Share

95

Author: Kuldesak
last update Huling Na-update: 2025-09-23 13:53:01

Krek!

Pintu kayu itu tertutup pelan, meninggalkan keheningan canggung setelah Theo pergi dengan langkah tergesa-gesa. Leonhard masih berdiri kaku di dekat pintu. Wajah dinginnya masih terpahat di sana.

Lyra menarik selimutnya hingga ke dagu, berusaha keras menahan senyum geli.

"Jadi," Lyra memulai dengan nada menggoda, suara Ratu itu sedikit serak khas bangun tidur, "begitukah cara seorang Raja Agung Utara memulai paginya? Diomeli oleh sekretarisnya sendiri di depan istrinya yang sedang terbaring lemah?"

Leonhard berbalik, dan topeng dingin itu retak seketika saat matanya bertemu dengan tatapan jenaka Lyra. Ia berjalan kembali ke sisi ranjang, kehangatan tubuhnya terasa saat ia duduk di tepi kasur dan meraih tangan Lyra.

"Theo hanya terlalu bersemangat. Dia sudah seperti itu sejak kami masih remaja. Mengatur jadwalku seolah-olah aku akan lupa cara bernapas jika tidak diingatkan."

"Dia benar," sahut Lyra, ibu jarinya mengusap punggung tangan Leonhard yang kokoh dan penuh bekas luka.
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Istrinya Zen
Sering² up dong tor. lupa alur'a.
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Istri Palsu Grand Duke    96

    Senja telah menumpahkan tinta nila ke seluruh penjuru Hutan Silverwood. Cahaya bulan pucat berjuang menembus kanopi lebat, menciptakan mosaik bayangan yang menari-nari di lantai hutan.Bagi Pasukan Elit Bayangan pimpinan Darren, bayangan adalah kawan sejati. Mereka melangkah nyaris tanpa suara, setiap langkah diredam oleh lumut basah dan guguran daun musim gugur. Namun, malam ini, jantung mereka berdegup kencang, dipenuhi antisipasi akan pertumpahan darah yang diyakini tinggal sehelai rambut lagi.Kabin kayu yang dicari-cari Darren akhirnya terlihat, siluet gelap di ceruk hutan yang tersembunyi. Asap tipis mengepul dari cerobongnya—tampak seperti undangan polos bagi para pemburu yang terlalu percaya diri.Darren menyeringai tipis, matanya menyipit penuh kemenangan yang prematur. "Adikku, aku akan mengakhiri perlawananmu lebih cepat dari yang kau kira," gumamnya.Tangan Darren yang bersarung kulit terangkat, memberi isyarat halus. Pasukannya langsung menyebar seperti cairan hitam, mem

  • Istri Palsu Grand Duke    95

    Krek! Pintu kayu itu tertutup pelan, meninggalkan keheningan canggung setelah Theo pergi dengan langkah tergesa-gesa. Leonhard masih berdiri kaku di dekat pintu. Wajah dinginnya masih terpahat di sana. Lyra menarik selimutnya hingga ke dagu, berusaha keras menahan senyum geli."Jadi," Lyra memulai dengan nada menggoda, suara Ratu itu sedikit serak khas bangun tidur, "begitukah cara seorang Raja Agung Utara memulai paginya? Diomeli oleh sekretarisnya sendiri di depan istrinya yang sedang terbaring lemah?"Leonhard berbalik, dan topeng dingin itu retak seketika saat matanya bertemu dengan tatapan jenaka Lyra. Ia berjalan kembali ke sisi ranjang, kehangatan tubuhnya terasa saat ia duduk di tepi kasur dan meraih tangan Lyra. "Theo hanya terlalu bersemangat. Dia sudah seperti itu sejak kami masih remaja. Mengatur jadwalku seolah-olah aku akan lupa cara bernapas jika tidak diingatkan.""Dia benar," sahut Lyra, ibu jarinya mengusap punggung tangan Leonhard yang kokoh dan penuh bekas luka.

  • Istri Palsu Grand Duke    94

    Suara derap sepatu baja bergema di sepanjang lorong istana Kekaisaran. Seorang pengawal dengan wajah pucat pasi membawa gulungan yang masih disegel. Ia berlutut di hadapan Kaisar Edmure. "Yang Mulia, sebuah surat penting."Edmure, duduk di singgasananya dengan jubah hitam berlapis emas, menatap pengawal itu dengan sorot tajam. Ia meraih gulungan itu, merobek segelnya, dan mulai membaca."Kepada Kaisar Edmure, pengkhianat berdarah Solenzia yang telah mencemari tahta leluhur—Aku, Lady Seraphina d’Asvelin, anak dari Kaisar Emeric Solenzia, menyatakan perang.Tak ada lagi negosiasi, tak ada lagi tunduk pada tirani.Kursi yang kau duduki hanyalah hasil perampasan kotor. Kini, atas nama leluhur Solenzia, akus bersumpah dengan darah orang tuaku, akan merebut kembali apa yang sudah keluargamu rampas. Bersiaplah, Edmure. Kau akan melihat api pemberontakan membakar singgasana yang keluargamu cemari dengan darah pengkhianat."Surat itu gemetar di tangan Edmure. Tubuhnya bergetar hebat. "Bera

  • Istri Palsu Grand Duke    93

    "Demi alam semesta! Oh... Dewa, M... Marie! Apa ini benar-benar dirimu?! Aku tidak bermimpi, bukan?!" Lyra tersentak kaget, air mata langsung menggenang di pelupuk matanya. Sejak serangan keji di kereta itu, Lyra mengira Marie telah tewas. Rasa bersalah yang selama ini menggerogoti hati wanita hamil muda itu kini lenyap, digantikan oleh kebahagiaan yang meluap.Leonhard yang berdiri di belakang istrinya tersenyum. Meski wajah pria tampan yang kini tak lagi tampan itu masih bengkak akibat pukulan yang ia terima dari para tentara tawon."Nah, sudah aku katakan kalau aku akan membuatmu histeris," ucap Leonhard, satu telapak tangannya mengusap lembut pucuk kepala Lyra.Lyra terharu, saat tiba di kamp rahasia di balik tebing Silverwood, Lyra memang sudah mempunyai niat untuk membuat penghormatan pada Marie. Dan jika dia sudah di makamkan, ia ingin berziarah ke makam asistennya itu untuk memberikan penghormatan terakhir.Tak di sangka, wanita yang berdiri di hadapannya bukan arwah apalagi

  • Istri Palsu Grand Duke    92

    "Buka gerbangnya! Ini perintah dari Yang Mulia Lady Celeste!" titah Vania, suaranya lantang saat kudanya berhenti di depan gerbang megah kerajaan Vordane.Para prajurit yang berjaga di atas menara saling pandang, jelas ragu melihat seorang wanita bertudung hitam datang sendirian. Salah satu dari mereka mencondongkan tubuh ke bawah. "Tunjukkan buktinya! Siapa kau berani membawa nama Lady Celeste?" teriak penjaga tersebut.Vania mengangkat dagunya tinggi, jemarinya mengeluarkan lambang perak kecil berukir lambang keluarga Celeste. Cahaya bulan memantul permukaan logam, membuat para prajurit refleks menahan napas."Kau masih meragukanku?" intonasi suara Vania dingin, tajam. "Jika aku terlambat menyerahkan pesan ini, siapa yang akan bertanggung jawab di hadapan Lady Celeste?"Gerutuan kecil terdengar di balik dinding gerbang. Beberapa penjaga tampak gugup. Akhirnya, terdengar suara besi berderit berat.Kreeekkk!Gerbang megah itu terbuka perlahan. Vania menarik tali kekang kudanya dengan

  • Istri Palsu Grand Duke    91

    "Eits! Tetaplah duduk dengan tenang!” cegat Leonhard cepat, mengangkat telapak tangan saat melihat Lyra berdiri dengan panik. "Wajahmu! Kenapa bisa seperti seseorang memiliki kutukan ginjal?!" pekik Lyra. Senyum Leonhard yang sok gagah padahal wajahnya sudah tak karuan bentuknya tersenyum lebar meski nyerinya luar biasa. "Jangan mempertanyakan apa yang kau lihat pada diriku. Ini hanya secuil perjuangan seorang laki-laki untuk memenuhi permintaan istrinya" Lyra ternganga. Kedua alisnya terangkat tinggi. "Perjuangan?! Wajahmu seperti habis diamuk satu klan Aburame, Leon! Katakan, apa yang terjadi, hum?!" desak Lyra. Geon yang berdiri di belakang Leonhard hanya bersiul, pura-pura sibuk menatap langit. Leonhard menggaruk pelipisnya, mencari alasan. “Hmm ... Tadi pohonnya sedikit… licin. Dan, hm, pasukan tawon rupanya lebih berani dariku.” “Hah?! Kau disengat tawon dan kau katakan hanya sedikit?!” Lyra menatap Leonhard dari atas ke bawah. “Kau bahkan tampak seperti kalah perang.”

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status