan begitu Kau tak lagi jadi beban buat Kami!” Clarissa yang terbakar emosi sampai tak sadar dengan kehadiran Felix yang sedang memunggungi keduanya. “Sekarang ikut denganku, kau harus mempertanggung jawabkan perbuatanmu terhadap calon suamimu itu!”

Dengan kasar Clarissa meraih tangan Hellena, tetapi Felix dengan cepat berbalik badan dan menepisnya, hal itu membuat Clarissa terkejut, dan tersadar jika Hellena tak datang seorang diri. Kini pandangan Clarissa tertuju pada wajah tampan Felix yang membuatnya terpesona, jantungnya berdebar kencang saat menatap wajah sempurna pria itu meski hanya mengenakan kemeja yang sudah lusuh dan celana formal. “Kau … siapa?” tanyanya memindai dari kaki hingga ujung rambut Felix, dan mengira lelaki itu mengenakan pakaian rapi dari barang murahan.

Felix tersenyum sinis sambil menatap tajam Clarissa, sungguh dia sangat muak melihat tatapan penuh damba dari wanita tersebut. Felix mengalihkan pandangannya kepada Hellena. “Sayang, sepertinya kehadiran kita tidak diterima di sini. Haruskah kita kembali?" Dengan sangat lembut Felix berbicara.

Hellena mengernyit mendengar lelaki itu berbicara manis. Rasanya matahari seperti terbit dari ufuk barat.

"Masih ingat jalan pulang juga Kau rupanya!" Sebuah suara datang dari arah belakang Felix dan Hellena membuat mereka menoleh. Ternyata itu suara Sonya, ibu tiri Hellena. Wanita setengah baya itu sangat marah ketika melihat Hellena. Dia masih ingat bagaimana Hellena mempermalukan dia dan keluarga, saat Hellena memutuskan kabur dari rumah, di hari pernikahannya dengan pria yang sudah dipilihkan.

Tubuh Hellena seketika menegang. "Bu ---"

"Dasar anak tidak tau diri, sudah dibesarkan malah membuat malu seluruh keluarga!" ucapan Hellena dipotong oleh Sonya. Dia terus memaki tanpa memberi Hellena kesempatan untuk bicara.

"Aku ---"

"Kau anak sialan! Kalau bukan karena ulahmu, kami tidak akan pernah terbelit hutang seperti saat ini! Gara-gara Kau pergi diam-diam, akibatnya semua biaya yang sudah dikeluarkan, dihitung sebagai hutang oleh pria tua itu!" Lagi dan lagi, ucapan Sonya telah membuat tubuh Hellena semakin tegang.

"Hellena, aku tidak mau tau, Kau harus tetap menikah dengan pria tua itu, agar hutang kita dianggap lunas!" ucap Sonya tegas dan tak terbantahkan.

Hellena hanya bisa menunduk takut. "Aku sudah menikah. Dan sekarang, aku datang bersama suamiku." Suara Helene meninggi agar tidak lagi terpotong ucapannya.

Sonya menatap lekat Felix, dari ujung kepala sampai ujung kaki, setelah itu dia kembali menatap sinis Hellena, "Pria miskin seperti dia yang Kau bilang suami? Dasar bodoh! Susah payah aku carikan Kau suami kaya, ternyata malah Pria miskin ini yang Kau pilih!"

"Dia--- "

"Dia apa, hah!" bentak Sonya semakin marah karena Hellena terus saja menolak keinginannya.

Sebuah mobil mewah memasuki halaman rumah tersebut. Seorang pria paruh baya dengan perut buncitnya turun dari mobil tersebut. Tatapan pria tua mengarah ke Hellena, dan seketika seringai jahat muncul di bibir hitam dengan kumis tebal tersebut.

"Hahaha ... akhirnya Kau memutuskan untuk pulang juga jalang kecil! Baru tau kan sekarang, bagaimana susahnya hidup di luar sana?" Suara bariton pria tua tersebut mampu membuat sekujur tubuh Hellena menggigil.

Pria tua itu terus melangkah mendekati Hellena dengan senyuman mengejek, dan secara refleks wanita itu langsung bersembunyi di belakang Felix. Sialnya Felix hanya diam tanpa kata sejak tadi.

"Minggir! Aku mau menjemput calon pengantinku!" bentak pria tua itu berusaha menepis Felix yang dianggap menghalangi dirinya untuk menyentuh Hellena.

"Calon pengantin?" tanya Felix datar, dengan senyuman mengejek.

"Hahaha ... memangnya siapa Kau, berani menghalangi, pergilah!"

Kalimat merendahkan dari pria tua membuat telinga Felix panas.

"Sonyaaa! Hari ini juga aku akan menikahi jalang ini!" teriaknya penuh emosi.

"Baik Tuan," jawab Sonya dengan seringai. Ibu sambungnya benar-benar tidak mengindahkan pengakuan Hellena.

"Jangan sentuh istriku!" Kali ini Felix mulai membuka mulut kembali.

“Istri.” Pria tua itu kembali tertawa, dengan tatapan menghina, meremehkan Felix .

"Hei Kau pria miskin! Sadar kalau Kau itu tidak pantas untuk Hellena. Apa yang mau Kau berikan kepadanya nanti, kalau Kau membawa Hellena bersamamu?" geram Sonya akhirnya.

Felix tidak menanggapi ocehan Sonya, dia lalu menatap tajam pria tua yang menjadi sumber masalah untuk Hellena. "Tua bangka tidak tau diri! Sudah bau tanah masih suka main perempuan!"

“Kurang ajar, berani sekali sampah miskin ini!” Pria tua itu mendekat ke arah Felix seraya berkacak pinggang. “Kau dengar anak muda. Jalang itu harus menikah denganku sebagai penebus hutang!”

"Tidak, aku tidak mau! Aku tidak pernah berhutang padamu." Hellena berteriak membela diri. (Ini kasih narasi hutang siapa sebenarnya dan buat apa ya)

"Berapa hutangnya?" tanya Felix dengan tatapan tajamnya.

"Seratus lima puluh juta,” ejek pria tua tersebut.

Felix melihat Hellena menggelengkan kepala. “Aku bisa laporkan masalah ini ke polisi dengan tuntutan pemerasan dan dengan sengaja mengganggu kenyamanan orang lain!" jawab Felix tegas.

Orang tua itu tertawa, begitu juga dengan Sonya, Clarissa, dan empat bodyguard yang ada di sana. "Kau pikir aku takut dengan ancaman? Pria miskin sepertimu, memang bisa apa untuk melaporkan aku ke polisi? Yang ada nanti Kau yang akan masuk penjara sendiri, bodoh!”

"Baik! Mari kita buktikan, siapa yang akan masuk penjara!" Dengan tegas Felix menantang Pria tua tersebut. Felix lalu mengambil ponselnya dari saku, dan mulai menelpon, "Mark, Aku ingin Kau urus masalah ini dalam waktu sepuluh menit. Kirim polisi ke sini dan selesaikan semuanya dengan bersih!"

Felix memasukan kembali ponselnya ke dalam saku, kemudian dia menatap Hellena dengan lembut, "Semua akan segera berakhir."

“Kau pikir aku tidak tau kalau itu cuma sandiwara? Mau dibilang hebat sampai berpura-pura menelpon orang." Ejekan pria tua itu hanya ditanggapi dengan senyuman sinis oleh Felix.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Kontrak Tuan Felix    Bab 41 : Sekretaris Yang Meresahkan

    Lena mengernyit heran dengan sikap bos barunya tersebut, ‘Kenapa dia bersikap seperti suami posesif?’ batin Lena, heran dengan semua sikap Felix. Lena terdiam sejenak, tiba-tiba matanya melebar dengan jantung yang berdetak semakin kencang, ‘Apa jangan-jangan, dia mengenaliku?’ batin Lena lagi.“Hey, Kau! Apa tidak dengar apa kataku!” ucap Felix, dengan tatapan dingin.Seketika Lena tergagap, mendapatkan pertanyaan tersebut, “Ah, i … iya, Tuan, maaf!” ucap Lena, tergagap. Dan dengan cepat dia masuk ke mobil, tepat di samping Felix. Wanita itu berusaha keras untuk menetralkan debaran jantungnya, agar Felix dan Mark tidak curiga padanya.“Kenapa wajahmu pucat? Apa Kau takut padaku?” tanya Felix, dengan senyum miring.“Tentu saja takut, wajah Tuan, seram seperti iblis cari mangsa,” gumam Lena, pelan tanpa ada niat untuk menjawab ejekan Felix. Tapi siapa sangka, gumamannya terdengar juga oleh telinga Felix, dan Mark, yang memang sangat tajam hingga bisa mendengar dengan jelas gumaman Lena

  • Istri Kontrak Tuan Felix    Bab 40 : Sekretaris Baru

    "Kau ---!" Felix, dan wanita itu sama-sama terkejut dengan kejadian itu.Seketika jantung wanita itu berpacu dengan cepat, ada perasaan khawatir, jika Felix akan mengenali dirinya."Siapa, Kau!" tanya Felix, dingin tanpa ekspresi.Wanita itu menghela napas lega, karena ternyata, Felix tidak mengenali dirinya."Saya Lena, Tuan, Sekretaris baru Anda!" terang wanita itu."Elle ---!" ucap Felix, sambil menatap lekat wajah wanita di depannya.Wanita tersebut sempat gugup, karena tatapan dingin Felix, yang mengintimidasi. Hampir saja dia mengakui penyamarannya sendiri, ketika akhirnya tersadar, jika Felix hanya mengenali suaranya, bukan wajahnya."Saya Lena, Tuan, bukan ,Elle!" jawab wanita yang mengaku bernama Lena tersebut, tegas agar tidak diintimidasi oleh pria di depannya."Oh ---!" cuma itu yang keluar dari mulut Felix, lalu pria itu melangkah pergi tanpa berucap apapun lagi kepada Lena.Felix terus melangkah, meninggalkan Lena, yang masih terpaku menatap punggung pria tersebut. Tujua

  • Istri Kontrak Tuan Felix    Bab 39 : Terus Mencari

    Seminggu sudah, Felix dan anak buahnya melakukan pencarian, akan tetapi belum juga mendapatkan hasil. Hellena benar-benar menghilang, membuat Felix semakin kalut. Perasaan bersalah dan penyesalan semakin menggerogoti hatinya, membuat emosinya semakin tidak terkontrol."Bodoh, kalian semua! Apa saja yang kalian lakukan, sampai mengerjakan laporan seperti ini saja tidak becus!" Felix murka, saat meeting laporan bulanan, dia menemukan kesalahan yang tidak sengaja dilakukan oleh karyawannya.Semua orang hanya menunduk, ketakutan karena aura dingin yang dipancarkan oleh raut wajah Felix, yang sudah menggelap."Perbaiki! Jika masih tetap salah juga, lebih baik keluar dari sini!" "Baik, Tuan," ucap mereka kompak."Meeting ditunda sampai jam empat nanti!"Tidak ada jawaban dari para karyawan, tapi mereka satu persatu pergi meninggalkan ruangan meeting tersebut. Hening, seketika ruangan tersebut terasa mencekam, meninggalkan dua orang yang saling diam. Mark, sang Asisten seolah membeku oleh s

  • Istri Kontrak Tuan Felix    Bab 38 : Salah Orang

    Felix, terus memeluk wanita itu sambil menyembunyikan wajahnya di pundak sang wanita. Dia sangat takut, akan ditinggalkan lagi. “Elle, tolong jangan pergi lagi! Maafkan aku, Elle!” bisik Felix, dengan air mata yang mulai menetes. Felix, pria yang terkenal kejam dan dingin ini, pada akhirnya meneteskan air matanya hanya karena seorang wanita yang berstatus ‘Istri Kontrak’.Sementara wanita yang dipeluknya, terus meronta berusaha untuk melepaskan diri dari pelukan pria yang tidak dia kenal , “Lepas!” bentak wanita tersebut, sambil menyentak kasar tangan Felix yang masih memeluknya erat. “Siapa, Kau?” sambungnya, setelah berhasil melepaskan pelukan Felix, dan berbalik menatap pria itu.Beberapa menit yang lalu, Hellena yang sedang sarapan di sebuah restoran, tiba-tiba terkejut saat matanya secara tidak sengaja melihat, Felix dan anak buahnya masuk ke restoran yang sama dengan dirinya saat ini. Sebelum Felix melihatnya, Hellena lebih dulu pergi meninggalkan mejanya dan bersembunyi di dala

  • Istri Kontrak Tuan Felix    Bab 37 : Tanpa Jejak

    “Tuan, sebaiknya istirahat dulu! Jangan sampai, Tuan jatuh sakit,” ucap Mark, yang merasa kasihan melihat kondisi sang bos.“Bagaimana dengan, Elle?” tanya Felix, lalu menoleh ke sang Asisten. “Kalau aku berhenti, lalu bagaimana bisa menemukan istriku?” gumam Felix, pelan tapi masih bisa di dengar oleh Mark.Untuk sejenak, Mark terdiam. Tapi akhirnya dengan hati-hati mulai membujuk, supaya sang bos mau istirahat dulu barang sebentar. “Biarkan kami yang terus mencari, Tuan!” ucap Mark pelan, “Saya tidak mau, Tuan sakit jika tidak beristirahat. Bagaimana kita bisa menemukan, Nyonya, jika sampai Tuan sakit?” lanjut Mark lagi, berharap Felix mau mendengarkan nasehatnya.Sejenak, Felix terdiam, sebelum akhirnya dia setuju dengan pendapat Mark, “Baiklah, aku akan istirahat sebentar di mobil! Kalian lanjutkan pencarian, dan kabarkan padaku perkembangannya!”“Baik, Tuan! Istirahatlah, kami akan melanjutkan pencarian, Nyonya!” ucap Mark, sebelum Felix berbalik dan kembali ke mobil.Mark, bersa

  • Istri Kontrak Tuan Felix    Bab 36 : Mencari Hellena

    "Mark, lacak keberadaan Hellena sampai dapat! Jika perlu, Kau check ulang setiap sudut Rumah Sakit ini!" perintah Felix, tegas dengan aura dinginnya."Baik, Tuan!" Tanpa banyak pertanyaan, Mark langsung duduk dan membuka laptopnya. Mereka saat ini masih berada di ruang VIP, tempat Hellena dirawat sebelumnya.Felix ikut duduk di samping sang Asisten, dan ikut memperhatikan laptop Mark. Suasana menjadi hening, semua yang berada di ruangan tersebut, hanya fokus pada tugas masing-masing. Leon yang sedang sibuk memberikan arahan pada anak buahnya, melalui ponselnya, Mark yang sedang fokus dengan laptopnya, dan Felix yang fokus memperhatikan pekerjaan Mark, dengan perasaan bersalah dan khawatir yang menjadi satu.Tiba-tiba Mark menghentikan aktivitasnya, lalu mengangkat pandangannya dari laptop, beralih ke Felix, yang duduk di samping. "Dapat, Bos!""Mana, lihat!" sambut Felix, antusias.Mark menyodorkan laptopnya, ke Felix. Terpampang-lah sebuah video, yang Mark ambil dari CCTV Rumah Saki

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status