Share

Bab 6

Penulis: Dilla Maharia
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-02 19:33:30

Tiba-tiba, ponsel Arya yang terletak di nakas berbunyi. Nada deringnya yang khas, sebuah lagu romantis yang sering ia dengarkan bersama Jasmine, membuat Maudy tersentak, kembali ke kenyataan. Arya mengernyit, melihat layar ponselnya. “Istriku menelepon,” gumamnya, nada suaranya berubah, sedikit gugup.

Maudy menunduk, hatinya mulai berdesir. Ia tahu, itu istri pertama suaminya, adalah sosok yang sangat penting dalam hidup Arya. Jasmine adalah wanita yang telah menemani Arya selama bertahun-tahun, wanita yang telah memberikannya cinta, kasih sayang, pada pria di sampingnya.

“Saya angkat telepon dulu, kamu diam jangan bersuara!” Tegas Arya, namun ada sedikit kekhawatiran yang tersirat di dalamnya.

Maudy mengangguk pelan, matanya berkaca-kaca. Entah apakah dia sudah mulai merasa cemburu atau bagaimana. Ia tahu, prioritas Arya adalah Jasmine, dan pria itu tidak ingin istri pertamanya tahu jika sedang bersama Maudy. Maudy juga tidak protes karena tidak ingin menjadi penyebab keretakan dalam rumah tangga Arya.

[Assalamu'alaikum, Mas. Kamu lagi dimana? Tumben jam segini belum pulang?] tanya Jasmine di seberang telepon dengan suara terdengar bingung. Biasanya, setiap hari Jumat, Arya akan pulang jam dua siang, sedangkan ini sudah jam setengah enam.

“Wa'alaikumussalam, ini baru mau pulang, kamu pengen dibawakan apa sayang? Biar sekalian,” Jawab Arya, lembut dan penuh kasih sayang. Berusaha untuk bersikap normal, meskipun hatinya sedikit gelisah.

Maudy yang masih di pelukan Arya hanya bisa mendengarkan tanpa ikut berbicara.

Matanya mulai berkaca-kaca, menyadari jika dirinya mungkin hanya duri di pernikahan suami dan kakak madunya. Maudy merasa seperti seorang pencuri, yang telah mengambil sesuatu yang tidak seharusnya dimiliki.

[Aku cuman pengen kamu Mas, pulangnya hati-hati jangan ngebut]

“ya sayang, Mas langsung pulang sekarang. Kamu tunggu ya.”

Maudy terdiam, air matanya menetes. Ia tahu, dirinya tidak punya tempat dalam hidup Arya. Ia hanya seorang pelarian, sebuah kesalahan yang mungkin akan berakhir dengan luka yang lebih dalam.

[Ya, mas. Aku tunggu]

Arya mengakhiri panggilan telepon, matanya menatap Maudy dengan rasa bersalah. “Saya harus pulang, saya ambilkan baju dulu untukmu.”

“Nggak usah, Mas. Mendingan sekarang cepat kamu pakai baju dan pulang, takut Kak Jasmine nunggu lama.”

“Oke.” Dengan cepat Arya memakai celana dan kemejanya buru-buru, setelah itu dia mendekati Maudy lagi. “Jangan pernah keluar dari apartemen jika nggak terlalu penting, saya pergi dulu, assalamu'alaikum.”

“Waalaikumsalam.” Jawabnya dengan air mata terus mengalir, tak bisa berkata apa-apa. Maudy hanya bisa merasakan sakit yang menusuk hatinya, sebuah rasa sakit yang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata. “Ingat Maudy, kamu ini cuman pelarian, jangan jadi wanita gila.” Gumamnya.

°°°°

Arya melangkah cepat memasuki rumah, hatinya merasa bersalah dan gelisah. Pria itu melirik jam tangannya, sudah hampir jam tujuh. Jasmine pasti sudah menunggu.

Saat memasuki ruang tamu, matanya tertuju pada Jasmine yang sedang duduk di dekat jendela, menikmati indahnya langit yang sudah gelap.

Sinar rembulan menerpa wajah Jasmine, membuat kulitnya tampak lebih sejuk. Jasmine tampak begitu tenang dan damai, seolah tidak merasakan apa pun yang tengah menggerogoti kesehatannya.

Arya melepas jasnya, memasang senyum yang dibuat-buat, dan menghampiri Jasmine. Ia dengan perlahan memakaikan jasnya ke tubuh sang istri. “Di sini dingin, ayo masuk.”

Jasmine tersenyum, menerima jas suaminya dengan tangan gemetar. “Kamu kok lama banget, Mas?” Tanyanya sedikit kecewa.

“Macet, sayang. Kamu kedinginan ya?” Tanya Arya, matanya menatap wajah Jasmine yang semakin pucat.

Jasmine menggeleng, “Enggak kok. Cuma kangen aja.”

“Mas juga kangen kamu, sayang.”

Kaduanya berjalan menuju sofa, duduk berdampingan. Arya memeluk tubuh Jasmine dengan erat, menghirup aroma tubuh istrinya itu yang wangi.

Arya merasakan sebuah ketenangan yang sulit untuk dijelaskan. Jika di dekat Maudy, wanita itu mampu membuat gairahnya berkobar, sedangkan di dekat Jasmine, memberikan kedamaian.

“Kamu mau makan apa, sayang?” Tanya Arya.

“Aku pengen makan masakan kamu, Mas.” Jawab Jasmine tersenyum.

“Oke, sayang. Kalau gitu Mas masakin.”

Arya bangkit dari sofa sambil menggendong Jasmine, berjalan menuju dapur. Ia ingin melupakan sejenak beban yang tengah membebani hatinya.

Namun di balik senyum itu, Arya merasakan sebuah kegelisahan yang mendalam. Ia tahu, dirinya telah melakukan kesalahan besar, telah mengkhianati kepercayaan Jasmine, wanita yang sangat pria itu cintai. Walaupun wanita itu juga selalu menyuruhnya menikah, namun tetap saja ada rasa takut jika wanita itu mengetahui rahasianya.

Arya memutuskan untuk memasak ayam goreng mentega dan tumis kangkung, menu yang sama seperti yang Maudy masak di apartemen.

Jasmine hanya duduk manis di ruang makan, melihat suaminya yang mulai sibuk dalam memasak. Senyum tipis terukir di bibirnya, melihat Arya yang begitu telaten mengolah bahan makanan. Ia merasa bahagia melihat pria itu yang begitu perhatian padanya.

Aroma masakan yang menggugah selera tercium di seluruh ruangan. Jasmine mencium aroma ayam goreng mentega yang begitu familiar, aroma yang mengingatkannya pada masakan sang ibu.

“Mas, kamu masak apa sih? Wanginya enak banget,” Tanya Jasmine, suaranya terdengar kagum.

“Ayam goreng mentega sama tumis kangkung, sayang. Kamu suka?”

“Pasti aku suka, Mas. Mas kan jago masak,” Jawab Jasmine, matanya berbinar-binar.

Setelah masakan matang, keduanya makan bersama. Jasmine menikmati setiap suapannya, merasakan rasa masakan sang suami. Wanita itu merasa sangat bahagia, terhanyut dalam kebersamaan dengan pria yang sudah tiga tahun bersabar merawatnya.

“Mas, masakan kamu enak banget.” Puji Jasmine sambil terus mengunyah dengan kepala manggut-manggut.

“Mas senang kalau kamu suka, sayang,” Arya tersenyum sembari mengusap lembut kepala Jasmine.

Setelah makan malam, keduanya menuju kamar. Jasmine berada di gendongan pria itu. Karena Arya tidak ingin membuat istrinya kelelahan.

“Mas, aku mau cerita,” Ucap Jasmine, setelah mereka sudah duduk di kasur yang empuk.

“Cerita apa, sayang?” tanyanya, tangannya masih sibuk mengelus rambut istrinya yang mulai menipis.

Di dalam kamar, suasana hening hanya diiringi oleh suara detak jantung mereka yang berdebar kencang. Jasmine menggenggam tangan Arya, menatap wajah suaminya dalam. Jari-jari mereka saling bertautan, seolah ingin mengikat erat sebuah ikatan yang tak kasat mata.

“Aku udah menemukan wanita yang akan menjadi istri, Mas,” Ucap Jasmine, suaranya terdengar lirih.

Mendengar hal itu, Arya memejamkan mata sejenak, bingung kenapa istrinya itu selalu membahas soal menikah lagi. Arya merasa Jasmine sedang memaksanya untuk menikah lagi, meskipun ia sendiri sudah melakukannya diam-diam.

Arya merasa terjebak dalam sebuah situasi yang sulit, di antara dua wanita yang sama-sama di cintai.

“Boleh Mas tanya sesuatu?” Tanyanya, suaranya terdengar sedikit ragu, seolah ingin memastikan apakah ia boleh menanyakan hal yang sebenarnya ingin pria itu ketahui.

“Iya, apapun itu Mas.” Jawab Jasmine, suaranya terdengar lembut, suara yang selalu wanita itu tujukan pada Arya.

“Apa kamu udah gak mencintai Mas, Jasmine?” Tanyanya lagi, ingin memastikan bahwa cinta Jasmine padanya tidak pernah pudar.

“Mas ngomong apa sih? Udah pasti aku mencintai Mas lah!”

“Tapi kenapa kamu pengen Mas nikah lagi?” Tanya Arya sedikit kecewa.

Jasmine terdiam, air matanya menetes, membasahi pipinya yang pucat. Wanita itu merasa sangat sedih, karena tidak bisa memberikan apa yang suaminya inginkan. Jasmine merasa tidak sempurna, tidak mampu memenuhi semua kebutuhan Arya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 7

    “Karena aku gak mau kalau sampai Mas jajan di luar sana! Bagaimana pun juga, aku gak mau nyiksa hasrat Mas. Aku gak bisa melayani Mas dan juga gak bisa memberikan anak. Jadi, aku mohon menikahlah lagi, Mas!” Pinta Jasmine. Arya terdiam, hatinya merasa bersalah. Ia merasa sangat bersyukur memiliki istri seperti Jasmine, yang begitu tulus mencintainya dan selalu mengutamakan kebahagiaannya. Arya merasa terharu dengan pengorbanan Jasmine, yang rela melepaskan kebahagiaan wanita itu demi kebahagiaan Arya. “Jasmine...” Arya tidak bisa berkata apa-apa. Merasa sulit untuk menjelaskan bahwa saat ini ia sudah menikah lagi. Namun Arya takut jika istrinya itu sebenarnya tidak siap bahkan nanti malah membuat sakit wanita itu semakin parah. “Aku mohon, Mas... Mas nikah lagi ya! Aku akan bahagia melihat Mas bahagia, asal Mas menikah dengan wanita yang juga mau menerimaku sebagai kakak madunya!” Jelas Jasmine. “Mas akan memikirkan semuanya dulu, sayang.” Jasmine mengangguk, air matanya terus m

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-03
  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 8

    “Mas...” Panggil Maudy. Arya tersenyum, sebuah senyum yang penuh makna. Pria itu kemudian ikut masuk ke dalam bathtub. Air hangat membasahi tubuh keduanya, menciptakan suasana yang menggoda. Maudy yang awalnya gugup, mulai merasakan sensasi yang berbeda. Arya dengan tangannya yang hangat, menelusuri lekuk tubuh wanita itu. Maudy yang awalnya menolak, mulai merasakan ketertarikan yang sama. “Mas, stop! Jangan ke bawah!” Maudy mencegah tangan Arya yang hampir menyentuh area miliknya. “Kenapa?” Suara Arya terdengar semakin berat, gairahnya sudah memuncak. “A-Aku lagi datang bulan,” Jawab Maudy sedikit tersengal. Arya dengan tubuh yang bergetar karena hasrat, menatap Maudy dalam-dalam. Uap air hangat mengepul, membasahi kulit istri mudanya itu, semakin menonjolkan lekuk tubuh Maudy yang indah. Arya merasakan tubuhnya panas, napasnya tersengal-sengal. la merasakan sebuah gelombang keinginan yang tak tertahankan, menyerbu dirinya. “Maudy, saya_” Arya terdiam, kata-kata yang ingin i

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-04
  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 9

    ~SUPERMARKET~Maudy mengambil sebuah troli dan mulai berkeliling, mencari bahan makanan yang dibutuhkan.Maudy mengambil beras yang cukup untuk dirinya selama satu bulan. Setelah itu, ia mengambil beberapa kotak telur ayam. Kemudian beralih ke bagian sayur dan buah, memilih beberapa jenis sayuran hijau dan buah lainnya.Tidak lupa Maudy mengambil beberapa jenis cemilan, juga beberapa minuman.Setelah merasa sudah lengkap, Maudy mendorong troli menuju kasir. Wanita itu menata barang-barang belanjaannya dengan rapi, menunggu giliran untuk membayar.Saat Maudy tengah mengantri, tatapannya terhenti pada seorang wanita yang duduk di kursi roda, dengan wajah pucat pasi. Maudy mengenal wanita itu, Jasmine seseorang yang ia temui di rumah sakit waktu itu.Sementara itu_Jasmine begitu terlihat lemah, tangan wanita itu gemetar, dan keringat dingin menetes di kening. Di samping Jasmine, terdapat seorang asisten rumah tangga dengan wajah panik. “Kan saya sudah bilang, Nyonya. Nyonya jangan ikut,

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-05
  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 10

    Pukul 19.00 wib,Maudy tengah membuat bubur di dapur untuk Jasmine. Sesekali gadis itu mencicipi rasanya, memastikan bubur yang dibuatnya tidak terlalu hambar atau terlalu asin.“Semoga Kak Jasmine suka,” gumamnya sambil tersenyum.Setelah bubur matang, Maudy menuangkannya ke dalam mangkuk. Berjalan keluar menghampiri Jasmine yang tengah beristirahat di kamar.“Kak, buburnya udah jadi. Ini Mudy bikinin khusus buat kakak,” Ucap Maudy tersenyum.Jasmine membuka matanya perlahan, menatap gadis itu, “Makasih, Maudy. Kamu baik banget.”Maudy dengan cekatan membantu Jasmine duduk bersandar, lalu menyuapi Jasmine dengan hati-hati. Jasmine menikmati bubur yang dibuat Maudy dengan Iahap. Membuat gadis itu merasa senang.“Enak gak, kak?” Tanya Maudy menatap wanita di depannya itu, berharap Jasmine suka bubur buatannya.“Hu'um, enak banget.” Jawab Jasmine manggut-manggut sambil mengunyah.Maudy seketika tersenyum senang melihat Jasmine makan bubur itu dengan lahap.Jasmine menghabiskan bubur bu

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-06
  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 11

    “Mas Arya?” Ulang Maudy, membuat Jasmine menoleh. “Nama suami kakak, Arya??” “lya, kenapa?” “Namanya mirip dengan suami aku, kak.” Jawab Maudy apa adanya. “Wah, serius? Kebetulan banget ya.” Jawab Jasmine, tak curiga sama sekali. “Iya, Kak... Maudy yakin kakak pasti sembuh, dan kakak bisa menjalani rumah tangga seperti awal menikah dengan suami kakak.” Maudy merasa iba melihat Jasmine yang terlihat merasa bersalah pada suami wanita itu, padahal ini semua juga bukan kemauan Jasmine. “Itu semua gak mungkin, Maudy. Karena sakit yang kakak alami udah stadium akhir. Bisa dibilang kakak hanya tinggal menunggu waktu.” Ungkap Jasmine dengan mata berkaca-kaca, bayangan dirinya pergi sebelum melihat suaminya menikah lagi rasanya begitu berat. “Kakak jangan ngomong gitu, kita baru kenal bahkan baru beberapa hari bersama. Maudy ingin terus mengenal kak Jasmine dan menghabiskan waktu bersama.” Maudy memeluk Jasmine, rasanya tidak mau berpisah dengan wanita itu. Walaupun yang namanya kematian

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-07
  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 12

    “Arya, kamu mau kemana? Kita belum selesai makan,” Tanya Andika. “Aku gak mau makan di sini lagi. Aku mau pulang saja!!” Kekeuh Arya, muak. “Arya, jangan marah-marah. Kita kan cuma mau bersenang-senang,” Tambah Rian, mencoba merayu sahabatnya itu. Arya mengerutkan kening, “Bersenang-senang? Dengan cara seperti ini?” Tanyanya tergelak sinis. “Kalian berdua sudah gila!!” Bentak Arya, makin geram. “Aku gak mau lagi ngobrol sama kalian. Aku mau pulang!!” “Arya, udah lah... Kita itu kasian sama kamu. Lagian kamu ngapain masih mempertahankan dan setia sama wanita penyakitan begitu, mending cari hiburan. Tenang, wanita-wanita di sini sangat pandai memuaskan kita.” Kata-kata Rian menusuk di telinga Arya seperti belati. Darah di tubuhnya seketika mendidih, amarah yang selama ini dipendam meledak. Arya menarik kemeja Andika dengan kasar, matanya menatap tajam sahabatnya itu. “Kamu boleh menghinaku sepuasmu, tapi jika istriku yang kamu hina dan kamu rendahkan, AKU GAK AKAN TINGGAL DIAM!

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-08
  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 13

    °°° Maudy dan Jasmine tengah asyik menata bunga-bunga aneka warna di atas meja kayu di taman belakang rumah. Maudy dengan gamis panjangnya yang berwarna coklat, tampak serius memilih bunga-bunga mawar merah dan putih, menata dengan hati-hati. Sementara Jasmine, dengan senyum cerianya, sibuk merangkai bunga-bunga lavender dan daisy menjadi bentuk-bentuk unik. “Kak, bunga ini bagus buat di tengahnya gak, ya?” Tanya Maudy, menunjukkan tangkai bunga lili putih yang mekar sempurna. “lya, Maudy. Warnanya cantik, pas banget buat kontras dengan bunga-bunga lainnya.” Keduanya tertawa lepas, saling bertukar ide dan membantu satu sama lain, membuat suasana taman terasa lebih hangat dan penuh cinta. Saat keduanya masih sibuk menatap bunga. Dari arah gerbang, muncul seorang wanita paruh baya dengan langkah lebar dan angkuh. Tas bermerek mahal tergantung di tangannya, seakan menandakan statusnya yang tinggi. Tatapannya tajam, matanya menyiratkan keangkuhan yang tak terselubung. Wanita itu ad

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-09
  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 1

    “Ingat, Maudy, kamu hanya istri simpananku! Jadi jangan pernah menghubungi atau mencariku! Jika aku membutuhkanmu, aku sendiri yang akan datang ke apartemen ini, dan jika kita bertemu di luar, anggap kita tak pernah saling kenal!” Ucap Arya dengan tegas sambil melepas jas pengantinnya, lalu meninggalkan Maudy yang terduduk lesu di ranjang apartemen. Maudy merasa pikirannya kosong, belum bisa memahami sepenuhnya apa yang sedang terjadi. Awalnya ia datang ke Jakarta untuk bekerja di perusahaan Pamannya, namun tak disangka setelah seminggu di sana, ia malah dipaksa menikah dengan seorang pria yang telah memiliki istri. “Kenapa semua ini harus terjadi?” Gumam Maudy dengan suara lemah, merenungkan keadaan yang begitu rumit dan menyakitkan baginya. Arya sendiri memang telah menikah sebelumnya, namun setelah tiga bulan pernikahan, istrinya mengalami penyakit hipotiroidisme. Dimana tubuhnya selalu terasa lemah, dan semakin lama, gairah dalam hubungan mereka pun memudar. Mereka telah menco

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-22

Bab terbaru

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 13

    °°° Maudy dan Jasmine tengah asyik menata bunga-bunga aneka warna di atas meja kayu di taman belakang rumah. Maudy dengan gamis panjangnya yang berwarna coklat, tampak serius memilih bunga-bunga mawar merah dan putih, menata dengan hati-hati. Sementara Jasmine, dengan senyum cerianya, sibuk merangkai bunga-bunga lavender dan daisy menjadi bentuk-bentuk unik. “Kak, bunga ini bagus buat di tengahnya gak, ya?” Tanya Maudy, menunjukkan tangkai bunga lili putih yang mekar sempurna. “lya, Maudy. Warnanya cantik, pas banget buat kontras dengan bunga-bunga lainnya.” Keduanya tertawa lepas, saling bertukar ide dan membantu satu sama lain, membuat suasana taman terasa lebih hangat dan penuh cinta. Saat keduanya masih sibuk menatap bunga. Dari arah gerbang, muncul seorang wanita paruh baya dengan langkah lebar dan angkuh. Tas bermerek mahal tergantung di tangannya, seakan menandakan statusnya yang tinggi. Tatapannya tajam, matanya menyiratkan keangkuhan yang tak terselubung. Wanita itu ad

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 12

    “Arya, kamu mau kemana? Kita belum selesai makan,” Tanya Andika. “Aku gak mau makan di sini lagi. Aku mau pulang saja!!” Kekeuh Arya, muak. “Arya, jangan marah-marah. Kita kan cuma mau bersenang-senang,” Tambah Rian, mencoba merayu sahabatnya itu. Arya mengerutkan kening, “Bersenang-senang? Dengan cara seperti ini?” Tanyanya tergelak sinis. “Kalian berdua sudah gila!!” Bentak Arya, makin geram. “Aku gak mau lagi ngobrol sama kalian. Aku mau pulang!!” “Arya, udah lah... Kita itu kasian sama kamu. Lagian kamu ngapain masih mempertahankan dan setia sama wanita penyakitan begitu, mending cari hiburan. Tenang, wanita-wanita di sini sangat pandai memuaskan kita.” Kata-kata Rian menusuk di telinga Arya seperti belati. Darah di tubuhnya seketika mendidih, amarah yang selama ini dipendam meledak. Arya menarik kemeja Andika dengan kasar, matanya menatap tajam sahabatnya itu. “Kamu boleh menghinaku sepuasmu, tapi jika istriku yang kamu hina dan kamu rendahkan, AKU GAK AKAN TINGGAL DIAM!

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 11

    “Mas Arya?” Ulang Maudy, membuat Jasmine menoleh. “Nama suami kakak, Arya??” “lya, kenapa?” “Namanya mirip dengan suami aku, kak.” Jawab Maudy apa adanya. “Wah, serius? Kebetulan banget ya.” Jawab Jasmine, tak curiga sama sekali. “Iya, Kak... Maudy yakin kakak pasti sembuh, dan kakak bisa menjalani rumah tangga seperti awal menikah dengan suami kakak.” Maudy merasa iba melihat Jasmine yang terlihat merasa bersalah pada suami wanita itu, padahal ini semua juga bukan kemauan Jasmine. “Itu semua gak mungkin, Maudy. Karena sakit yang kakak alami udah stadium akhir. Bisa dibilang kakak hanya tinggal menunggu waktu.” Ungkap Jasmine dengan mata berkaca-kaca, bayangan dirinya pergi sebelum melihat suaminya menikah lagi rasanya begitu berat. “Kakak jangan ngomong gitu, kita baru kenal bahkan baru beberapa hari bersama. Maudy ingin terus mengenal kak Jasmine dan menghabiskan waktu bersama.” Maudy memeluk Jasmine, rasanya tidak mau berpisah dengan wanita itu. Walaupun yang namanya kematian

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 10

    Pukul 19.00 wib,Maudy tengah membuat bubur di dapur untuk Jasmine. Sesekali gadis itu mencicipi rasanya, memastikan bubur yang dibuatnya tidak terlalu hambar atau terlalu asin.“Semoga Kak Jasmine suka,” gumamnya sambil tersenyum.Setelah bubur matang, Maudy menuangkannya ke dalam mangkuk. Berjalan keluar menghampiri Jasmine yang tengah beristirahat di kamar.“Kak, buburnya udah jadi. Ini Mudy bikinin khusus buat kakak,” Ucap Maudy tersenyum.Jasmine membuka matanya perlahan, menatap gadis itu, “Makasih, Maudy. Kamu baik banget.”Maudy dengan cekatan membantu Jasmine duduk bersandar, lalu menyuapi Jasmine dengan hati-hati. Jasmine menikmati bubur yang dibuat Maudy dengan Iahap. Membuat gadis itu merasa senang.“Enak gak, kak?” Tanya Maudy menatap wanita di depannya itu, berharap Jasmine suka bubur buatannya.“Hu'um, enak banget.” Jawab Jasmine manggut-manggut sambil mengunyah.Maudy seketika tersenyum senang melihat Jasmine makan bubur itu dengan lahap.Jasmine menghabiskan bubur bu

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 9

    ~SUPERMARKET~Maudy mengambil sebuah troli dan mulai berkeliling, mencari bahan makanan yang dibutuhkan.Maudy mengambil beras yang cukup untuk dirinya selama satu bulan. Setelah itu, ia mengambil beberapa kotak telur ayam. Kemudian beralih ke bagian sayur dan buah, memilih beberapa jenis sayuran hijau dan buah lainnya.Tidak lupa Maudy mengambil beberapa jenis cemilan, juga beberapa minuman.Setelah merasa sudah lengkap, Maudy mendorong troli menuju kasir. Wanita itu menata barang-barang belanjaannya dengan rapi, menunggu giliran untuk membayar.Saat Maudy tengah mengantri, tatapannya terhenti pada seorang wanita yang duduk di kursi roda, dengan wajah pucat pasi. Maudy mengenal wanita itu, Jasmine seseorang yang ia temui di rumah sakit waktu itu.Sementara itu_Jasmine begitu terlihat lemah, tangan wanita itu gemetar, dan keringat dingin menetes di kening. Di samping Jasmine, terdapat seorang asisten rumah tangga dengan wajah panik. “Kan saya sudah bilang, Nyonya. Nyonya jangan ikut,

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 8

    “Mas...” Panggil Maudy. Arya tersenyum, sebuah senyum yang penuh makna. Pria itu kemudian ikut masuk ke dalam bathtub. Air hangat membasahi tubuh keduanya, menciptakan suasana yang menggoda. Maudy yang awalnya gugup, mulai merasakan sensasi yang berbeda. Arya dengan tangannya yang hangat, menelusuri lekuk tubuh wanita itu. Maudy yang awalnya menolak, mulai merasakan ketertarikan yang sama. “Mas, stop! Jangan ke bawah!” Maudy mencegah tangan Arya yang hampir menyentuh area miliknya. “Kenapa?” Suara Arya terdengar semakin berat, gairahnya sudah memuncak. “A-Aku lagi datang bulan,” Jawab Maudy sedikit tersengal. Arya dengan tubuh yang bergetar karena hasrat, menatap Maudy dalam-dalam. Uap air hangat mengepul, membasahi kulit istri mudanya itu, semakin menonjolkan lekuk tubuh Maudy yang indah. Arya merasakan tubuhnya panas, napasnya tersengal-sengal. la merasakan sebuah gelombang keinginan yang tak tertahankan, menyerbu dirinya. “Maudy, saya_” Arya terdiam, kata-kata yang ingin i

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 7

    “Karena aku gak mau kalau sampai Mas jajan di luar sana! Bagaimana pun juga, aku gak mau nyiksa hasrat Mas. Aku gak bisa melayani Mas dan juga gak bisa memberikan anak. Jadi, aku mohon menikahlah lagi, Mas!” Pinta Jasmine. Arya terdiam, hatinya merasa bersalah. Ia merasa sangat bersyukur memiliki istri seperti Jasmine, yang begitu tulus mencintainya dan selalu mengutamakan kebahagiaannya. Arya merasa terharu dengan pengorbanan Jasmine, yang rela melepaskan kebahagiaan wanita itu demi kebahagiaan Arya. “Jasmine...” Arya tidak bisa berkata apa-apa. Merasa sulit untuk menjelaskan bahwa saat ini ia sudah menikah lagi. Namun Arya takut jika istrinya itu sebenarnya tidak siap bahkan nanti malah membuat sakit wanita itu semakin parah. “Aku mohon, Mas... Mas nikah lagi ya! Aku akan bahagia melihat Mas bahagia, asal Mas menikah dengan wanita yang juga mau menerimaku sebagai kakak madunya!” Jelas Jasmine. “Mas akan memikirkan semuanya dulu, sayang.” Jasmine mengangguk, air matanya terus m

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 6

    Tiba-tiba, ponsel Arya yang terletak di nakas berbunyi. Nada deringnya yang khas, sebuah lagu romantis yang sering ia dengarkan bersama Jasmine, membuat Maudy tersentak, kembali ke kenyataan. Arya mengernyit, melihat layar ponselnya. “Istriku menelepon,” gumamnya, nada suaranya berubah, sedikit gugup. Maudy menunduk, hatinya mulai berdesir. Ia tahu, itu istri pertama suaminya, adalah sosok yang sangat penting dalam hidup Arya. Jasmine adalah wanita yang telah menemani Arya selama bertahun-tahun, wanita yang telah memberikannya cinta, kasih sayang, pada pria di sampingnya. “Saya angkat telepon dulu, kamu diam jangan bersuara!” Tegas Arya, namun ada sedikit kekhawatiran yang tersirat di dalamnya. Maudy mengangguk pelan, matanya berkaca-kaca. Entah apakah dia sudah mulai merasa cemburu atau bagaimana. Ia tahu, prioritas Arya adalah Jasmine, dan pria itu tidak ingin istri pertamanya tahu jika sedang bersama Maudy. Maudy juga tidak protes karena tidak ingin menjadi penyebab keretakan

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 5

    Pukul 17.00 wib, setelah minum obat dan istirahat yang cukup, Maudy merasa tubuhnya mulai membaik, bahkan sekarang ia sudah sibuk memasak untuk dirinya sendiri. “Untungnya isi kulkas penuh, jadi aku gak perlu belanja.” Sebenarnya menjadi istri Arya cukup menguntungkan, ia tidak perlu kerja keras untuk mencari uang, namun rasa bersalah pada Kakak madunya terus menghantui pikirannya. Saat Maudy sedang sibuk membuat ayam goreng mentega, juga tumis kangkung, Maudy terlonjak kaget saat merasakan ada yang menggelung rambutnya yang tergerai bebas. “Astaghfirullah hal adzim, Mas... Kamu ngagetin aku tau,” Bagaimana tidak kaget, ia tinggal di apartemen ini sendiri, jadi saat merasakan ada yang memainkan rambutnya, Maudy langsung kaget. “Kalau lagi masak itu rambutnya di ikat, biar gak ganggu,” Maudy melepas dasinya, lalu mengikatkan dasi itu pada rambut panjang Maudy, “Kamu ngapain masak sih, emang kamu udah mendingan??” Tanya Arya, khawatir. Maudy mengangguk pelan, tak berani men

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status