Share

Bab 83

Author: Olivia Yoyet
last update Last Updated: 2025-11-01 15:20:54

83

Haikal nyaris terkekeh menyaksikan raut wajah Lula, yang ditekuk sedemikian rupa. Haikal tahu jika istrinya tengah kesal, seusai mendengar penuturannya, tentang permintaan Giovanni yang ditemuinya tadi pagi menjelang siang.

Haikal mengalihkan pandangan ke putrinya yang sedang berusaha untuk berbalik dan tengkurap. Dia membiarkan Zefa berusaha sendiri, sampai sang bayi berhasil melakukannya.

Haikal segera memiringkan badan Zefa, ketika putrinya itu merengek, karena belum bisa terlalu lama menegakkan kepala. Haikal menyunggingkan senyuman, ketika Zefa akhirnya kesal sendiri dan menangis.

Haikal menggendong anaknya sembari diayun pelan. Lelah sehabis menangis, akhirnya Zefa memejamkan mata dan tertidur dengan mulut menganga.

"Lucu banget. Bikin gemas buat diciumin," ucap Haikal, sebelum mengecup sekilas dahi putrinya. "Kalau tidur gini, Dedek mirip Mama," godanya sambil melirik sang istri.

"Iyalah, anak Mama," balas Lula. "Tapi, sekarang dahinya sama kayak Ayah," lanjutnya.

"Ya,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
~•°Putri Nurril°•~
adem2 yaa bang Hai sekeluarga..
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Jodoh Wasiat Istri    Bab 92

    92Sabtu siang itu, ribuan orang memenuhi gedung PBK. Penjagaan berlapis disiapkan panitia, untuk menghindari pihak media memasuki tempat resepsi.Status Vanetta sebagai aktris luar negeri, menjadikan banyak media ingin meliput acara tersebut. Namun, tidak satu pun perwakilan media yang diizinkan berada di sana. Bahkan tidak ada yang bisa mendekati lokasi, karena penjagaan sangat ketat. Rupert dan seluruh tim Beruang Madu, disiagakan di lobi utama. Sedangkan 100 sekuriti PB disiagakan di seputar area tersebut, dalam radius 300 meter. Termasuk di jalan sempit belakang gedung PBK. Kendatipun kaget, tetapi semua tamu mematuhi semua aturan pihak panitia. Seusai diperiksa di lobi utama, para tamu diantarkan panitia berseragam batik biru muda, ke lantai 10, dengan menggunakan 4 lift yang tersedia.Pemeriksaan berulang di lantai 10. Bahkan seluruh tamu undangan tidak diizinkan untuk membawa ponsel dan kamera beresolusi tinggi, ke aula besar. Mereka diwajibkan menitipkan semua ponsel dan kam

  • Jodoh Wasiat Istri    Bab 91

    91 *Grup DHAK*Zulfi : Assalamualaikum. Selamat datang buat semua komisaris tambahan BHARUDHAK. Perkenalkan, abdi, Zulfi Hamizhan. Komisaris 1, sekaligus direktur utama. Rustam : Halo. Perkenankan aku untuk memperkenalkan diri. Namaku, Rustam Darmaji. Tim lapis 14. Jabatanku, manajer umum.Razak Hanifian : Selamat siang, Semuanya. Perkenalkan, aku Razak Hanifian. Manajer keuangan. Aku juga berasal dari tim lapis 14.Gunandar Ishadi : Aduh! Banyak bos beken. Aku jadi insinyur. Righa Sadewandra : Kamu lulusan komunikasi, @Gunandar. Gimana bisa jadi insinyur? Wirya : Mungkin Gunandar ngarep jadi arsitektur. Yoga : Dia lebih cocok jadi petani anggur.Haryono : Penjual rujak cingur.Andri : Pedagang kue cucur.Hendri : Mamang bajigur. Yanuar : Tengkulak kencur. Zein : Tukang cukur.Marley : Pedagang sayur. Baskara : Petani jamur. Prabu : Tukang gali sumur. Dante : Penjual kasur. Zafran : Pembuat air mancur.Tio : Penjaga Candi Borobudur.Farzan : Ahli akupuntur. Heru : Hobi mai

  • Jodoh Wasiat Istri    Bab 90

    90Waktu terus berjalan. Kehidupan rumah tangga Haikal dan Lula kian harmonis. Meskipun sama-sama sibuk, tetapi mereka selalu menyisihkan waktu berdua saja pada saat-saat tertentu.Pagi itu, Haikal dan Lula berpamitan pada Bariq serta Ghazwa. Mereka akan berangkat ke Bali untuk menghadiri acara resepsi salah satu klien kantor, yang dilakukan di Pulau Dewata. Baadal dan Zefa diajak serta. Begitu pula dengan kedua ajudan, dan Nana. Sedangkan Bariq dan Ghazwa akan menyusul esok sore, bersama Titin dan Darian, Adik bungsu Dimas, yang merupakan anggota tim lapis 17. Haikal dan keluarganya berangkat bersama tim Pramudya dan Baltissen, menggunakan pesawat milik Sultan. Sedangkan para bos lainnya menumpang di pesawat milik keluarga Adhitama. Haikal menggeleng pelan ketika melihat perdebatan Yanuar versus Marley, yang sama-sama ingin menguasai Zefa. Perdebatan itu kian sengit, karena Alvaro, Prabu, dan Panglima, berlakon sebagai tim kompor. "Papi, diam!" desis Malanaya, sebelum menyeret sua

  • Jodoh Wasiat Istri    Bab 89

    89Hari berganti hari. Haikal menunaikan janjinya pada Felix. Sore itu Haikal mendatangi mantan musuhnya itu bersama Lula, Zefa, Rita, Daisaq, Tio, Sultan, Alvaro, dan Gustavo. Serta Yazan, Restu, Emryn, Righa, Gunandar, dan Ghea.Kehadiran mereka disambut hangat Anita dan kedua keponakannya. Mereka berebutan untuk menggendong Zefa, hingga bayi itu tertidur dalam gendongan Anita. Felix yang sudah bisa berbicara lebih lancar, sangat senang bisa bertemu dengan Gustavo dan Sultan. Felix menyampaikan permohonan maaf dirinya dan mendiang Sandro, yang disambut antusias Sultan serta Gustavo. "Kamu kuliah jurusan apa?" tanya Tio sembari memandangi Stefan dengan saksama. "Bahasa Jerman, Om," terang Stefan."Itu bahasa yang sulit, dan masih jarang dikuasai orang kita." "Ya. Aku dari dulu kepengen kuliah di sana. Tapi, karena nggak bisa, akhirnya aku belajar bahasanya aja. Siapa tahu, suatu saat aku bisa kerja sambil kuliah S2 di sana." "Betul. Itu rencana yang bagus." Tio mengalihkan panda

  • Jodoh Wasiat Istri    Bab 88

    88 Berita teraktual mengenai Felix Saptaji, mengejutkan Haikal. Dia dan Alvaro beserta beberapa orang lainnya, segera mendatangi RS Polri untuk menjenguk Felix.Haikal dan rekan-rekannya mesti menunggu belasan menit di lorong dekat ruang perawatan Felix, sebelum diizinkan masuk oleh petugas jaga. Sepasang anak muda yang berada di ruangan itu, serentak berdiri dari sofa, saat melihat sekelompok pria berseragam safari hitam yang tengah memasuki ruangan. Seorang perempuan paruh baya yang duduk di kursi dekat ranjang, berdiri dan menyalami semua tamu. Dia menyentuh lengan kanan Felix dan membangunkan pria itu dengan lembut. "Silakan duduk," ujar Anita, sembari mengarahkan tangan kanannya ke set sofa, dan beberapa kursi di sekitar ruangan. "Boleh saya tahu, kalian dari mana?" tanyanya. "Kami dari Baltissen Grup," jawab Alvaro. "Saya, Alvaro Gustav Baltissen, komisaris 5. Yang ini, Bang Haikal Jabbar, direktur utama, sekaligus komisaris 10," lanjutnya. "Sebelah sana, Wirya, komisaris

  • Jodoh Wasiat Istri    Bab 87

    87Kekisruhan yang terjadi di grup PCT, menjadikan para mentor mereka ikut pusing. Terutama, karena kasus itu akhirnya berkembang menjadi tidak terkendali, dan berimbas ke berbagai proyek bersama. Haikal yang baru beberapa hari lalu pulang dinas dari Eropa, terpaksa menerima permintaan Wirya dan Aswin, untuk ikut menenangkan situasi. Sebab jika masalah intern itu tidak bisa diselesaikan, maka Tio akan mengambil tindakan tegas pada orang-orang yang bersangkutan. Sore itu, Haikal mendatangi kediaman Wirya. Dia ikut menumpang mandi, lalu berbincang dengan ketiga bocah, sembari menunggu Daisaq yang tengah membersihkan diri di toilet kamar tamu. Haikal terkekeh mendengar cerita Marwa tentang teman-teman di sekolahnya, yang pada heboh saat Vanetta datang menjemputnya beberapa hari lalu.Hal serupa juga diceritakan Bayazid. Bahkan, jika Vanetta hendak jalan-jalan, maka Bayazid langsung bersiaga untuk menjadi pengawal perempuan tersebut. "Bang, ikut bentar ke ruang kerja. Aku mau ngomong s

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status