Marchel membalikkan tubuh Asha menghadap kearahnya, dan Asha mengambil posisi duduk di pangkuan Marchel dengan berhadapan dengan Marchel. Ini posisi yang sangat digemari Asha kalau sedang bercumbu dengan Marchel. Keduanya masih mengenakan pakaian secara lengkap, belum satu helai pakaian pun yang ditanggalkan. Asha selalu lebih agresif dan Marchel mengimbangi Asha. Marchel berdiri, dia menggendong Asha ke tempat tidur yang tidak terlalu jauh dari sofa. Keduanya tidak lagi bicara tentang Yanuar, Marchel dan Asha memacu gelora hasrat yang tak lagi tertahankan. Sebelumnya Marchel sudah menduga kalau Asha memang membutuhkan suasana itu. Ingin bicara tentang soal Papanya hanyalah dalih yang sengaja dia cari, agar tidak terkesan dia sedanga menahan hasratnya. Pada kenyataannya memang Asha sangat mendominasi acara bobok-bobok siang mereka, Marchel berusaha untuk memenuhi keinginan Asha. Bagi Marchel keterbukaan Asha soal keinginannya berhubungan intim itu adalah upa
Di kampus Asha menjadi perbincangan, dianggap sebagai mahasiswi yang 'nyambi' sebagai wanita simpanan. Asha tidak terlalu peduli dengan gossip seperti itu, karena kenyataannya dia tidak hidup seperti yang diduga teman-temannya. Asha kuliah seperti biasanya, yang penting bagi Asha targetnya menyelesaikan S1 tidak ada hambatan. Asha tetap menyimpan rapat-rapat statusnya sebagai wanita yang sudah bersuami, karena Asha ingin menikmati dunia kemahasiswaan tanpa terganggu oleh statusnya. Asha dan Maura duduk di sudut taman kampus, "Maura.. kalau gue terlalu peduli dengan omongan teman-teman, gue gak akan bisa menikmati hidup gue." Ujar Asha. "Tapi.. gue risih aja sih dengar gossip seperti itu Sha," kilah Maura"Kan yang di gossipin gue Ra, gue aja gak risih.." "Tapi elo kan teman gue Sha, gimana gue gak risih?""Suatu saat gue akan cerita sama elo, seperti apa status gue di luar kampus Ra..""Ngomong-ngomong.. itu esmud kayaknya tajir banget ya?" Maura
Marchel mulai kurang nyaman dengan kehadiran Alexandra, karena di samping penampilannya yang sedikit vulgar, juga Alexandra sudah mulai berusaha untuk menggoda Marchel. Suci masuk ke ruangan Marchel dengan seorang office boy, "pak mau dipesanin makanan atau minuman apa?" Tanya Suci"Saya seperti biasanya aja Ci, kamu mau minuman apa Lex?" Marchel menawarkan pada Alexa"Gak usah cel. aku sebentar lagi mau pulang kok, terima kasih mbak."Marchel berusaha untuk menahan Suci tetap berada diruangannya, agar Alexa tidak leluasa untuk menggoda Marchel, "Suci.. ini berkas yang kamu kasih tadi, coba kamu cek lagi yang mana saja yang menjadi prioritas."Suci mengambil berkas-berkas tersebut dan membawanya ke meja kerja Marchel, Suci memeriksa satu persatu berkas tersebut. Keberadaan Suci di ruangannya itu membuat Alexa tidak leluasa, akhirnya dia pamit pada Marchel. "Yaudah cel, aku pamit dulu ya.. kamu kayaknya juga lagi sibuk, ntar kapan-kapan aku telepon
Yanuar telepon Marchel minta waktu untuk bertemu, dan Marchel bersedia menerima Yanuar di kantor Marchel. Melissa tidak tahu kalau Yanuar ingin bertemu Marchel, begitu juga dengan Asha.Marchel menerima Yanuar di ruang kerjanya, "Inilah Pa perusahaan yang di wariskan Papi ke Marchel, ada apa Pa? sepertinya penting sekali?" Tanya Marchel. Yanuar yang suasana hatinya lagi kalut berusaha untuk setenang mungkin bicara dengan Marchel, "Papa sebetulnya bingung mau bicara sama siapa soal ini, tapi bi Hana menyarankan untuk membicarakannya sama kamu cel.." ujar Yanuar. "Soal apa kira-kira kalau boleh Marchel tahu?""Soal kasus Papa sama Petty anak mas Bram, mungkin kamu sudah tahu. Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter, Petty tidak hamil seperti yang sudah Papa duga sebelumnya.""Sebetulnya apa sih yang sudah terjadi, antara Papa sama Petty?" Marchel bertanya pada Yanuar. "Semua kesalahfahaman aja cel, tidak ada yang terjadi antara Papa sama Petty, Papa masih
"Biasa aja sih.. seperti pertama kali ketemu aja, waktu di kantor pak Bram Papa minta maaf sama kamu Sha, juga kirim salam buat Mama, dan sama kamu."Mendengar itu semua, Asha reaksinya biasa-biasa saja, tidak ada rasa haru atau pun cemas dengan keadaan Yanuar."Kita boleh prihatin dengan kondisi Papa kamu sha, tapi kita juga tidak boleh buru-buru merasa iba. Kita perlu lihat perubahan sikapnya untuk waktu yang cukup lama." Pesan Melissa. "Ya Ma.. Asha sih kecewanya Papa menutupi siapa dirinya pada keluarga isterinya, hanya semata karena tidak ingin terganggu. Sekarang, keadaan sudah berbalik.." ujar Asha"Papa sangat ingin ketemu kamu langsung, tapi aku belum bisa janji, karena aku harus minta izin dulu sama kamu." Ucap Marchel. "Menurut Mama gimana? Boleh gak aku ketemu sama Papa?" Tanya Asha. "Kalau soal itu, Mama tidak boleh melarangnya Sha, karena kalian berdua adalah darah daging yang tidak bisa dipisahkan." Jawab MelissaMarchel merencanaka
Marchel menjadi mediator pertemuan antara Asha dan Papanya, Yanuar. Pertemuan itu di lakukan dalam ruangan tertutup di Mells Residents, itu pun atas keinginan Melissa. Dengan demikian, Melissa bisa menyaksikan pertemuan tersebut lewat CCTV, dari ruang monitor sekuriti.Yanuar dan Asha tidak tahu kalau pertemuan mereka nantinya disaksikan oleh Melissa, hanya Marchel yang tahu rencana Melissa tersebut. Setelah Asha bisa menyiapkan waktu, Marchel kasih tahu Yanuar soal tempat dan waktunya. Marchel menyiapkan sebuah mobil berikut supirnya untuk menjemput Yanuar.Bagi Marchel, ini sebuah pertemuan yang penting antara seorang ayah dan anak perempuan satu-satunya, setelah selama dua puluh tahun mereka terpisah. Melissa memfasilitasi sebuah ruang private room, yang biasa digunakan untuk meeting karyawan hotelnya.Yanuar sangat sadar kalau pertemuan itu di lakukan di hotel milik Melissa mantan isterinya, dan dia tahu kalau Melissa ada di hotel tersebut. Hanya saja yang dia t
"Bagi Papa saat ini, bisa ketemu Asha saja Papa sudah senang cel, Papa terima kasih kamu sudah bersedia mempertemukan Papa dengan Asha." "Pertemuan ini juga difasilitasi Mama Melissa Pa, mungkin beliau ikut menyalsikannya.." ujar Marchel"Kalau pun Melissa menyaksikan pertemuan ini, Papa juga mau menyampaikan permintaan maaf Papa padanya, semoga Melissa mau memaafkan.." Melissa yang menyaksikan dan mendengar apa yang dikatakan Yanuar, tidak kuasa menahan harunya, namun dia tetap berusaha untuk tidak bertemu dengan Yanuar. Ada sesuatu yang sangat menyakitkan pernah dirasakan Melissa, walaupun dia sudah memaafkan Yanuar, namun dia tidak bisa untuk tetap berbaikan dengan Yanuar."Pa.. sampaikan salam Asha untuk bi Hana, cepat atau lambat kami akan memperbaiki keadaan Papa dan bi Hana." Ucap AshaDi luar dugaan Yanuar kalau dia mempunyai seorang anak yang berhati mulia, anak yang selama puluhan tahun merindukan kasih sayang orang tua, ternyata di takdirkan Tuh
Tidak ada yang menyangka kalau sosok Marchel yang low Profile awalnya, ternyata memiliki potensi yang begitu besar untuk menjadi pemimpin keluarga. Marchel yang digembleng Bram dan Philip pada akhirnya harus menengahi berbagai persoalan. Marchel pada awalnya ditempatkan Bram sebagai pengawal wanita simpanannya, namun rupanya Marchel jatuh hati pada wanita yang dikawalnya. Bagi Bram saat itu kehadiran Marchel memang untuk mengalihkan tanggung jawabnya pada Asha. Sekarang begitu banyak masalah yang harus ditengahi Marchel, mulai dari masalah di keluarga Asha, sampai masalah didalam keluarga Bram. Marchel harus mengupayakan hak Yanuar yang ada dalam keluarga Bram, karena Yanuar adalah mertuanya. Bram tidak akan berkutik dengan Marchel, karena Marchel memegang 'kunci' masalah dari Bram dengan Asha. Begitu juga dalam keluarga Asha, Marchel adalah orang yang memegang kendali penyelamatan keluarga Asha. Kelebihan Marchel, dia tidak punya 'cacat' yang menjatuhkan na