Share

33. Huru-Hara Pagi

Situasi pagi itu sulit diperdebatkan. Sully merasa protes hanya akan menyia-nyiakan waktu. Ia sudah menganggap dirinya sedang clubbing dan memakai atasan berjenis tube top yang mirip kemben dan berpotongan di atas pusar. Sudah biasa untuk pakaian masuk ke club, pikir Sully. Jadi ia tak perlu menganggap Wira melakukan kejahatan jika memandangnya sekilas-sekilas.

Perkataan Budhe Lina soal ‘sebentar lagi langit terang’ memang bukan tanpa alasan. Suara orang-orang di luar semakin lama semakin bertambah ramah. Suara langkah kaki, pintu kamar belakang yang dibuka tutup berulang kali, juga suara furniture yang digeser.

Malah sempat terdengar suara Pak Gagah berbicara pada seseorang, “Ya sudah kalau memang bagusnya di sini. Kursinya dikeluarkan semua. Susun ke sebelah kiri rumah. Untung banyak tikar.”

Entah letak apa yang berubah. Dengan dekorasi sederhana yang dilihatnya di teras dan halaman, Sully hanya memperkirakan bahwa acara itu hanya akan dihadiri segelintir orang saja. Pak Gagah jug
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (15)
goodnovel comment avatar
Ummi Wahyu
...... emang nggak bisa memghindar kemana2 kamu wira..
goodnovel comment avatar
Melisa
Habis ada sahara yg gemesin cerewetnya skrg ada sully lgi......... thor ter luv banget maaah
goodnovel comment avatar
Cece_Jeje
Semakin gemeter deh si wira sebelum malam pengantin .........
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status