“Iya, Tasya lagi bekerja di perusahaan milik Keluarga Diandra. Aku pernah cerita sebelumnya,” balas Diana dengan lembut.“Aku pernah bertemu dengannya!” Lysa berkata dengan tersenyum, “Dia tampan dan punya sopan santun. Sungguh serasi dengan Tasya.”Tommy mengangguk. “Kalau kalian sudah menetapkan hubungan kalian, bawa dia ke rumah. Reputasi Keluarga Diandra cukup bagus. Seandainya mereka merestui hubungan ini, sudah seharusnya ditetapkan lebih awal.”Belum sempat Tasya berbicara, mereka semua saling menimpali, seolah-olah sudah menetapkan masalah Tasya dan Oscar saja.Tasya segera menyela, “Sebentar! Siapa yang jadian sama Oscar? Sekarang aku hanya lagi bantu-bantu di perusahaannya saja. Hubungan kami nggak seperti yang kalian bayangkan!”“Bukan Oscar?” Diana merasa kaget. “Jadi, siapa, dong?”“Si ….” Hampir saja Tasya keceplosan. Untung saja, respons Tasya cukup cepat. Dia segera mengganti jawabannya, “Bukan siapa-siapa. Aku nggak lagi pacaran. Kalian sudah berpikir kebanyakan!”“Oh,
Kedua pasang mata saling bertatapan. Si wanita sedang tersenyum lembut, sedangkan si pria sedang terkejut. Mereka berdua tidak berbicara dalam waktu lama, hingga Yandi menyadari dirinya sedang menggenggam tangan Tasya. Dia baru segera melepaskan tangan si wanita, lalu bertanya dengan mengerutkan keningnya, “Kenapa kamu ada di sini?”Tasya tersenyum sembari menyipitkan matanya. Dia duduk di hadapan Yandi. “Kita bahkan bisa melihat bulan di tempat yang sama. Apa ini yang dinamakan jodoh?”Yandi menatap si wanita. “Kamu pasti bersama keluargamu. Cepat kembali sana!”“Bisa nggak jangan selalu mengusirku?” Tasya mendengus dingin. Dia memijat pergelangan tangan kirinya, lalu mengomel, “Kenapa besar sekali tenagamu? Coba lihat, sudah memar.”Kening Yandi berkerut. Dia berkata dengan suara datar, “Coba aku lihat!”Tasya langsung duduk di sebelah Yandi, lalu mengulurkan tangan untuk diperlihatkan kepadanya. “Coba kamu lihat sendiri!”Kulit Tasya sangat putih. Berhubung cengkeraman Yandi sangat
“Tapi aku nggak perlu kamu melengkapiku. Kalau kita itu orang asing, aku akan merasa sangat risi sama kamu. Kalau kita itu teman, perilakumu malah akan menjadi beban bagiku, apalagi kamu itu teman sekolahnya Sonia dan juga keponakannya.”“Aku tidak bisa memarahimu dan juga memukulmu. Apa yang bisa aku lakukan?” Kening Yandi kelihatan berkerut. Nada bicaranya sangat dingin. “Atau kamu masih tidak mengerti maksud ucapanku!”Kedua mata Tasya mulai berlinangkan air mata. Air mata itu menggantung di bulu matanya hendak menetes. “Tapi apa seumur hidupmu, kamu nggak ingin pacaran dan menikah? Kenapa kamu nggak bisa kasih aku satu kesempatan?”“Aku nggak pernah memikirkan masalah nikah. Meskipun aku cari kekasih dan menikah, orang itu juga bukan kamu. Apa kamu mengerti?” Suara serak si pria terdengar sangat tidak manusiawi.“Apa benar hatimu terbuat dari batu?” Tasya menatap Yandi dengan berlinangkan air mata. Suaranya terdengar terisak-isak. Tiba-tiba bulu matanya bergetar. Air mata menetes.
“Kami berpacaran hampir setengah tahun. Pada saat itu, aku selalu hidup hemat, bahkan memilih berhenti merokok. Aku ingin menggunakan uang rokok itu untuk membeli rumah di Jembara. Aku ingin menikah dan hidup selamanya bersama dia.”“Tapi, tidak lama kemudian, putra dari bos pabrik kami kembali dari luar negeri. Dia menyukai kekasihku. Kemudian, dia sengaja menyusun perangkap, memfitnahku sudah mencuri besi di pabrik. Kemudian, polisi pun menangkapku.”“Malam itu, sebenarnya aku lagi bersama dengan kekasihku. Asalkan dia bersedia untuk menjadi saksi mata aku tidak berada di pabrik malam itu, aku pun akan baik-baik saja. Hanya saja, dia tidak melakukannya. Dia hanya duduk dan menyaksikan aku difitnah tanpa berbicara apa-apa.”“Aku dihukum selama tiga tahun. Setelah aku keluar, hal pertama yang aku lakukan adalah pergi mencari kekasihku. Tapi, aku malah melihat dia berjalan keluar pabrik dengan mengenakan pakaian bermerek dan naik sebuah mobil mewah.”“Kemudian, setelah aku cari tahu, te
Tadi Bruno berkata, bisa bertemu dengan orang yang menyukaimu dengan tulus adalah sebuah bentuk anugerah dari Tuhan. Hanya saja, mana mungkin Yandi bisa bersama dengan Tasya?Tasya masih muda dan sangat dijaga oleh keluarganya. Mungkin dia masih pernah merasakan yang namanya cinta. Jadi, cintanya terlalu menggebu-gebu. Namun, berbeda dengan Yandi, Yandi tidak boleh menikmatinya. Jika tidak, Yandi benar-benar tidak tahu bagaimana menjelaskannya kepada Sonia!Yandi meletakkan ponselnya, lalu menyalakan rokok. Asap rokok yang diisap membuat hatinya terasa tenang.…Di Kota Atria.Cahaya lampu di pegunungan tidak seterang di kota. Jadi, bulan di pegunungan kelihatan lebih terang. Bulan yang bulat itu menggantung di tengah gunung, membuat pemandangan malam yang sangat menawan.Semalam, Indra menyuruh pelayan untuk menghiasi halaman dengan lampion. Setelah malam, lampu pun dinyalakan, pemandangan semakin indah lagi.Ada banyak camilan dihidangkan di atas meja. Reza menemani Jemmy untuk mengo
Jason tersenyum. “Kalau begitu, kamu main sana. Jangan sembarangan lari. Awas jatuh!”“Aku mengerti!” Yana tersenyum lebar mengeluarkan gigi putihnya.Tidak tahu binatang apa lagi yang ditemukan Yana. Dia segera berlari pergi. Tatapan Jason seketika tertuju pada bayangan tubuh di ujung sana. Dia berkata pada Reza, “Bantu sampaikan salamku kepada Pak Jemmy!”“Emm!” balas Reza dengan perlahan. “Kalau kamu merindukan Yana, kamu bisa cari aku. Aku kirim fotonya.”Jason tersenyum tipis. “Tidak usah!”Tatapan Reza kelihatan muram. “Kalau begitu, aku akhiri dulu!”“Oke!”Setelah meletakkan ponsel, raut wajah Reza kelihatan serius. Dia dapat melihat betapa tulusnya Jason kali ini. Hanya saja, malah Kelly yang keras kepala.Sonia tidak membiarkan Reza memberi tahu jati diri Yana kepada Jason. Entah apa yang mesti Reza lakukan agar Jason bisa menangkap sinyalnya?…Malam sudah larut. Kelly menggendong Yana untuk tidur di kamar. Sonia juga mengantar Jemmy kembali ke kamar.“Apa Kak Morgan ada bil
Reza mengangkat-angkat alisnya. “Kamu curiga waktu itu Pemimpin sengaja membuat jebakan, supaya kamu bisa meninggalkan organisasi dengan cara pura-pura mati?”“Bukan!” Sonia merasa yakin abangnya tidak akan berbuat seperti itu. Dia tidak mungkin tahu bahwa misi mereka akan terbongkar, tahu Serigala dan yang lainnya akan mati!Sonia sangat memercayai Morgan!Reza menggenggam tangan Sonia. “Masalah ini sudah berlalu lama. Jangan dipikirkan lagi!”Sonia mengangguk dengan perlahan, lalu melangkah maju. Benar apa kata Reza, masalah ini sudah berlalu lama. Tidak ada gunanya lagi mempermasalahkannya lagi.Hal yang seharusnya Sonia pertimbangkan saat ini adalah bagaimana bisa membuat abangnya pulang.Keesokan harinya, Sonia dan yang lain tinggal satu malam lagi di Kota Atria.Jemmy membawa Yana naik ke atas gunung untuk memetik buah-buahan dan kacang-kacangan. Yana bermain dengan sangat seru. Setelah pulang, Indra mengajar Yana bagaimana cara mengopek kacang.Malam harinya, koki memasak kacang
Pada hari Jumat malam, demi merayakan Kelly menemukan pekerjaan baru, Ranty pun menjamu semua orang di Nine Street Mansion.Sonia duluan pulang untuk menjemput Yana. Dia menyuruh Kelly untuk langsung ke tempat kumpul mereka.Tak lama kemudian, saat Sonia menggendong Yana di Nine Street Mansion, lampu-lampu jalan sudah dinyalakan. Ketika Sonia dan Yana masuk ke lobi, ada banyak anak muda sedang berdiri di sana. Ada pria dan juga wanita. Semuanya mengenakan pakaian yang sangat fesyen dan berbeda dari yang lain. Sepertinya mereka semua masih anak sekolah.Sonia menggendong Yana berjalan melintasi kerumunan. Tiba-tiba ada yang menjerit, “Kalian semua yang tenang. Cella lagi ada telepon!”Semua orang spontan menjadi hening.Sonia memalingkan kepala untuk melihat sekilas, ternyata memang si Cella. Saat ini, Cella sedang berdiri di depan meja resepsionis dan berbicara dengan suara manja, “Kak Matias, aku dan teman-teman lagi main di Nine Street Mansion. Kami agak ramai, ingin pakai ruangan VI
“Meskipun jelek, aku tetap menyukainya!” Reza memeluk Sonia ke dalam pelukannya. “Aku tahu masalah hari ini di luar dugaan, tapi kalau kejadian ini terulang lagi, aku berharap kamu tidak maju ke depan lagi!”Bagaimana kalau barang itu adalah bom? Siapa tahu ….Sonia memiringkan kepalanya bersandar di pundak Reza. “Waktu itu, aku nggak berpikir terlalu banyak. Cella menargetkanku. Nggak mungkin aku melibatkan Hallie.”“Cella memang bodoh. Padahal dia tahu alasan Keluarga Tamara bisa menjadi seperti sekarang, dia masih saja berani untuk tidak melepaskanmu!” Tatapan Reza kelihatan dingin. “Dia itu takut aku akan melupakannya. Bagus juga dia bisa datang, aku tidak akan melepaskannya lagi!”Sonia tidak menganggap masalah Cella. “Cukup usir dia dari Kota Jembara saja. Jangan kotori tanganmu demi dia.”“Aku akan mengatasinya!” Reza mengecup wajahnya. “Tidurlah!”Sonia berbaring di atas ranjang. Reza juga ikut berbaring di sisinya. Dia meniup punggung tangan Sonia sembari merangkul Sonia ke da
Aska memelototinya. “Saat siang tadi, kamu bilang kamu bisa mengambil keputusan!”Jemmy berkata dengan lantang, “Kamu malah percaya sama omonganku agar kamu menemaniku main catur?”Aska terdiam membisu.Jemmy tersenyum. “Jujur saja, kamu juga tahu sendiri temperamen Morgan. Apa kamu tidak takut Hallie akan menderita nantinya?”“Tidak takut. Aku merasa tenang bisa menikahkannya dengan keluargamu!” balas Aska.“Kamu baru saja menemukan Jeje. Sekarang kamu malah buru-buru ingin menikahkannya. Sebenarnya apa yang sedang kamu pikirkan?” Jemmy tersenyum dingin.Aska segera berkata, “Aku hanya ingin menetapkannya saja. Tentu saja aku tidak buru-buru dalam soal pernikahan.”“Tenang saja, cucuku itu masih belum punya pacar! Biarkan Julia pulang dulu, tes DNA lebih penting!” balas Jemmy.Saat mengungkit soal Julia, Aska pun tidak berbicara lagi.Di sisi tangga, Hallie yang sudah mengganti pakaian baru dan hendak menuruni tangga kedengaran perbincangan mereka berdua. Dia menggigit bibirnya dan ke
Setelah tiba di bawah gedung apartemen, Theresia mengambil tasnya dan menuruni mobil. “Mengenai isi perbincangan hari ini, aku akan suruh anggotaku untuk memasukkannya ke dalam kontrak. Saat hari Senin nanti, aku akan kirimkan kontrak perpanjangan untuk kami. Setelah kamu baca dengan saksama, kamu baru kirim kembali kepadaku.”“Baik!” Roger tersenyum lembut.Roger ikut menuruni mobil. Dia melihat wanita yang sedang berpamitan dengannya, lalu spontan berkata, “There, kita sudah kenal selama ini. Seharusnya kamu mengerti perasaanku kepadamu, bisa tidak kamu beri aku satu kesempatan?”Roger mengeluarkan sebuah cincin berlian dari dalam sakunya. “Cincin ini sudah lama bersamaku, tapi aku nggak punya keberanian untuk mengutarakan perasaanku. There, hari ini mungkin aku sedikit gegabah, tapi aku pasti bukan impulsif!”Cuaca hari ini sangat dingin. Lampu jalan memancarkan cahaya dingin, memancar ke atas berlian. Bahkan, berlian itu juga terasa sedikit dingin.Theresia berkata dengan suara lem
Morgan mengangguk. “Kalau begitu, kita pulang dulu!”Sonia berpesan, “Jangan beri tahu Kakek!”“Aku mengerti!” balas Morgan, lalu membalikkan tubuhnya pergi mengendarai mobilnya. Hallie berpamitan dengan Sonia, Theresia, dan yang lain, kemudian memasuki bangku samping pengemudi.Saat Theresia melihat mobil berjalan pergi, dia mengalihkan pandangannya, lalu bertanya pada Sonia, “Apa tanganmu sakit?”“Nggak sakit lagi. Hanya luka kecil saja. Kamu juga cepat pulang sana!” Sonia tersenyum tipis.Theresia berkata dengan khawatir, “Cella memang gila. Meski dia telah dibawa ke kantor polisi, dia juga nggak akan ditahan terlalu lama. Kamu sendiri mesti lebih hati-hati. Orang seperti itu biasanya akan melakukan hal tanpa memperkirakan akibatnya.”“Aku akan melakukannya!” balas Sonia.“Kalau begitu, aku pergi dulu!” Theresia melambaikan tangannya kepada Sonia. Dia memalingkan kepalanya melihat Roger. “Ayo, kita pergi.”Reza baru kembali dari menelepon. Dia berkata pada Sonia, “Kita ke rumah saki
Sonia segera membalikkan tubuhnya. Dia menyadari di bawah cahaya gelap, sesosok bayangan tubuh menerjang ke sisinya dengan memegang dua botol asam sulfat di tangannya. Satu di kiri dan satu di kanan. Kemudian, dia melemparkannya satu per satu ke sisi Sonia dan yang lain.“Sayang!” Reza segera berlari menarik Sonia ke dalam pelukannya. Dia menggunakan mantelnya untuk membungkus Sonia.Pada saat bersamaan, tubuh besar Morgan juga berdiri di depannya. Ketika melihat Sonia ditarik pergi oleh Reza, dia langsung menarik tangan Theresia, memutarkan tubuhnya melindungi Theresia di dalam pelukannya.Pada akhirnya, hanya tersisa Hallie sendiri. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri botol asam sulfat di depan wajahnya.“Hallie!” Sonia mendorong Reza, langsung melompat untuk menendang botol asam sulfat, kemudian jatuh menindih di atas tubuh Hallie.Botol asam sulfat yang satu lagi melayang bergesekan dengan kepala mereka berdua, lalu menghantam ke atas mobil Reza. “Bamm!” Terdengar suara ledak
Saat Morgan kembali ke ruangan VIP, Reza pun telah tiba.Tadinya Hallie duduk di samping Sonia. Begitu Reza datang, dia pun langsung duduk di samping Morgan.Saat melihat Morgan telah kembali, Hallie segera berkata dengan tersenyum, “Kak Morgan, masakan sudah datang, rasanya benar-benar enak!”Morgan tidak membalas, melainkan melihat Reza. “Kapan kamu datangnya?”“Baru saja!” Reza tersenyum tipis, lalu menuangkan segelas alkohol untuk Morgan. “Arak hasil fermentasi Bos. Coba dicicip!”Sonia berkata, “Aku juga ingin minum!”Reza menuangkan setengah gelas untuk Sonia. “Cuma segini saja.”Daripada tidak ada, Sonia juga tidak boleh serakah. Dia menuangkan setengahnya ke gelas Hallie. “Sebelumnya saat di Istana Fers, aku lihat kamu jago minum. Cuaca sudah dingin. Ayo, kita minum bersama untuk menghangatkan tubuh.”Hallie tersenyum malu. “Aku itu memaksakan diriku buat minum. Sebenarnya aku gampang mabuk.”Mereka minum sembari mengobrol. Saat Reza mengobrol dengan Morgan, dia juga tidak lupa
Theresia mengangkat pandangannya dan tersenyum lembut. Seketika seperti angin musim semi yang membuat bunga-bunga bermekaran.Setelah menghabiskan sebatang rokok, Morgan melangkah ke sisi restoran. Saat melewati jendela sebelah, dia menoleh sekilas, ternyata adalah seorang pria. Dia juga mengenakan sweater biru dan kelihatan sangat muda.Setelah sekilas pandang, Morgan mengalihkan pandangannya kembali, lalu melanjutkan langkahnya.Sesampainya di dalam restoran dan melewati koridor, tiba-tiba pintu kayu di sebelah kanan terbuka. Morgan mengangkat kepalanya dan matanya berpapasan dengan mata gadis yang keluar dari pintu. Satunya kelihatan syok, sedangkan yang satu lagi menatap dengan tatapan penuh makna.Setelah mereka kencan buta, mereka tidak pernah saling berhubungan lagi. Hari ini adalah pertama kalinya mereka bertemu lagi.Ternyata selama berada di satu kota, pasti akan ketemu.Theresia duluan bersuara, “Kamu masih belum pergi?”Seingat Theresia, Morgan mengatakan dia hanya akan tin
Sonia tersenyum. “Mana lagi yang kamu suka? Pilih beberapa lagi.”Hallie segera menggeleng. “Yang satu ini sudah cukup mahal!”Pramuniaga memberi tahu Hallie mengenai cara perawatan perhiasan. Hallie mendengar dengan sangat serius, lalu bertanya dengan suara kecil, “Berapa harga perhiasan ini?”Pramuniaga berkata, “Anggota VIP biasanya dapat diskon 2%. Setelah diskon, harganya 31.320.000.000!”Hallie menarik napas dalam-dalam.Perhiasan terasa berat di tangannya.Dania mengantar kepergian mereka. Saat melihat Morgan yang menuruni mobil, dia pun berkata dengan kaget, “Kalian jadikan Tuan Morgan sebagai sopir kalian? Perhiasanku ini memang pantas dijual ke kalian!”Morgan tersenyum datar. “Nona Dania memang pintar bicara. Pantas saja Sonia bisa tenang menyerahkan semuanya untuk dikelolamu.”“Aku merasa sangat terhormat bisa mendapatkan kepercayaan Bos!” Dania tersenyum lembut. “Asalkan dia nggak mengusirku, seumur hidupku, aku akan mengikutinya!”Setelah mereka berbasa-basi sejenak, Soni
Setelah mencoba beberapa set, Hallie merasa semuanya sangat cantik dan tidak bisa mengambil keputusan. Akhirnya, dia jatuh hati pada satu set kalung yang didominasi oleh mutiara dan berlian merah muda.Kalungnya berupa rantai mutiara dengan liontin yang dihiasi tujuh berlian merah muda besar, tampak mewah dan elegan!Anting-antingnya juga satu set dengan desain mutiara dan berlian merah muda yang sama.“Ini cantik sekali. Aku suka yang ini!” Dalam sekilas mata, Hallie langsung jatuh cinta dengan set kalung ini.Pramuniaga berkata dengan sungka, “Maaf, Nona. Ini adalah barang andalan toko kami, hanya bisa dipesan khusus oleh pelanggan VIP tingkat atas. Sementara ini, kamu tidak bisa mencobanya.”Hallie melihat ke sisi Sonia. “Sayang sekali, padahal benar-benar cantik!”Sonia berkata kepada pramuniaga, “Keluarkan, biarkan dia mencobanya.”Pramuniaga tidak kenal dengan Sonia. “Maaf sekali, peraturannya memang seperti ini. Gimana kalau aku rekomendasi yang mirip.”Hallie terus menatap kalu