Share

Istri Yang Terbuang
Istri Yang Terbuang
Author: Babychiee

Bab 1 Wanita Di Ruang Pribadi Suamiku

"Mas Yuda, mau ke mana?"

Vhena melirik suaminya yang tengah sibuk merapikan pakaian.

"Mau ke kantor, ada pekerjaan mendadak. Mas pergi dulu, ya."

'Cup!'

Yuda berpamitan seraya mencium dahi Vhena.

"Aku ikut ya, Mas?" ujar Vhena.

"Kamu di rumah saja, jangan terlalu lelah. Ingat sekarang sedang menjalani progam hamil," bujuk Yuda.

Vhena sang istri hanya menurut. Sebelumnya, Vhena sudah sempat hamil dua kali. Akan tetapi, tidak ada bayi yang lahir. Janin yang ia kandung selalu gugur saat menginjak usia dua bulan.

Dengan berkonsultasi ke dokter spesialis, Vhena diberikan beberapa obat untuk diminumnya. Dokter juga mengingatkan untuk mengurangi aktifitas, sebab jika terlalu sering kelelahan itu juga bisa membuat kemungkinan kehamilan menurun.

Akhirnya, Yuda pergi ke kantor dengan mengendarai mobilnya seorang diri. Ia memiliki perusahan tekstil terbesar di kotanya. Sementara Vhena bekerja sebagai penjual barang-barang dan kosmetik online yang ia buka sendiri di rumah.

Hari sudah menjelang sore. Tepat pukul lima sore, Vhena segera mengirimkan bekal makanan untuk suaminya dengan memesan kurir dari aplikasi hijau. Tadi, Yuda tidak menjelaskan jam berapa akan pulang. Sebagai istri, tentu ia khawatir dan memikirkan suaminya yang mungkin saja kelaparan.

Untuk itu, Vhena kemudian memesan kurir pengantar untuk mengantarkan bekal milik sang suami.

Menunggu beberapa saat, Vhena mendapatkan telepon dari kurir yang mengantarkan pesanannya.

"Hallo, Mas. Bekalnya sudah sampai?" tanya Vhena.

"Maaf, Mbak. Security bilang hari ini kantor tutup.”

Dahi Vhena berkerut dalam. "Hah, tutup?" gumam Vhena yang masih terdengar oleh kurir itu.

"Jadi bagaimana, Mbak? Apa mau dibawa pulang lagi?"

Wanita itu kemudian mengembuskan napas panjang, seraya berkata, "Kalau begitu, berikan saja bekal itu pada Pak satpam. Terima kasih banyak ya, Mas,"ujar Vhena kemudian mematikan panggilan telepon.

"Tadi kata Mas Yuda ada pekerjaan mendadak. Tapi kok kantor tutup ya? Apa pekerjaannya di luar kantor?" Vhena berdiri di dekat jendela kantor rumahnya sambil bertanya-tanya pada dirinya sendiri. "Tapi pekerjaan apa yang di lakukan di luar kantor?"

Hingga pukul sebelas malam, Yuda tidak kunjung pulang. Vhena sampai tertidur di sofa ruang tamu dalam keadaan lampu rumah yang masih menyala, menunggu kepulangan sang suami dengan setia.

Pagi hari, Vhena terbangun dan mengedarkan pandangan ke sekitar. Ia yang semalam tidur di ruang tamu, kini telah berada di kamarnya.

Vhena yakin, Yuda pasti menemukannya tertidur semalam. Karena tidak tega membangunkan sang istri, pria itu pun membopongnya menuju kamar.

Sedikit tersentuh, Vhena menatap Yuda yang masih tertidur pulas di sampingnya. “Terima kasih, Mas.”

'Cup!'

Vhena mencium kening Yuda sebelum turun dari ranjangnya. Masih menggunakan daster serut Vhena bergegas ke dapur untuk membuatkan sarapan.

Sebuah menu spesial yang diyakini adalah makanan kesukaan Yuda telah tersaji dari tangan penuh cinta Vhena. Ia, dengan perasaan yang gembira menyiapkan semua kebutuhan suaminya dan memastika suaminya itu terpenuhi asupan gizinya.

Setelah memasak, sebelum membangunkan Yuda, Vhena memilih untuk mandi terlebih dahulu. Usai rapi dengan dress setinggi lutut dengan rambut tergerai lurus, wanita itu menghampiri Yuda.

"Mas, bangun yuk. Aku sudah siapkan sarapan." Vhena terus berusaha membangunkan suaminya. Terlihat Yuda menggeliat untuk meregangkan otot-otot tubuhnya.

"Sudah jam berapa, Sayang?" tanya Yuda dengan suara khas orang bangun tidur.

"Ini sudah jam enam lebih, Mas. Mandi dulu gih.”

Yuda pun bangkit dan beranjak dari kasurnya, berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Vhena sudah berada di dapur. Ia menyajikan nasi goreng yang ia siapkan sebagai menu sarapan mereka, berbeda dengan menu bekal makan siang milik suaminya.

"Morning, Sayang," sapa Yuda sembari duduk di kursi makan.

Mereka makan dengan diam. Namun, tiba-tiba ingatan Vhena tertaut pada informasi kurir kemarin, jika kantor tutup padahal sang suami izin untuk bekerja.

Tidak ingin terbawa rasa penasaran, Vhena pun memilih membuka pembicaraan, "Mas.” Yuda berdeham sambil terus menyantap nasi goreng yang terasa sangat enak itu. "Kamu kemarin seharian kerja di luar ya, Mas?"

Pertanyaan Vhena membuat Yuda berhenti mengunyah.

"Maksudnya?"Yuda memicingkan kedua matanya.

"Kemarin aku mengirimkan kamu bekal. Tapi Pak Hasan bilang kantor sedang tutup," jelas Vhena dengan polos.

"Oh, iya, memang benar aku bekerja di luar.” Ia menuntaskan kunyahannya sebelum melanjutkan bicara, “Kemarin, aku ada janji dengan klien baru. Dia minta desain gaun pernikahan tapi ngajak ketemu di Cafe, dan klien aku kali ini unik, Sayang," balas Yuda sangat antusias.

"Unik gimana, Mas?" tanya Vhena tersenyum.

Lalu, mengalirlah cerita Yuda tentang pekerjaan dadakannya kemarin. Pria itu bercerita dengan semangat, tetapi terselip juga keluhan tentang permintaan klien yang ruwet. Sebagai istri yang baik dan mendukung suami, Vhena mendengarkan dengan baik, juga tidak lupa memberikan saran singkat untuk sang suami.

Setelah selesai sarapan, Yuda langsung berpamitan untuk berangkat bekerja.

"Mas, nanti aku boleh gak nyusul kamu ke kantor?" tanya Vhena.

"Boleh kok. Kantor aku kan kantor kamu juga, Sayang. Kamu bebas datang kapan saja.”

Vhena merasa bahagia menikah dengan Yuda. Meskipun sekarang Yuda sudah jarang mengajaknya keluar, tetapi, sikap hangat Yuda masih diberikan untuknya.

Pukul 12:00 WIB.

Vhena mengendarai motornya menuju ke kantor. Saat tiba di loby, ia bertemu dengan seorang wanita berpakaian seksi tanpa mengenakan jas. Padahal di perusahaan itu semua pekerja wajib mengenakan kemeja dengan jas, bukan hanya kemejanya saja.

"Maaf, nama kamu siapa ya?" tegur Vhena.

"Saya Jheny. Saya sekretarisnya Pak Yuda," jawab wanita itu.

Tentu membuat mulut Vhena sedikit menganga. Sang suami tidak pernah bercerita ada sekretaris baru di sini, apalagi sekretarisnya itu berparas seperti Jheni … muda, seksi dan begitu berani memamerkan lekuk tubuhnya.

Ada rasa cemburu yang mencuat di hati Vhena. Kendati begitu, ia mencoba membuang pikiran itu jauh-jauh. "Oke. Lain kali pakai jasmu. Peraturan perusahaan, semua karyawan diharuskan memakai jas.”

Vhena menegaskan kembali peraturan yang dilanggar sekretaris Yuda itu sebelum melangkah menuju ruangan sang suami. Tidak lupa, kedatangan Vhena ke sini juga untuk mengetahui perkembangan perusahaan ini. Meski tidak terlibat langsung, Vhena merasa harus tahu semuanya.

Setelah beberapa menit mengecek data, Vhena bergegas ke ruangan pribadi Yuda. Suara heels tinggi yang dipakainya terdengar menggema seiringan dengan langkah kakinya yang Anggun.

Merasa kedatangannya sudah direstui dan diketahui sang suami, ia pun langsung membuka pintu tersebut.

Ceklek!

Vhena membuka pintu.

"Mas?” Matanya terbelalak ketika ia melihat seorang wanita berada di ruang pribadi suaminya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status