Sementara Andriek cuma tersenyum mendengar hinaan yang di lontarkan kepada dia.
"Itulah sebabnya kami sangat bingung menghadapi tingkah key yang semakin hari semakin keras kepala dan kami berharap Andriek bisa merubahnya."
"Iya, Andriek kami sangat berharap padamu," Mama pun ikut berbicara dan memandang ekspresi wajah Andriek yang sedikit memerah.
"Andriek akan berusaha," jawabnya singkat.
Hari-hari berlalu ...
Keyla sering menutup dirinya di kamar
Dia benci harus bertemu Andriek dalam hidupnya, tentu saja keyla sangat membencinya karena Andriek benar-benar lelaki yang sangat jauh dari kata sempurna.
Matanya buta dan Andriek juga bukan dari keluarga kaya ataupun terhormat.
Setiap hari bapaknya hanya berkerja sebagai seorang kuli bangunan, sedangkan Andriek berpropesi menjadi pengamen jalanan, yaa bisa di bilang dia pandai memainkan berbagai macam musik dengan suara yang lumayan merdu. Dunia ini seperti tidak adil bagi keyla.
Dia kurang apa? Wajahnya cantik, kulitnya putih, tubuhnya ideal, IQ nya juga di atas rata-rata. Apalagi kedua orang tuanya sangat kaya. Dan Riko adalah kekasih pujaan keyla, sudah hampir 4 tahun dia menjalin hubungan dengan pria kaya itu. Tapi kenapa? Dia harus berjodoh pada si Andriek yang sama sekali tidak pernah dia sukai bahkan sangat dia benci.
"Key, buka pintunya mama perlu bicara sama kamu!" Tiba-tiba mama datang dan mengetuk pintu kamarnya.
"Apa yang perlu mama bicarain Mama udah tau kan, Key gak akan menikah dengan pria buta itu!"
"Iya mama tau tapi ...."
"Mam, plis!"
"Key,"
"Gak akan, Mam."
"Dengerin mama dulu, dan buka pintunya sekarang," suara mama sedikit memaksa.
Dengan malas Keyla beranjak dari tempat tidurnya dan membuka pintu.
"Key," Mama menatap wajah cantiknya.
"Sampai kapan kamu akan menolak begini? Andriek itu cowok baik dan kamu gak akan menyesal menikah dengan dia," Lanjutnya lagi, sambil berjalan masuk ke ruang kamar keyla, dia duduk di spring bed empuk itu.
Keyla tak menjawab.
"Dan satu hal lagi yang perlu kamu pikirkan, Mama sama Papa gak akan merestui hubungan kamu sama si Riko jangan membantah!" Mendengar perkataan itu keyla langsung menatap lekat wajah mamanya.
"Mam, apakah mama bisa menjamin kebahagian Key jika menikah dengan Andriek? Key, yakin Key gak akan bahagia. Untuk mengurus dirinya sendiri saja dia tak mampu apalagi kalau sampai mengurus Key, pikir dong, Ma,"
"Key, Andriek memang buta tapi hatinya gak dia itu cowok baik-baik," Keyla menggeleng kepala tak percaya.
"Mama gak akan perduli sama sifat egois kamu suka atau gak suka, cinta atau gak cinta pokoknya kamu harus menikah sama Andriek dengar itu Key! " Mama langsung berdiri dan meninggalkannya.
"Mam," Desahnya kemudian.
"Uhh lo brengsek Andriek!" Keyla berkata kesal dan memaki-maki Andriek.
Keesokan Harinya
Mama keyla duduk termenung di ruang tengah sesekali dia melirik jam dinding yang tertempel rapi. Dia sedang bingung dan sangat bingung sudah 2 hari keyla tidak pulang kerumah, ketika di hubungi nomor ponselnya, selalu tidak aktif. Papa juga di situ sedang serius membaca koran.
"Pah,"
"Apa, Ma?"
"Kok papah tenang-tenangan aja sih sudah 2 hari loh Key gak pulang kerumah."
"Lalu masalahnya apa, Mah?"
"Ya, khawatir kek atau berusaha cari kek!"
Sebelum menjawab papa tersenyum. "Mah, Key itu sudah besar dan dia pasti tau gimana caranya jaga diri."
"Tapi, Pah, Key itu anak perempuan dan sebelumnya key gak pernah kayak begini! " Nada mama sangat khawatir, "Mamah takut Key kenapa-kenapa!"
"Terus mamah udah hubungi si Andini, Queen sama Ratna? Itukan temen mainnya Key, Mah,"
"Sudah, Pah tapi mereka bilang gak tau!"
"Kalau gitu gimana kita cari Key di apartemennya si Riko." Mama langsung menatap suaminya,"Yaa ampunnn kenapa mamah gak kepikiran ya pah ya udahlah, Pah yuk kita pergi."
"Oke!"
Namun ketika mereka akan beranjak tiba-tiba bel rumah berbunyi.
"Biar mamah yang bukain, Pah," Mama Keyla segera beranjak dari tempat duduknya."Key, kamu dari mana saja?"Terdengar suara keras dari mulut mama Keyla. Papa jadi ikut menghampiri. Tapi anak perempuannya itu cuma diam tak menjawab. "Key, kamu?" Papa menatapnya."Maaf, Mam, Pah, Key capek dan Key perlu istirahat," Dia baru menjawab dengan suara datar."Key, jawab dulu pertanyaan Mama kamu darimana?""Mam, Key, capek jadi tolong jangan bertanya apa-apa dulu sama Key," Keyla melangkah meninggalkan kedua orangtuanya.Mama cuma bisa menggelengkan kepalanya dengan kesal. "Pah, mama udah capek ngadepin Key yang selalu aja gitu," Desahnya pelan. "Sabar yaa, Mah, Papah yakin suatu hari nanti Key pasti berubah, kita doain aja, Mah," Papa berusaha menenangkan isteri tercintanya sambil mengelus lembut rambutnya. Hari itu berlalu dengan perasaan mereka masing-masing, Keyla menatap dirinya sendiri di depan cermin. Meman
Keyla membuka pintu kamarnya, kemudian membanting dengan keras dan itu sangat mengejutkan Andriek yang sedang duduk di tepi ranjang. "Ke..key..." Andriek berkata sangat gugup. "Ini semua gara-gara elo ndriek!! Kalau saja mama sama papa gue gak kenal papa loe gak mungkin gue nikah sama loe!" Hardiknya kemudian. "Maafin aku Key? Tapi..." "Tapi apa? Hah .... sueee gue nyesel harus ngeliat loe!" Geramnya. Keyla hanya bisa mengepal tangannya penuh keegoisan. "Maafin aku, Key tapi jodoh itu dari Tuhan, Tuhanlah yang berhak mengaturnya, dan kamulah tulang rusukku itu." "Apa loe bilang tulang rusuk? Hari gini masih aja sok romantis. Loe tu harusnya ngaca udahlah buta gak tau diri lagi!" Keyla tersenyum sinis."Sok..sok an!" Sambungnya lagi. Mendengar hal itu Andriek hanya bisa terdiam dan bersabar karena dia sudah paham kalau Keyla itu sungguh kasar. Keyla mendekat... "Minggir!" Hardiknya kasar. "Eh, inge
Cinta itu suatu keinginan Keinginan memiliki Keinginan untuk hidup bersama Dalam satu arah dan tujuan Ketika kaki kiri telah lelah melangkah Setidaknya masih ada kaki kanan untuk berjalan Terkadang hidup itu seperti menggenggam embun yang basahnya terasa namun bentuknya tak terwujud. "Andriek kamu gak perlu bantuin, cukup papah aja." Mama Nia berkata, ketika di lihatnya Andriek membawa sebuah kotak besar. Dia terlihat sangat mengkhawatir kan menantu nya, karena dia pikir, bahwa mata Andriek buta. "Gak apa-apa kok mah." "Kamu yakin?" Andriek hanya mengangguk dan tersenyum. "Sok!" Keyla langsung nyeletuk. "Key." Mama pun memperhatikannya. "Sopan banget kamu nyambung kayak gitu!" "Kenapa sih mamah selalu aja ngebelain dia, dia itu cuma menantu mam." "Terus..
Di Kamar Apartemen "Andrieeek yang sok-sok an baik, Pliss yaa..jangan tinggal sekamar dengan gue tuh barang-barang loe!" Keyla melempar barang-barangnya.Andriek cuma menghela nafas kecil.Dan kemudian meraba-raba setiap barangnya, keyla cuma menertawainya. "Kasian banget sial ya nikah sama gue." Gerutunya. "Makasih udah perlakuin aku kayak gini." "What, elo bermaksud ngancem gue? Nyadar diri dong loe tu siapa? Artis terkenal? Atau direktur? Dia tersenyum."lucu ! Lanjutnya lagi. "Gak juga tapi roda itu selalu berputar, gak mungkin ban itu, jalannya datar-datar aja. Mungkin hari ini kamu bisa merendahkan orang lain tapi besok, kamu gak akan tau nasib orang itu." "Elo ngecoba nasehatin gue?" "Gak juga tapi bersikaplah sopan!" "Udah udah, ah mual gue ngedengernya. Cepetan beresin semua barang lo!" Andriek tak lagi menjawab, dia langsung merapikan barangnya dan berjalan turun. "Hati-hati
Dirumah kediaman kedua orangtua Keyla. Mama berjalan mondar-mandir di ruang tengah. Sesekali menggerakan tangannya gelisah. "Mah ada apa?" Papa menatapnya dengan raut yang penuh tanda tanya. "Gak ada apa-apa, Pah.""Selagi kejujuran itu baik kenapa harus berbohong?" Mama langsung terpaku dan ikut menatap kearah pria berumur 30 tahunan itu. "Pah, mamah masih mikirin mereka berdua.""Mereka udah sama-sama berumur 20 tahun dan setidaknya mereka bisa bertindak lebih dewasakan." "Tapii, Pah, Mamah masih gak percaya sama keyla dan itu pastinya sangat berat buat Andriek. Keyla itu benar-benar gak perduli sama dia." Suara mama agak meninggi. "Papah, yakin sama Andriek!" "Iya, cuma.""Apa?" "Gak apa-apa, Pah ini hanya kekhawatiran sedikit." "Apakah mamah akan mengunjungi mereka lagi?""Gak, Pah." "Ya udah kalau gitu gak usah terlalu di pikirin." Mama
Tiba-tiba lelaki itu menghantamkan tinjuan ke wajah Andriek, sehingga membuat Andriek jatuh tersungkur.Hidung mancungnya mengeluarkan darah, Andriek mengaduh kesakitan.Mereka tak perduli semakin brutal.Kali ini memaksa serta membentak. "Man duit lo! Cepet dih lama banget sih." Andriek tampak gemetaran dan segera merogoh kantong celananya.Dia bermaksud memberikan semua uangnya.Lelaki yang berpenampilan preman itu tertawa. "Bagus." Sambil mengelus rambut Andriek. "Ini."Andriek memberikan beberapa lembar uang kepadanya.Lelaki itu menerimanya, akan tetapi itu belum cukup membuatnya senang.Lelaki itu menendangnya hingga Andriek terkulai lemah tak berdaya. Matanya berkunang-kunang. Dia teringat. Sayang kamu kenapa? Kamu terluka ayoo kemari ibu akan mengobatimu. Tapi.... Kata-kata itu sudah terjadi beberapa tahun yang lalu. Ketika ibunya masih hidup. Dunia seakan membuatnya terus menderita, semangat juangnya pun hampir
"Jelas itu cowok buta dan ternyata si cewek kayaknya tulus aja deh nerima apa adanya, yakan?" "Iyaa tuh... keliatan mesra lagi." Ratna terkikik di buatnya. "Iih.... Kalian bertiga ngomongin apa sih? Lagian... Ogah gue emang yang lebih sempurna gak ada apa! Gak level, jijik!" Keyla baru menjawab, ketiga sobatnya hanya tertawa mereka udah tau banget Keyla itu cewek seperti apa. Keyla melanjutkan langkahnya, ekspresi wajahnya sedikit kesal. Keyla menatap dengan sinis ketika langkahnya hampir dekat dengan Andriek, Keyla pura-pura tak mengenalnya. Tentu saja, hal itu akan sangat merendahkan pamornya sebagai Keyla cewek primadona di kelasnya. Tak mungkin Keyla mengakui Andriek sebagai suaminya. Seorang pria buta yang telah menikahinya beberapa hari yang lalu. Keyla mempercepat langkahnya tak sampai 10 menit Keyla dan sobatnya sudah sampai di cafee victoria, milik Riyan. Karena ternyata kampus Keyla tak begitu jauh dari posisi cafee itu berada. Seperti biasa
Gadis imut ini bernama Riana Fairuz. Lampu belajar berdiri sangat antusias menemani gadis berpipi merah, dia adalah Riana Adik tersayang Andriek...Sudah hampir 1 jam, dia duduk di bangku sambil mencatat buku hariannya. Matanya terlihat sembab. Dia sedang menangis waktu itu, Dia telah kehilangan ibu dan kini kakaknya pergi karena pernikahannya dengan keyla si cewek sombong. "Riana." Panggil Ayahnya tiba-tiba, dia segera menyeka air matanya. "Apakah kamu sudah tidur? Ayah buka ya pintunya?" Susah payah dia menyahut. "I... iiya Yah buka aja, Riana belum tidur kok." Jawabnya parau. Tak lama kemudian Ayahnya masuk, dia pandangi puteri semata wayangnya. "Riana, Kamu kenapa?" Tanyanya pelan. "Kamu kok nangis." Lelaki tegap dengan wajah tirus terus menatapnya. Riana tersenyum kecil, menyembunyikan kesedihan yang sangat ia rasakan. "Ayah... Riana baik-baik aja kok, siapa bilang Riana nangis tuh kan Riana senyum." Dia terus mencoba tersenyum.