"Ada apa Rey?" Suci mendekati suaminya yang pagi itu tampak tidak bersemangat.
"Kamu sakit?" tanyanya khawatir.
Rey tersenyum, menarik wanitanya ikut merebahkan diri lagi di atas ranjang. "Vampire tidak pernah sakit, My Lady. Hanya jika kami terluka atau tidak minum darah, tubuh kami akan lemah yang bisa berakibat pada kematian."
"Lalu kenapa kamu terlihat tidak bersemangat seperti ini? Biasanya kamu selalu bangun lebih dulu daripada aku," tanya Suci masih khawatir dengan keadaan suaminya.
"Kamu ingin tahu kenapa?" Suci mengangguk mengiyakan. Dia sudah bersandar dengan nyaman di dada bidang Rey.
"Itu karena aku belum meminum darahmu semenjak kita pulang dari bulan madu."
Suci mendongak, kaget. "Benarkah?"
"Iya, aku seharusnya sudah meminum darahmu sekarang. Apalagi setelah kemarin aku ke kota Leipzig, aku sempat ke
Guys,, Kali ini author akan bikin Giveaway berdasarkan peringkat GEM atau vote, yah ... Bakal ada hadiah menarik untuk ketiga pemberi GEM atau vote terbanyak, So, vote yang banyak biar bisa dapetin Giveaway dari author... Terima kasih 🌹
"Tuan, Klan Vampire itu sudah ada disini…." Seorang Kaum Hitam masuk membawa Fourd menemui pemimpin mereka."Mau apa kau datang kesini?!" King duduk membelakangi kedua orang itu.Fourd diantar ke halaman belakang kerajaan, tempat King menunggunya."Aku pikir kau tidak mau bertemu denganku Tuan King yang terhormat…." sahut Fourd santai.Pria itu masih sempat mengusap jubahnya yang kotor. Kaum Hitam yang mengantarkannya sudah keluar, meninggalkan King dan Fourd di sana."Katakan saja apa maumu, aku tidak suka kerajaanku dikotori oleh Klan Vampire seperti kalian!"Fourd tersenyum smirk, duduk di sebuah kursi yang disediakan untuknya. King masih duduk membelakangi dia di depan sana."Aku pikir seorang pemimpin terakhir Kaum Hitam akan menyuguhkan segelas teh untukku sebagai ucapan selamat datang. Kau sungguh tidak pe
"Kenapa?""Aku malu Rey…." Suci melepaskan pegangan tangan suaminya saat keduanya baru turun dari mobil.Mereka baru saja tiba di lobby perusahaan Lucky, Corp dan langsung menjadi pusat perhatian para pegawai di sana."Kenapa harus malu? Kita suami istri sekarang, tidak akan ada yang berani berbicara di belakang kita." Rey kembali meraih tangan istrinya, berjalan masuk ke dalam gedung perusahaan miliknya.Menjadi Raja Vampire, Rey memegang kendali atas semua properti turun temurun keluarga mereka. Dia menjadi satu-satunya yang paling berhak menjalankan semua usaha milik Klan Vampire.Berjalan menuju lift, Rey menggenggam tangan Suci yang menunduk malu di sampingnya. Wanita itu hanya merasa risih saja saat semua pandangan mata sedang mengarah padanya."Angkat kepalamu My Lady … apa perlu aku menciummu disini?" ucap Rey dingin.
"Tuan…." Michael tiba di kastil Raja Vampire setelah seminggu ditugaskan oleh Rey, mencari keberadaan Kaum Hitam. "Bagaimana? Kau sudah mendapatkan informasi?" Rey duduk di singgasananya dengan tidak sabar. "Iya Tuan, mereka sudah kembali ke kerajaan Kaum Hitam. Sepertinya anak tuan Heinze yang sakit-sakitan itu tidak akan bersembunyi lagi. Dia sudah terang-terangan ingin berperang dengan Klan kita." Rey diam mendengarkan laporan asisten sekaligus tabib kepercayaannya. Mendengar dari laporan Michael, Rey tahu kalau King akan selalu siap menyerang mereka kapanpun. Sepertinya mereka harus segera bergerak sebelum King kembali menyerang Klan Vampire dan menyebabkan banyak kematian seperti tempo hari. "Kau yakin King memang sakit-sakitan?" tanya Rey memastikan. Apa yang dia lihat waktu lalu saat berada dikemah, membuat Rey tidak yakin kalau pria
"Tuan…!" Seorang Kaum Hitam datang terburu-buru mendekati kamar pemimpin mereka.Sosok berjubah itu mengetuk pintu dengan kuat untuk membangunkan King yang masih tertidur pulas di dalam sana."Tuan…," panggil dia lagi.Bau hangus dari arah luar sudah tercium sampai ke kerajaan mereka, sosok Kaum Hitam itu semakin panik dibuatnya. Dia terus mengetuk pintu dengan kuat, hingga King bangun dan menggeram kesal.Pria berjambang itu melayang dengan cepat, membuka pintunya dengan tangan yang langsung mencekik sosok berjubah itu."Berani sekali kau mengganggu istirahatku?!" marah King dengan pandangan mata berkilat.Cengkraman di lehernya membuat sosok itu kesusahan bernafas dan tidak bisa berbicara dengan benar.King bukan orang yang suka diganggu, apalagi di saat dia sedang tidur. Tubuhnya butuh diistirahatkan lebih lama agar
"Bagaimana tugasmu semalam Michael?" Rey duduk di belakang meja kerja ruangannya. Mereka sedang berada di perusahaan Lucky, Corp sembari menyelesaikan beberapa pekerjaan yang tertunda karena penyerangan Kaum Hitam tempo hari. "Semuanya berjalan dengan lancar Tuan, pemimpin Kaum Hitam terakhir itu pasti sedang kewalahan mencari bibit tanaman herbalnya sekarang. Ladang mereka sudah hangus, rata dengan tanah!" Rey tersenyum puas mendengar laporan asistennya, Michael memang selalu bisa diandalkan. "Kerja bagus Michael, aku yakin pria licik itu tidak bisa berbuat apa-apa saat ini. Nanti setelah pesta perayaan perusahaan selesai, kita akan mulai menyerang kerajaan mereka. Pastikan kaumnya kesulitan mencari bibit-bibit tanamannya!" "Baik Tuan." Michael menunduk memberi hormat, undur diri dari hadapan Rajanya. "Tunggu Michael…!" tahan Re
"Kamu mau kemana malam-malam begini Rey?" Suci mengernyit melihat suaminya sudah tampak rapi dengan jubah panjang berwarna merah tua, menjuntai sampai ke bawah.Pria yang ditanya tersenyum, mendekati Suci di kursi sofa ruang tengah kastilnya."Ada yang harus aku kerjakan sebentar My Lady. Aku hanya akan ke ujung kota mengunjungi Klan kami yang bertugas berjaga di sana.""Tapi ini sudah malam Rey, apa tidak bisa besok pagi atau setelah pulang kantor saja kamu kesana?" protes Suci tidak ingin ditinggalkan."Kamu lupa suamimu ini adalah Vampire?" Rey mengusap dagu runcing wanitanya."Vampire tidak keluar berjalan-jalan saat matahari sedang terik-teriknya bersinar. Tenang saja, aku tidak akan lama. Kamu bisa menungguku di kamar," sambung Raja Vampire itu setengah membujuk istrinya.Sebagai seorang pemimpin tertinggi Klan yang punya banyak kewajiban da
"Permisi, Pak. Ini laporan perencanaan pesta yang kita bahas kemarin." Olivia menyerahkan sebuah lembaran kertas ke atas meja Michael.Pria bertubuh kekar itu sedang fokus mengerjakan pekerjaanya ketika Olivia masuk ke dalam ruangan mereka."Aku pikir kau yang akan mengurus semua itu Olivia…?"Olivia mengernyit. "Kenapa saya, Pak? Bukannya kemarin Pak Rey berkata kita harus mengurusnya bersama? Aku sudah memberikan laporan perencanaan kita juga pada Pak Rey tadi, dia bilang kita harus mengurus ini semua sama-sama."Michael berdecak, kembali menyibukkan dirinya dengan lembaran kertas yang lain di atas meja."Aku tidak punya waktu Olivia … kau saja yang mengurus pesta itu. Lagipula kau adalah wanita, kau yang lebih tahu bagaimana merencanakan sebuah pesta yang baik!" sahutnya tidak mau ambil pusing dengan ucapan wanita itu.Olivia mendengus
"Rey….""Ada apa?""Bisakah nanti malam aku pergi dengan Olivia?" tanya Suci meminta izin.Rey sedang duduk membaca di ruang perpustakaan dalam kastil saat Suci masuk ke dalam sana menemuinya."Kamu mau kemana dengannya?" Rey meletakkan buku, meminta istrinya duduk di atas pangkuan dia.Suci mendekat dengan patuh, melingkarkan tangannya ke leher Rey."Kami hanya akan belanja dan makan malam saja Rey. Sudah lama kami tidak pernah lagi keluar berjalan-jalan bersama."Rey mengangguk, mengusap lembut rambut panjang wanitanya. "Apa perlu aku menemanimu?""Tidak perlu, nanti setelah kamu selesai melakukan tugas malammu mengecek para Klan yang berjaga. Kamu bisa menyusulku kesana kalau kamu mau.""Baiklah kalau begitu, aku akan mengutus beberapa Klan-ku untuk pergi denganmu