Tasya dan Adelia mengobrol tanpa henti melepas rindu mereka sambil memasak bersama di dapur.
"Tasya, coba lihat ini!" sahut Adelia menyodorkan ponsel miliknya sambil tertawa. "Ini lucu sekali! Memang, orang jahat harus mendapatkan balasan yang setimpal!"Zayn yang mendengar suara tawa itu mengerutkan keningnya. "Tante, kenapa tawamu begitu cempreng?" ujarnya dengan nada kesal. "Pantas saja kamu masih melajang setua itu!"Mendengar itu Adelia terkejut bukan main. "Hei bocah, apa katamu? Sekali lagi bilang, aku akan menciumu tanpa henti."Zayn menatapnya dengan nyinyir dan segera berjalan ke tempat Tasya, namun raut mukanya berubah dalam sekejap. "Mama, biar aku saja yang bereskan, kamu duduk dan istirahat saja di ruang tamu."Melihat Zayn yang begitu lugu dan juga baik terhadap ibunya, emosi Adelia mereda. "Bocah, untung saja kamu sangat baik terhadap ibumu, jika tidak, aku akan mencabik mulutmu!""Berisik!" gerutu Zayn dengan kesal. "Wanita tua yang bahkan tidak mengerti bagaimana membantu orang lain tapi mau makan dengan enaknya, apakah kamu punya otak?"Sekali lagi Zayn menusuk Adelia. "Biar kuperjelas, di sini adalah rumahku!""Kami bayar uang sewa padamu, apa kamu bayar uang makan pada kami?" Zayn menatap Adelia dengan sinis, membuat Adelia marah hingga tak sanggup berkata-kata.Melihat Zayn yang bertingkah sepertiitu, Tasya berdeham dan berkata. "Zayn, kamu tidak boleh berkata seperti itu pada tante Adelia. Kamu harus tahu, kamu akan belajar darinya. Kamu harus bersikap hormat kepada gurumu!"Wajah Zayn seketika merengut. Dia benar-benar tidak ingin ikut Tante Adelia, tapi begitu teringat akan David, teringat akan Angkasa, Zayn pun hanya bisa diam.Begitu Adelia mendengar bahwa Zayn akan belajar di tempat bekerjanya, dia segera bersemangat kembali. Adelia merupakan seorang guru di TK Semesta sejak kepergian Tasya ke Prancis."Tasya, kamu benar-benar akan memasukkannya ke sekolah kami?"Tasya menganggukkan kepalanya. "Ya, Zayn perlu belajar di TK, aku juga harus bekerja, tidak ada yangmenemaninya di rumah. Kudengar sekolah tempatmu bekerja itu sangat bagus, kali ini aku akan merepotkanmu.""Tidak, tidak apa-apa," Adelia diam-diam tertawa, sedangkan Zayn mengeluh tanpa suara."Oh ya, apa yang kamu tertawakan barusan?" Tanya Tasya sambil menghidangkan nasi dan sayur di atas meja.Barulah Adelia teringat akan berita yang tadi dilihatnya itu. Buru-buru dia memberikan ponselnya ke depan Tasya, lalu kembali tertawa keras. "Tasya, lihat, Angkasa dipipisi oleh seorang anak kecil," ujarnya sembari tertawa terbahak-bahak. "Hahaha …. keterlaluan. Akhirnya laki-laki brengsek ini dikerjai oleh orang lain."Perkataan Adelia tanpa sadar membuat Tasya menoleh. Di dalam video terlihat seorang anak kecil sedang menyemprotkan air seninya ke wajah Angkasa. Wajah anak itu tidak jelas, tapi wajah Angkasa yang terlihat sangat jelas, apalagi wajah Angkasa ketika dia sangat marah, benar-benar jelas.Tasya segera mengenali anak laki-laki di dalam video itu, xia segera menatap Zayn. Dan anak kecil itu buru-buru menunduk.Tiba-tiba Adelia tertawa nyaring. "Hei, bocah, anak ini bukan kamu, kan? Baju kalian sama persis! Astaga, kelihatannya …. tidak, punyamu kan terlihat besar!"Kalimat itu membuat muka Zayn merah padam. "Wanita tua, wanita genit!" Bocah kecil itu bangkit berdiri dan buru-buru lari ke kamar."Dasar! Wanita tua!"'Bagaimana bisa aku seperti itu di otak wanita tua itu?!'Melihat respon Zayn, ditambah lagi melihat Adelia yang tertawa tak karuan seperti itu, mata Tasya lambat launmenyiratkan kegundahan. Meskipun dia tidak tahu kapan Zayn berhadapan dengan Angkasa, tapi melihat hasil yang seperti ini, Tasya sedikit gembira.'Dipipisi oleh anaknya sendiri tepat di wajahnya, seharusnya tidak masalah, kan? Tapi mengingat karakter Angkasa, bisa ditebak dia pasti marah besar,' gumam Tasya sembari melihat ponsel itu."Tasya, kamu pikir siapa yang memposting foto ini di Internet?" tanya Adelia.Mendengar itu membuat Tasya tersadar dan menggelengkan kepalanya. "Tidak peduli siapa itu, tapi ini cukup keterlaluan.""Kalau saja aku adalah dia yang bertemu dengan bocah kecil itu, aku pasti akan langsung menyiramkan larutan asam ke wajahnya!" Dengus Adelia dengan kesal. "Oh ya, anaknya dan Angelina, namanya David, dia juga bersekolah di TK Semesta, apa kamu yakin akan menyekolahkan anakmu itu ke sana?"Mendengar ucapan itu, raut wajah Tasya mendadak membeku. 'Anak mereka?'Tasya menarik napas dalam-dalam, lalu berkata datar. "Zayn bukan anak yang akan membiarkan dirinya ditindas, tenang saja.""Ya, untuk satu hal ini aku mengakuinya." Adelia dan Tasya terus mengobrol tanpa henti.Sementara Angkasa, pria itu sedang mengamuk hebat di dalam kantornya."Siapa yang menyebarkannya di internet?!""Apakah orang-orang yang dibayar untuk menjaga privasi terhadap publik itu hanya makan gaji buta, tidak bisa melakukan apa-apa? Video seperti ini bisa beredar di internet, apa yang mereka lakukan?" Angkasa melemparkan ponsel di hadapannya itu ke arah Ethan.Ethan berkeringat dingin.Dia juga baru menemukan video itu, ketika ingin menghapusnya, video itu sudah terlanjur menyebar. "Tuan Angkasa, kami juga sedang berusaha membereskannya, tapi sepertinya pihak yang menyebarkan itu menambahkan virus di dalamnya. Sehingga komputer kami terjangkit virus, saat ini teknisi IT sedang memperbaikinya," jawab Ethan dengan gemetar.Melihat Angkasa yang hanya terdiam, Ethan kembali
Sudah begitu lama Angkasa tidak semarah itu, bahkan sudah lama dia tidak turun tangan untuk membereskan masalah seperti ini. Mau tak mau dia mengakui, ahli IT di pihak sana sangat hebat, namun dia dapat melihatnya, pihak lawannya ini kurang berpengalaman.Melihat dirinya tidak bisa bergerak lagi di layar, Zayn tahu dirinya sudah dikunci. "Kacau!" dengusnya sembari terus menerus mengetik di laptop yang dia gunakan.Zayn ingin keluar dari database milik Wijaya Company, saat ini layarnya tidak bisa dikontrol olehnya sendiri. 'Bagaimana ini?' kebingungan terpancar di wajah Zayn.'Ini berbahaya! Pria bajingan itu bisa mengetahui posisiku!' Zayn segera bergerak, secepat kilat menghubungkan alat lain ke komputer.Tiba-tiba laptop di hadapan Zayn berkedip tanpa henti, layar biru bergaris hitam memenuhi laptop itu. Virus itu telah didobrak semuanya, dan mereka telah berhasil mengunci alamat IP nya.Angkasa semakin bingung melihat alamat IP yang tertera di depan matanya. "Ethan!"Mendengar Angk
Keesokan harinya ….Ketika Tasya bangun di pagi hari, dia melihat Zayn baru dari luar membelikannya sarapan, dan meletakkannya di atas meja."Morning, Mom," Zayn tersenyum lebar pada Tasya.Meskipun raut wajahnya mirip dengan Angkasa, tapi Angkasa tidak pernah tersenyum seperti itu padanya. Sementara itu Zayn adalah malaikat baginya, malaikatnya seorang."Morning too, baby …." Tasya mengusap kepalanya dengan senang.Adelia yang mendengar suara itu segera keluar dari kamar, ketika dilihatnya sarapan yang tertata di atas meja, dia segera berkata dengan gembira, "Tasya, kamu benar-benar pengertian!" Ucapnya dengan wajah penuh kegembiraan. "Kamu bahkan telah membelikan sarapan! Hebat sekali, akhirnya hari ini aku kembali sarapan sebelum ke sekolah.""Zayn yang membelinya, aku juga baru bangun," Tasya merasa sikap Adelia telah kembali seperti biasa, tapi Zayn justru membuatnya pusing."Mama, apa aku benar-benar harus ikut Tante Adelia pergi ke sekolah?" suaranya terdengar malas.Seketika A
Perkataan Angelina membuat wanita yang berada di meja resepsionis itu kewalahan, belum sempat dia menjelaskan identitas Tasya pada Angelina, Tasya justru tertawa.Sebuah tawa yang membuat orang bergidik."Dan siapa kamu? Kamu bagian apa dari Wijaya Company? Kamu yakin ingin mengusirku?" Tak ada kegentaran dalam kata-kata Tasya, bahkan sorot matanya seperti merendahkan dan mengejeknya.Sebuah ekspresi yang menusuk Angelina secara langsung, membuatnya tiba-tiba merasa Tasya sedang mengejeknya!"Apakah aku salah mendengar?" Angel menatap Tasya dengan heran. "Aku adalah calon istri dari CEO Wijaya Company! Kuperingatkan kamu, jauhi Angkasa. Nona resepsionis, segera panggil satpam, bawa wanita jalang ini pergi dari hadapanku!" ucap Angel dengan nada yang tinggi."Calon istri? Berarti sekarang masih belum? Aku harus memberitahumu, bagi Angkasa, aku adalah orang yang sangat penting. Kalau kamu sekarang mengusirku pergi, takutnya aku akan kembali diundang ke sini," Tasya masih tetap berkata d
'Bukan hanya namanya yang mirip, bahkan bentuk tubuh dan cara jalannya pun mirip, tapi wanita itu adalah Helen?'Tapi Angkasa hanya terhenyak sesaat, ia segera bereaksi. "Nona Tasya salah paham, Angel bukanlah orang perusahaan kami, dia hanyalah anggota keluarga saya, tindakannya yang tidak sopan tadi terhadapmu, aku mewakilinya untuk meminta maaf."Kalimat Angkasa itu membuatnya seperti ditusuk belati, membuka kembali luka lama yang telah dikubur oleh Tasya, sakit dan mengalirkan darah."Keluarga?" Tasya tertawa ringan, sorot matanya sangat dingin."Keluarga Tuan Angkasa saja tidak menerimaku, dan Tuan Angkasa masih memintaku percaya bahwa Wijaya Company akan bekerjasama dengan Star Company dengan tulus dan jujur?" Suaranya begitu datar dan mengintimidasi. "Rencana kerjasama kita tidak harus dilakukan bersama Wijaya Company, bukan? Tuan Angkasa, kurasa kami perlu mempertimbangkannya ulang."Selesai mengatakannya, Tasya berbalik pergi. Meskipun rambutnya berantakan, wajahnya merah ben
Sekujur tubuh Angel tiba-tiba menjwdi kaku, wajahnya pucat pasi. "Tidak! Angkasa, kamu tidak bisa berbuat seperti itu padaku! Aku adalah mama David, kalau kamu mengusirku, bagaimana dengan David?" ucapnya dengan wajah yang penuh penyesalan. "Angkasa, aku sudah salah, aku benar-benar tidak sengaja."Buru-buru dia memeluk lengan Angkasa dan memohon padanya. Sudah enam tahun, setelah dia melahirkan David, dia akhirnya berhasil masuk ke dalam keluarga Angkasa dengan mengatasnamakan David sebagai cucu sulung keluarga itu. Namun sikap Angkasa terhadapnya justru berubah seperti langit dan bumi.Dia bersikap sangat baik pada David, hampir semua hal yang baik diberikannya pada David. Namun, ketika bersikap padanya, Angkasa justru seakan-akan berhadapan dengan orang asing.Semua orang mengira Angkasa memperlakukannya dengan baik, dan memang dia memberikan apapun keuangannya. Namun, yang dia inginkan adalah menjadi istri Angkasa, bukannya tinggal di rumah keluarga Angkasa dengan identitas yang m
Tasya segera mencari apotek setelah meninggalkan Wijaya Company, dia membeli sedikit es batu dan obat memar, lalu pulang ke rumah.Untungnya Zayn sedang bersama Adelia di sekolah. Kalau tidak, dia tak tahu bagaimana menjelaskan kejadian yang menimpa dirinya barusan. Terkadang Tasya sungguh bersyukur pada Tuhan, di saat dia paling putus asa, dia diberikan Zayn yang seperti malaikat baginya. Meskipun masih kecil, bocah enam tahun itu sangat pengertian terhadap dirinya.Mengingat anaknya, wajah Tasya menghangat. Dia bergegas pulang ke rumah, lalu mengompres wajahnya dengan es batu, dingin es yang menusuk itu membuat matanya menyipit.'Angel sampai sekarang belum menjadi istri Angkasa, kenapa?'Kalau mengingat kejadian itu, dia telah melahirkan seorang anak laki-laki bagi Angkasa. Hal ini adalah sebuah keberhasilan, dan lagi Angkasa punya perasaan terhadap dirinya.Bahkan, sampai tega membunuh istrinya sendiri? Tapi mengapa dia tidak menikah dengannya?Tasya tidak mengerti bagian ini, di
'Tapi kalau dia benar-benar Tasya, kenapa dia terlihat sangat berbeda?' Angkasa masih ingat seberapa besar cinta Tasya padanya enam tahun lalu.'Sebenarnya apa yang terjadi enam tahun lalu?'Media memberitakan bahwa Tasya mati terbakar karena bertemu kekasih gelapnya secara diam-diam. Dan, ketika dilaporkan bahwa jasadnya tidak tersisa lagi, dia tidak percaya. Seorang wanita yang begitu mencintainya, bagaimana mungkin diam-diam memiliki kekasih gelap? Namun, dua penjaga itu juga menghilang tanpa jejak, jasad Tasya juga tidak pernah ditemukan, tidak ada yang tahu apa yang sebenarnya terjadi saat itu.Angkasa masih ingat enam tahun yang lalu Tasya sedang mengandung. Itu adalah anak mereka, harusnya dia juga turut mati karena api itu bukan?"Ah!"Saat Angkasa berpikir keras, rokoknya menyala redup, tak lama kemudian membakar jarinya. Pria dingin itu sedikit mengoceh, buru-buru mematikan rokoknya, tiba-tiba dia termenung melihat jarinya yang sedikit menghitam.Dia masih ingat Tasya adalah