Share

Hasrat Membara

Author: WAZA PENA
last update Huling Na-update: 2025-07-08 00:10:26

Akhirnya, dengan berat hati, Leo memejamkan mata, berusaha mengalihkan pikirannya dari godaan yang ada. Dia berdoa agar bisa melalui malam ini tanpa melanggar janji yang telah dia buat, dan berharap pagi segera datang, membawa mereka lebih dekat ke hari pernikahan yang dinantikan.

Dengan usaha yang keras, Leo akhirnya tertidur, masih dalam pelukan yang lembut, namun kini lebih terkontrol. Meski hasrat itu belum sepenuhnya reda, Leo tahu bahwa cintanya kepada Dinda lebih besar daripada keinginan sesaat. Dia siap menunggu hingga waktunya tiba, ketika mereka berdua benar-benar bisa menyatukan cinta mereka dalam ikatan suci pernikahan.

**

Sekitar jam dua dini hari, Leo yang sedang tertidur merasa ada gerakan di sampingnya. Matanya perlahan terbuka, dan dia melihat Dinda yang perlahan-lahan bangun dari tempat tidur. Dengan lembut, Leo bertanya,"Sayang. Kamu mau ke mana?"

Dinda tersenyum sedikit dan menjawab, "Aku mau ke kamar mandi sebentar, Mas. Kebelet"

Leo tersenyum lembut, mengangguk,
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Jatah Malam Untuk Mertua    Hari Pernikahan Tiba

    Hari itu, Leo berusaha mengalihkan pikirannya dengan tenggelam dalam berbagai urusan pernikahannya dengan Dinda. Dia sibuk menghubungi vendor dekorasi, mencocokkan jadwal dengan katering, hingga memastikan semua persiapan berjalan lancar. Meskipun pikirannya masih terus dihantui oleh sikap Bu Mela, Leo tahu bahwa pernikahannya dengan Dinda harus menjadi prioritas utama.Setelah berjam-jam sibuk dengan persiapan, Leo merasa sudah waktunya untuk berbicara dengan Dinda. Dia ingin memastikan semua rencana berjalan cepat dan mulus, tapi di balik itu, ada keinginan lain yang mendesak di hatinya: mempercepat pernikahan agar dia bisa segera mengakhiri semua tekanan yang dia rasakan dari Bu Mela.Dia mengambil ponselnya dan menelepon Dinda. Suara lembut kekasihnya terdengar dari seberang telepon. "Halo, Mas. Gimana, semuanya lancar?" tanya Dinda dengan nada riang. "Iya, lancar kok. Aku baru selesai ngurus beberapa hal. Sayang bisa datang ke rumah nggak? Ada yang pengen aku omongin langsung

  • Jatah Malam Untuk Mertua    Ambisi Leo

    Leo duduk di ruang tamu, merasa gelisah. Malam itu terasa begitu tenang, namun ada ketegangan yang tak bisa dia abaikan. Dinda, kekasihnya, sudah tertidur di kamar, sementara Bu Mela terus mendekatinya dengan sikap yang membuat Leo merasa tidak nyaman. "Leo, kamu pasti capek, ya?" tanya Bu Mela sambil duduk lebih dekat dari biasanya. Tatapan matanya begitu intens, seakan-akan dia mencari sesuatu dari Leo yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya."Tidak, Bu. Aku baik-baik saja kok, hanya sedikit masih mengantuk aja," jawab Leo tersenyum kaku.Namun, semakin lama, Bu Mela semakin berani. Tangan halusnya mulai menyentuh lengan Leo, dan meskipun terlihat santai, Leo tahu ada maksud tersembunyi di balik sikapnya. "Bu, jangan seperti itu. Ini sudah pagi, dan aku tidak ingin Dinda terbangun kemudian memergoki kita," ujar Leo mencoba mencari alasan untuk menjauh. Keringat dingin mulai membasahi punggungnya.Tapi, Bu Mela tidak menyerah begitu saja. Dia mendekat, lebih dekat lagi, hingga

  • Jatah Malam Untuk Mertua    Kecemburuan Calon Mertua

    Leo terus memainkan lidahnya di area mahkota Dinda yang semakin basah. Sedangkan Dinda terus saja mendesah seolah sangat menikmati apa yang dilakukan oleh calon suaminya itu. Leo yang juga sudah tidak kuat lagi menahan gejolak hasrat birahinya yang semakin memuncak, kemudian dia menyudahi permainan itu. Dia tersenyum menatap Dinda, keduanya saling tatap dengan penuh perasaan. Tangan Leo memegang miliknya yang membuat Dinda sedikit kaget melihat itu. "Mas, jangan ngelakuin yang lebih," ucap Dinda pelan dan seolah memohon. "Kamu tenang saja, Sayang. Aku tidak akan memasukannya kok, kan kita sudah janji. Aku hanya ingin menggesek-gesekkan aja biar kita sama-sama mendapatkan kenikmatan," balas Leo diakhiri senyuman. Mendengar itu, Dinda mengangguk lemah, meski ada rasa ketakutan jika sampai Leo melakukannya sebelum pernikahan. Dinda tidak mau merusak momen saat nanti malam pertama. Namun di satu sisi dia yakin jika Leo pasti memegang ucapnya. "Kita nikmati bareng-bareng yah, Saya

  • Jatah Malam Untuk Mertua    Gairah Kekasih

    Mendengar perkataan Leo, sontak Dinda membuka matanya lebar-lebar. "Ihh, Sayang. Kenapa sih bisa gitu?" Dinda terlihat keheranan. "Ya nggak tau, Sayang. Mungkin udah gak sabar masuk ke sarangnya," jawab Leo sedikit bercanda. "Jangan lah, Mas. Kita kan udah sepakat untuk tidak melakukannya sebelum menikah. Kamu tahan aja yah," ucap Dinda yang tidak mau melanggar komitmennya. "Aku tahu itu, Sayang. Tapi gimana dong ini? Sumpah gak kuat banget, Sayang." Leo mengusap-usap bagian celananya yang menyembul. Saat itu Dinda terdiam memperhatikan calon suaminya yang memang tampak sangat bernafsu. Walaupun sebenarnya Dinda juga ingin cepat-cepat merasakan benda keras milik suaminya, tetapi dia tidak mau itu terjadi sebelum pernikahan. "Mas, aku tahu kamu nggak kuat, aku bantuin aja yah," ucap Dinda yang akhirnya menawarkan diri. Leo tersenyum meski sebenarnya dia ingin melakukan lebih, namun dia juga sadar dengan perjanjiannya dengan Dinda. Yang akhirnya Leo mengangguk, karena biar

  • Jatah Malam Untuk Mertua    Menjaga Komitmen Hubungan

    "Sayang, kamu yakin kita akan tidur bareng di sini?" tanya Leo dengan tatapan mata yang penuh cinta. "Iya, Mas. Kan kita cuma tidur, kita jangan melakukan sesuatu yang lebih," jawab Dinda mencoba untuk menahan Leo agar tidak melakukannya sebelum sah menjadi pasangan suami-isteri. "Iya juga sih, tapi kalo bukan itu boleh dong, Sayang, hehe." Leo menggodanya, dia mencubit lembut hidung calon istrinya itu. Dinda tertawa kecil mendengar lelucon itu, tetapi dalam hatinya Dinda tahu jika Leo sangat mencintainya, dan begitu juga dengan Dinda sendiri yang juga sangat mencintai Leo. Akan tetapi, keduanya sudah berkomitmen untuk tidak melakukan hubungan badan sebelum menikah. Leo tersenyum sambil memandangi kamar Dinda yang memang terlihat nyaman dan indah. "Kamar ini benar-benar indah, Sayang. Wanginya juga bikin betah. Rasanya aku nggak sabar ingin tinggal selamanya di sini bareng kamu," ucap Leo sambil menggenggam tangan Dinda. Mendengar itu, Dinda tersenyum mendengar pujian Leo,

  • Jatah Malam Untuk Mertua    Pasangan Yang Perhatian

    Malam semakin larut ketika Leo dan Dinda melaju menuju rumah. Meski keduanya menyimpan rahasia besar tentang hubungan terlarang masing-masing dengan calon mertua mereka, tak bisa dipungkiri bahwa mereka tetap saling mencintai. Perasaan itu begitu kuat, dan rasa saling ketergantungan di antara mereka justru semakin bertambah. Mereka sama-sama tahu, hubungan terlarang itu adalah bagian dari syarat yang harus mereka jalani untuk mencapai tujuan akhir: pernikahan yang telah mereka rencanakan. Dalam diam, Leo memikirkan semua yang terjadi. Dia tahu apa yang dilakukan dengan Bu Mela adalah langkah yang harus dia ambil, meski terasa salah dan penuh dilema. Begitu juga dengan Dinda yang merasa berat karena keterlibatannya dengan Pak Bram, namun keduanya telah memutuskan bahwa pernikahan adalah tujuan utama mereka. Setelah beberapa saat, Dinda kembali memecah kesunyian. "Aku nggak sabar untuk malam pertama kita, Mas," ucap Dinda dengan suara lembut tapi penuh makna, mencoba melepaskan ket

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status