Share

Bab 12

Author: Musim Gugur
Chenny menunggu Sonia di lantai bawah ruangan Santo. Melihat perempuan itu keluar, dia langsung bergegas menghampirinya dan bertanya, “Gimana? Petugas konseling ada bilang mau menghukum kamu, nggak?”

Sonia yang mengenakan tas sandang hanya memegang dua tali tas yang menggantung di samping tubuhnya sambil menjawab dengan nada santai, “Kenapa harus menghukumku? Aku hanya sedang melindungi diri!”

Chenny menatapnya dengan tidak percaya dan berkata, “Melia patah tulang dan papanya datang dengan emosi yang begitu membludak. Memangnya dia bisa diam saja?”

“Pokoknya sudah beres!” sahut Sonia sambil tertawa lebar.

Walaupun Chenny masih merasa ragu dan curiga, dia juga merasa lega. Perempuan itu mengikuti langkah Sonia keluar dari area universitas sambil berceloteh ria.

“Salah aku juga, coba kalau aku nggak nempelin pangeranku, kita sudah balik dari tadi! Nggak akan ada kejadian seperti ini.”

Dengan santai Sonia berkata, “Melia sudah mempersiapkan semuanya. Siapa tahu dia menungguku di suatu tempat. Mau balik cepat atau lambat hasilnya bakalan sama saja.”

“Rasain saja kakinya patah! Dia memang pantas mendapatkannya!” marah Chenny dengan wajah kesal. Setelah itu dia menatap Sonia dengan mata berbinar sambil bertanya, “Sonia, kamu pernah latihan bela diri? Cepat ajarkan aku salah satu teknik buat kalahkan Melia!”

“Mungkin karena tendanganku kebetulan terlalu kuat,” ujar Sonia.

Chenny memutar bola matanya dan menggerutu, “Sia-sia sekali aku sudah senang nggak jelas. Aku pikir kamu memang ada latar belakang rahasia dan bisa bela diri!”

“Kurang-kurangi baca novel dan nonton drama! Nggak baik buat kesehatan otak kamu,” cibir Sonia.

Keduanya berjalan keluar dari kampus dengan langkah santai sambil sesekali bercanda. Di depan gerbang, Chenny menarik tangan Sonia dan memberikan kode pada perempuan itu untuk melihat sisi kiri depan.

“Cepat! Itu Stella sang bunga kampus!”

Sonia menoleh ke arah yang dimaksud Chenny dan melihat sebuah mobil sedan yang tengah berhenti di tepi jalan. Supir pemilik mobil tersebut turun dan membuka pintu bagian belakang untuk Stella. Orang-orang di sekeliling mereka berhenti dan menatap perempuan itu dengan penuh kagum.

Chenny bergumam, “Lihatlah, kenapa nasib Stella begitu baik. Pelajaran bagus, wajah cantik, dia juga berasal dari keluarga kaya raya. Sedikit saja bagian dari diri dia yang diberikan padaku, aku bakalan sujud syukur untuk mengucapkan terima kasih!”

Sonia membuang tatapannya dan tertawa sambil berkata, “Dua yang kamu bilang terakhir itu ditentukan oleh takdir. Tapi untuk yang pertama, kamu bisa mendapatkannya dengan usaha keras!”

“Sudahlah! IQ aku ini nggak akan bisa menandingi dia. Tapi beda ceritanya kalau orang itu adalah kamu!” balas Chenny sambil menatap ke arah Sonia.

“Sejujurnya, kalau kamu punya papa yang kaya raya, kemungkinan posisi bunga kampus bukan menjadi orang lain. Sayangnya kamu kalah di bagian ekonomi, jadi hanya bisa jadi bunga jurusan saja.”

Sonia hanya menganggukkan kepalanya dan menjawab, “Kamu boleh sebut aku bunga kampus juga kok. Aku nggak masalah.”

Ucapan santai perempuan itu membuat Chenny terbahak. Dia menarik tangan Sonia ke arah kedai es yang ada di seberang sambil berkata, “Jangan mimpi! Sudah, hari ini aku akan mentraktir kamu biar nggak sakit mental!”

“Kalau gitu aku mau dua!” seru Sonia memanfaatkan kesempatan.

“Boleh! Orang cantik seperti kamu bebas!” jawab Chenny.

***

Stella kembali ke rumahnya lebih awal. Dia dan keluarganya bertiga duduk di meja makan dan tengah makan bersama. Hendri duduk di kursi utama dan berkata pada Reviana, “Kalau kamu ada waktu, telepon Sonia. Minta dia makan di rumah akhir pekan ini.

“Ada masalah?” tanya Reviana sambil mengangkat wajahnya.

“Kalau nggak ada masalah apa pun memangnya nggak boleh minta Sonia makan di rumah? Lagian kesalahpahaman waktu ulang tahunmu itu juga akan terselesaikan begitu ketemu,” ujar Hendri dengan kening berkerut.

Reviana tampak emosi ketika mengungkit masalah kala itu. “Kalau gitu kamu saja yang telepon,” kata perempuan itu dengan malas.

Stella menyendokkan makanan ke piring Reviana sambil tersenyum lembut dan berkata, “Benar apa yang papa katakan. Kenapa satu keluarga tapi harus musuhan? Akhir pekan nanti biar aku yang buatkan Kakak kue.”

Reviana tampak melembut mendengar ucapan Stella. Dia menatap perempuan itu dengan penuh sayang dan berkata, “Memang Stella yang paling pengertian.”

“Oh iya!” Dia meletakkan sendok dan dengan cepat kembali berkata, “Siang tadi Pak Welmus telepon aku dan bilang kalau awal Juni nanti ada pameran lukisan. Dia meminta kamu untuk menyiapkan sebuah lukisan bertema nasional yang kemungkinan bisa dipajang saat pameran nanti.”

“Benarkah?” tanya Stella dengan mata berbinar.

“Kalau gitu aku akan segera menyiapkannya!”

“Iya!” jawab Reviana sambil mengangguk dan sorot pandangan penuh sayang.

Setelah selesai makan, Stella kembali ke kamarnya untuk memikirkan tema yang akan dia lukis. Reviana mengetuk pintu kamarnya dan membawa semangkuk sup sarang burung.

“Tadi waktu makan malam kamu nggak makan banyak. Mama minta Bi Umi buatkan untukmu. Ayo dimakan mumpung masih panas.”

Stella mengeluarkan lukisannya yang lalu dan meminta Reviana bantu menilai hasil karyanya. Kedua ibu dan anak itu berbincang cukup lama hingga Stella menguap. Dia meminta ibunya untuk melihat-lihat terlebih dahulu, sementara dirinya pergi mandi.

Reviana membantunya membereskan meja belajarnya. Akan tetapi jari tangan perempuan itu menyenggol mouse yang ada di meja tanpa sengaja. Secara otomatis layar komputer yang ada di depannya menyala. Dia meliriknya sekilas dan dalam seketika keningnya berkerut.

Layar monitor menampilkan beranda internet milik Universitas Jembara. Dari judul berita yang ada di sana terlihat bertuliskan Sonia yang berantem dengan Melia karena seorang lelaki paling tampan di kampusnya.

Jari tangannya mulai menggerakkan kursor ke arah bawah dan mendapati bahwa Sonia berantem dengan perempuan lain demi seorang lelaki. Di bagian bawah halaman berita tersebut berisi komentar dari para mahasiswa-mahasiswi yang beraneka ragam.

Kening perempuan itu semakin berlipat dan jarinya bergerak tanpa henti membaca halaman-halaman yang ada di layar monitor. Setelah itu dia menutup beranda tersebut dengan wajah menggelap. Sonia adalah putri kandungnya yang salah gendong sewaktu kecil.

Ketika berusia 17 tahun baru dia datang. Reviana juga ingin menebus kesalahannya pada Sonia, tetapi dia melihat Sonia yang tidak memiliki motivasi untuk maju. Dibandingkan dengan Stella yang begitu pengertian serta cerdas, tidak mungkin dirinya tidak pilih kasih.

Mau tidak mau Reviana bersyukur karena tidak pernah mempublikasikan sosok Sonia yang merupakan salah satu putri dari keluarga Dikara. Jika tidak, dirinya pasti akan merasa malu!

Reviana keluar dari kamar Stella dengan wajah yang terlihat tidak senang. Dia masuk ke kamarnya ketika Hendri tengah mengambil ponsel dan hendak menelpon seseorang. Dengan cepat Reviana berkata, "Jangan telepon Sonia!"

“Kenapa?” tanya Hendri dengan wajah bingung.

“Aku nggak ingin melihat dia!” jawab Reviana dengan ketus.

“Ada apa? Bukannya tadi kita sudah sepakat?” tanya Hendri dengan alis tertaut.

“Nggak ada apa-apa, aku hanya nggak ingin melihat dia!” jawab Reviana singkat. Dia mengeluarkan aju tidur dari dalam lemari dan masuk ke dalam kamar mandi. Sedangkan Hendri melempar ponselnya ke atas meja sambil menghela napas berat.

Vila Green Garden.

Sonia baru saja kembali dari lari santainya dan membersihkan dirinya. Setelah itu dia duduk di sofa sambil mengelus kepala Bibo sambil bermain ponselnya. Baru saja dia masuk ke dalam aplikasi permainan, terlihat pemberitahuan adanya permintaan pertemanan.

Dia membukanya dan terlonjak girang karena melihat nama Tandy di sana. Sonia memutuskan untuk mengirimkan pesan suara yang berisikan, “Tugasmu sudah selesai?”

“Gimana kalau kamu datang dan memeriksanya?” balas Tandy.

“Ikut aku dari belakang, biar aku buat kamu naik level!” sahut Sonia.

Tandy hanya mengirimkan ekspresi memutar bola mata untuk merespons ucapan perempuan itu. Kemampuan Sonia dalam bermain permainan sangat lemah dan Tandy selalu mencibirnya dalam hal tersebut. Akan tetapi dia juga yang gemar mengajak Sonia untuk bermain bersama.

Mungkin karena perempuan itu terlalu mudah dikalahkan, dia ingin mencari sebentuk rasa kepuasan pada sosok Sonia.

Keduanya bermain selama setengah jam lamanya. Sonia melirik jam yang sudah hampir menunjukkan pukul sepuluh, sudah waktunya bocah lelaki itu untuk tidur. Tandy tidak membalas pesannya tetapi dia langsung keluar dari aplikasi permainan.

Sonia mengeluarkan buku pelajaran kelas 3 SD yang baru saja dia beli hari ini dan membacanya. Karena dia sudah menjadi guru les lelaki itu, maka dia harus melakukannya dengan baik. Sonia tidak pernah sekolah SD dan juga tidak pernah belajar pelajaran sekolah secara resmi. Oleh karena itu, dia harus mempelajarinya saat ini.

Hari sabtu supir keluarga Herdian tetap menjemputnya untuk berangkat menuju kediaman keluarga Herdian. Sonia tidak menemukan sosok Reza ketika dia naik ke lantai dua. Tidak tahu apakah lelaki itu sedang keluar rumah atau masih belum bangun tidur.

Tasya juga tidak ada di sana, kemungkinan besar sedang pergi berkencan. Sonia mengetuk pintu dan masuk ke dalam kamar Tandy. Bocah itu masih tengah bermain tab miliknya ketika dia masuk ke dalam. Sonia meletakkan tas ranselnya dan berkata, “Hari ini kita bahas lagi pelajaran kamu di minggu ini.”

“Iya,” jawab Tandy yang masih tetap duduk di sofa tanpa bergerak sedikit pun.

Sonia menunggunya selama lima menit, sepuluh menit hingga setengah jam kemudian. Akan tetapi Tandy tetap tidak berniat bangkit dari sana.

 
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 13

    Akhirnya Sonia tahu alasan dibalik berhentinya para guru les bocah lelaki itu. Anak keluarga orang kaya tidak bisa diajar dengan menggunakan kekerasan. Jika dengan ucapan nasihat, maka mereka akan protes kita cerewet. Kalau membujuknya dengan ucapan manis, maka akan dikatakan kekanakan. Rasa tidak berdaya seperti itu membuat siapa pun akan menyerah.Sonia bangkit dan melihat anak panah yang tergeletak di atas meja. Dia melirik papan panah kemudian melayangkan anak panah dalam satu gerakan dan mendarat tepat di bagian tengah!Ketika anak panah ketiga masih mengenai bagian tengah papan panah, Tandy mengangkat wajahnya dan menatap dia dengan raut terkejut. Sonia mengambil anak panah dengan kedua tangannya, setelah itu dia melayangkan anak panah tanpa melihatnya di waktu yang bersamaan.Kedua anak panah tersebut melayang dengan kecepatan yang sama. Dua buah anak panah tersebut menjatuhkan anak panah yang sebelumnya tertancap dan menggantikannya berada di posisi bagian tengah papan.Tandy b

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 14

    ”Hmmm? Aku nggak ketawa,” ujar Sonia dengan ekspresi bingung.Reza mengangkat alisnya dan bertanya, “Kamu takut sekali denganku? Kamu itu temannya Tasya dan guru lesnya Tandy. Kamu boleh ikut mereka panggil aku Om. Biasanya aku selalu penuh toleransi terhadap orang yang menjadi juniorku.”Sonia semakin ingin terbahak, tetapi dia berusaha tetap bersikap tenang dan mengangguk berkata, “Ok.”Mata Reza menatap wajah perempuan di sampingnya sekilas, kemudian mengarah ke depan dan berkata lagi, “Lain kali kalau ketemu Hana lagi, kamu nggak perlu peduliin dia.”“Dia menutupi jalanku,” jawab Sonia membela diri.“Bukannya kamu pintar menendang orang?” balas Reza.Sonia mengangkat alisnya dan bertanya balik, “Hana juga boleh ditendang?”“Tentu saja! Kamu tendang saja sesuka hatimu, biar aku yang urus,” jawab Reza dengan nada datar.Kedua alis Sonia terangkat lagi ke atas. Kalimat tersebut menunjukkan sikap dan karakter lelaki itu dalam menyelesaikan sebuah masalah. Mungkin Reza menyadarinya dan

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 15

    Suara lelaki itu terdengar sangat ringan dan juga hangat seperti mentari di musim semi. Terasa begitu sejuk dan juga nyaman. Sonia berbalik dan memandangi lelaki asing itu dengan tatapan tidak mengerti.Lelaki itu maju dua langkah sambil menatap Sonia. Sebersit sorot cahaya melintas di mata lelaki itu.“Meski nggak harus bayar dengan sesuatu yang berharga, setidaknya traktir makan juga nggak masalah, bukan?”Setelah mengatakan kalimat itu, dia mengulurkan tangannya dan berkata, “Kenalan dulu, namaku Melvin.”Sonia memandangi telapak tangan di hadapannya tanpa membalasnya, kemudian dia berbalik pergi begitu saja. Melvin melongo terkejut di tempatnya dan bergegas mengejar langkah perempuan itu.“Hei! Kamu nggak ngerti apa yang aku katakan?”Langkah Sonia berhenti dan menatapnya sambil menjawab, “Ngerti, tapi kamu nggak butuh traktiran aku. Tanpamu aku juga bisa membereskan masalah tadi seorang diri. Nggak perlu saling kenalan juga, aku harus segera masuk kelas.”Setelah mengatakan kalima

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 16

    Sonia berjalan lurus ke arah mobil Melvin. Akan tetapi dia tidak mengambil bunga-bunga mawar segar itu, melainkan langsung membuka pintu di posisi kemudi dan menekan tombol kunci. Setelah itu dia menghidupkan mesin dan melajukan mobil tersebut ke arah jalan raya.Gerakan tersebut membuat seluruh orang yang melihatnya tampak tercengang di tempat termasuk Melvin. Senyuman di wajah lelaki itu perlahan-lahan berubah kaku. Dia tidak menyangka bahwa Sonia tidak mengambil bunganya, tetapi dia membawa bunga beserta mobilnya juga.Saat ini dia berdiri di tengah kerumunan dengan tangan yang masih menggenggam satu tangkai bunga dan menjadi pusat perhatian semua orang. Wajahnya menggelap dan terlihat sangat emosi. Untuk sekarang dia ingin sekali mencekik leher Sonia hingga perempuan itu kehabisan napas.Sebenarnya orang seperti apa yang Hana minta dirinya taklukin? Pantas saja perempuan itu rela kehilangan uang ratusan triliun. Apakah Hana sengaja mempermainkan dirinya?Semua orang yang ada di san

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 17

    Keesokan harinya, Melvin sudah menebak waktu Sonia keluar dari toko mie. Dia memberikan kode pada beberapa orang anak buah yang ada di belakangnya dan memberikan perintah, “Lakukan dengan maksimal dan terlihat asli.”Beberapa anak buahnya yang sedang menyamar menjadi preman biasa tampak mengangguk mengerti dan berjalan menuju toko mie. Melvin bersandar pada tiang beton sambil merokok. Sekitar sepuluh menit kemudian, dia mematikan puntung rokoknya dan berjalan masuk dengan gerakan santai.Sekarang merupakan jam makan para mahasiswi kampus, oleh karena itu anak buahnya membawa Sonia ke tempat yang lebih terpencil. Setelah melewati beberapa tembok tinggi, suara ribut mereka nantinya akan tersamarkan.Melvin bisa membayangkan keadaan Sonia dengan baju yang berantakan dan tengah tergeletak tidak berdaya di tanah. Di saat perempuan itu tengah merasa putus asa, dia akan muncul bagaikan seorang pahlawan. Sonia akan memandangnya dengan mata berbinar dan penuh harus serta rasa terima kasih.Untu

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 18

    Kebetulan Reza juga ada urusan sewaktu Sonia pergi, jadi Reza sekalian mengantar Sonia ke pusat kota. Sonia masih merasa tidak nyaman harus berduaan dengan Reza di tempat yang sempit dan tertutup, makanya dia sering kali buang muka berpura-pura melihat pemandangan.Begitu mobil memasuki jalan raya beraspal, Reza fokus melihat ke depan sambil membuka pembicaraan dengan Sonia, “Melvin lagi dekatin kamu, ya?”“Eh?”Spontan Sonia langsung menoleh ke arah Reza karena dia terkejut bahwa ternyata Reza juga sudah tahu.“Waktu itu aku lihat dia ngasih kamu bunga di depan Jembara University.”“Ooh, iya!”“Sebelum kamu pertimbangkan mau sama dia atau nggak, aku masih kasih tahu satu hal. Dia itu sepupunya Hana. Mamanya Hana itu tantenya Melvin,” tutur Reza lirih.Ternyata … seperti itu ceritanya!“Aku nggak tahu si Melvin itu beneran suka sama kamu atau nggak, tapi aku rasa aku punya tanggung jawab untuk kasih tahu hal ini ke kamu. Tapi, soal kamu masih mau sama dia atau nggak, itu keputusan kamu

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 19

    Ucapan temannya itu sangat frontal sampai membuat Siska merasa malu. Jujur saja, awalnya Siska masih ingin mengelak, tapi dia berubah pikiran dan hanya tersenyum menjawabnya, “Aku juga nggak tahu kenapa dia bisa suka sama aku.”Sonia spontan menoleh ke arah wanita yang dipanggil dengan nama Siska itu. Dari tadi Sonia memang merasa dia agak familier, dan setelah diingat-ingat kembali, Siska itu memang pernah memerankan seorang karakter utama di salah satu drama yang dulu Yeni tonton. Drama itu memang tidak tayang terlalu lama, tapi setiap episodenya sangat seru. Yeni juga bilang sangat disayangkan drama tersebut tidak laku di pasaran.Selain itu, Sonia juga ingat dengan wanita yang mengenakan gaun biru itu, dia adalah seorang aktris baru bernama Tiara.“Asal ada Reza, kamu bisa dapat apa pun yang kamu mau. Kalau nanti kamu sudah terkenal, jangan lupa bantu aku juga, ya,” kata Tiara.“Buat apa aku bantuin lagi, bukannya kamu sudah punya Matias?”“Aku sudah mati-matian ngedapetin hatinya

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 20

    Kerumunan orang yang hanya datang untuk melihat semuanya sudah diusir pergi oleh Daniela, dan sekarang hanya ada petugas keamanan saja yang masih berjaga di sana. Ketika Reza sampai, secara spontan semua orang langsung minggir ke samping, menyisakan jalan yang luas di tengah untuk Reza lewati.“Maaf acara makan-makan Pak Reza jadi terganggu,” kata Devi sembari memapah Siska.“Kenapa ini?” tanya Reza. Akan tetapi kedua matanya langsung menyipit ketika dia menyadari Sonia juga ada di sana.Raut wajah Daniela langsung berubah dan melindungi Sonia di belakangnya. Dia tidak mengira kalau yang datang ternyata adalah Reza Herdian, tak heran dari tadi Siska sama sekali tidak takut.Devi menjelaskan semua yang terjadi dengan rinci kepada Reza, tentunya ditambah bumbu-bumbu penyedap seperti perbuatan Sonia yang membenturkan Siska ke tembok, membuat kakinya yang baru saja membaik lagi-lagi terluka.Sebenarnya Sonia sendiri santai saja ketika melihat Reza datang. Hanya saja … dia masih tidak habi

Latest chapter

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2117

    Theresia mengangkat pandangannya dan tersenyum lembut. Seketika seperti angin musim semi yang membuat bunga-bunga bermekaran.Setelah menghabiskan sebatang rokok, Morgan melangkah ke sisi restoran. Saat melewati jendela sebelah, dia menoleh sekilas, ternyata adalah seorang pria. Dia juga mengenakan sweater biru dan kelihatan sangat muda.Setelah sekilas pandang, Morgan mengalihkan pandangannya kembali, lalu melanjutkan langkahnya.Sesampainya di dalam restoran dan melewati koridor, tiba-tiba pintu kayu di sebelah kanan terbuka. Morgan mengangkat kepalanya dan matanya berpapasan dengan mata gadis yang keluar dari pintu. Satunya kelihatan syok, sedangkan yang satu lagi menatap dengan tatapan penuh makna.Setelah mereka kencan buta, mereka tidak pernah saling berhubungan lagi. Hari ini adalah pertama kalinya mereka bertemu lagi.Ternyata selama berada di satu kota, pasti akan ketemu.Theresia duluan bersuara, “Kamu masih belum pergi?”Seingat Theresia, Morgan mengatakan dia hanya akan tin

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2116

    Sonia tersenyum. “Mana lagi yang kamu suka? Pilih beberapa lagi.”Hallie segera menggeleng. “Yang satu ini sudah cukup mahal!”Pramuniaga memberi tahu Hallie mengenai cara perawatan perhiasan. Hallie mendengar dengan sangat serius, lalu bertanya dengan suara kecil, “Berapa harga perhiasan ini?”Pramuniaga berkata, “Anggota VIP biasanya dapat diskon 2%. Setelah diskon, harganya 31.320.000.000!”Hallie menarik napas dalam-dalam.Perhiasan terasa berat di tangannya.Dania mengantar kepergian mereka. Saat melihat Morgan yang menuruni mobil, dia pun berkata dengan kaget, “Kalian jadikan Tuan Morgan sebagai sopir kalian? Perhiasanku ini memang pantas dijual ke kalian!”Morgan tersenyum datar. “Nona Dania memang pintar bicara. Pantas saja Sonia bisa tenang menyerahkan semuanya untuk dikelolamu.”“Aku merasa sangat terhormat bisa mendapatkan kepercayaan Bos!” Dania tersenyum lembut. “Asalkan dia nggak mengusirku, seumur hidupku, aku akan mengikutinya!”Setelah mereka berbasa-basi sejenak, Soni

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2115

    Setelah mencoba beberapa set, Hallie merasa semuanya sangat cantik dan tidak bisa mengambil keputusan. Akhirnya, dia jatuh hati pada satu set kalung yang didominasi oleh mutiara dan berlian merah muda.Kalungnya berupa rantai mutiara dengan liontin yang dihiasi tujuh berlian merah muda besar, tampak mewah dan elegan!Anting-antingnya juga satu set dengan desain mutiara dan berlian merah muda yang sama.“Ini cantik sekali. Aku suka yang ini!” Dalam sekilas mata, Hallie langsung jatuh cinta dengan set kalung ini.Pramuniaga berkata dengan sungka, “Maaf, Nona. Ini adalah barang andalan toko kami, hanya bisa dipesan khusus oleh pelanggan VIP tingkat atas. Sementara ini, kamu tidak bisa mencobanya.”Hallie melihat ke sisi Sonia. “Sayang sekali, padahal benar-benar cantik!”Sonia berkata kepada pramuniaga, “Keluarkan, biarkan dia mencobanya.”Pramuniaga tidak kenal dengan Sonia. “Maaf sekali, peraturannya memang seperti ini. Gimana kalau aku rekomendasi yang mirip.”Hallie terus menatap kalu

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2114

    Setelah Aska melihat kepergian mereka, dia duduk di posisi Sonia tadi, lalu berkata dengan tersenyum, “Lebih baik kamu saja yang menemaniku. Anak muda tidak punya kesabaran. Jadi, kamu mesti melihat dengan jelas, kelak aku bisa menemanimu lebih lama. Kamu mesti segera menyadari hal ini, jangan sering memancing emosiku!”Jemmy membereskan catur sembari berkata dengan suara datar, “Kita masih belum memastikan kalau Hallie adalah putrinya Julia, bukannya kamu terlalu terburu-buru?”Raut wajah Aska menjadi serius. “Jemmy, sudah 20 tahun. Kalau Hallie bukan cucuku, apa kamu merasa Jeje masih bisa ditemukan lagi?”Jemmy mendengus. “Jadi, kamu tidak peduli dengan kesalahan itu?”Kening Aska berkerut. “Kesalahan apa? Setidaknya sekarang kemungkinan Hallie itu cucuku. Salah, kemungkinan besar dia itu cucuku.”Jemmy menghela napas. “Aku takut kamu akan kecewa!”Aska melambaikan tangannya. “Sudah bertahun-tahun, aku juga sudah sering kecewa. Hallie itu seorang anak malang. Seperti yang kamu katak

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2113

    Jemmy berkata, “Besok aku akan pulang ke Kota Atria!”Sonia mengangkat kepalanya dengan syok. “Kamu tidak tunggu Bibi Julia?”Jemmy menggeleng. “Setelah kulihat-lihat, seharusnya Julia tidak akan pulang dalam waktu dekat.”Sonia tidak paham. “Bukannya Bibi Julia sangat peduli dengan putrinya? Kalau dia tahu sudah ditemukan, kenapa dia nggak langsung pulang?”Meskipun pameran lukisan itu sangat penting, seharusnya tidak sepenting putrinya, ‘kan?“Aku tidak tahu!” Jemmy meletakkan sebuah pion, lalu berkata dengan serius, “Beberapa tahun lalu, Aska juga menemukan petunjuk Jeje. Setiap kalinya dia selalu dengan tidak sabaran untuk memberi tahu Julia, tapi hasil tes DNA selalu bukan. Jadi, Julia sudah tidak percaya lagi dengan Aska. Dia pasti mengira kali ini Aska lagi membohonginya lagi.”Sonia merasa syok. “Ternyata begitu!”Morgan yang berada di samping berkata, “Kali ini berbeda. Kakek Aska benar-benar menganggap Hallie sebagai cucunya!!”Sonia memegang pion sembari berpikir, kemudian d

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2112

    Reza kembali melilit leher Sonia dengan syal. “Hari ini cuaca dingin. Jangan sembarangan pergi di sore hari. Nanti setelah pulang kerja, aku akan jemput kamu di rumah Tuan Aska.”“Emm!” Sonia mengangguk.Reza juga mengecup kening Sonia.Mereka berdua mengendarai mobil masing-masing, berpisah di area parkiran bawah tanah. Sonia mengendarai mobil menuju ke rumah Aska.Saat di perjalanan, Sonia menerima pesan dari Ranty. Isinya berupa sebuah berita.Sonia membuka untuk membacanya. Isinya adalah berita penangkapan Welly atas perbuatan pemindahan dana perusahaan, menerima suap, dan juga berjudi.Ada juga reporter yang melaporkan kondisi terkini Keluarga Dikara. Keluarga Dikara telah bangkrut. Perusahaan dan semua aset telah disegel. Keluarga konglomerat selama ratusan tahun itu telah menjadi sejarah di Kota Jembara.Di bawah berita, ada banyak suara orang yang bersenang-senang atas penderitaan mereka dan juga suara makian. Sonia tidak melihat lagi. Dia menurunkan ponselnya, lalu fokus dalam

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2111

    Reza melihat kondisi mobil di depan sana, lalu berkata dengan tersenyum datar, “Kamu merasa dia terlalu buru-buru, kamu pun merasa tidak nyaman?”Sonia menggeleng. “Kalau jadi orang lain, mereka juga ingin tahu identitas dirinya sendiri, nggak sabar untuk bisa bertemu dengan anggota keluarganya sendiri. Masalah ini adalah masalah yang wajar. Kita nggak boleh menyalahkannya. Aku hanya lihat Pak Guru dan Hallie begitu gembira, aku jadi merasa sangat khawatir kalau Hallie bukan anak dari Bibi Julia.”“Kalau begitu, segera lakukan tes DNA, tidak usah menunggu sampai putri Tuan Aska pulang,” ucap Reza, “Kalau ditunda semakin lama, semuanya akan semakin merepotkan.”Aska sudah menganggap Hallie sebagai cucu luarnya. Dia telah memberikan banyak perasaan kepada Hallie. Semakin lama, perasaan akan semakin mendalam, rasa kecewa juga akan semakin bertambah besar.Sonia memberi tahu maksud Jemmy kepada Reza. “Kakek sudah mengatakannya dengan sangat jelas. Pak Guru ingin menggunakan Hallie untuk me

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2110

    Selesai makan, pelayan membereskan kamar tamu untuk Hallie.Rose mengambil pakaian tidur dari kamarnya untuk diberikan kepada Hallie. “Pakaian tidur ini baru kubeli. Aku masih nggak pernah mengenakannya. Kamu coba dulu, cocok nggak? Tinggi badan kita hampir imbang, seharusnya nggak masalah.”“Nggak usah. Aku lihat ada jubah tidur di dalam lemari!” balas Hallie dengan tersenyum.“Nggak nyaman kalau tidur pakai jubah tidur. Kamu pakai ini saja. Nggak usah sungkan sama aku!” ucap Rose.“Bukan sungkan! Kelak ini adalah rumahku. Mana mungkin aku akan bersikap sungkan?” Hallie tersenyum. “Aku cuma nggak suka pakai pakaian orang lain.”Senyuman di wajah Rose langsung terkaku. “Oh, begitu, ya. Baiklah, kamu pakai jubah tidur dulu. Besok aku bawa kamu jalan-jalan untuk beli yang baru.”“Oke, maaf sudah merepotkanmu!” Kedua mata Hallie berkilauan. Dia bertanya dengan tersenyum, “Rose, apa kamu tinggal di sini?”Rose membalas, “Bukan, terkadang aku akan tinggal beberapa hari di sini untuk menemani

  • Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama   Bab 2109

    Morgan menyipitkan matanya, lalu memutar bola matanya untuk melihat Sonia. Keningnya kelihatan sedikit berkerut.Sonia segera berkata dengan tersenyum, “Oke, oke, aku nggak tanya lagi. Aku nggak tanya lagi, deh!”Usai berbicara, Sonia bergumam sendiri, “Bisa jadi Theresia juga nggak suka sama kamu. Dia itu berkompeten dan juga cantik, entah ada berapa cowok yang lagi mengejarnya!”Raut wajah Morgan langsung berubah muram. “Apa hubungannya dia dikejar berapa banyak cowok sama aku?”Sonia berkata, “Nggak ada hubungannya. Kalian memang sudah nggak ada hubungan lagi!”Morgan terdiam membisu.Mereka berdua mengobrol beberapa saat mengenai masalah Hallie. Ada sebuah mobil masuk ke dalam gerbang. Ujung bibir Sonia spontan melengkung ke atas. “Reza sudah datang. Aku ke sana sebentar.”Morgan berkata, “Aku akui pilihanmu waktu itu memang benar. Kamu pacaran dengan baik. Jangan kecewain dia!”Sonia tersenyum, lalu mengangguk dengan serius. “Pasti!”“Pergi sana!”“Emm.”Sonia berjalan ke sisi mobi

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status