Share

Bab 3

Penulis: Sangkarachan
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-23 15:08:27

"Apa aku tak salah dengar?"

"Nggak ada yang salah, dan itu persyaratan nya. Seminggu lagi atau sebulan lagi. Semua keputusan ada padamu."

Velove langsung melongo mendengar syarat yang tak masuk akal menurutnya. Dua duanya jatuhnya akan sama. Sedangkan Altares diam menunggu jawaban Velove.

Bagi Velove dua syarat itu hanya menguntungkan satu pihak yaitu Altares sedangkan dia tetap akan di rugikan. Altares tersenyum samar saat melihat wajah keruh Velove. Lebih tepatnya wajah Velove yang sedang berpikir keras saat ini.

"Kalau gitu, aku juga punya syarat untuk kamu."

Altares menaikkan sebelah alisnya mendengar Velove juga mengajukan syarat untuknya.

"Tapi lepas dulu."

"Kalau aku nggak mau?" tantang Altares.

Velove memanyunkan bibirnya cemberut karena Altares terus saja menjawabnya. Belum lagi posisi yang seperti ini, Velove takut jika Daddy nya tiba tiba ada disana dan malah akan salah paham. Velove mulai memberontak karena Altares tak juga mau melepaskannya. Dan karena dia kesal, dia menggigit lengan Altares.

"Aw....."

Akhirnya pelukan mereka terlepas. Altares meringis sambil mengusap pelan lengannya bekas di gigit oleh Velove.

Velove menjulurkan lidahnya kepada Altares karena berhasil lepas dari pelukan laki laki itu.

"Kamu....?"

Velove tak takut, dia tak pernah takut dengan siapapun kecuali kedua orang tuanya. Jangan di tanya kenapa dia takut, karen Daddy nya akan menghentikan semua fasilitas miliknya jika dia tak bisa di atur oleh sang Daddy.

Velove sudah bersedekap tangan kali ini dengan mode wajah seriusnya.

"Aku mau nikah, tapi aku mau pernikahan itu di sembunyikan."

Mata Altares sedikit membeliak, dia sedikit tak terima dengan apa syarat yang di katakan oleh Velove kepadanya.

"Kenapa harus di sembunyikan? Kamu nggak hamil duluan bukan, jadi kenapa harus seperti itu!" protes Altares.

Velove kembali mendengus kesal, bagaimana bisa laki laki di depannya berpikiran sejauh itu kepadanya.

"Sembarangan kalau bicara, gimana bisa hamil kalah bikin aja belum!"

Velove reflek menutup mulutnya saat ini. Sedangkan Altares menyeringai ke arah Velove. Laki laki itu berjalan mendekat ke arah Velove lalu menarik pinggang gadis itu agar mendekat ke arahnya.

"Apa yang kamu lakukan?" pekik Velove.

Velove berusaha melepaskan diri dari Altares. Namun, Altares tak mau mendengarnya dan semakin merapatkan tubuh mereka.

Altares meraih dagu Velove agar dia bisa melihat lebih dekat wajah gadis yang akan menjadi istrinya itu.

"Jadi, kamu mau hamil dulu hmm? Boleh kalau gitu, mau di lakukan di kamar kamu atau si apartemen ku? Atau kamu mau lakuin itu di hotel?"

Mata Velove melotot, dan dia dengan keras menginjak kaki Altares dengan kencang.

"Awww...... shit.....!"

Altares berteriak kencang, seketika pelukan mereka terlepas.

"Mesum banget sih!!!"

Setelah itu, Velove masuk ke dalam rumahnya dengan perasaan dongkol. Dia berkali kali menghentakkan kakinya karena mengingat wajah mesum Altares tadi.

Sedangkan Altares yang kakinya baru saja di injak hanya terkekeh melihat Velove yang kesal dengan nya.

"Dia benar benar menarik. Di saat wanita lain bersedia telanjang gratis di depanku, dia malah menolak ku."

Setelahnya, Altares menyusul Velove masuk ke dalam rumah dengan wajah yang sudah kembali datar dan dingin tanpa ekspresi. Velove sempat terkejut dengan perubahan wajah itu. Berbeda dengan saat bersamanya tadi yang terkesan mesum dan pemaksa. Jangan lupa wajah tengil Altares yang membuat Velove kesal setengah mati.

"Apa dia punya kepribadian ganda?" batin Velove.

Velove bergidik ngeri membayangkan jika ternyata Altares mempunyai kepribadian yang banyak. Pikiran Velove sudah berlari kemana mana saat ini.

"Jadi kalian sudah memutuskan, kalian akan langsung menikah seminggu lagi?"

Mahen bertanya pada Altares tentang keputusan mereka.

Altares mengangguk, dan melirik ke arah Velove.

"Ya dan semua private wedding. Lebih tepatnya intimide weding."

Para orang tua saling pandang, tapi melihat raut wajah Velove dan Altares akhirnya mereka mengangguk setuju.

Mereka lalu membicarakan semuanya saat itu juga dan Altares memutuskan jika semuanya akan di urus oleh dirinya. Velove hanya akan menerima beres.

"Jadi seminggu lagi pernikahan kalian akan di laksanakan."

Sofiah yang sejak tadi sering tertawa saat ini memasang wajah serius dan menatap Velove dengan tatapan yang menurut Velove itu menakutkan.

Sofiah berdiri dan berjalan pelan ke arah Velove yang membuat Velove beringsut mendekat ke arah Nesa sang Momy.

Sofiah meraih tangan Velove, mengusap kedua tangan Velove dengan pelan. Dia lalu tersenyum lembut.

Tak lama dari itu, Sofiah melepas sebuah cincin bermata biru dari jari tangannya lalu memakaikan cincin itu pada Velove yang membuat Velove melongo dengan wajah penuh kebingungan.

"Ini cincin warisan dari nenek Altares. Dan cincin ini akan terus berpindah kepada siapa saja yang menikah dengan keturunan keluarga kami. Karena kamu akan menjadi istri Altares berarti cincin ini akan berpindah jadi milikmu. " ucap Sofiah lembut.

Velove masih melongo karena tiba tiba raut wajah Sofiah juga berubah menjadi lembut kembali.

Marko menggelengkan kepalanya melihat apa yang di lakukan Sofiah barusan.

"Ma, kamu bikin calon menantu kamu takut."

"Hah? Apa?" tanya Sofiah pura pura tak mengerti.

Tapi kemudian dia tertawa renyah dan memeluk tubuh Velove yang membuat Velove semakin bingung. Sofiah menepuk pelan punggung Velove.

"Jangan takut, aku nggak gigit." ucap Sofiah lembut

"I-iya Tante." jawab Velove yang masih bingung.

Sofiah melepaskan pelukan nya pada Velove.

"Jangan panggil Tante dong, panggil mama. Kamu kan mau nikah sama anak mama yang udah kayak kulkas empat pintu itu."

Mulur Velove kembali menganga mendengar celetukan Sofiah. Bahkan tak segan mengatakan Altares kulkas empat pintu.

Velove melirik Momy nya, dan saat Nesa mengangguk barulah Velove bersedia memanggil Sofiah mama.

"Terima kasih mama." ucap Velove lirih.

Sofiah memeluk tubuh Velove kembali. Setelah itu mereka kembali melanjutkan obrolan mereka mengenai pernikahan Altares dan Velove.

Hari sudah larut saat keluarga Altares pamit untuk pulang.

"Besok aku jemput kamu."

Velove mengerutkan keningnya bingung.

"Fitting baju pengantin dan juga cari cincin nikah."

Velove hanya ber O ria sebagai jawaban. Dan setelah melihat mobil Altares menjauh pergi barulah Velove masuk ke dalam rumahnya kembali.

"Vel, di jaga baik baik cincinya. Kalau hilang kamu bisa jual ginjal untuk menggantinya."

To be continued

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • JODOHKU DOSEN HYPER   Bab 6

    Altares memilih meninggalkan kamar mereka dan kembali bersama keluarganya di bawah. Sedangkan Velove dengan cepat membersihkan sisa riasan di wajahnya. Velove bernapas lega karena saat kembali ke kamar Altares sudah pergi dari sana. Velove naik ke atas ranjangnya dan tak lama matanya mulai terpejam dengan cepat. Velove langsung tertidur pulas. Altares yang sudah selesai mengobrol pun kembali ke dalam kamar. Dia melihat Velove yang sudah pulas dalam tidurnya. "Dia kebo banget!" Altares berlalu ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Setelah berganti pakaian dia ikut naik ke atas ranjang. Meraih tubuh Velove lalu memeluknya sambil tertidur. Velove yang merasa nyaman dalam pelukan itu semakin mengeratkan pelukannya pada Altares yang dia pikir adalah guling miliknya. # Pagi menjelang..... "Kyaaa .....mpph....." Altares yang terkejut pun langsung membungkam mulut Velove yang saat terbangun sudah berteriak kencang. Mata Velove melotot saat sadar siapa yang ada disamp

  • JODOHKU DOSEN HYPER   Bab 5

    Velove bangun saat jam alarmnya berbunyi berkali kali. Tapi bukannya lekas bangun, Velove kembali melanjutkan tidurnya. Karena kesal alarmnya terus berbunyi akhirnya Velove melempar jam itu ke sembarang arah. Dug ... "Eh....." Mata Velove terbuka sempurna saat mendengar suara kesakitan. Dia lalu bangun dari tidurnya dan melotot lebar saat melihat siapa yang sudah ada di dalam kamarnya. "Kamuuu?" Velove syok, lalu tersadar jika saat ini dia sedang memakai gaun tidur yang tipis. Velove dengan cepat menarik selimutnya dan menutup tubuhnya sehingga yang terlihat hanya kepalanya saja. "Kamu ngapain masuk ke kamarku?" teriak Velove keras. Altares tak menghiraukan perkataan Velove karena kepalanya masih berdenyut akibat terkena jam alarma Velove tadi. Velove yang menyadari itu meringis kecil sekaligus takut. Dia takut jika Altares akan marah kepadanya bahkan membalas apa yang dia lakukan meskipun itu tak sengaja. "Lupa, kalau kita mau pergi?" Velove mengerutk

  • JODOHKU DOSEN HYPER   Bab 4

    Velove masuk ke dalam kamarnya dengan langkah gontai mengingat apa yang di katakan sang Momy tadi. Saat sampai di kamarnya, dia melihat jarinya yang tersemat cincin yang di berikan Sofiah tadi kepadanya. "Jual ginjal? Astaga.... ini kenapa malah bikin aku takut? Bukan apa apa malah udah horor begini!" dumel Velove dalam hati. Dia membersihkan wajahnya sesaat setelah dia berganti pakaian. Merebahkan dirinya dan berguling guling tak jelas di ranjangnya. Velove sudah membayangkan bagaimana jadinya dia yang akan menikah sebentar lagi. "Gila nggak sih ini, balik ke indo malah langsung di suruh nikah. Mana jodohnya om om mesum lagi." Velove terus mengomel dalam hati sampai pada akhirnya dia terpejam karena hari sudah semakin larut. # Di sisi lain, Altares hanya mampir sebentar di rumah kedua orang tuanya. "Nggak nginep aja Al?" "Nggak ma, lain kali. Besok aku ada kerjaan pagi." Sofiah mengangguk mengerti. Altares sama seperti Marko sang papa yang gila kerja. J

  • JODOHKU DOSEN HYPER   Bab 3

    "Apa aku tak salah dengar?" "Nggak ada yang salah, dan itu persyaratan nya. Seminggu lagi atau sebulan lagi. Semua keputusan ada padamu." Velove langsung melongo mendengar syarat yang tak masuk akal menurutnya. Dua duanya jatuhnya akan sama. Sedangkan Altares diam menunggu jawaban Velove. Bagi Velove dua syarat itu hanya menguntungkan satu pihak yaitu Altares sedangkan dia tetap akan di rugikan. Altares tersenyum samar saat melihat wajah keruh Velove. Lebih tepatnya wajah Velove yang sedang berpikir keras saat ini. "Kalau gitu, aku juga punya syarat untuk kamu." Altares menaikkan sebelah alisnya mendengar Velove juga mengajukan syarat untuknya. "Tapi lepas dulu." "Kalau aku nggak mau?" tantang Altares. Velove memanyunkan bibirnya cemberut karena Altares terus saja menjawabnya. Belum lagi posisi yang seperti ini, Velove takut jika Daddy nya tiba tiba ada disana dan malah akan salah paham. Velove mulai memberontak karena Altares tak juga mau melepaskannya. Dan ka

  • JODOHKU DOSEN HYPER   Bab 2

    Velove jelas malu setengah mati. Dia menutup pintu kamarnya dengan keras. Memukul kepalanya sendiri, bisa bisanya dia ketiduran dan lupa dengan acara perjodohan itu. "Ya Tuhan, malu banget aku. Dan tadi, laki laki itu?" "Ahhh, dia pasti yang mau di jodohin sama aku!!" Velove terus menggerutu tapi kemudian sebuah pikirkan terlintas dalam otaknya. "Bukannya itu bagus? Dia bisa ilfeel kan sama aku gara gara lihat hal tadi?" Velove tersenyum senang, lalu dia menuju kamar mandi dengan perasaan yang lebih tenang dan santai. Dia akan bersiap, tapi dia juga tak ingin membuat Daddy-nya mengamuk dan malah menghukumnya. # Sedangkan di ruang tamu, Nesa meminta maaf pada tamunya berkali kali karena ulah Velove barusan. "Nyonya Sofiah, maafkan putriku. Mungkin dia lupa jika malam ini adalah malam yang penting untuknya." Sofiah yang awalnya syok melihat penampilan Velove akhirnya tertawa. Dia merasa jika Velove itu sangat lucu dengan penampilan polosnya. "Tidak apa apa ny

  • JODOHKU DOSEN HYPER   Bab 1

    "Appa? Dad? Yang bener aja. Aku baru masuk kuliah dan Daddy udah jodohin aku!!" pekik seorang gadis dengan keras. "Ya, dan nanti malam kita akan membicarakan masalah itu. Jadi jangan pergi kemana mana." Velove, memijat keningnya yang berdenyut. Bagiamana tidak. Baru saja dia kembali dari kampus tiba tiba di ajak bicara tentang masalah perjodohan. Astaga, jaman sekarang masih ada perjodohan seperti itu. "Dad, kenapa nggak rundingin dulu sama aku sih. Main di jodohin aja." dumel Velove lagi. " Lagian, kenapa nggak Daddy aja yang nikah lagi. Kenapa malah aku yang di jodohin! " Bugh..... " Aduh! " Velove meringis saat sebuah bantal melayang mengenai kepalanya dan pelakunya adalah sang Mommy. Mata Mommy nya sudah melotot ke arah Velove yang membuat Velove semakin cemberut saat ini. "Kalau bicara yang bener Velove, masak nyuruh Daddy kamu nikah lagi." omel Nesa. Mahen menghela napas berkali kali melihat tingkah laku putrinya ini. Tapi dia tak bisa membatalkan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status