Betapa sensitifnya Nathan ketika melihat bibir merah muda milik Alicia.
'Oh, bibir merah mudanya sungguh menantang! Lihat saja, Cia! Kau akan mendesah di bawah kungkunganku! Fu! Fu! Fu!'
Sorot mata Nathan menunjukkan nafsu liar yang sulit dikendalikan olehnya. Demi apapun juga, sepertinya dia mulai tertarik dengan Alicia.
"Apa?"
Nathan mencoba menahan emosi demi menjaga citranya di depan umum.
"Silakan masuk, Tuan!"
Penjaga pintu pun tersenyum seraya membukakan pintu. Nathan tidak merespon si penjaga pintu. Dia melangkah memasuki Hepburn Store tanpa memedulikan Alicia dan Lucky.
"Silakan, Nona!"
Si penjaga pintu menundukkan kepala.
'Kesempatan bagus! Aku harus melangkah masuk secepatnya atau dia akan mengenaliku.'
Alicia mengikuti langkah Nathan tanpa menoleh ke arah si penjaga pintu. Dia bernapas lega saat berhasil memasuki toko tanpa terlihat siapapun.
"Selamat datang di Hepburn Store!"
Seorang pegawai wanita menyambut kedatangan Alicia. Namun, dia tidak berani menatap wajahnya.
"Pilihlah yang Anda inginkan, Nona!"
Mendengar seruan Lucky, mendadak membuat Alicia merasa mual. Bukan tanpa alasan dia merasa seperti itu.
Selain pakaian pengantin, Hepburn Store juga menjual berbagai gaun. Diantaranya, gaun pesta, gaun malam hingga lingerie. Alicia tidak berani menyentuh apapun yang berada di hadapannya. Terlebih lagi, dia hapal betul harga jual semua barang di toko tempatnya bekerja tersebut.
"Jangan diam saja! Jangan sia-siakan waktu dan kesempatan bagus yang saya berikan kepada Anda, Nona Alicia Wood!"
Dengan nada kesal, Nathan berbisik di telinga Alicia. Kemudian, pergi menuju tempat duduk di sudut ruangan.
"Apakah Anda sudah mendengar perkataan Tuan saya, Dear?"
Alicia terdiam. Dia hanya bisa menatap Lucky yang selalu riang.
"Jika saya menjadi Anda, tentu saja saya akan membeli barang-barang paling mahal untuk memuaskan dahaga berbelanja saya."
Alicia menatap kedua mata Lucky yang seolah sedang berbicara dengannya. Dia masih saja tidak tahu apa yang akan dipilihnya hingga seorang pramuniaga datang menawarkan bantuan.
"Halo, selamat siang, Nona. Apa yang sedang Anda butuhkan? Biarkan saya membantu memilihnya!"
'Astaga! Dia pasti Audrey. Aku bisa mendengar jelas suaranya. Wanita pencari masalah ini pasti akan mengenali aku! Sekarang aku harus bagaimana?'
Alicia mulai panik. Namun, berbeda dengan Nathan yang lega melihat seorang pramuniaga menghampiri Alicia.
"Syukurlah ada seseorang yang membantu Cia!"
Meskipun Nathan sedang memegang majalah pakaian, tetapi kedua matanya tidak lepas memandangi Alicia.
"Oh, tiーtidak ada. Saーsaya bisa memilih pakaian sendiri."
Alicia menjawab pertanyaan Audrey dengan gugup. Dia tidak berani menatap wajah rekan kerjanya. Namun, Lucky tidak tinggal diam. Pria itu dengan cekatan langsung menjelaskan maksud kedatangan mereka.
"Hmm, begini, Nona. Tolong pilihkan beberapa potong gaun terbaik yang dimiliki Hepburn Store untuk Nona Cia dengan warna, model serta ukuran yang cocok di badannya!"
Audrey benar-benar penasaran dengan wanita yang baru saja disebutkan namanya oleh Lucky. Namun sayang sekali, Alicia tidak juga menatapnya.
"Jika gaun tersebut memiliki pasangan seperti tas dan sepatu, itu sama sekali tidak masalah. Bawa saja kemari!"
Si pramuniaga pun mengangguk.
"Baik, Tuan. Namun, apakah saya harus memilihkan gaun pengantin juga?"
"Tidak perlu!"
"Ya!"
Alicia dan Lucky sama-sama berseru dengan memberikan jawaban yang berbeda. Alicia menolak, tetapi Lucky menyetujuinya.
"Astaga! Anne Marie Antoinette Ashe Ashe!"
Lucky terkejut sehingga mengucapkan mantra andalannya. Dia memegang kedua tangan Alicia dan mulai meyakinkan wanita itu.
"Biarkan saja, Dear! Biarkan Tuan Nathan mengganti semuanya! Hmm?"
Si pramuniaga mendekati Alicia. Sepertinya, dia semakin penasaran setelah mendengar suara Alicia.
"Alicia Wood?! Aーapakah itu kau?!"
Setelah merasa cukup yakin, Audrey memberanikan diri untuk menyebutkan nama rival kerjanya.
Audrey menarik tangan Alicia sehingga keduanya berdiri berhadapan. Betapa terkejutnya Audrey saat melihat wajah wanita didepannya.
"Cia?! Benarkah ini dirimu?! Buーbukankah hari ini kau menikah?! Mengapa kau berada di sini?!"
Audrey menatap Alicia dengan mata terbelalak. Dia baru saja mendapatkan satu fakta mengejutkan tentang rekan kerja yang sangat tidak disukainya.
"Mengapa kau masih di sini, Cia?! Apakah mempelai prianya tidak datang?!"
Audrey bertanya dengan nada tinggi yang menghina. Dia berkacak pinggang menatap Alicia dari atas kepala hingga ujung kaki. Alicia sontak mendapatkan tatapan sinis sekaligus menjijikan dari Audrey.
"Jika aku melihat dari penampilanmu yang berantakan seperti ini, kau pasti dicampakkan oleh pria yang seharusnya menikahimu, 'kan?! Koreksi jika perkataan ku salah, Cia!"
Orang-orang yang berada di dekat Alicia menoleh, lalu menatapnya dengan aneh. Tidak sampai di situ, karyawan toko lain pun berdiri mengelilinginya.
"Cia?! Kaーkau?!"
"Jadi, kau telah gagal menikah hari ini?! Hu! Hu! Hu!"
"Lihatlah dirimu, Cia! Kasihan sekali!"
Setidaknya ada 3 karyawan toko yang telah merendahkan Alicia. Nathan geram melihatnya. Namun, dia tampak enggan membantu Alicia.
'Sial! Aku tertangkap basah oleh mereka. Tamat sudah riwayatku hari ini!'
Alicia membatin sembari menatap Audrey yang selalu saja merendahkan dirinya hampir setiap hari.
"Omo! Omo! Omo!"
Lucky menyingkirkan semua tangan yang menempel pada bahu juga gaun pengantin Alicia. Pria lemah gemulai tersebut berdiri di depan Alicia sambil menatap orang-orang yang membully gadis malang itu.
"Mengapa kalian semua bersikap tidak terpuji seperti ini?! Memangnya kalian mengenal Nona Cia?! Hah?!"
Lucky memperlihatkan tanduknya. Dia membuka kedua mata lebar-lebar sambil mengingat wajah semua orang yang menghina Alicia hari ini.
"Tentu saja kami sangat mengenal Alicia Woodーsi gadis pekerja paruh waktu di sini dan memiliki hobi halu yang mendambakan hidup seperti seorang puteri negeri dongeng! Namun, tentu saja dia hanya mampu mewujudkannya di novel-novel yang ditulisnya. Ha! Ha! Ha!"
Suara tawa Audrey begitu memekakkan gendang telinga semua orang yang berada di dekatnya. Disusul dengan suara tawa karyawan Hepburn Store lainnya.
'Apakah Nona Cia adalah seorang novelis? Aku harus mencari tahu secepatnya, pikir Lucky cepat-cepat.'
"Jangan bicara sembarangan! Atau saya tidak akan segan-segan untukー"
Suara Lucky tercekat di tenggorakan. Dia menatap Audrey yang menurutnya menjadi sumber masalah.
"Ada apa, Cutie Pie? Mengapa kau lama sekali? Apakah tidak ada satupun gaun pengantin yang cocok?"
Tidak disangka-sangka, Nathan datang memeluk pinggang Alicia. Gadis itu sungguh terkejut. Alicia mendongakkan kepala menatap pria tampan nan mapan di hadapannya.
"Aku tahu, aku bersalah karena telah menginjak gaun mu hingga kotor dan rusak. Hmm?"
Bukan hanya memeluk Alicia, tetapi Nathan juga meraih dagu lancip Alicia dengan menggemaskan.
"Singkirkan tanganmu atau akuー"
"Bahkan kau tidak berterima kasih kepada Pangeran tampan yang membelamu ini, Nona Alicia Wood." Nathan memotong pembicaraan Alicia. Dia menyeringai diiringi dengan tatapan sinis. Kemudian berbisik, "Apakah kau lebih suka dipermalukan seperti tadi? Hmm?"
Sejujurnya, Alicia muak dengan tingkah Nathan, tetapi apakah ada pilihan lain lagi?
"Di mana Manajer Hepburn Store?!"
Suara Nathan yang lembut, kini berubah tegas dan bernada tinggi. Dia menatap Audrey dan semua orang yang sudah menertawakan Alicia.
Semua orang terdiam. Seluruh karyawan yang menghina Alicia pun menundukkan kepala mereka, terkecuali Audrey.
"Maaf, Tuan. Mengapa Anda membela Cia?! Siapa Anda sebenarnya?!"
Audrey dengan berani bertanya sambil tersenyum sinis ke arah Nathan. Dia seolah menantangnya.
"Oh, apakah Cia tidak pernah memberitahu kalian tentang saya?!"
Audrey bertambah bingung ketika mendengar respon Nathan barusan."Apa maksud Anda, Tuan?""Ayo pergi saja!"Alicia tidak ingin berlama-lama di toko Hepburn Store. Namun, Nathan terlihat enggan pergi dari sana."Jangan terburu-buru, Cutie Pie! Aku sudah meminta Lucky untuk mengatur semuanya. Pernikahan kita tidak akan terlambat. Kau tenang saja!"Nathan menarik tangan Alicia. Dia tidak akan pergi sebelum hatinya terpuaskan."Halo, Tuan Muda Nathan!"Datang seseorang dari arah belakang Nathan. Ya, dia adalah Simon Fredly Mignolet yang tidak lain merupakan manajer Hepburn Store. Pria botak tersebut mengusap peluh di dahi padahal semua orang tahu bahwa Hepburn Store memiliki suhu ruangan yang baik."Hah?! Aーapakah pria itu adalah Tuan Muda Nathan?!""Apakah telingaku tidak salah dengar?!""Jaーjadi, tunangan Cia adalah Tuan Muda Nathan?!""Audrey, apakah dia adalah Tuan Muda Nathan Czarford yang terkaya tujuh turunan?!""Jika benar dia, maka kau akan mendapatkan masalah besar, Audrey!"Buk
Lucky mendengar samar-samar perkataan sang tuan. Kesempatan emas tersebut digunakan Lucky untuk menyodorkan surat kontrak pernikahan kepada Alicia melalui tablet Android-nya. Nathan menjauhkan diri dari Alicia dan membiarkan wanita cantik itu terkejut. Lantas, Alicia duduk tegak sambil menatap benda canggih yang disodorkan Lucky kepadanya. "Ini … apa?" "Dear, lebih baik Anda lekas tanda tangani saja, oke?" Lucky segera berkata demikian ketika suara Alicia terdengar tidak yakin. "Anda tahu, Sweety? Kepala saya sangat pening jika memikirkan kelakuan kalian. Uff! Jadi, tolong ringankan sakit kepala saya ini, oke, Sweety?" Maka, tangan Alicia pun mengambil tablet dari Lucky dan pandangannya masih sinis ke arah Nathan. Kemudian, tanpa berpikir panjang dan tanpa membaca satu demi satu poin yang tertera di sana, Alicia pun menandatanganinya. Meski tak begitu mengetahui apa yang tertera di layar Android yang tadi dikatakan sebagai surat kontrak pernikahan, Alicia masih bersedia menandat
Nathan tidak peduli dengan pelototan Alicia. Pria itu dengan acuh membuka pintu mobil, lalu keluar dari sana. Setelah mendengar suara pintu mobil tertutup, Alicia segera bersuara, "Lucky, bisakah kau meminjamkan saya kaca kecil?" Alicia mengulurkan tangannya meminta kaca kecil milik Lucky. Pria gemulai tersebut segera memberikan barang yang diinginkannya. Kemudian, Alicia pun bercermin. "Saya tidak membawa peralatan make up, bisakah kau meminjamkan milikmu, Lucky?" 'Sial! Pantas saja Nathan menghinaku! Rupanya riasan ku kacau. Namun, tidak ada air liur di manapun. Dasar pria aneh! Sepertinya dia harus menggunakan kacamata!' Alicia mengakui jika dirinya sangat berantakan. Dia menghela napas sambil merutuki sikap Nathan. "AnーAnda ... Anda ingin memakai alat make up milik saya?! Apakah saya tidak salah dengar, Nona?!" "Ah, tidak! Kau tidak salah dengar, Lucky. Saya memerlukan alat make up sekarang. Saya ingin touch up agar make up tidak terlihat cakey, berkerak atau pecah. Terlebih
Alicia terkejut. Dia membulatkan mata. Dia tidak menyangka lelaki menyebalkan itu akan menyentuh bibirnya. Melihat tingkah aneh pasangan pengantin baru tersebut, Ainsley segera menengahi mereka. Dia tertawa. "Ha! Ha! Ha!" Nathan berhenti mengancam Alicia, begitu pun dengan wanita muda itu. Ainsley segera melepaskan tangan anaknya dari Alicia, lalu menggenggam erat tangan sang menantu. "Siapa namamu?" Ainsley bertanya dengan sangat ramah. Alicia terkejut mendapatkan perlakuan hangat dari wanita cantik nan anggun di depannya. "AーAlicia Wood ...." Ainsley tersenyum melihat Alicia menjawab dengan gugup. Dia bertanya, "Kau terlihat gugup. Apakah kau baik-baik saja, Alicia?" Ainsley terkekeh melihat Alicia salah tingkah. "Cia. Hanya Cia, Nyonya Ainsley." "Apa?! Kau memanggil saya apa?!" Ainsley memiliki tubuh lebih tinggi daripada Alicia. Dia dengan mudahnya meraih dagu Alicia dan mendongakkan wajah gadis itu. "Kau cantik. Kau bukan asli Inggris, benar?" 'Astaga! Benarkah apa y
Tegas dan berat. Dua kesan itulah yang melekat di benak Alicia begitu dia mendengarkan suara Thomasーsang papa mertua. Nathan menghela napas dengan kasar. Dia tahu bahwa Alicia merasa tidak nyaman. "Saya akan mengenalkannya kepada kalian semua saat makan malam nanti." Nathan tampak enggan menatap wajah Thomas. Namun, tidak dengan Alicia. Gadis itu sepertinya sungguh ingin tahu sosok Thomas yang telah bersikap dingin kepadanya. "Siapa wanita muda bergaun pengantin yang datang bersamamu, Nath?" Zachary dan Philip datang. Mereka melihat Nathan membawa pulang seorang wanita. "Dia adalah Istri saya." Nathan langsung menjawab pertanyaan Zachary tanpa berpikir ini dan itu. Dia pergi membawa Alicia dari sana tanpa memedulikan sorot mata semua anggota keluarga Czarford yang mengarah kepadanya juga kepada Alicia. 'Sepertinya hubungan Nathan dengan keluarganya sedang tidak baik-baik saja.' Alicia menduga-duga di dalam hatinya dengan rasa penasaran yang tinggi. "Ayo, Lucky!" Menyadari Luc
Lucky terkejut karena hingga kini Nathan tidak juga membaca biodata Alicia."Mengapa Anda belum juga membaca biodata Nona Cia, Tuan Muda?"Lucky mendekati tuannya dan memegang bahu kiri Nathan."Singkirkan tanganmu!"'Tuan Besar pasti telah melukai perasaan Tuan Muda lagi,' batin Lucky tidak tega melihat tuannya."Nona Cia adalah anak yang tidak diinginkan di keluarga Wood. Papa tirinya bernama Tuan Freddie Spencer Wood dan sang Mama bernama Nyonya Diana French Wood. Mereka tinggal di London bersama dengan anak bawaan dari Tuan Freddie yaitu Chloe Wood yang notabenenya adalah anak kesayangan mereka."Lucky menjelaskan tentang latar belakang Alicia dengan nada rendah yang menyedihkan. Karena saat Lucky mengetahui asal-usul Alicia, dia lebih banyak terdiam daripada biasanya. Dia terharu juga terpukul dengan perlakuan Freddie dan Diana terhadap Alicia."Lalu, apa pekerjaan Tuan Freddie?""Ups!"Lucky sontak menutup mulut dengan kedua tangan."Maーmaaf, Tuan Muda. Namun, Beliau adalah Papa
Usai mengucapkan kata terakhir tadi, Lucky mendadak saja menghentikan mulutnya sebelum dia semakin memburaikan kalimat lain. Rupanya, Lucky paham kalimatnya keliru.Lihat saja, wajah Nathan merah padam melebihi tomat busuk! Kini, amarahnya sudah tidak bisa dibendung lebih lama. Semuanya sudah keterlaluan di mata dia, termasuk Lucky."Kau berani mengatakan pakaian seperti itu disukai pria, hah?! Jadi kau ingin Istri sayaーorang yang menyandang nama sayaーditatap setiap pria dengan pikiran kotor?! Kau yakin ingin Istri saya ini terlihat seperti jalang murahan yang sembarangan menjajakan tubuh menggunakan pakaian semacam ini?! Lucky, kau ingin begitu?"Teriakan dari Nathan kepada Lucky seakan sebuah muntahan peluru dari senapan otomatis, menghambur telak ke Lucky.Tak hanya Lucky saja yang mendapatkan keberuntungan hujan peluru dari mulut tajam Nathan, melainkan juga para pelayan."Dan kalian! Kalian adalah pelayan di mansion ini. Apakah kalian lupa, siapa yang membayar kalian selama ini,
Saat kepala Alicia terasa pusing akibat ciuman paksa dan menuntut dari Nathan bahkan tengkuknya dicengkeram mengakibatkan dia tak memiliki daya untuk memberontak, mendadak saja lelaki kejam itu menghentikan lumatan pada bibirnya. Alicia limbung saat ciuman paksa dihentikan. Napasnya mulai terengah-engah dengan dada naik-turun membuat mata Nathan semakin nyalang menyaksikan gundukan indah istrinya bergerak-gerak seolah menantangnya. "Kau ingin berdandan ala wanita jalang, huh?" Suara Nathan terdengar rendah hingga Alicia tak yakin, apakah itu merupakan sebuah geraman? "Maka, akan aku beritahu bagaimana jalang harus diperlakukan!" Usai menyerukan kalimat terakhirnya, Nathan menyeret tangan Alicia sebelum dia membanting tubuh sang istri di ranjang besar mereka. Tubuh Alicia terguncang saat dihempaskan di ranjang. Dia semakin ketakutan. Ini tidak ada di perjanjian, iya 'kan? Ketika Alicia bergidik takut, kesempatan itu digunakan Nathan untuk membuka laci di dekatnya dan mengambil be