4 jam kemudian.
Ini adalah Perjalanan panjang yang mungkin, sangat membosankan bagi Keyla. Mobil berhenti tepat di halaman rumah kuno yang memiliki desain unik tidak mewah dan tidak juga besar, akan tetapi rumah itu terlihat asri. Papa keluar lebih dulu.Di ikuti mamanya.
"Key, kita sudah sampai, ayo," ucap papanya kemudian, sambil membuka pintu mobil.
Keyla yang tak sengaja sejak di perjalanan saran tertidur langsung membuka mata dan melihat di sekeliling. Diapun turun dengan malas.
"Kamu tau ini rumah siapa?" Mama mendekatinya. Keyla menggeleng.
"Jangan bikin malu di rumah ini, kamu harus terlihat sopan."
Keyla diam hanya menjawab dengan rona wajah datar. Merekapun berjalan menaiki satu persatu tangga di teras rumah itu dan papa mengetuk pintu sembari mengucapkan salam, tak sampai 15 detik salah satu penghuni rumah membukakan pintu.
"Tante Nia dan om Rama, ya?" Tanya gadis muda itu.
"Iya, kamu?" Mama menatapnya heran.
"Tante, om, kakak kenalin aku Riana adiknya kak Andriek," Dia tersenyum dan mengulurkan tangan, menyalami tamu satu persatu setelah itu mempersilahkan mereka masuk.
Di ruang tamu
Pak Rino sudah menunggu.
"Halo, Rin apa kabar?" Papa mendekati seorang lelaki dengan wajah sedikit tirus.
"Halo, Ma. Aku baik-baik saja dan kamu, Bagaimana? Sudah hampir 18 tahun kita tidak pernah bertemu dan wajah kamu tidak berubah masih tampan dan awet muda," ucap Pak Rino datar.
"Iya itu karena hidupku gak ku bikin susah," Papa tertawa. Begitu juga pak Rino, mereka saling memeluk dan berbincang penuh kerinduan, mereka adalah sahabat.
"Riana sekarang kamu panggil Kakakmu," ujar pak Rino kemudian.
"Baik, Yah."
Tak lama setelah itu datanglah sesosok pria gagah dengan wajah tampannya. Dia berjalan dengan tongkat di tangan kanannya.
"Ma, ini putraku, Andriek," Pak Rino memperkenalkan.
"Andriek bagaimana keadaanmu?" Papa mendekatinya sambil menepuk pundak lelaki itu. Dia tersenyum.
"Selalu dalam keadaan baik, Om," jawabnya pelan.
"Syukurlah, ayo, Om, perkenalkan ini Tante Nia, istri om sejak dulu." Papa tersenyum.
"Tante, aku Andriek," dia mengulurkan tangannya.
"Tante Nia," Mama menerima uluran tangannya dan mereka bersalaman.
"Ini Keyla puteri kami," Mama memperkenalkan seorang gadis berwajah cantik yang berada di sampingnya.
"Aku Andriek," Dia mengulurkan tangannya lagi. Tapi Keyla tak menerimanya, dia hanya memandang dengan tatapan benci.
"Key, ulurkan tanganmu," Mama memandang Keyla, tapi Keyla tak memperdulikan perintah mamanya
"Jadi, elo yang namanya Andriek, sorry gue gak selevel sama elo!" ucapnya sinis."Key kamu ngomong apa?" Mama berkata setengah geram bercampur malu.
"Key," Papa juga ikut menatapnya.
"Apasih maksud mama sama papa jodohin Key sama lelaki buta kayak dia? Gak mungkinkan. Kalau sampai temen-temen Key tau, disimpen dimana muka Key, kalian gak punya perasaan!" Mata Keyla tiba-tiba berbinar-binar sedih bercampur tak percaya dengan jodoh yang di pilihkan kedua orang tuanya. "Pokoknya key gak akan menikah sama lelaki buta ini!"
"Key tutup mulutmu, cukup!" Mama membentaknya.
"Mama jahat, Key benci mama!" Diapun menangis dan berlari keluar.
"Key ... Keyla dengerin mama." Mama akan mengejarnya akan tetapi papa segera menarik tangannya.
"Udah, Ma biarin, gak papa."
"Tapi, Pa, Key itu sudah keterlaluan!"
"Ma, di sini dia gak akan pergi kemana-mana," Papa mencoba menenangkannya.
Sementara ketiga keluarga itu terdiam di buatnya. "Rin, maafin tingkah gak sopan puteriku ya."
"Tidak apa-apa, Ma, biasalah emosi anak muda itu labil,"
Sementara Andriek cuma tersenyum mendengar hinaan yang di lontarkan kepada dia.
Sementara Andriek cuma tersenyum mendengar hinaan yang di lontarkan kepada dia."Itulah sebabnya kami sangat bingung menghadapi tingkah key yang semakin hari semakin keras kepala dan kami berharap Andriek bisa merubahnya.""Iya, Andriek kami sangat berharap padamu," Mama pun ikut berbicara dan memandang ekspresi wajah Andriek yang sedikit memerah. "Andriek akan berusaha," jawabnya singkat. Hari-hari berlalu ... Keyla sering menutup dirinya di kamar Dia benci harus bertemu Andriek dalam hidupnya, tentu saja keyla sangat membencinya karena Andriek benar-benar lelaki yang sangat jauh dari kata sempurna. Matanya buta dan Andriek juga bukan dari keluarga kaya ataupun terhormat. Setiap hari bapaknya hanya berkerja sebagai seorang kuli bangunan, sedangkan Andriek berpropesi menjadi pengamen jalanan, yaa bisa di bilang dia pandai memainkan berbagai macam musik dengan suara yang lumayan merdu. Dunia ini seperti tidak adil bagi key
"Biar mamah yang bukain, Pah," Mama Keyla segera beranjak dari tempat duduknya."Key, kamu dari mana saja?"Terdengar suara keras dari mulut mama Keyla. Papa jadi ikut menghampiri. Tapi anak perempuannya itu cuma diam tak menjawab. "Key, kamu?" Papa menatapnya."Maaf, Mam, Pah, Key capek dan Key perlu istirahat," Dia baru menjawab dengan suara datar."Key, jawab dulu pertanyaan Mama kamu darimana?""Mam, Key, capek jadi tolong jangan bertanya apa-apa dulu sama Key," Keyla melangkah meninggalkan kedua orangtuanya.Mama cuma bisa menggelengkan kepalanya dengan kesal. "Pah, mama udah capek ngadepin Key yang selalu aja gitu," Desahnya pelan. "Sabar yaa, Mah, Papah yakin suatu hari nanti Key pasti berubah, kita doain aja, Mah," Papa berusaha menenangkan isteri tercintanya sambil mengelus lembut rambutnya. Hari itu berlalu dengan perasaan mereka masing-masing, Keyla menatap dirinya sendiri di depan cermin. Meman
Keyla membuka pintu kamarnya, kemudian membanting dengan keras dan itu sangat mengejutkan Andriek yang sedang duduk di tepi ranjang. "Ke..key..." Andriek berkata sangat gugup. "Ini semua gara-gara elo ndriek!! Kalau saja mama sama papa gue gak kenal papa loe gak mungkin gue nikah sama loe!" Hardiknya kemudian. "Maafin aku Key? Tapi..." "Tapi apa? Hah .... sueee gue nyesel harus ngeliat loe!" Geramnya. Keyla hanya bisa mengepal tangannya penuh keegoisan. "Maafin aku, Key tapi jodoh itu dari Tuhan, Tuhanlah yang berhak mengaturnya, dan kamulah tulang rusukku itu." "Apa loe bilang tulang rusuk? Hari gini masih aja sok romantis. Loe tu harusnya ngaca udahlah buta gak tau diri lagi!" Keyla tersenyum sinis."Sok..sok an!" Sambungnya lagi. Mendengar hal itu Andriek hanya bisa terdiam dan bersabar karena dia sudah paham kalau Keyla itu sungguh kasar. Keyla mendekat... "Minggir!" Hardiknya kasar. "Eh, inge
Cinta itu suatu keinginan Keinginan memiliki Keinginan untuk hidup bersama Dalam satu arah dan tujuan Ketika kaki kiri telah lelah melangkah Setidaknya masih ada kaki kanan untuk berjalan Terkadang hidup itu seperti menggenggam embun yang basahnya terasa namun bentuknya tak terwujud. "Andriek kamu gak perlu bantuin, cukup papah aja." Mama Nia berkata, ketika di lihatnya Andriek membawa sebuah kotak besar. Dia terlihat sangat mengkhawatir kan menantu nya, karena dia pikir, bahwa mata Andriek buta. "Gak apa-apa kok mah." "Kamu yakin?" Andriek hanya mengangguk dan tersenyum. "Sok!" Keyla langsung nyeletuk. "Key." Mama pun memperhatikannya. "Sopan banget kamu nyambung kayak gitu!" "Kenapa sih mamah selalu aja ngebelain dia, dia itu cuma menantu mam." "Terus..
Di Kamar Apartemen "Andrieeek yang sok-sok an baik, Pliss yaa..jangan tinggal sekamar dengan gue tuh barang-barang loe!" Keyla melempar barang-barangnya.Andriek cuma menghela nafas kecil.Dan kemudian meraba-raba setiap barangnya, keyla cuma menertawainya. "Kasian banget sial ya nikah sama gue." Gerutunya. "Makasih udah perlakuin aku kayak gini." "What, elo bermaksud ngancem gue? Nyadar diri dong loe tu siapa? Artis terkenal? Atau direktur? Dia tersenyum."lucu ! Lanjutnya lagi. "Gak juga tapi roda itu selalu berputar, gak mungkin ban itu, jalannya datar-datar aja. Mungkin hari ini kamu bisa merendahkan orang lain tapi besok, kamu gak akan tau nasib orang itu." "Elo ngecoba nasehatin gue?" "Gak juga tapi bersikaplah sopan!" "Udah udah, ah mual gue ngedengernya. Cepetan beresin semua barang lo!" Andriek tak lagi menjawab, dia langsung merapikan barangnya dan berjalan turun. "Hati-hati
Dirumah kediaman kedua orangtua Keyla. Mama berjalan mondar-mandir di ruang tengah. Sesekali menggerakan tangannya gelisah. "Mah ada apa?" Papa menatapnya dengan raut yang penuh tanda tanya. "Gak ada apa-apa, Pah.""Selagi kejujuran itu baik kenapa harus berbohong?" Mama langsung terpaku dan ikut menatap kearah pria berumur 30 tahunan itu. "Pah, mamah masih mikirin mereka berdua.""Mereka udah sama-sama berumur 20 tahun dan setidaknya mereka bisa bertindak lebih dewasakan." "Tapii, Pah, Mamah masih gak percaya sama keyla dan itu pastinya sangat berat buat Andriek. Keyla itu benar-benar gak perduli sama dia." Suara mama agak meninggi. "Papah, yakin sama Andriek!" "Iya, cuma.""Apa?" "Gak apa-apa, Pah ini hanya kekhawatiran sedikit." "Apakah mamah akan mengunjungi mereka lagi?""Gak, Pah." "Ya udah kalau gitu gak usah terlalu di pikirin." Mama
Tiba-tiba lelaki itu menghantamkan tinjuan ke wajah Andriek, sehingga membuat Andriek jatuh tersungkur.Hidung mancungnya mengeluarkan darah, Andriek mengaduh kesakitan.Mereka tak perduli semakin brutal.Kali ini memaksa serta membentak. "Man duit lo! Cepet dih lama banget sih." Andriek tampak gemetaran dan segera merogoh kantong celananya.Dia bermaksud memberikan semua uangnya.Lelaki yang berpenampilan preman itu tertawa. "Bagus." Sambil mengelus rambut Andriek. "Ini."Andriek memberikan beberapa lembar uang kepadanya.Lelaki itu menerimanya, akan tetapi itu belum cukup membuatnya senang.Lelaki itu menendangnya hingga Andriek terkulai lemah tak berdaya. Matanya berkunang-kunang. Dia teringat. Sayang kamu kenapa? Kamu terluka ayoo kemari ibu akan mengobatimu. Tapi.... Kata-kata itu sudah terjadi beberapa tahun yang lalu. Ketika ibunya masih hidup. Dunia seakan membuatnya terus menderita, semangat juangnya pun hampir
"Jelas itu cowok buta dan ternyata si cewek kayaknya tulus aja deh nerima apa adanya, yakan?" "Iyaa tuh... keliatan mesra lagi." Ratna terkikik di buatnya. "Iih.... Kalian bertiga ngomongin apa sih? Lagian... Ogah gue emang yang lebih sempurna gak ada apa! Gak level, jijik!" Keyla baru menjawab, ketiga sobatnya hanya tertawa mereka udah tau banget Keyla itu cewek seperti apa. Keyla melanjutkan langkahnya, ekspresi wajahnya sedikit kesal. Keyla menatap dengan sinis ketika langkahnya hampir dekat dengan Andriek, Keyla pura-pura tak mengenalnya. Tentu saja, hal itu akan sangat merendahkan pamornya sebagai Keyla cewek primadona di kelasnya. Tak mungkin Keyla mengakui Andriek sebagai suaminya. Seorang pria buta yang telah menikahinya beberapa hari yang lalu. Keyla mempercepat langkahnya tak sampai 10 menit Keyla dan sobatnya sudah sampai di cafee victoria, milik Riyan. Karena ternyata kampus Keyla tak begitu jauh dari posisi cafee itu berada. Seperti biasa