"Menikahlah dengan Juragan Arun, agar hutang keluarga kita lunas," ucap Salma-- Ibu Aiska. Pernikahan yang dijodohkan membuat Aiska merasa ketakutan. Pasalnya Juragan Arun adalah pria dingin juga memiliki rumor buruk yang beredar. Lelaki matang yang lebih pantas menjadi ayah daripada suami. Aiska semakin tertekan lantaran keluarga Arun menuntut penerus. Belum lagi satu masalah usai, badai masa lalu pun datang menerpa. Dapatkan Aiska bertahan atau lebih memilih menyerah?
Lihat lebih banyakNesya tampak terkejut, apalagi pria di sebelahnya dia tampak ketakutan."Jadi selama ini benar kata mama, kalian ada hubungan," kata Arun. "Mulai saat ini kamu Nesya jauhi aku!" ucap Arun lantang."Arun, kamu salah faham. Aku dan Bram hanya berteman. Kami kan pernah menjadi ipar jadi wajar kalau kami masih dekat," kata Nesya membela diri.Aiska hanya bisa menonton kejadian itu. Dia tidak mau ikut campur. Dia berharap setelah kejadian ini Arun tidak lagi dekat dengan Nesya."Lalu untuk apa kamu minta dia menceraikan istrinya? Kalau itu mau kamu, aku akan kabulkan. Aku akan buat Soraya menceraikan pria bodoh ini," kata Arun.Arun mengajak Aiska pergi, Nesya berusaha menyusulnya tetapi di cegah oleh Bram."Percuma saja, dia udah tahu semua," kata Bram. "Kalau aku bercerai dengan Soraya, maka kita akan segera menikah," kata Bram senang."Gak, aku gak mau menikah sama kamu. Kamu tidak ada apa-apanya di bandingkan Arun," bantah Nesya.Nesya segera mengambil tasnya dan menyusul Arun. Dia mem
Arun mendekati pria itu, dia sama sekali tidak mengenal orang tersebut. "Dia hanya menjalankan perintah, tetapi dia sendiri tidak tahu orangnya. Dia di perintah melalui sambungan telfon dan nomornya sudah tidak aktif lagi," kata Polisi."Bagaimana dia mendapatkan bayaran?" tanya Arun."Dia dibayar melalui transfer setelah kamu selidiki ternyata dia transfer melalui agen bukan rekening pribadi," jawab Polisi. "Ini sangat sulit, Pak Arun," kata Polisi.Pria itu di masukkan ke dalam sel, Arun merasa orang itu sangat membenci Arun. Tetapi dia tidak bisa menuduh siapapun.Sampai di rumah, Arun segera merebahkan tubuhnya. Dia terlalu lelah dengan masalah yang terjadi."Beruntung hanya sebagian gudang yang terbakar. Kalau semua aku bisa bangkrut," ucapnya. Tanpa terasa dia terlelap hingga tak menyadari kedatangan Aiska.Aiska tahu Arun lelah, dia tak berani membangunkan Arun. Dia memilih membantu Bibi mengerjakan pekerjaan rumah. Tidak berapa lama, Nawang datang. Dia menanyakan keberadaan A
Aiska harus segera hamil, dia ingin membuat Arun jatuh cinta padanya. Dia akan buktikan kalau dia pantas untuk Arun.Aiska menyimpan ATM itu di dalam dompet lalu menyiapkan air untuk Arun mandi. Meskipun tidak diperlakukan dengan baik oleh Arun, dia tetap melayani Arun."Air mandinya sudah siap, Mas," ucap Aiska. "Cepat mandi keburu magrib," kata Aiska."Bawel kayak emak-emak," kata Arun kesal sambil membawa handuk ke kamar mandi.Aiska pergi ke dapur mengecek apa masakan sudah siap apa belum. Ternyata belum siap, jadi Aiska membantu menyiapkannya."Non, cantik-cantik kok masuk dapur. Kalau Non Aiska begini terus, Bibi yakin Juragan Arun pasti jatuh cinta,'' kata pembantu Arun.Aiska hanya menanggapi dengan senyuman, dia tak mau terlalu percaya diri. Perjuangan dia mendapatkan Arun masih sangat panjang.Saat makan malam, Arun beberapa kali nambah. Tampaknya sejak menikah dengan Aiska nafsu makannya bertambah. Bagaimana tidak? Aiska selalu memasak untuk Arun. Dan masakan Aiska tak pern
"Oh dia temanku waktu sekolah," jawab Bram. "Sudah, ayo tidur!" ajak Bram mengambil ponselnya di tangan Soraya.Sebenarnya Soraya tak sepenuhnya percaya. Hanya saja dia tak ingin ribut, dia sudah capek dan ingin segera tidur.Esok paginya, Aiska diajak Maura jalan-jalan. Tentu saja Maura meminta izin dulu pada Arun."Mas Arun, pinjam istrinya boleh kan?" tanya Maura."Pinjam aja, toh dia hari ini gak ada kuliah. Awas jangan ajari dia macam-macam," jawab Arun santai."Siap, bos," ucap Maura.Maura dan Aiska pergi setelah Arun pergi ke peternakan. Dalam perjalanan, Aiska mencoba mengorek informasi dari Maura."Ra, aku lihat keluarga kamu tidak suka sama Nesya. Apa salah Nesya?" tanya Aiska."Oh ya aku lupa mengingatkan kamu, kalau kamu ketemu Mas Bram hati-hati ya," kata Maura. "Kami benci sama Nesya karena dia pernah selingkuh dengan Mas Bram. Mereka menjalin hubungan terlarang, tetapi Mas Arun tak pernah percaya," kata Maura."Apa Soraya tahu?" tanya Aiska penasaran."Tidak, yang Mbak
"Ada perlu apa ya, Mas?" tanya Aiska."Apa aku boleh meminta nomor ponselmu? Siapa tahu kita bisa makan berdua," kata Bram."Maaf, Mas. Aku tidak hafal nomorku, ponselku tertinggal di dompet," tolak Aiska."Baiklah, bagaimana kalau kita main sebentar?" tanya Bram.Aiska tidak mengerti apa maksud Bram, dia hendak pergi tetapi lengannya dicekal oleh Bram."Aku yakin kamu sama seperti Nesya," kata Bram. "Bagaimana kalau aku membayar mu?" tanya Bram.Bram mendekati Aiska dan berusaha untuk mencium Aiska. Aiska menghindar sehingga hal itu tak terjadi."Jangan jual mahal, Nesya yang banyak uang saja mau denganku. Apalagi kamu gadis kampung yang matre, aku tahu kamu menikah dengan Arun karena harta, kan," ucap Bram.Bram ternyata tidak menyerah, dia berusaha meraba tubuh Aiska. Namun, segera ditepisnya tangan Bram."Jangan lancang! Jangan samakan aku dengan Nesya. Sekarang aku jadi tahu kalau kamu dan Nesya punya hubungan terlarang," kata Aiska. "Jangan pernah membujukku lagi. Karena itu sem
Arun melayangkan bogem ke wajah Farid, Farid segera melakukan perlawanan. Namun, tenaga Farid tak ada apa-apanya di bandingkan Arun.Semua siswa mengerumuni mereka, Aiska berusaha melerai mereka . Arun yang terlanjur emosi hilang kendali."Stop, Mas!" pinta Aiska."Dia sudah mengganggu kamu Aiska, aku tidak akan membiarkan dia mengganggu kamu lagi," kata Arun.Tidak berapa lama satpam dan beberapa dosen datang dan melerai mereka."Ada apa ini?" tanya salah satu dosen."Pak, tolong jangan biarkan anak ini mengganggu Aiska. Dia berusaha melecehkan Aiska. Saya tidak terima, saya akan bawa kasus ini ke jalur hukum," jawab Arun. Arun sedang dipegangi oleh salah satu satpam."Aiska apa benar yang dikatakannya?" tanya dosen itu."Benar, Pak," jawab Aiska "Lalu anda ini siapanya Aiska?" tanya Dosen tadi pada Arun."Saya suami Aiska, Pak," jawab Arun jujur.Aiska tidak menyangka kalau Arun akan membongkar identitasnya secepat itu. Aiska kira, Arun tidak mengakuinya sebagai istri."Baiklah kal
Arun segera masuk ke kamar mandi, melihat tingkah Arun yang salah tingkah membuat Aiska tersenyum. Dia menunggu Arun kembali dari kamar mandi. Cukup lama Arun berada di dalam sana."Juragan, apa yang Juragan lakukan di dalam sana?" tanya Aiska.Tidak ada jawaban dari dalam hanya ada suara air saja. Aiska memilih duduk santai di tepi ranjang. Capek menunggu, Aiska berbaring di ranjang dengan posisi yang sangat menggoda.Arun yang baru saja keluar dari kamar mandi terkejut kala melihat Aiska berbaring."Sini, Juragan!" pinta Aiska.Arun naik ke atas ranjang melalui sisi yang lain. Dia sedikit menghindari pandangannya dari tubuh Aiska."Juragan aku sudah siap kalau Juragan mau," kata Aiska."Maaf aku belum bisa," kata Arun lalu berbaring membelakangi Aiska. Bukannya Aiska mundur dia malah mendekatkan tubuhnya ke Arun. Di peluknya Arun dari belakang. "Lepaskan!" pinta Arun.Aiska bergeming, dia masih memeluk Arun dengan erat. Bahkan dia menenggelamkan wajahnya di bahu Arun."Aku tahu Jura
Aiska tidak akan mudah menyerah, dia akan berusaha untuk mendapatkan hati Arun Sanjaya. Dia tidak mempermasalahkan jika semua orang mengolok-oloknya karena menikah dengan Duda. Toh baginya Arun bukanlah Duda sembarangan."Ngapain bengong, sana ke dapur bantu Bibi siapkan makanan!" perintah Arun yang tanpa Aiska sadari sudah keluar dari kamar mandi.Aiska mencuci wajahnya sebentar lalu merapikan rambutnya dan keluar ke kamar mandi. Sebelum keluar Arun menarik tangannya."Jangan keluar pakai baju seperti itu! Kamu mau menggoda siapa?" tanya Arun.Aiska lupa kalau baju tidur yang dia pakai sedikit terbuka. Dia mencari baju rumahan lalu segera ke dapur setelah ganti baju."Makin lama makin mesum itu anak," omel Arun.Aiska membaut nasi goreng terenak untuk Arun. Dia tidak mau Arun kembali pada Nesya, wanita masa lalu yang harus dibuang jauh-jauh."Masak apa kamu?" tanya Nawang."Mama, aku kira siapa. Ini masak nasi goreng, Ma," jawab Aiska berusaha mendekatkan diri pada sang mertua.Nawan
"Kenapa kamu melihat kami seperti itu? Kamu tahu kan kalau kami masih saling mencintai? Jadi aku harap kamu menyerah saja. Kalau tidak begitu, kamu beri Arun anak lalu tinggalkan dia," kata Nesya.Arun terlihat hendak melepaskan tangannya dari tangan Nesya tetapi Nesya justru memegangnya semakin erat."Sayang, beri tahu istri kamu ini dong. Kalau kamu masih sangat mencintai aku," kata Nesya. "Biar dia sadar diri, dia tidak sebanding dengan kamu," sambung Nesya."Nesya, lebih baik kamu pulang naik taxi. Jangan bikin kerusuhan ditempat umum," kata Arun."Sayang, kamu membela dia," kata Nesya kesal. "Katakan padanya, kalau kamu sayang sama aku," bujuk Nesya.Arun melihat ke arah Aiska, dia menatap Aiska yang menunggu ucapannya."Ini jam kuliah, kenapa kamu tidak di kampus? Kalau malas kuliah pulanglah, jangan ganggu kami," ucap Arun. "Dan ingat aku masih mencintai Nesya," kata Arun terlihat berat."Sudah dengar, jadi mendingan kamu pulang sana," usir Nesya. Nesya langsung mengajak Arun p
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.