"Gue bener-bener masih nggak nyangka ya kalo dia setega itu hanya karena perempuan yang bernama Allesa." Ucapnya yang menyebut nama Allesa membuat langkah kaki Garvin terhenti.
Saat itu dia tengah membeli sesuatu di sebuah minimarket sebelum pulang ke rumah. Ada yang harus dibeli untuk Nadya. Tapi seorang perempuan yang memiliki rambut panjang dengan tubuh sexy itu mengalihkan perhatian Garvin.Bukan karena kecantikannya yang menjadi pusat perhatian Garvin, tapi ucapan yang membawa-bawa nama Allesa meski dia tidak tahu apakah Allesa yang dimaksud adalah Allesa anaknya atau bukan. Tapi siapa yang bisa mengalahkan firasat orang tua?Garvin kini berdiri diantara rak sambil melihat-lihat kembali meski kebutuhannya sudah terpenuhi. Sementara Zie yang tidak Garvin ketahui namanya itu berdiri di depan chiller sambil mengamati minuman yang ingin dia ambil walau tampak enggan. Raut wajahnya kesal dan penuh emosi."Masalahnya, Kar gue itu sangat tau gimana"Almana lucu banget ya, Mah. Aku seneng banget loh waktu tidur sama Almana kemarin." Allesa tersenyum mengamati Almana yang habis dimandikan oleh Nadya.Almana tampak senang sekali saat dimandikan. Mungkin dia juga merasakan nyaman karena sudah kembali ke dalam dekapan Nadya sebagai orang tuanya. Bagaimana pun rasa kasih orang tua jauh berbeda dengan saudaranya."Iya lah kan kalian adik kakak, Sayang." Nadya mengucap-usap rambut Allesa lalu kembali menyelesaikan memakai pakaian Almana yang tengah mengoceh-oceh.Dan tidak lama setelah itu, Almana diberikan ASI oleh Nadya sampai akhiranya tertidur, Nadya mengajak Allesa untuk mengobrol sekaligus melampiaskan rasa rindu yang selalu tertahan. Anak kesayangan Nadya sampai kapan pun."Mama juga seneng kalo Allesa bisa ada disini lagi atau paling nggak menginap disini." Nadya membuka suaranya yang membuat wajah Allesa tersenyum."Nanti aku kapan-kapan pasti nginep, eh nggak nginep namanya, Maa. Kan ini rumah aku juga." Allesa mengajak Nadya
"Gue bener-bener masih nggak nyangka ya kalo dia setega itu hanya karena perempuan yang bernama Allesa." Ucapnya yang menyebut nama Allesa membuat langkah kaki Garvin terhenti.Saat itu dia tengah membeli sesuatu di sebuah minimarket sebelum pulang ke rumah. Ada yang harus dibeli untuk Nadya. Tapi seorang perempuan yang memiliki rambut panjang dengan tubuh sexy itu mengalihkan perhatian Garvin.Bukan karena kecantikannya yang menjadi pusat perhatian Garvin, tapi ucapan yang membawa-bawa nama Allesa meski dia tidak tahu apakah Allesa yang dimaksud adalah Allesa anaknya atau bukan. Tapi siapa yang bisa mengalahkan firasat orang tua?Garvin kini berdiri diantara rak sambil melihat-lihat kembali meski kebutuhannya sudah terpenuhi. Sementara Zie yang tidak Garvin ketahui namanya itu berdiri di depan chiller sambil mengamati minuman yang ingin dia ambil walau tampak enggan. Raut wajahnya kesal dan penuh emosi."Masalahnya, Kar gue itu sangat tau gimana
"Ya ampun, Almanaaaa. Anak Mama akhirnya kamu kembali, Nak." Nadya memeluk Almana yang sudah kembali ke dalam dekapannya.Siang itu Allesa membawa Almana untuk mengembalikan pada kedua orang tuanya. Sesuai janji Algazka saat Allesa meminta untuk membawa Almana lagi ke rumah yang akhirnya dia tepati pada hari itu. Dan tentu saja Algazka yang juga menemani gadis kesayangannya."Anak Mama baik-baik aja kan, Sayang?" Nadya yang tidak henti-hentinya mengecup Almana, bayi mungil kesayangannya yang beberapa hari saja tidak dia lihat tampaknya sudah semakin membesar."Almana tumbuh dengan baik ya, Sayang." Garvin yang berada di sebelah Nadya mengusap-usap bahu istrinya sambil memberikan kecupan juga pada Almana.Dan ucapan Garvin diakui oleh Nadya yang menganggukkan kepalanya."Pasti Allesa udah rawat Almana dengan baik." Nadya menyorot Allesa yang langsung berjalan mendekatinya penuh haru."Iya dong Almana juga suka aku rawat, iya kan?"
Ini testpack? Bener-bener ini testpack kan?" tanya Allesa yang sudah menggenggam sebuah testpack yang dia dapatkan dari meja di dalam pantry, tepatnya diantara Daskar dan juga Reina.Tatapan Allesa mengamati testpack yang dia tatap lekat-lekat. Yah, tidak mungkin salah karena dia tahu seperti apa testpack itu. Allesa pernah melihatnya saat Nadya yang juga sempat memakainya."Nona Allesa." Daskar yang melihat Allesa tentu saja panik setengah mati.Testpack yang Allesa pegang itu kan milik Zie. Perempuan yang kini katanya tengah hamil anak dari Algazka. Bisa habis dia jika Allesa sampai tahu tentang itu semua. Belum lagi Algazka yang juga sempat memperingatkan dia kalau Allesa tidak boleh sampai tahu. Peringatan yang tuannya yang diutarakan saat kepergok dengan Daskar juga kemarin.Sementara Reina hanya tenang-tenang saja. Lagian testpack itu memang tidak ada hubungannya dengan dia melainkan Daskar yang sejak tadi dia interogasi. Gara-gara Allesa da
"Aku nggak ngehamilin siapa-siapa.""Terus buktinya apa?""Bukti apa emangnya?""Tuh kan kamu emang masih aja pura-pura bloon.""Astaga, Reinaaaa." Daskar yang menghela nafas panjang.Dia belum berhenti berdebat sama Reina sejak tadi. Teman dekatnya itu yang menuduh dia tidak-tidak."Emang bener kan? Terus ini buktinya apa? Kenapa bisa ada testpack di dalam saku celana kamu?" Reina memperlihatkan testpack yang sudah dia sodorkan ke atas meja.Sebuah testpack yang Reina dapatkan dari saku celana Daskar. Tidak dia sangka kalau alat pengecek test kehamilan yang Reina temui di saku celana teman kepercayaannya.Reina masih tidak habis pikir kalau seorang Daskar mempunyai alat testpack. Entah perempuan mana yang telah menjadi korban dari tingkahnya. Padahal selama ini Daskar yang Reina kenal adalah lelaki baik dan tidak banyak tingkah. Bahkan membicarakan perempuan saja dia enggan dan tidak memiliki fokus untuk berhub
"Lo serius, Zie? Lo hamil anaknya Algazka? Algazka mantan lo itu? Eh, sorry tapi kan memang benar dia mantan lo." Karla yang langsung mengoreksi saat mengungkapkan status Algazka sekarang.Status Algazka yang sudah berubah menjadi mantan kekasih jadi membuat Zie lebih sensitif. Bagaimana pun dia sangat menyayangi Algazka sampai kapan pun. Lelaki yang tidak akan bisa lepas dari hati Zie apalagi sekarang dia tengah mengandung benih dari hasil hubungannya."Lo bener-bener hamil?" Karla yang kembali memastikan.Siang itu dia mendatangi Zie ke apartemennya. Tadinya ingin menghabiskan waktu seperti biasa untuk mengajak Zie hangout diluar ketika dia sedang libur. Tapi setelah mendengar berita Zie yang menyatakan hamil, rasanya mendengar cerita sambil memesan makanan online jauh lebih seru."Maksud lo apa nih? Lo mikir gue bohong?" Zie menatap sewot."Eh, jangan sewot gitu dong. Maksud gue bukan nuduh lo bohong, tapi kan selama ini gue denger cer
"Kenapa sih ngeliatinnya gitu banget?" tanya Daskar mengamati tatapan Reina yang tengah memasuk-masukkan pakaian ke keranjang laundry.Seperti biasa, setelah Reina menyiapkan sarapan di meja makan untuk Algazka dan Allesa, dia melakukan kegiatan berikutnya, yaitu memilah pakaian yang akan di cuci ke dalam mesin cuci.Dan sekarang, dia melakukannya sambil terus menatap Daskar dengan tatapan yang tidak biasanya."Reina, apaan sih?""Kenapa emangnya?" Reina balik bertanya dengan tangannya yang masih memasukkan pakain ke keranjang laundry."Kamu ngeliatin aku dari tadi kayak mau makan aku abisnya." Daskar menggerutu sambil mulai menyeruput kopi hitamnya.Brrtttt! Daskar menyemburkan kopi hitam dari mulutnya."Reinaaa, uhuk!" panggil Daskar yang terbatuk-batuk, tapi sekarang tatapan Reina sudah acuh dan fokus pada pakaian-pakaian kotor.Daskar buru-buru mengambil gelas dan mengisikan dengan air putih lalu meneguknya.
"Algazkaaaa." Allesa memanggil Algazla sambil mengetuk pintu kamarnya yang tertutup rapat.Pagi itu setelah Allesa memandikan dan juga memberikan susu pada Almana, dia langsung bergegas keluar untuk menemui Algazka yang juga Allesa tidak temui saat semalam. Efek terlalu lelah memilih baju untuk acara penikahan dan juga mengobrol sama Almana, Allesa jadi tidak sengaja tertidur di dalam kamarnya. Padahal dia juga ingin menemui Reina, tapi apa daya dua matanya ternyata tidak bisa diajak kompromi.Entah pulang jam berapa semalam Algazka, pasti dia pulang larut malam sekali sampai Allesa yang benar-benar tidak sadar kalau Algazka pulang."Algazkaaa, kamu udah bangun apa belom?" tanya Allesa dari balik pintunya.Tangannya masih mengetuk pintu kamar Algazka yang belum kunjung dibuka sejak tadi. Kenapa Algazka jadi kebo sekarang? Sampai-sampai suara Allesa yang mengetuk pintu pun tidak membuat dia membuka pintunya.Allesa mengencangkan tangannya
"Aku pastikan dia akan tau!"Tatapan Algazka semakin menyala mendengar ucapan Zie yang terkesan memberikan ancaman pada dirinya. Ancaman yang sangat tidak Algazka sukai apalagi ancaman itu seakan ditujukan pada dia."Kamu mengancam aku, hah?" tanya Algazka dengan raut wajah tidak suka, nadanya berubah menjadi super dingin."Aku nggak mengancam, tapi aku ngasih kamu peringatan agar kamu jangan sering semena-mena sama aku. Ingat Algazka, apa yang ada di dalam perut aku itu terjadi karena kesalahan kita, jangan seolah-olah sekarang hanya aku yang punya andil lebih banyak atas semua keadaan saat ini." Zie yang kali ini menepis semua rasa pada diri Algazka meski dia masih sangat besar dalam menyayanginya.Tapi dia tidak mau dirinya terbebani sendiri dan tersudut apalagi semua juga ada sebab dari kedatangan Allesa yang brengsek itu. Perempuan yang berhasil merebut hati Algazka."Aku bahkan membiarkan kamu mempunyai pola pikir bahwa anak ini buk