LOGINKabar pemutusan hubungan antara Satya dan Andin tersebar begitu saja, gosip bertebaran dimana-mana, banyak yang beranggapan bahwa salah satu di antara mereka berselingkuh.Terbukti dari beberapa akun media sosial yang memperlihatkan Andin bersama dengan pria lain di luar sana. Wanita itu terlihat murung karena komentar netizen yang masuk ke akun media nya."Sial, kurang ajar kau Satya!" teriak Andin menggelegar. Suara beberapa benda pecah terdengar, membuat sebagian pelayan rumah terkejut mendengarnya.Tidak hanya itu, media juga berbondong-bondong mengabarkan pembatalan pertunangan itu, karena Satya yang membuatnya.Dia hanya ingin membuktikan pada Dara, bahwa hanya wanita itu yang kini berada dihatinya. Dan tidak ada yang lain lagi.Dara tersenyum puas melihat berita yang menayangkan pemutusan hubungan pertunangan itu, padahal baru berjalan beberapa Minggu saja.Tidak hanya itu, Dara juga ikut meramaikan dengan memposting beberapa foto Andin dan juga Rudi di media sosial."Sangsi so
Ketukan pintu terdengar pelan, di baliknya Satya terdiam dengan nafas yang tertahan. Tangannya terkepal ketika ia memutuskan untuk kembali mengetuk pintu."Dara, aku minta maaf," ucap Satya dengan suara pelan. Keningnya bersentuhan dengan pintu, suara nya terdengar pelan setengah berbisik lirih.Tidak ada jawaban, hanya desiran angin pelan yang menyapa tubuh Satya. Pria itu terdiam dan menghela napas berat.Sedangkan di dalam kamar, Dara menatap dingin pada balkon kamar yang dibiarkan terbuka lebar. Hembusan angin menerpa wajahnya.Tangannya terkepal erat ketika di sebrang sana, Rudi juga ikut menatap ke arahnya. Pria itu terlihat tersenyum miring dengan segelas bir yang ia genggam.Tangan Dara terkepal, dia memiringkan kepala dan memiliki satu ide agar Rudi tahu, bahwa kini, dia bukan tujuan hidupnya lagi.Tubuh kecil itu berbalik, dia berjalan perlahan ke arah pintu kamar, membukanya pelan dan menatap Satya dengan raut wajah sendu miliknya.'mari kembali jadi wanita lemah' batinnya
Seorang pria dengan setelan kaos rumahan dan celana kulot berwarna coklat, berdiri membelakangi Satya, ketika pria itu membuka pintu. "Cari siapa?" tanya Satya dengan nada dinginnya. Dia mengeryit dan sedikit terkejut ketika pria itu berbalik. Senyum miring tercetak di wajah Satya, ketika melihat siapa pria yang bertamu ke rumahnya. Pria sebrang rumah yang menjadi selingkuhan dari Andin."Oh, selamat malam," ucap Rudi sedikit terkejut, dia tidak menyangka bahwa pemilik rumah ini adalah Satya. "Nama saya Rudi, saya pemilik rumah sebrang." Rudi menunjuk rumahnya yang berada di sebrang rumah. Dia lantas kembali tersenyum pada Satya. "Saya datang untuk memberikan bingkisan kecil, kebetulan beberapa hari lalu, saya baru liburan." Deg.Tangan Satya yang akan meraih bingkisan itu terhenti, dia menatap Rudi yang terlihat sedang memperhatikan sekitarnya. Entah apa yang pria itu sedang awasi. Tapi yang jelas, saat ini, Satya merasa kesal.Dia ingin sekali menghajar pria di depannya. Tapi s
Asap mengepul ke udara, Dara menatap dengan sinis ke arah layar tv yang menyala, di dalamnya penyiar berita sedang memberitahukan perihal kecelakaan yang terjadi tadi malam.Dia terkekeh ketika melihat nama yang di sebut di dalamnya. Roni si pemilik club' ternama di ibukota dinyatakan meninggal dunia akibat kecelakaan mobil.Penyebabnya rem blong yang membuat pria itu tewas di tempat. "Mampus, siapa suruh bermain-main denganku. Kau menganggapku anak? Ayah mana yang melecehkan putrinya? Dasar pria tua," dumel Dara dengan nada menggebu."Kau terlihat bahagia? Ada apa?" celetuk satu suara yang membuat Dara terkejut. Dia mematikan rokok dan tersenyum pada Satya.Pria itu mendekat, duduk di samping Dara dan mengelus pelan surai hitam istrinya. Tatapan Satya melembut, entah sejak kapan semuanya terasa nyata bagi Dara."Tidak, aku sedang menonton kartun saja. Bagaimana di kantor? Ada berita baik?" Satya merenung sekilas, dia menyandarkan tubuh ke arah sofa dengan tangan terangkat, meraih t
Kehidupan Andin berubah, entah sejak kapan tapi yang jelas saat ini, Satya menjadi dingin terhadapnya. Dia selalu acuh ketika di ajak berbicara. "Kamu nggak kerja?" tanya Rudi begitu saja. Dia duduk di samping Andin dengan tubuh tanpa baju."Aku di pecat, entah apa maksud mas Satya, dia memecatku begitu saja." "Kenapa bisa? Bukankah dia cinta mati sama kamu, honey." "Aku sudah jawab, tidak tahu." Andin berdiri dengan wajah tertekuk. Dia turun dari atas kasur dan menatap pada bangunan rumah di depannya. Tatapan itu begitu terlihat malas."Kau benar-benar tidak tahu siapa yang menjadi tetanggamu?" tanya Andin, dia melirik ke arah Rudi yang masih berada di atas kasur.Rudi menatap heran, dia menggeleng pelan dan berdiri dari atas ranjangnya. Kakinya melangkah, mendekat pada Andin."Lihat, dia tetanggamu." Andin membuka tirai sedikit, membiarkan Rudi melihat siapa yang menjadi tetangga depan rumahnya. Mata nya membola ketika dia melihat Dara berada di sana. Berdiri dengan gaun mini
Brak! Pintu terbuka kencang, Andin berjalan dengan wajah marah, dia menghampiri Satya yang terlihat tenang, duduk di kursi besarnya dengan pandangan fokus ke layar laptop."Apa-apaan ini? Kamu mau bikin aku malu!" sentak Andin begitu saja, dia menggebrak meja kerja Satya dengan kencang.Satya tidak bergeming, dia terus memperhatikan layar menyala di depannya. "Kamu denger nggak sih aku ngomong apa!" Masih dengan suara yang tinggi, dia berteriak di ruangan Satya yang selalu sepi dan hening. Andin mulai hilang kesabaran, dia menutup laptop Satya dengan kencang.Pria itu menarik napas panjang sebelum menatap Andin, butuh kesabaran ekstra agar dia bisa menahan gejolak ingin membunuhnya. Satya benar-benar ingin melenyapkan Andin saat ini juga."Ada apa?" tanyanya datar.Andin tercengang, dia tidak percaya bahwa Satya bisa bertanya dengan nada setenang itu. "Kamu masih tanya ada apa? Kamu baru ajah bikin aku malu, Satya!" "Malu?" Ujung bibir Satya terangkat kecil."Berhenti mengulang a







