Share

Istriku Preman Pasar
Istriku Preman Pasar
Author: Nur Meyda

Bab 1

Author: Nur Meyda
last update Last Updated: 2023-06-19 20:15:00

 

 

Bab 1 - Arabela Putri

 

POV Bela

 

"Uang keamanan, Pak!" seru Bela.

 

"Ampun, Neng. Bapak belum dapat penglaris, nanti saja balik lagi, ya!" mohon seorang pedagang kelontong pada Bela yang datang untuk menagih uang keamanan.

 

"Oke, nanti aku balik lagi. Harus sudah ada ya nanti!" ancamku dengan wajah dibuat seseram mungkin.

 

"Iya, Neng. Bapak janji!"

 

Sambil menepuk bahu si bapak, aku berlalu dari tokonya menuju ke toko di sebelahnya untuk menagih uang iuran keamanan pasar.

 

Ini lah kegiatanku sehari-hari. Perkenalkan namaku Arabela putri, biasa dipanggil Bela. Pekerjaanku sebagai anak buah dari Ramon si Kribo, preman yang menjaga keamanan pasar.

 

Aku merupakan satu-satunya anggota perempuan, walau begitu tak ada dispensasi dari Bang Ramon, biasa aku memanggilnya. Aku harus ikut semua kegiatan yang diperintahkan oleh Bang Ramon.

 

Jika harus kelahi dengan geng lain, aku juga akan ikut serta. Semua anak buah Bang Ramon diajarkan ilmu bela diri termasuk diriku.

 

"Gimana, Bel? Aman?" tanya Bang Ramon saat melihatku.

 

"Aman, Bang. Hanya kurang pedagang kelontong di blok 3, belum buka dasar katanya!" jawabku sambil menyerahkan hasil yang kudapatkan.

 

Bang Ramon mengangguk mengerti, aku paham kalau dia pasti tak masalah jika ada yang menunggak pembayaran. Bang Ramon paling tidak bisa melihat orang susah, pasti akan dibantu sebisanya.

 

"Bang, aku pamit ya. Gerah, mau mandi dulu di rumah!" pamitku.

 

"Ngapain pulang, neng. Mandi di toilet pasar aja napa. Biar Abang jagain di depan pintu," tawar Bang Vero, tangan kanannya Bang Ramon.

 

"Enak aja, Abang itu bukan jagain. Yang ada malah Abang yang ngintipin aku!" 

 

"Tau aja si Eneng," balasnya sambil tertawa.

 

Segera ku tinggalkan mereka yang masih tertawa meledekku, sebagai satu-satunya wanita di dalam geng, membuat aku menjadi bahan ledekan mereka. Aku, aku tahu kalau mereka hanya bercanda saja.

 

Keluar dari lingkungan pasar, aku disambut oleh teriknya matahari di tepi jalan. Sambil menunggu angkot, aku memperhayikan sekelilingku. Banyak orang yang berlalu lalang dengan tujuannya masing-masing. 

 

Pemandangan yang sudah biasa kudapatkan setiap hari. Sedang asyik mengamati sekeliling, tiba-tiba aku dikagetkan oleh teriakan seorang wanita di belakangku.

 

"Jambret! Tolong!" 

 

Aku menoleh, tampak seorang wanita terduduk di atas tanah sambil berteriak-teriak menunjuk pada seorang pria yang sedang berlari ke arahku. Rupanya pria itu baru saja menjambret tas wanita tadi. 

 

Saat pria tersebut lewat di sampingku, kupukul dadanya dengan tangan kananku. Dia jatuh tersungkur, tas yang dipegangnya terlepas. 

 

"Bangs**! Berani-berani Lu mukul gue!" makinya sambil berusaha bangkit.

 

Dia mengeluarkan pisau belati dari balik  jaketnya, aku mundur sekngkh dan memasang kuda-kuda. Saat pria itu menyerang segera saja kukeluarkan jurusku, tak butuh waktu lama dia sudah tak berkutik lagi.

 

Sementara orang disekitarku hanya menonton saja. Setelah penjambret itu kutangkap, baru mereka ramai-ramai menghajarnya sampai seorang polisi datang melerai. 

 

Wanita tadi segera mengambil tasnya yang tergeletak di atas tanah. "Terima kasih Neng, kamu hebat banget!" pujinya. 

 

"Ah, biasa aja, Mbak. Lain kali hati-hati kalau di jalan!" ingatku.

 

"Iya, Neng. Terima kasih."

 

Angkot yang kutunggu tiba, segera saja aku naik meninggalkan wanita itu dan kerumunan orang yang masih ingin menghajar penjabret tadi. 

 

Sampai di rumahku, bukan, rumah peninggalan nenekku, aku segera mandi lalu beristirahat. Hari ini sungguh melelahkan.

 

 

Bersambung.

 

 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istriku Preman Pasar    Bab 51

    Bab 51 Kok Bisa Sama"Kita juga masih berusaha mendapatkan darah di PMI pusat, Bu. Karena stok darah tersebut sedang kosong di sini. Namun, Zaki harus segera mendapatkan transfusi darah tersebut. Kalau tidak—""Pakai darah saya saja, Dok. Golongan darah saya sama dengan Zaki," ucap Leon memotong ucapan sang dokter. Semua yang berada di depan ruang IGD menoleh pada Leon. Intan tampak tersenyum samar. Dia bahagia karena yakin akan hubungan Leon dan Bela serta Zaki. "Baiklah, kalau begitu anda ikut saya!" balas sang dokter. Leon menoleh pada Bela yang masih menundukkan wajahnya, kemudian mengikuti langkah dokter tersebut ke dalam ruangan di mana Zaki sedang dirawat. Intan menarik napas lega, seusianya Maslaah darah sudah terselesaikan. Dia pun mengajak Bela untuk duduk dan sabar menunggu sampai operasi selesai dilaksanakan. "Saya takut, Bu. Hanya Zaki satu-satunya milik saya di dunia ini. Kalau sampai terjadi apa-apa dengannya, ah, saya bisa mati dengan membayangkannya saja," keluh

  • Istriku Preman Pasar    Bab 50

    Bab 50 - Kecelakaan ZakiPOV AuthorBela sedang menerima tamu yang dibawa Leon untuk melihat-lihat kondisi panti yang diasuhnya. Intan dan Rangga, beserta ketiga anaknya tidak hanya berkunjung, tetapi mereka juga membawa banyak barang untuk kebutuhan Panti. Tentu saja Bela merasa senang sekaligus bersyukur. Tiba-tiba saja, seorang anak panti berlari mengulitinya dengan wajah cemas. "Ibu, Zaki!" seru sang anak ketakutan. "Zaki kenapa?" tanya Bela ikut khawatir. "Zaki jatuh dari pohon mangga, Bu. Kepalanya berdarah kena batu!" jawab si anak laki-laki takut. "Apa, di mana dia sekarang?" Bela mulai panik, dia langsung berlari mendapati Zaki setelah si anak laki-laki itu memberitahu kalau Zaki ada di kebun belakang. Bagian belakang panti memang anak ditumbuhi pohon buah-buahan seperti Mangga, Rambutan, Jambu Air dan beberapa jenis buah lainnya. Rangga dan keluarga juga ikut berlari menyusul Bela. Sampai di kebun belakang panti, Intan sangat kaget melihat Zaki yang tergeletak di tana

  • Istriku Preman Pasar    Bab 49

    Bab 49 Ketakutan Bela"Suka, Om. Boleh, kan, Ma?" Zaki memandang padaku dengan pandangan memohon. Dia tahu kalau aku tak suka Zaki menerima tawaran makan dari orang lain. Aku memang pernah melarangnya, bukan karena apa-apa. Aku hanya tak ingin dia jadi sering berharap diajak makan oleh siapapun. Namun, kali ini aku tak kuasa menolak permintaannya.Apa lagi yang mengajaknya makan adalah Papanya sendiri. "Boleh, kali ini saja, ya!" kataku akhirnya. "Yeay, Mama paling baik, deh." Zaki memelukku dengan senang hati, lalu kami pun turun ke lantai bawah. Mas Leon mengajakku dan Zaki masuk ke restoran cepat saji asal negeri Paman Sam dengan maskot kakek tua itu. Ternyata pengunjung sedang ramai saat itu, kami kesulitan mencari kursi dan meja yang kosong. Untunglah mata jeli Mas Leon dapat menemukan satu meja yang kosong."Kalian tunggu di sini saja, biar Om yang memesan makanannya, ya!" kata Mas Leon pada Zaki dan tentu saja padaku juga. Mas Leon meninggalkan kami menuju ke kasir. Dia

  • Istriku Preman Pasar    Bab 48

    Bab 48 - Dia juga SukaPOV BelaSetelah percakapan kami sore itu, Zaki tak pernah lagi mengungkit keinginannya itu. Walaupun aku tahu kalau dia masih memendam keinginannya di dalam hati. Maafkan Mama, ya, Sayang. Mama tak mungkin memenuhi keinginan kamu itu.Untuk mengobati kekecewaannya, aku berinisiatif mengajak Zaki berjalan-jalan ke Mal. Kami pergi sejak siang setelah salat Zuhur. Kami hanya pergi berdua saja, sementara panti dan anak-anak yang lainnya kutitipkan pada Bi Ijah. Bi Ijah adalah orang yang membantuku memasak dan mengurus panti selama ini setelah kepergian Umi."Mama, Zaki mau naik mainan yang itu!" seru Zaki menyentak lamunanku. "Iya, Sayang. Ayo kita beli tiketnya dulu, ya," kataku seraya berjalan menuju ke stand penjualan tiket. Aku membeli tiket untuk permainan Komidi putar. Zaki kelihatan sangat bahagia. Sudah lama aku tak melihat tawanya selebar itu. Zaki memilih menaiki kuda bertanduk. Kata Zaki namanya Unicorn, entahlah benar atau tidak. Aku tak pernah men

  • Istriku Preman Pasar    Bab 47

    Bab 47 - Keinginan ZakiTampaknya dia masih penasaran dengan informasi tentang Zaki. Ini sangat membahayakan diriku. Bagaimana jika dia akhirnya mengetahui kalau Zaki--memanggil anaknya. Aku takut, Mas Leon akan mengetahui kebenarannya lalu membawa Zaki dari hidupku. Tidak! Itu tak boleh terjadi!"Papa nya seorang pelaut, tapi sekarang sudah meninggal. Kapalnya tenggelam di laut beberapa waktu."Aku menuturkan cerita yang pernah keceitakan juga pada Zaki. Maafkan Mama, Nak!"Kasihan sekali Zaki, tapi sepertinya dia bahagia.""Tentu saja dia bahagia, apa yang membuatnya tidak bahagia di sini?" tanyaku heran. "Oh, maaf. Maksud saya. Dia tampak tidak tertekan dan baik-baik saja tinggal di panti.""Dia bahagia karena lebih beruntung dari anak-anak yang lain. Dia masih punya Mama dan bisa tinggal bersama mamanya. Sedangkan anak yang lain, orang tua mereka saja entah dimana keberadaanya."Mas Leon sudah selesai sarapannya, aku pun mengajaknya ke depan agar obrolan masalah pribadi selesai

  • Istriku Preman Pasar    Bab 46

    Bab 46 - Leon CurigaPOV BelaKesibukan orang-orang dari WO yang menangani acara aniversary pernikahan mertuanya Mas Leon menjadi pemandangan menarik bagi anak-anak asuhanku.Mereka senang melihat aneka macam bunga yang mulai disusun di halaman panti yang lumayan luas. "Ma, jadi orang kaya itu enak, ya?" tanya Zaki padaku. "Enak apanya?" "Ya, enak. Bajunya bagus-bagus, makanannya enak-enak terus punya mobil, rumah yang besar juga uang yang banyak," jawab Zaki dengan bersemangat."Gak semua orang kaya itu hidupnya bahagia, Sayang. Untuk mendapatkan kekayaan juga gak gampang, harus bekerja keras dan tidak boleh menyerah. Makanya Zaki sekolah yang rajin, biar pintar dan bisa meraih semua impian Zaki."Zaki mengangguk dengan senang, matanya berbinar mendengar nasihatku. Dia pun menurut saat kusuruh untuk main dengan yang lain di dalam saja, agar tak mengganggu karyawan WO yang sedang bekerja. Besok adalah hari H acara aniversary pernikahan mertuanya Mas Leon. Persiapannya sudah hampir

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status