Share

Bab 6

last update Last Updated: 2025-05-02 19:33:30

Tiba-tiba, ponsel Arya yang terletak di nakas berbunyi. Nada deringnya yang khas, sebuah lagu romantis yang sering ia dengarkan bersama Jasmine, membuat Maudy tersentak, kembali ke kenyataan. Arya mengernyit, melihat layar ponselnya. “Istriku menelepon,” gumamnya, nada suaranya berubah, sedikit gugup.

Maudy menunduk, hatinya mulai berdesir. Ia tahu, itu istri pertama suaminya, adalah sosok yang sangat penting dalam hidup Arya. Jasmine adalah wanita yang telah menemani Arya selama bertahun-tahun, wanita yang telah memberikannya cinta, kasih sayang, pada pria di sampingnya.

“Saya angkat telepon dulu, kamu diam jangan bersuara!” Tegas Arya, namun ada sedikit kekhawatiran yang tersirat di dalamnya.

Maudy mengangguk pelan, matanya berkaca-kaca. Entah apakah dia sudah mulai merasa cemburu atau bagaimana. Ia tahu, prioritas Arya adalah Jasmine, dan pria itu tidak ingin istri pertamanya tahu jika sedang bersama Maudy. Maudy juga tidak protes karena tidak ingin menjadi penyebab keretakan dalam rumah tangga Arya.

[Assalamu'alaikum, Mas. Kamu lagi dimana? Tumben jam segini belum pulang?] tanya Jasmine di seberang telepon dengan suara terdengar bingung. Biasanya, setiap hari Jumat, Arya akan pulang jam dua siang, sedangkan ini sudah jam setengah enam.

“Wa'alaikumussalam, ini baru mau pulang, kamu pengen dibawakan apa sayang? Biar sekalian,” Jawab Arya, lembut dan penuh kasih sayang. Berusaha untuk bersikap normal, meskipun hatinya sedikit gelisah.

Maudy yang masih di pelukan Arya hanya bisa mendengarkan tanpa ikut berbicara.

Matanya mulai berkaca-kaca, menyadari jika dirinya mungkin hanya duri di pernikahan suami dan kakak madunya. Maudy merasa seperti seorang pencuri, yang telah mengambil sesuatu yang tidak seharusnya dimiliki.

[Aku cuman pengen kamu Mas, pulangnya hati-hati jangan ngebut]

“ya sayang, Mas langsung pulang sekarang. Kamu tunggu ya.”

Maudy terdiam, air matanya menetes. Ia tahu, dirinya tidak punya tempat dalam hidup Arya. Ia hanya seorang pelarian, sebuah kesalahan yang mungkin akan berakhir dengan luka yang lebih dalam.

[Ya, mas. Aku tunggu]

Arya mengakhiri panggilan telepon, matanya menatap Maudy dengan rasa bersalah. “Saya harus pulang, saya ambilkan baju dulu untukmu.”

“Nggak usah, Mas. Mendingan sekarang cepat kamu pakai baju dan pulang, takut Kak Jasmine nunggu lama.”

“Oke.” Dengan cepat Arya memakai celana dan kemejanya buru-buru, setelah itu dia mendekati Maudy lagi. “Jangan pernah keluar dari apartemen jika nggak terlalu penting, saya pergi dulu, assalamu'alaikum.”

“Waalaikumsalam.” Jawabnya dengan air mata terus mengalir, tak bisa berkata apa-apa. Maudy hanya bisa merasakan sakit yang menusuk hatinya, sebuah rasa sakit yang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata. “Ingat Maudy, kamu ini cuman pelarian, jangan jadi wanita gila.” Gumamnya.

°°°°

Arya melangkah cepat memasuki rumah, hatinya merasa bersalah dan gelisah. Pria itu melirik jam tangannya, sudah hampir jam tujuh. Jasmine pasti sudah menunggu.

Saat memasuki ruang tamu, matanya tertuju pada Jasmine yang sedang duduk di dekat jendela, menikmati indahnya langit yang sudah gelap.

Sinar rembulan menerpa wajah Jasmine, membuat kulitnya tampak lebih sejuk. Jasmine tampak begitu tenang dan damai, seolah tidak merasakan apa pun yang tengah menggerogoti kesehatannya.

Arya melepas jasnya, memasang senyum yang dibuat-buat, dan menghampiri Jasmine. Ia dengan perlahan memakaikan jasnya ke tubuh sang istri. “Di sini dingin, ayo masuk.”

Jasmine tersenyum, menerima jas suaminya dengan tangan gemetar. “Kamu kok lama banget, Mas?” Tanyanya sedikit kecewa.

“Macet, sayang. Kamu kedinginan ya?” Tanya Arya, matanya menatap wajah Jasmine yang semakin pucat.

Jasmine menggeleng, “Enggak kok. Cuma kangen aja.”

“Mas juga kangen kamu, sayang.”

Kaduanya berjalan menuju sofa, duduk berdampingan. Arya memeluk tubuh Jasmine dengan erat, menghirup aroma tubuh istrinya itu yang wangi.

Arya merasakan sebuah ketenangan yang sulit untuk dijelaskan. Jika di dekat Maudy, wanita itu mampu membuat gairahnya berkobar, sedangkan di dekat Jasmine, memberikan kedamaian.

“Kamu mau makan apa, sayang?” Tanya Arya.

“Aku pengen makan masakan kamu, Mas.” Jawab Jasmine tersenyum.

“Oke, sayang. Kalau gitu Mas masakin.”

Arya bangkit dari sofa sambil menggendong Jasmine, berjalan menuju dapur. Ia ingin melupakan sejenak beban yang tengah membebani hatinya.

Namun di balik senyum itu, Arya merasakan sebuah kegelisahan yang mendalam. Ia tahu, dirinya telah melakukan kesalahan besar, telah mengkhianati kepercayaan Jasmine, wanita yang sangat pria itu cintai. Walaupun wanita itu juga selalu menyuruhnya menikah, namun tetap saja ada rasa takut jika wanita itu mengetahui rahasianya.

Arya memutuskan untuk memasak ayam goreng mentega dan tumis kangkung, menu yang sama seperti yang Maudy masak di apartemen.

Jasmine hanya duduk manis di ruang makan, melihat suaminya yang mulai sibuk dalam memasak. Senyum tipis terukir di bibirnya, melihat Arya yang begitu telaten mengolah bahan makanan. Ia merasa bahagia melihat pria itu yang begitu perhatian padanya.

Aroma masakan yang menggugah selera tercium di seluruh ruangan. Jasmine mencium aroma ayam goreng mentega yang begitu familiar, aroma yang mengingatkannya pada masakan sang ibu.

“Mas, kamu masak apa sih? Wanginya enak banget,” Tanya Jasmine, suaranya terdengar kagum.

“Ayam goreng mentega sama tumis kangkung, sayang. Kamu suka?”

“Pasti aku suka, Mas. Mas kan jago masak,” Jawab Jasmine, matanya berbinar-binar.

Setelah masakan matang, keduanya makan bersama. Jasmine menikmati setiap suapannya, merasakan rasa masakan sang suami. Wanita itu merasa sangat bahagia, terhanyut dalam kebersamaan dengan pria yang sudah tiga tahun bersabar merawatnya.

“Mas, masakan kamu enak banget.” Puji Jasmine sambil terus mengunyah dengan kepala manggut-manggut.

“Mas senang kalau kamu suka, sayang,” Arya tersenyum sembari mengusap lembut kepala Jasmine.

Setelah makan malam, keduanya menuju kamar. Jasmine berada di gendongan pria itu. Karena Arya tidak ingin membuat istrinya kelelahan.

“Mas, aku mau cerita,” Ucap Jasmine, setelah mereka sudah duduk di kasur yang empuk.

“Cerita apa, sayang?” tanyanya, tangannya masih sibuk mengelus rambut istrinya yang mulai menipis.

Di dalam kamar, suasana hening hanya diiringi oleh suara detak jantung mereka yang berdebar kencang. Jasmine menggenggam tangan Arya, menatap wajah suaminya dalam. Jari-jari mereka saling bertautan, seolah ingin mengikat erat sebuah ikatan yang tak kasat mata.

“Aku udah menemukan wanita yang akan menjadi istri, Mas,” Ucap Jasmine, suaranya terdengar lirih.

Mendengar hal itu, Arya memejamkan mata sejenak, bingung kenapa istrinya itu selalu membahas soal menikah lagi. Arya merasa Jasmine sedang memaksanya untuk menikah lagi, meskipun ia sendiri sudah melakukannya diam-diam.

Arya merasa terjebak dalam sebuah situasi yang sulit, di antara dua wanita yang sama-sama di cintai.

“Boleh Mas tanya sesuatu?” Tanyanya, suaranya terdengar sedikit ragu, seolah ingin memastikan apakah ia boleh menanyakan hal yang sebenarnya ingin pria itu ketahui.

“Iya, apapun itu Mas.” Jawab Jasmine, suaranya terdengar lembut, suara yang selalu wanita itu tujukan pada Arya.

“Apa kamu udah gak mencintai Mas, Jasmine?” Tanyanya lagi, ingin memastikan bahwa cinta Jasmine padanya tidak pernah pudar.

“Mas ngomong apa sih? Udah pasti aku mencintai Mas lah!”

“Tapi kenapa kamu pengen Mas nikah lagi?” Tanya Arya sedikit kecewa.

Jasmine terdiam, air matanya menetes, membasahi pipinya yang pucat. Wanita itu merasa sangat sedih, karena tidak bisa memberikan apa yang suaminya inginkan. Jasmine merasa tidak sempurna, tidak mampu memenuhi semua kebutuhan Arya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 110. Tak Tahu Malu

    Maudy masih duduk di sudut kamar, terbenam dalam halaman-halaman buku peninggalan Jasmine yang penuh dengan catatan dan tulisan tangan.Setiap lembar seolah menceritakan kembali kisah hidup yang tertinggal, menghubungkannya dengan apa yang terjadi.la mengernyitkan kening, wajahnya tampak bingung.‘Kalau Kak Jasmine tau mamanya Mas Arya masih hidup, kenapa dia gak bilang sama Mas Arya? Kenapa dia menyimpan semua kebenaran ini sendiri?’Maudy masih ingat dimana, Arya pernah mengatakan bahwa Ibu pria itu telah tiada. Berarti suaminya memang tidak tahu bahwa Ibu kandungnya sebenarnya masih hidup.‘Kenapa banyak teka-teki seperti ini ya?’ pikirnya, frustasi.Maudy merasa seakan berada di tengah labirin misteri yang membingungkan, dan ia tahu harus memilih langkah berikutnya dengan hati-hati. ‘Aku harus kasih tau Mas Arya atau menyelidiki ini semua dulu ya?’ la menatap halaman-halaman yang tidak hanya berisi kata-kata, tetapi juga rahasia yang bisa mengubah hidup seseorang.Maudy menutup b

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 109. Pesan Apalagi?

    “Ka-Karena Azzam bisa cepat istirahat,” Jawab Arya dengan tersenyum kaku, sambil berharap putranya tidak bertanya lebih jauh.Azzam akhirnya hanya mengangguk, seolah menerima alasan itu tanpa terlalu memikirkannya Iagi.“Yuk, sekarang tidur, biar besok pagi Azzam bangun, badannya udah segar!” Maudy menghampiri mereka dan merapikan selimut di atas ranjang.Tidak ingin protes, Azzam naik ke tempat tidur di antara kedua orang tuanya. Membuat Arya sedikit tidak suka.Begitu Azzam naik ke tempat tidur, Arya duduk di tepi ranjang sambil memandangi istri dan anaknya. Namun, ada ide yang tiba-tiba terlintas di kepalanya.“Gimana kalau Mama tidurnya di tengah?” Ucap Arya santai. Di balik kalimatnya, jelas ada harapan tersembunyi, jika Maudy tidur di tengah, ia bisa dengan leluasa memeluk istrinya sepanjang malam, sesuatu yang sangat diinginkannya.Azzam langsung mengerutkan kening, ekspresi bingung muncul di wajahnya. “Terus, Azzam tidulnya di mana?” Tanyanya polos, matanya menatap bergantian

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 108. Gagal lagi

    Pukul 17.00 wib,Setelah seharian bekerja di kantor, Arya memutuskan untuk mengunjungi makam Jasmine. Hati Arya terasa berat, mengingat kembali kenangan indah yang pernah terukir bersama mendiang istrinya.“Nggak apa-apa kan Maudy, kita ke makam Jasmine dulu?” Tanya Arya hati-hati.“Nggak apa-apa, Mas. Yuk cepetan keburu malem.” Jawab Maudy santai, sama sekali tak keberatan.Sesampainya di makam, suasana sekeliling terasa tenang. Arya melangkah mendekat, menatap nisan dengan penuh rasa rindu.“Sini, Maudy. Di samping aku!” Ucap Arya sambil menepuk tempat di sampingnya.“Iya, Mas...” Mereka berdua kemudian membaca tahlil, suara mereka bersatu dalam doa, mengharapkan agar Jasmine diberikan tempat terbaik di sisi-Nya. Setiap kata yang terucap membawa rasa tenang, menyampaikan semua yang tak terucap selama ini.Setelah selesai, Arya mengambil bunga yang mereka bawa dan mulai menaburkannya di atas makam. “Kamu tau, Maudy... Sebelum Jasmine meninggal, dia sempat berpesan agar aku membahagi

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 107. Rencana Aurora

    Aurora tersentak. Ia mencoba membuka suara, meskipun ragu. “Mas... Aku nggak ganggu dia! Dia duluan yang siram aku dengan kuah panas!” Jawabnya membela diri.Arya mendekat, langkahnya mantap dan dingin. “Istriku bukan wanita kasar seperti kamu. Dia nggak mungkin melakukan hal seperti itu!” Bentaknya lagi.“Mas, dia itu ular! Dia pura-pura di depan kamu! Dia_”“DIAMM!!” Bentak Arya, menyela pembicaraan Aurora dengan suara yang bergema, membuat Aurora ersentak mundur. “Kalau kamu berani sentuh istriku lagi, aku akan pastikan Papamu dipecat dari perusahaan ini!!” Tegas Arya, matanya yang tajam tak lepas dari menatap Aurora.Aurora terdiam, kata-kata Arya menghantamnya seperti pukulan keras. Napasnya tercekat, wajahnya memucat. Tak ada lagi yang bisa ia katakan.Arya kemudian berbalik, memeluk Maudy erat-erat, dan melangkah menuju lift tanpa menoleh ke belakang. Suasana tegang masih menyelimuti ruangan, tetapi Aurora tak mampu bergerak atau bersuara.Di pelukan Arya, Maudy menyandarkan k

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 106. Siapa Dia?

    “Bukannya ini almarhum Mama kandungnya Mas Arya? Jadi mereka saling kenal?” Gumam Maudy sambil mencerna setiap detail yang muncul di layar. Ia menemukan foto-foto Elizabeth di berbagai acara.Maudy merasa semakin terdesak untuk mengumpulkan informasi. Ia melakukan pencarian lebih dalam, menggunakan teknik-teknik peretasan sederhana untuk mencari data yang lebih pribadi, jika ada.“Kok aku curiga ya sama Mama tirinya Mas Arya? Aku yakin dia juga pasti lagi nyiapin rencana jika aku muncul!”Mengingat bagaimana kejamnya Elizabeth pada Jasmine saja sudah menjelaskan bagaimana jahatnya wanita itu.“Apa meninggalnya Mama Mas Arya juga ada campur tangan Mama tirinya ya?” Gumam Maudy lagi, menebak.Saat Maudy menyelidiki lebih dalam mengenai hubungan Elizabeth dengan orang-orang terdekatnya, ia mendapati pesan chat antara Elizabeth dan Aurora. Namun sebelum membukanya, tiba-tiba pintu kamar terbuka, dan Arya masuk ke dalam.“Lagi cek pabrik ya?” Tanya Arya, meletakkan tas kerjanya, lalu mengh

  • Jerat Pesona Istri Simpanan    Bab 105. Cari Tahu

    Maudy tengah sibuk memasak di dapur, matanya fokus pada panci yang mengepul di depan. Namun, tiba-tiba ia merasakan sepasang lengan kuat melingkari pinggangnya dari belakang.Arya memeluknya erat, tubuh pria itu yang masih basah sehabis mandi menyentuh punggung Maudy. Kehangatan yang tiba-tiba, membuatnya terdiam sejenak, tubuhnya membeku karena terkejut.“Mas...” Ucap Maudy, menoleh sedikit, matanya membelalak saat menyadari Arya hanya mengenakan handuk yang melingkar di pinggang. “Kamu cuma pakai itu?!”Arya tersenyum penuh arti dan semakin mempererat pelukan. “Aku gak tahan jauh dari kamu,” bisiknya di telinga Maudy, suaranya rendah dan menggoda. Ia menunduk sedikit, menanamkan ciuman kecil di leher istrinya.audy menahan napas, wajah bersemu. Tangannya yang memegang spatula bergetar sedikit. “Mas... Aku lagi masak. Kalau begini, nanti makanannya gosong!” Ucapnya.“Nggak apa-apa, nanti bisa masak lagi... Atau pesen aja!” Jawab Arya, ciumannya semakin menyusuri tengkuk Maudy. Sudah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status