Share

Part 53

Aku tak tahu apa yang akan dilakukan Ren pada orang itu. Tak bisakah dia bersikap tenang sedikit saja? Kenapa harus mengatakan hal-hal mengerikan mengenai nyawa seseorang.

Memangnya sudah berapa banyak, orang yang sudah mati di tangannya?

Aku masih saja gelisah, berdiri kesana-kemari menanti kepulangannya. Sesekali melihat ke bawah dari balik jendela, mungkin saja ada motornya yang sudah terparkir di sana.

"Berikan saja nomornya!" teriakku saat menghubungi adikku.

"Tidak bisa, Kak. Laki-laki itu yang dipegang janjinya. Aku lebih baik mati dari pada harus mengkhianati Bang Ren." Lagi-lagi Adit berpihak padanya.

Padahal aku sudah bilang ini keadaan darurat. Namun Adit tak percaya. Dia malah mengataiku mengarang cerita sembarangan. Karena menurut Ren, aku pasti akan terus-terusan meneror dan mengancamnya jika berhasil mendapatkan nomor rentenir itu.

Ya, Tuhan....

Ren benar-benar sudah mencuci otak adikku hingga menjadi bodoh seperti itu.

Tunggu saja sampai masalah ini selesai. Akan ku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status