Share

BAB 144. Malam di Villa

Author: Bayang Cermin
last update Last Updated: 2025-07-14 22:48:26

"Kamu jangan bermain-main Nad. Nggak ada apa-apa yang aku lihat di sana," kata Aldiano memandang rumah itu.

Nadine terpaku ditempatnya berdiri. Bayangan itu bergerak begitu cepat masuk ke dalam villa milik Helena. Wanita itu mengedipkan matanya berulang kali. Mungkin ia salah pada pandangannya. Tapi hatinya yakin, kalau matanya tak salah lihat.

"Tapi aku gak salah lihat Al. Sosok itu begitu cepat," ujar Nadine mencoba meyakinkan Aldiano.

"Oke, aku coba cek kesana."

"Stop Al! Jangan kesana! Aku takut. Lebih baik kita balik aja ke villa!"

Sejenak Aldiano ragu sebelum mengikuti tangan Nadine menariknya kembali ke villa. Lalu mereka kembali melangkah ke villanya.

"Kamu kok aneh Nad? Aku tadi gak lihat apa-apa loh?" tanya Aldiano penasaran.

"Tapi aku jelas melihatnya Al. Apa mungkin itu hantu Helena?"

"Hari gini masih aja percaya hantu. Udah ah. Lebih baik kita istirahat aja. Besok pagi balik ke kota. Pasti banyak yang harus aku kerjakan," ujar Aldiano menarik tangan Nadine masuk k
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 148. Pindah Rumah Sakit.

    "Pak! Pak Aldiano gak apa-apa?" suara Pak Bastian terdengar menggema."Ambil tali Pak. Saya gak bisa naik. Kaki saya sakit sekali!" seru Aldiano dari bawah."Yah, iya. Tunggu dulu. Saya cari tali dulu!" Pak Bastian meninggalkan Aldiano.Di bawah, mata Aldiano menyapu sekeliling, lalu menangkap pintu. Ruangan yang lembab dipenuhi sarang laba-laba dan kotornya oleh jamur. Dengan tertatih, ia melangkah ke pintu, karena kakinya yang sakit terbentur lantai.Bunyi derit pintu terbuka oleh tangan Aldiano. Terasa semilir angin dingin masuk ke ruangan itu menyentuh kulit Aldiano. Hingga ia merasakan menggigil."Kenapa disini ada jalan?" gumamnya sambil melangkah keluar pintu.Di atas, Pak Bastian memanggil-manggil Aldiano. Tapi pria itu sudah keluar pintu. Ia tidak mendengar panggilan Pak Bastian lagi."Pak! Pak Aldiano! Saya sudah dapatkan tali. Cepat naik Pak! Bapak dimana?"Tak ada suara sahutan dari bawah. Pak Bastian panik, ia meraih ponselnya menelpon Aldiano. Tapi tidak tersambung."Dim

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 147 Rahasia di Balik Villa

    Mata mereka sama-sama membelalak. Mana mungkin foto ini ada disini, pikir Bastian. "Ini kan foto Bapak. Kok ada di sini pak? Tapi di foto bapak ini tidak ada coretan merah?" sahut Bastian merasa aneh. "Pak, mungkin nggak sih pelakunya adalah seorang wanita?" lanjut Bastian sambil mengernyitkan keningnya "Kenapa bapak sampai berpikiran seperti itu?" tanya Aldiano tidak mengerti. "Menurut analisa saya Pak, Kenapa saya bilang pelakunya adalah wanita? Karena Wanita itu terobsesi dengan Bapak." "Dan wanita-wanita yang ada di dalam foto itu adalah wanita yang dituju untuk dia bunuh, atau mereka adalah korban si pelaku. Itu menurut analisa saya Pak, kalau salah saya minta maaf." sambung Pak Bastian. Sesaat Aldiano diam berpikir. Apakah ucapan Pak Bastian benar atau tidak. Tenggorokannya seolah tercekat. Sulit untuk dipercaya. 'Tapi kalau dipikir-pikir memang benar ucapan Pak Bastian,' gumam hatinya sambil terus berpikir. Aldiano hanya bisa menduga kalau pelaku itu adalah Linda. Karen

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 146. Menemukan Lukisan

    "Pak, itu tangga apa ya? Kok cuma 5 anak tangga di balik pintu kaca itu?""Saya juga nggak tahu Pak. Sebaiknya kita buka pintu kaca itu," ajak Bastian. Melihat di balik kaca terdapat anak tangga.Mereka membuka pintu kaca model slip. Di depan mata mereka kini terdapat tangga.Mata Aldiano dan Sebastian melihat sesuatu yang tidak biasa dari yang lainnya. Suara langkah kaki mereka terdengar halus menuruni anak tangga hingga langkah mereka menapak pada sebuah lantai yang berukuran tidak luas."Ini dinding apa yah Pak? Kok beda sendiri bentuknya?" tanya Aldiano melihat dinding dilapisi lukisan besar itu terlihat aneh dan berbeda."Bagaimana kalau kita angkat aja lukisan ini?" tanya Pak Sebastian memandang Aldiano."Sebaiknya begitu Pak Tian. Ayo kita angkat lukisan itu!"Kedua pria itu mengangkat sebuah lukisan berisi pemandangan yang hijau, ditengahnya terdapat gambar kunci kecil. Berat lukisan itu ternyata sangatlah berat untuk di angkat berdua saja. Lalu diletakkan di lantai. Nafas mer

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 145. Di Villa Helena

    KREK! Aldiano menoleh ke arah suara itu. Tapi sepertinya suara itu dari luar. Ia cepat berlari ke ruang tamu. Mengintip keluar rumah di balik tirai. "Siapa orang itu?" gumamnya sambil menajamkan matanya siapa sosok di balik jendela kamar utama. Aldiano bergegas ke kamar Nadine, membuka pintu yang tidak di kunci. Ia melihat sekelebat bayangan berlari ke jendela dengan cepat. "Nadine?" matanya membelalak lebar saat melihat tubuh Nadine bersimbah darah. "Nadine! Nadine! Kamu kenapa Nad?" Nadine hanya menoleh lemah ke Aldiano. Pria itu menghambur ke Nadine. Di lihatnya darah mengalir dari perutnya. Aldiano mengejar bayangan itu. Tapi hilang di telan kegelapan malam. Secepatnya ia menggendong Nadine, meletakkan tubuh wanita itu di kursi penumpang. Mobil menuju rumah sakit terdekat. Nadine sudah tidak sadarkan diri. Aldiano melarikan mobilnya dengan kecepatan tinggi. "Sabar ya Nad. Sebentar lagi sampai rumah sakit!" gumamnya dengan tangan gemetar. Setelah beberapa saat mobi

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 144. Malam di Villa

    "Kamu jangan bermain-main Nad. Nggak ada apa-apa yang aku lihat di sana," kata Aldiano memandang rumah itu. Nadine terpaku ditempatnya berdiri. Bayangan itu bergerak begitu cepat masuk ke dalam villa milik Helena. Wanita itu mengedipkan matanya berulang kali. Mungkin ia salah pada pandangannya. Tapi hatinya yakin, kalau matanya tak salah lihat. "Tapi aku gak salah lihat Al. Sosok itu begitu cepat," ujar Nadine mencoba meyakinkan Aldiano. "Oke, aku coba cek kesana." "Stop Al! Jangan kesana! Aku takut. Lebih baik kita balik aja ke villa!" Sejenak Aldiano ragu sebelum mengikuti tangan Nadine menariknya kembali ke villa. Lalu mereka kembali melangkah ke villanya. "Kamu kok aneh Nad? Aku tadi gak lihat apa-apa loh?" tanya Aldiano penasaran. "Tapi aku jelas melihatnya Al. Apa mungkin itu hantu Helena?" "Hari gini masih aja percaya hantu. Udah ah. Lebih baik kita istirahat aja. Besok pagi balik ke kota. Pasti banyak yang harus aku kerjakan," ujar Aldiano menarik tangan Nadine masuk k

  • Istri yang Kau Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya   BAB 143. Di Villa Bersama Nadine.

    "Maaf, kalau nomor mobilnya saya gak ingat, tapi warnanya yang saya ingat warna hitam." Lilis mencoba jujur, sambil menyebutkan ciri-ciri yang lain. Postur tubuh dan warna kulit kedua pria itu. "Nad, bukannya itu ciri-ciri Erlan ya?" tanya Aldiano mengingat-ingat. Nadine menggangguk. "Sepertinya begitu. Ciri mobilnya pun sama dengan Erlan. Tapi aku juga gak ingat nomor plat mobilnya." "Kalau wajahnya kamu ingat?" tanya Nadine. "Ya, sedikit ingat." "Tunggu," ujar Nadine menyuruh wanita itu diam. Tangannya merogoh ponsel dari dalam tas. Foto Erlan yang masih tersimpan di dam ponselnya. Bukan karena Nadine masih merindukannya. Tapi ia lupa, dan tak ada waktu untuk mengingat foto Erlan masih di galeri ponselnya. "Orangnya seperti ini kan? "Oh, iya yah. Ini dia orangnya. Betul. Ini orangnya. Saya inget benar!" jawab Lilis menunjuk foto itu di ponsel Nadine. "Ok Lilis. Ini hanya untuk di jadikan pelajaran. Jangan lakukan kalau hal tersebut merugikan orang lain. Kamu tahu gak? Tuna

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status