Share

Janda Limited dan Bos Lajang
Janda Limited dan Bos Lajang
Penulis: rw sebelas

Bab 1

"Lihat, dengan beraninya, wanita ini masih bekerja setelah membuat hubungan saya dengan Raymond hancur," ucap Olive dengan sinis.

Alice tersentak. Baru saja ia sampai, sudah di sambut dengan ucapan seperti itu.

Alice menatap dengan rasa kesal mendengar ucapan Olive. Semua karyawan menggelengkan kepalanya dengan tatapan tidak suka. 

Alice merasa ingin hilang dalam sekejap saja.

Namanya benar-benar buruk dimata karyawan lain karena Olive.

Olive berpangku tangan dengan menaikkan sebelah alisnya. Ia benar-benar puas mempermalukan Alice seperti itu.

Suasana kantorpun berubah menjadi kegaduhan dan cemo'ohan terhadap Alice.

"Tidak! Itu semua tidak benar!" Alice mencoba membela diri.

Olive mendekat dan mengenggam tangan Alice dengan erat. Tatapan tajam dan penuh amarah terpancar dimata Olive. 

Rasa tidak rela menyelimuti benak Olive karena Alice tengah dekat dengan Raymond.

Olive tak memperdulikan karyawan lain disekitarnya yang melihat. Tidak ada yang berani membela Alice karena Olive adalah calon tunangan bos-nya.

Bibir Alice terlihat bergetar, ia mencoba menahan agar tidak menangis. Alice tak ingin terlihat lemah di depan wanita itu. Semua tuduhan yang menyudutkannya, adalah tuduhan semata. 

"Aku, tidak akan pernah terima jika Raymond lebih memilih kamu! Dasar wanita pengganggu!" 

Olive terus menggertak Alice dengan tatapan tajamnya. Genggaman yang semakin erat, membuat Alice meringis merasakan sakit.

"Silahkan ambil! Saya tidak ada hubungan apapun dengan Pak Raymond!" tegas Alice.

Sekejap saja, Olive melepaskan genggamannya dengan mendorong Alice hingga tubuhnya terjerembab ke lantai. Semua karyawan hanya menyaksikan tanpa melakukan apapun.

Terukir senyum puas dibibir Olive. 

Alice mengusap tangannya yang terasa sakit. Sontak ia terkejut, saat sebuah tangan melingkar di pinggangnya. 

Tubuh Alice dengan ringannya diangkat oleh tangan itu. Alice menatap mata teduh yang membawa tubuhnya saat ini. 

Semua orang terpaku melihatnya.

Perasaan Olive semakin berapi-api. Dadanya naik turun dan amarahnya yang terus memuncak.

Cemburu buta membuat pikirannya berkecamuk dan berlari menyusul Raymond dan Alice.

Seketika, tubuh Alice ditarik dan hampir terjatuh.

Melihat Olive yang semakin berontak, dengan sigap Raymon menggenggam tangannya.

"Berani-beraninya kamu mengganggu Alice! Pergi kamu dari sini!" tegas Raymond menatap tajam.

"Apa? Kamu mengusirku hanya karena wanita ini? Keterlaluan!" ucap Olive dengan menangis.

"Cepat pergi Olive! Aku sudah muak melihat wajah kamu!" tegas Raymond dengan melepaskan tangan Olive.

Mata Olive membulat. Derai air mata bukanlah senjata yang bagus untuknya. Raymond melihatnya menyakiti Alice di depan karyawan lain. Dengan hati berkecamuk, Olive berlalu meninggalkan Raymond dan Alice. Semua karyawan menatapnya, membuat Olive justru semakin kesal.

Dengan cepat, ia melangkah pergi meninggalkan kantor.

Raymond meraih pergelangan tangan Alice yang terlihat memerah. Ia mengusap dan meniupnya dengan lembut. Alice mengalihkan pandangan saat Raymond menatapnya. 

"Aku tidak tahu kalau Olive akan sejahat itu. Maafkan aku karena terlambat menolongmu," ucap Raymond.

Alice bangun dari duduknya, ia melangkah ke arah pintu. 

"Tidak apa-apa, Pak. Mungkin sebaiknya, kita harus menjaga jarak. Aku tidak ingin disebut sebagai wanita pengganggu," ucap Alice.

Ia meraih gagang pintu dan memutarnya.

Tanpa menoleh, Alice keluar dan kembali menutup pintu ruangan bos-nya.

Raymond mengusap kasar wajahnya.  

Wanita yang saat ini tengah ia dekati, harus menjauh karena perlakuan Olive. 

Alice berjalan dengan terus mengusap pergelangan tangannya. 

Sesaat, Alice merasa kurang nyaman dan tak bisa melakukan pekerjaannya. 

Ia meraih tas nya dan memutuskan untuk pulang. 

Alice berjalan menuju halte bus. Sebentar saja ia duduk di halte, tiba-tiba langit mendung dan hujan turun dengan derasnya mengguyur kota.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status