Share

22. Malam Kedua

Wira sedang memindahkan ranting kayu yang biasa dijadikan bahan bakar tambahan di dapur luar saat mendengar suara Mbah Urut memanggilnya. Wira meletakkan sisa kayu terakhir dan menutupnya dengan terpal agar kayu itu tak kena air cucuran atap saat hujan.

“Ada apa, Mbah? Sudah selesai?” Wira menemui Mbah Urut di depan kamar.

“Buat teh manis hangat dengan irisan jahe, Gus. Selesai diurut istrimu biar langsung minum teh. Sebentar lagi selesai. Nanti Mbah panggil,” kata wanita tua itu.

Wira mengangguk dan meninggalkan Mbah Urut. Pintu kamar berdebum dan wanita tua itu pasti sedang menyelesaikan pekerjaannya. Di dapur Wira menoleh pisang goreng buatan Sully yang baru dimakan sepotong. Tidak benar-benar hangus. Hanya digoreng asal-asalan. Merasa kasihan dengan pisang itu, Wira kembali menyambarnya sepotong dan memasukkannya ke mulut. Matanya sempat membelalak sedetik menyadari ia belum mencuci tangan seusai mengangkangi ranting kayu.

Saat ke luar rumah, ia menyadari kalau ember yang biasanya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (20)
goodnovel comment avatar
Aqoe Imay
mas wira laki" yng pengertian loh sully kmu gak akan kecewa Sama dia ...
goodnovel comment avatar
Cece_Jeje
Jgn galak” sully ntar jatuh cinta lhooo deg deg serrrr .........
goodnovel comment avatar
App Putri Chinar
degggg..... apakah yang akan terjadi selanjutnya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status